Pertemuan Duka

"Tuan! Dua orang wanita tidak dikenal datang mengganggu. Salah satunya mengaku bahwa dia adalah adiknya nyonya Emily." ujar seorang penjaga rumah.

Zack tidak menunjukkan ekspresi senang sama sekali. Walaupun apa yang dicarinya selama ini telah ditemukan. Kepergian Emily dan fakta mengenai wanita masa lalunya adalah adik dari istrinya sendiri sangatlah berat baginya. Bahkan untuk mencerna itu semua membutuhkan waktu.

Dari tangga Zack memandangi wanita yang beridentitas sebagai Ainsley. Perasaan hangat yang dulu dirasakan tidak ada lagi. Kini hanya ada kebencian di dalam hatinya. Zack benci ketika tidak lagi mencari, wanita itu datang ke hadapannya. Apalagi dalam kondisi buruk seperti saat sekarang.

Penjaga rumah bertanya tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi keributan. Detik itu juga penjaga diperintahkan untuk mengurung Ainsley, sedangkan wanita satunya lagi harus diusir dari rumah. Sesuai perintah tuannya, Ainsley diseret ke sebuah kamar dan dikurung di sana. Ainsley tidak diizinkan meninggalkan rumah tersebut satu langkah pun.

Ainsley yang mendengar suara mobil ambulans segera melongok ke jendela. Dari atas tampak jasad Emily dibawa masuk ke dalam mobil. Ainsley berteriak meminta untuk dilepaskan, namun teriakannya tidak digubris. Semua yang ada di bawah hanya melihatnya dengan tatapan sinis.

Ainsley berpikir sejenak bagaimana caranya bebas. Ainsley tidak bisa keluar melewati jendela karena posisi jendela berhadapan dengan posko. Penjaga rumah hanya akan mengurungnya lagi jika niatnya ketahuan dan mungkin saja tingkat keamanan akan lebih ketat nantinya.

Matanya mengarah pada pintu yang terkunci itu, lalu Ainsley mencari benda apa saja yang bisa mencungkil pintu. Hingga waktu berlalu usahanya tidak membuahkan hasil. Ainsley benar-benar tidak bisa kemana-mana.

***

Zack duduk sambil menatap bisu ambulans di depan. Kehilangan Emily yang tidak pernah disangka bagaikan sebuah tamparan keras. Meskipun hanya menghabiskan waktu sebentar saja bersama Emily, namun Zack tidak bisa membohongi jika dirinya sangat kehilangan.

"Kau sudah lama mencarinya, tetapi saat menemukannya kenapa tidak terlihat senang?" tanya Alvin bingung.

"Heh, senang? Semuanya terjadi karena dia. Kalau dia tidak pergi dan datang tiba-tiba.."

Plak..

Alvin mencengkram kerah baju Zack setelah melayangkan tamparan. Perasaan bersalah sudah membuat Zack hilang kendali sampai akhirnya menyalahkan orang yang tidak ada kaitannya dengan kematian Emily. Untuk itu Alvin berusaha menyadarkan bahwa pemikiran yang seperti itu sangat salah.

"Tidakkah kau baca suratnya dengan teliti? Emily sangat menyayangi adiknya. Kalau tidak dia tidak akan menyuruhmu untuk menikah dengan adiknya."

"Kau sudah tidak waras?!" menyingkirkan tangan Alvin dengan paksa.

Zack terlalu fokus pada kesedihannya sehingga tidak memperhatikan semua kalimat yang ada di dalam surat. Masih bingung dengan kalimat Alvin, surat pun dibaca kembali. Zack berpikir tidak mungkin Emily melakukan hal itu pada suaminya sendiri.

"Turun dari mobilku sekarang juga!" menendang Alvin keluar bersama surat tersebut.

"Kau mengusirku?! Aku sudah membantumu dan ini balasan yang aku dapatkan?" tertawa merasa tidak percaya.

"Bawa surat itu pada ahli dokumen forensik sekarang juga!"

"Aku tidak mau." menolak tegas.

"Aku beri kau waktu dua jam dari sekarang. Kalau tidak kalian tidak akan menerima bayaran bulan ini." menutup pintu.

"Kenapa kau tidak memberikan pekerjaan ini pada James?!" meneriaki kakaknya yang pergi entah kemana.

Kesedihan mendalam menyelimuti suasana pemakaman. Sebelum dimakamkan, Zack mencium kening dan mengusap pipi Emily untuk yang terakhir kalinya. Setelah itu tangan Emily yang dingin digenggam erat olehnya. Zack tidak rela ditinggal pergi oleh Emily.

"Aku ingin melihatnya untuk sebentar lagi." pintanya.

"Nak, hentikan. Pemakaman harus segera dilaksanakan. Relakan istrimu pergi." Aaron merangkul dan melepaskan genggaman tangan Zack dari Emily.

"Bagaimana bisa aku merelakannya?"

"Ini adalah berita duka bagi kita semua. Kau harus tetap kuat."

Pada akhirnya Zack membiarkan mereka melaksanakan pemakaman. Zack mendapatkan begitu banyak ungkapan duka cita dari orang terdekatnya dan mereka menguatkan Zack dengan memeluk kesedihan itu.

"Zack, ayo pulang." ajak Vivienne.

"Aku akan pulang sendiri. Tidak perlu mengikutiku." pergi begitu saja.

Di dalam perjalanan pulang, Zack terbayang wajah Emily yang selalu dilihatnya ketika bangun. Kini Zack tidak bisa lagi melihat wajah itu setiap pagi. Walau tidak mungkin tetapi Zack masih berharap Emily kembali.

Tidak apa jika dia pergi tanpa sepengetahuan, tetapi seharusnya tidak sampai seperti ini.

Zack menghentikan mobil di tengah perjalanan. Dalam suasana sepi tanpa ada kendaraan yang melalui, Zack menangis meluapkan kesedihan dan menyesali perbuatannya yang pernah menyakiti Emily.

***

Berkali-kali Juni memanjat pagar, namun niatnya selalu ketahuan oleh penjaga. Juni begitu gelisah memandangi sekeliling rumah, mencari keberadaan Ainsley kini. Otaknya tidak berhenti memikirkan cara untuk menerobos pagar yang tinggi itu.

Cuaca mendung tadinya bertambah gelap. Suara petir bergemuruh dan sambaran kilat menyilaukan langit. Rintik hujan jatuh satu persatu membasahi pakaian. Juni tidak bisa meninggalkan temannya seorang diri dalam keadaan seperti sekarang. Lantas Juni meminta untuk dibukakan pintu agar tidak kehujanan.

"Lebih baik pulang saja. Jika ada keributan lagi, tuan Zack akan marah besar."

"Tuan Zack?" tercengang.

Juni yang tidak ingin terkena hujan lebih banyak lagi, akhirnya merengek untuk dibukakan pintu. Alhasil rengekan mengantarkannya pada tempat yang teduh. Juni diizinkan untuk berlindung di posko dengan syarat tidak boleh membuat masalah.

"Pemilik rumah ini adalah Zack Hughes?"

"Benar."

"Itu berarti dia suaminya Emily?"

"Benar."

"Dengan kata lain dia adalah kakak iparnya Ainsley?"

"Benar. Haish.. Anda sangat cerewet."

"Satu pertanyaan lagi. Apa teman saya akan baik-baik saja?"

"Saya harap dia tidak membuat suasana hati tuan menjadi kacau."

"Kalau begitu apa penyebab kematian Emily sebenarnya?"

Tin tin..

Sebuah mobil berwarna hitam menunggu di luar. Sambil mengomel sendiri karena tingkah cerewet Juni, penjaga rumah bergegas membuka gerbang. Di saat gerbang sudah terbuka lebar, mobil tersebut melaju ke pekarangan dan berhenti di depan pintu rumah.

Penjaga tadi bergegas mengambil payung di posko, lalu berlari ke arah mobil tadi. Penjaga memayungi Zack sampai hujan tidak lagi membasahi pakaian tuannya. Setelah selesai dengan tugasnya, penjaga itu kembali lagi ke posko.

Zack menunggu Alvin datang menyelesaikan tugas yang diberikan. 2 jam telah berlalu sejak perintah dilontarkan. Alvin terlambat beberapa menit, mengap-mengap setelah berlari dokumen yang dibawa pun disodorkan padanya.

Zack hanya meraih surat Emily yang Alvin sodorkan. Kemudian berlalu pergi membawa surat itu tanpa berniat melihat hasil pemeriksaan terlebih dahulu, karena Zack masih yakin bahwa maksud surat yang Emily tulis bukanlah pernikahan.

Zack masuk ke dalam kamar di mana Ainsley dikurung. Dari cahaya yang masuk melalui pintu, tampak seorang wanita tergeletak di lantai. Wajah yang selama ini dirindukan bisa dilihat jelas olehnya. Anak kecil yang selalu berlarian di kepalanya sudah tumbuh menjadi seorang wanita dewasa.

Perlahan pintu ditutup tidak lagi menampakkan wajah Ainsley. Kini yang tersisa hanyalah kamar yang penuh kegelapan. Zack berhenti ketika jaraknya dengan Ainsley hanya terpaut 2 jengkal saja. Zack menatap Ainsley yang ada di bawah sana.

Zack masih tetap menganggap bahwa Ainsley adalah sumber dari segala masalah. Zack tidak akan menikah jika Ainsley tidak pergi. Emily juga tidak akan mengalami kejadian buruk jika Ainsley datang lebih awal.

Zack memalingkan muka dan melewatinya begitu saja tanpa ada niat untuk membaringkan Ainsley ke tempat yang lebih baik. Zack meletakkan surat di atas meja dan beralih mendekati jendela. Di sana Zack menunggu Ainsley terbangun dengan sendirinya.

Ainsley dibangunkan oleh suara petir yang menyambar. Saat terbangun Ainsley kebingungan kenapa dirinya bisa terbaring di lantai. Kepalanya juga berdenyut sakit. Ainsley berusaha berdiri melawan tubuhnya yang tidak memiliki cukup tenaga.

Ketika sudah berdiri matanya tidak sengaja menatap ke arah jendela. Samar terlihat seseorang sedang berdiri di sana. Kilatan petir yang menerangi sebentar semakin meyakinkan Ainsley bahwa dirinya tidak sedang berhalusinasi. Seorang pria memang berdiri di dekat jendela.

Mengetahui sebuah bayangan lain bergerak, Zack beranggapan jika Ainsley sudah bangun. Tanpa membalikkan badan, Zack menyuruh Ainsley agar segera pergi bersama surat yang sudah diletakkannya di atas meja.

Ainsley memutar badannya untuk pergi, namun suara yang pernah didengarnya terus mengusik pikiran. Ainsley berusaha mengingat siapa pemilik suara tersebut. Sangat mirip dengan suara pria yang mengangkat teleponnya pada malam itu.

Pria yang sangat mencurigakan adalah tuduhannya pada suami Emily. Lantas Ainsley segera melangkah cepat mendekati jendela. Mencengkram kasar kedua lengan pria tersebut dan memberikan tatapan dendam yang mendalam.

"Kau pembunuh! Kau membunuh kakakku! Kembalikan Emily padaku!"

Zack melepas paksa cengkraman dari lengannya dan mengambil secarik kertas di atas meja tadi, lalu memaksa Ainsley untuk menerima surat itu. Kemudian Zack pergi dengan tatapan yang sama pula. Tatapan dendam yang mendalam penuh kebencian.

Penjaga yang mendengar suara teriakan tadinya segera berlari mendatangi sumber suara. Di atas tangga baru saja Zack keluar dari kamar dengan tatapan yang membuatnya ngeri. Tanpa pikir panjang penjaga segera menyeret wanita yang dikurung keluar dari rumah.

Melihat Ainsley seperti sudah sekarat, Juni langsung menyambutnya dengan sebuah pelukan, tangisan pilu kembali terdengar. Seiring tangisan yang terus berjalan, dalam guyuran hujan Juni menuntun Ainsley menuju rumahnya.

Sesampainya di rumah Juni, mereka mengeringkan tubuh dan mengganti pakaian basah dengan pakaian kering. Selain itu teh hangat juga disediakan oleh Juni agar mereka bisa menghangatkan tubuh yang menggigil kedinginan.

"Ley? Kertas apa itu?" melirik kertas yang ada di genggaman tangan Ainsley.

Ainsley melihat genggaman tangannya, lalu membuka lipatan kertas yang sudah kusut. Bersama Juni yang pindah duduk ke sisi sampingnya, mereka membaca tulisan yang ada di dalamnya. Kertas itu adalah surat dari Emily.

Ainsley..

Setelah kematian orang tua kita, kau adalah alasanku untuk bertahan hidup. Terima kasih sudah menjadi alasan menyenangkan itu.

Mungkin saat kau membaca surat ini, aku telah tiada. Memang sangat menyakitkan dan aku menyesal tidak menghabiskan banyak waktu denganmu. Maafkan aku. Suatu saat kau akan mengerti alasan kematianku.

Jangan salahkan dirimu atau Zack atas kepergianku. Zack memang pria yang sombong, tetapi dia tidak lebih dari seorang anak kecil. Aku akan lebih tenang jika kau hidup bahagia bersamanya. Hanya padanya aku bisa mempercayakanmu.

Ley, kau tau? Kau adalah adik terbaik yang pernah ada. Jadi jangan berlarut dalam kesedihan, ya!

Aku yang selalu menyayangimu, Emily..

Pipi yang tadinya sudah kering, kembali dibasahi oleh air mata. Ainsley menangis merasakan kesedihan yang lebih mendalam dari sebelumnya. Begitu pula dengan Juni yang ikut hanyut dalam setiap tulisan di surat tersebut.

***

Zack menghempaskan tubuhnya duduk di samping Alvin yang sibuk menonton sambil mengunyah camilan. Ucapan Ainsley yang mengatakan bahwa dirinya seorang pembunuh masih melekat dipikiran. Zack tidak pernah membayangkan dirinya disebut sebagai seorang pembunuh. Apalagi pembunuh istrinya sendiri.

Zack meraih dokumen yang belum sempat dibacanya. Hasil pemeriksaan menyebutkan bahwa pernikahan adalah kata yang paling dekat untuk menggambarkan sepenggal kalimat yang tertulis di dalam surat. Zack berpikir bahwa hal itu adalah sesuatu yang paling gila di dalam hidupnya.

"Itu adalah wasiat mendiang istrimu. Kau harus melakukannya."

"Aku tidak akan menikahi wanita itu."

"Menyerahlah! Dia akan jadi istrimu selanjutnya." senang atas penderitaan Zack.

Sebenarnya apa yang dipikirkan olehnya? Meskipun mereka bukan saudara kandung, tetapi tetap saja itu tidak masuk akal.

"Alvin, carikan seorang sekretaris untukku."

"Aku tidak ingin lagi terlibat dalam masalahmu. Aku berharap bisa berkata seperti itu, tetapi kau pasti akan mengancamku dengan tidak memberikan gajiku. Pasti begitu, bukan? Baiklah! Aku akan melakukannya." berasumsi sendiri.

Zack kembali ke Casa Felise, tempat terakhir bertemu dengan Emily. Di sana Zack berbaring lesu sambil menatap hadiah yang diberikannya pada Emily di hari pernikahan. Sebuah potret Emily berukuran besar memenuhi satu sisi ruangan.

Dia benar-benar sudah pergi.

Zack menghela napas panjang menikmati kesepian yang dirasakannya. Di malam seperti ini biasanya Emily akan bercerita panjang lebar. Tersenyum dan tertawa hingga mereka akhirnya terlelap, tetapi semua itu hanya tinggal kenangan.

Ketika Zack memunggungi potret Emily, tidak sengaja sebuah kertas yang serupa dengan kertas yang Alvin temukan mencuri perhatian. Kertas itu masih terlipat rapi di atas meja. Zack pun bangkit dan membaca isi surat itu.

Apa kabar, Zack?

Sebelum menulis surat ini, aku menulis surat untuk adikku. Aku harap kau memberikannya padanya. Ya, dia adalah wanita yang ada di gambar yang kau simpan. Namanya Ainsley. Aku tidak tau apa hubunganmu dengannya, tetapi aku yakin kalau kalian saling mencintai.

Maafkan aku. Aku tidak mengatakannya lebih awal padamu karena aku ingin menikmati waktu bersamamu, suamiku. Pertengkaran kita waktu itu.. Tidak ada orang lain di belakang kita. Aku menghindarimu untuk adikku. Aku hanya ingin adikku memilikimu seutuhnya.

Tolong jaga adikku ya, Zack! Aku hanya bisa mempercayakannya padamu.

Aku mencintaimu, Emily..

Malam itu penuh dengan tangisan dan ucapan yang menyalahkan keputusan Emily. Zack yang baru saja menikah dan ditinggal pergi oleh wanita yang akan dijadikan istri satu-satunya membuat pikirannya berakhir kacau.

"Kau sangat konyol. Aku bisa mencintaimu. Aku bisa meninggalkan anak perempuan itu demi istriku sendiri. Mengapa kau tidak memberikan aku waktu untuk itu?" lirihnya.

Terpopuler

Comments

Ummu Istiqomah

Ummu Istiqomah

ceritanya sering lompat, gak jelas alurnya, maaf ya author, coba lebih detail, kadang saya bingung bacanya,

2021-07-15

2

Elly Handayani

Elly Handayani

jadi kenapa kau bawa pulang kertas gambar itu Zack
hadeeeehhhhhhh 🤯🤯🤯

2021-03-22

1

Ester S

Ester S

teerskhir

2021-01-04

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Selimut Kesedihan
2 Episode 2: Membenahi Kehidupan
3 Episode 3: Duplikat Hati
4 Episode 4: Kenangan Lama
5 Episode 5: Kebahagiaan Emily
6 Episode 6: Teman Baru
7 Rahasia Tersembunyi
8 Menolak Takdir
9 Pertemuan Duka
10 Kabar Buruk
11 Berteman Sepi
12 Gaun Pernikahan
13 Angin Lewat
14 Pria Bule
15 Episode 15: Salah Makan
16 Seorang Pencuri
17 Berita Penting
18 Terpaksa Berbohong
19 Situasi Rumit
20 Pria Tua
21 Bisnis Perjodohan
22 Terlambat Pulang
23 Khalayak Ramai
24 Melewati Bersama
25 Memastikan Hati
26 Melindungi Harapan
27 Pemandangan Langka
28 Cangkang Siput
29 Hadiah Penyesalan
30 Mencuri Start
31 Sebuah Kesalahan
32 Menahan Diri
33 Bintang Kecil
34 Menggoda Kekasih
35 Mengulur Waktu
36 Kartu Nama
37 Wanita Lain
38 Secarik Kertas
39 Tolong Aku!
40 Bunga Tulip
41 Efek Lampau
42 Rasa Bersalah
43 Obat Penawar
44 Salah Paham
45 Penderitaan Robin
46 Strategi Penjualan
47 Menanti Pertemuan
48 Mengingkari Janji
49 Takut Kecoak
50 Bersembunyi
51 Pesta Kecil
52 Ancaman Kepemilikan
53 Dansa
54 Kecemburuan
55 Jadwal Egois
56 Mogok Makan
57 Salmon Sushi
58 Cookies
59 Bertemu Juni
60 Dunia Baru
61 Menarik Perhatian
62 Kejutan
63 Episode 63: Pengacau
64 Episode 64: Keburaman
65 Buta
66 Episode 66: Karma
67 Kambuh
68 Syarat
69 Lepas
70 Kehilangan Arah
71 Pulang
72 Mi
73 Tamu Pertama
74 Posisi
75 Terancam
76 Diculik Ibu Tiri
77 Siapa Catrin?
78 Episode 78: Mengasuh Eilaria
79 Kesalahan Aaron
80 Kepergian Jeslyn
81 Terlambat Sadar
82 Menjadi Parasit
83 Perkara Ponsel
84 Menyelamatkan Catrin
85 Kesiaan Rindu
86 Mengasihani Diri
87 Rencana Lidya
88 Berpura-pura Bahagia
89 Jalan Keluar
90 Perseteruan Lama
91 Memulai Kembali
92 Penyamaran Ke-2
93 Tanpa Rencana
94 Benang Merah
95 Tamu Lain
96 Orang Kaya
97 Selamat Tidur
98 Episode 98: Wali Terhormat
99 Tuan & Nona
100 Lelucon Daun
101 Kepala Keluarga
102 Sandaran Bahu
103 Berbagi Hati
104 Seorang Kakak
105 Meminjam Nama
106 Tanpa Jejak
107 Gudang Kosong
108 Pakaian Sempit
109 Satu Atap
110 Dalang Kegelisahan
111 Ingin Pulang
112 Rumah Lama
113 Pasangan Favorit
114 Pil Pelukan
115 Menebak Kalimat
116 Detik Berharga
117 Provokator Asmara
118 Melenyapkan Egois
119 Bahu Sandaran
120 Jiwa Jomlo
121 Bulan Penumbra
122 Penjara Abadi
123 Pengalihan Tahta
124 Nenek
125 Terima Kasih
126 Penting!
127 Episode 1: Meminta Saran
128 Episode 2: Berdamai
129 Episode 3: Kencan Buta
130 Episode 4: Kacamata Hitam
131 Episode 5: Tempat Semula
132 Episode 6: Sekretaris Pribadi
133 Episode 7: Pertemuan Rahasia
134 Episode 8: Membangunkan Gavin
135 Episode 9: Menjalin Waktu
136 Episode 10: Pekerjaan Alea
137 Episode 11: Lembur
138 Episode 12: Larut Malam
139 Episode 13: Tanda Bahaya
140 Episode 14: Kehilangan Pegawai
141 Episode 15: Bertamu
142 Episode 16: Dilema
143 Episode 17: Sebuah Tamparan
144 Episode 18: Terikat Berita
145 Episode 19: Ingin Berkunjung
146 Episode 20: Kebohongan Besar
147 Episode 21: Menyatakan Perasaan
148 Episode 22: Merangkak pada Cahaya
149 Episode 23: Nyctophobia
150 Episode 24: Penolakan Keras
151 Episode 25: Genggaman Tangan
152 Episode 26: Liburan
153 Episode 27: Kemarahan Ainsley
154 Episode 28: Tempat Tidur
155 Episode 29: Mencari Nayra
156 Episode 30: Pengharapan
157 Episode 31: Menceburkan Diri
158 Episode 32: Wanita Aneh
159 Episode 33: Salah Kira
160 Episode 34: Hamil
161 Episode 35: Makan Siang Keluarga
162 Episode 36: Pertemuan Kembali
163 Episode 37: Mengembalikan Ponsel
164 Episode 38: Flashback
165 Episode 39: Kata Maaf untuk Henry
166 Episode 40: Berusaha Bangkit
167 Episode 41: Hubungan Khusus
168 Episode 42: Kemustahilan
169 Episode 43: Satu Persen
170 Episode 44: Kiriman Bunga
171 Episode 45: Kebetulan atau Takdir
172 Episode 46: Terperangkap Hujan
173 Episode 47: Hak Milik
174 Episode 48: Api Kecemburuan
175 Episode 49: Keputusan Willy
176 Episode 50: Keinginan Nayra
177 Episode 51: Obsesi
178 Episode 52: Rumah Nayra
179 Episode 53: Pengaruh Alkohol
180 Episode 54: Penggemar Fanatik
181 Episode 55: Melamar
182 Episode 56: Persiapan Pernikahan
183 Episode 57: Pernikahan
184 Episode 58: Dua Pilihan
185 Episode 59: Waktu Berdua
186 Episode Khusus: Happy Anniversary
187 Episode Khusus: Happy Anniversary 2
188 Episode Khusus: Happy Anniversary 3 (End)
189 Dear Pembaca
Episodes

Updated 189 Episodes

1
Episode 1: Selimut Kesedihan
2
Episode 2: Membenahi Kehidupan
3
Episode 3: Duplikat Hati
4
Episode 4: Kenangan Lama
5
Episode 5: Kebahagiaan Emily
6
Episode 6: Teman Baru
7
Rahasia Tersembunyi
8
Menolak Takdir
9
Pertemuan Duka
10
Kabar Buruk
11
Berteman Sepi
12
Gaun Pernikahan
13
Angin Lewat
14
Pria Bule
15
Episode 15: Salah Makan
16
Seorang Pencuri
17
Berita Penting
18
Terpaksa Berbohong
19
Situasi Rumit
20
Pria Tua
21
Bisnis Perjodohan
22
Terlambat Pulang
23
Khalayak Ramai
24
Melewati Bersama
25
Memastikan Hati
26
Melindungi Harapan
27
Pemandangan Langka
28
Cangkang Siput
29
Hadiah Penyesalan
30
Mencuri Start
31
Sebuah Kesalahan
32
Menahan Diri
33
Bintang Kecil
34
Menggoda Kekasih
35
Mengulur Waktu
36
Kartu Nama
37
Wanita Lain
38
Secarik Kertas
39
Tolong Aku!
40
Bunga Tulip
41
Efek Lampau
42
Rasa Bersalah
43
Obat Penawar
44
Salah Paham
45
Penderitaan Robin
46
Strategi Penjualan
47
Menanti Pertemuan
48
Mengingkari Janji
49
Takut Kecoak
50
Bersembunyi
51
Pesta Kecil
52
Ancaman Kepemilikan
53
Dansa
54
Kecemburuan
55
Jadwal Egois
56
Mogok Makan
57
Salmon Sushi
58
Cookies
59
Bertemu Juni
60
Dunia Baru
61
Menarik Perhatian
62
Kejutan
63
Episode 63: Pengacau
64
Episode 64: Keburaman
65
Buta
66
Episode 66: Karma
67
Kambuh
68
Syarat
69
Lepas
70
Kehilangan Arah
71
Pulang
72
Mi
73
Tamu Pertama
74
Posisi
75
Terancam
76
Diculik Ibu Tiri
77
Siapa Catrin?
78
Episode 78: Mengasuh Eilaria
79
Kesalahan Aaron
80
Kepergian Jeslyn
81
Terlambat Sadar
82
Menjadi Parasit
83
Perkara Ponsel
84
Menyelamatkan Catrin
85
Kesiaan Rindu
86
Mengasihani Diri
87
Rencana Lidya
88
Berpura-pura Bahagia
89
Jalan Keluar
90
Perseteruan Lama
91
Memulai Kembali
92
Penyamaran Ke-2
93
Tanpa Rencana
94
Benang Merah
95
Tamu Lain
96
Orang Kaya
97
Selamat Tidur
98
Episode 98: Wali Terhormat
99
Tuan & Nona
100
Lelucon Daun
101
Kepala Keluarga
102
Sandaran Bahu
103
Berbagi Hati
104
Seorang Kakak
105
Meminjam Nama
106
Tanpa Jejak
107
Gudang Kosong
108
Pakaian Sempit
109
Satu Atap
110
Dalang Kegelisahan
111
Ingin Pulang
112
Rumah Lama
113
Pasangan Favorit
114
Pil Pelukan
115
Menebak Kalimat
116
Detik Berharga
117
Provokator Asmara
118
Melenyapkan Egois
119
Bahu Sandaran
120
Jiwa Jomlo
121
Bulan Penumbra
122
Penjara Abadi
123
Pengalihan Tahta
124
Nenek
125
Terima Kasih
126
Penting!
127
Episode 1: Meminta Saran
128
Episode 2: Berdamai
129
Episode 3: Kencan Buta
130
Episode 4: Kacamata Hitam
131
Episode 5: Tempat Semula
132
Episode 6: Sekretaris Pribadi
133
Episode 7: Pertemuan Rahasia
134
Episode 8: Membangunkan Gavin
135
Episode 9: Menjalin Waktu
136
Episode 10: Pekerjaan Alea
137
Episode 11: Lembur
138
Episode 12: Larut Malam
139
Episode 13: Tanda Bahaya
140
Episode 14: Kehilangan Pegawai
141
Episode 15: Bertamu
142
Episode 16: Dilema
143
Episode 17: Sebuah Tamparan
144
Episode 18: Terikat Berita
145
Episode 19: Ingin Berkunjung
146
Episode 20: Kebohongan Besar
147
Episode 21: Menyatakan Perasaan
148
Episode 22: Merangkak pada Cahaya
149
Episode 23: Nyctophobia
150
Episode 24: Penolakan Keras
151
Episode 25: Genggaman Tangan
152
Episode 26: Liburan
153
Episode 27: Kemarahan Ainsley
154
Episode 28: Tempat Tidur
155
Episode 29: Mencari Nayra
156
Episode 30: Pengharapan
157
Episode 31: Menceburkan Diri
158
Episode 32: Wanita Aneh
159
Episode 33: Salah Kira
160
Episode 34: Hamil
161
Episode 35: Makan Siang Keluarga
162
Episode 36: Pertemuan Kembali
163
Episode 37: Mengembalikan Ponsel
164
Episode 38: Flashback
165
Episode 39: Kata Maaf untuk Henry
166
Episode 40: Berusaha Bangkit
167
Episode 41: Hubungan Khusus
168
Episode 42: Kemustahilan
169
Episode 43: Satu Persen
170
Episode 44: Kiriman Bunga
171
Episode 45: Kebetulan atau Takdir
172
Episode 46: Terperangkap Hujan
173
Episode 47: Hak Milik
174
Episode 48: Api Kecemburuan
175
Episode 49: Keputusan Willy
176
Episode 50: Keinginan Nayra
177
Episode 51: Obsesi
178
Episode 52: Rumah Nayra
179
Episode 53: Pengaruh Alkohol
180
Episode 54: Penggemar Fanatik
181
Episode 55: Melamar
182
Episode 56: Persiapan Pernikahan
183
Episode 57: Pernikahan
184
Episode 58: Dua Pilihan
185
Episode 59: Waktu Berdua
186
Episode Khusus: Happy Anniversary
187
Episode Khusus: Happy Anniversary 2
188
Episode Khusus: Happy Anniversary 3 (End)
189
Dear Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!