Episode 4: Kenangan Lama

Emily mondar-mandir di hadapan Ainsley yang sedang sibuk memainkan ponsel. Dia bingung kapan waktu yang baik untuk mengatakan apa yang ingin dikatakannya sejak tadi. "Ainsley," panggilnya membuat tatapan mata mereka bertemu. "Kalau aku menikah, apa yang akan kau lakukan?" Tanyanya dengan nada canggung.

Ainsley tergelak. "Pertanyaan mendadak apa itu? Tentu saja aku akan sangat senang dan akan menyelamatimu." Memainkan ponsel ditangannya kembali. Suasana yang menjadi hening memunculkan sebuah pertanyaan dan menariknya untuk mengarahkan tatapan kembali pada Emily yang masih berdiam diri di tempat yang sama. "Kau akan menikah?" Sebuah anggukan didapatkan dan seketika membuat dadanya bergejolak senang. "Siapa pria beruntung itu?"

"Dia atasanku, pemilik Hughes Property."

"Kau sungguh beruntung. Aku harus bertemu dengannya sebelum kau menerima lamarannya."

"Aku sudah menerimanya."

Raut wajah Ainsley berubah, yang tadinya bahagia menjadi kecewa setelah mendengar kabar berikutnya dari Emily. Kini bukan senang, melainkan gejolak kemarahan di dada. "Mengapa kau sangat terburu-buru?! Kita tidak tau dia adalah pria yang baik atau tidak. Kau seharusnya lebih teliti akan hal itu."

Emily tersudutkan oleh nada tinggi Ainsley yang selama ini tidak pernah didapatkan. Emosinya jadi terpancing dan tidak sengaja juga meninggikan suara. Dia tentu saja menentang keras ketidaksetujuan Ainsley. "Dia pria yang sangat baik. Aku sudah bekerja dengannya lebih dari empat tahun. Tidakkah kau lihat semua yang kita dapatkan selama ini?"

"Itu waktu yang singkat. Pokoknya aku tidak setuju!"

Hari itu adalah pertengkaran besar pertama mereka selama menjadi saudara. Untuk pertama kalinya pula mereka tidak bertegur sapa sebagai orang yang tinggal bersama dalam satu atap. Mereka memiliki alasan masing-masing dan mereka larut dalam pendapat mereka masing-masing pula.

***

Keesokan harinya Zack mendatangi rumah Emily. Seperti janji yang sudah mereka sepakati sebelumnya, dia yang akan menjemput Emily untuk nantinya bersama-sama mengunjungi rumah keluarganya. Sementara menunggu Emily selesai bersiap-siap, dia mengamati setiap sudut ruangan.

Rumah itu sangat sederhana yang mana hanya memiliki satu kamar, satu kamar mandi, dan ruang santai yang terhubung dengan dapur. Namun, rumah yang tidak begitu luas itu begitu nyaman digunakan. Untuk penghuni yang hanya berjumlah dua orang, rumah tersebut tidaklah buruk.

"Kau tinggal berdua dengan adikmu?" Menghampiri meja makan berukuran mini dan dua kursi yang terdapat di sana.

"Ya." Sengaja mengeraskan suara agar bisa terdengar karena mereka di dalam ruangan yang berbeda.

"Kau sudah mengatakan padanya soal kita?" Duduk sambil menjungkat-jungkitkan kursi.

"Ada sedikit masalah." Berusaha memasang ritsleting di punggung.

"Adikmu tidak menyetujuinya?"

"Adikku memang orang yang seperti itu. Nanti dia juga akan menyerah dengan sendirinya."

Zack beralih ke perabotan yang menurutnya sangat unik, yaitu meja kecil yang terletak di sudut ruangan. Zack menyentuh meja itu tanpa mengganggu dua vas bunga yang mana berbeda jenis tanamannya yaitu lily dan tulip.

"Sepertinya kalian sangat akrab. Ngomong-ngomong siapa nama adikmu?" Deringan ponsel menghentikan percakapan mereka. Zack merogoh sakunya dan segera mengangkat panggilan tersebut. Di seberang sana terdengar suara lembut seorang wanita. "Sudah sampai di mana? Ibu khawatir karena seharusnya kalian sudah datang setengah jam yang lalu."

"Kami sebentar lagi akan berangkat. Wanita sangat lama sekali berdandan."

"Ibu mengerti." Cekikikan seperti memahami betul akan hal itu. "Kami semua sudah berkumpul menunggu kalian. Hati-hati di jalan."

"Baiklah." Ucap Zack kemudian mengakhiri panggilan.

Tidak lama setelah telepon diputus, Emily muncul dan tampil menggunakan pakaian yang berbeda dari biasanya. Tidak seperti pakaian resmi yang dikenakan di kantor, sekarang Emily berdandan dengan tema yang jauh dari kata kesibukan perusahaan.

"Ayo, kita pergi." Ajak Emily tersenyum lebar.

***

Setibanya di tujuan mereka disambut meriah oleh seluruh penghuni rumah terutama oleh Aaron, ayahnya Zack. Alasan sambutan hangat itu adalah karena bisnis mereka pernah memiliki kerja sama yang baik dengan perusahaan ayahnya Emily. Maka dari itu setelah mengetahui siapa nama calon yang akan dibawa, Aaron sangat menanti kedatangan mereka.

"Ini kabar yang sangat baik!! Kita harus melaksanakan pernikahan kalian secepatnya!!" Aaron kemudian terbatuk-batuk lantaran terlalu bersemangat.

"Sayang, jangan terlalu berlebihan dengan kebahagiaanmu. Penyakitmu akan kambuh nantinya." Vivienne yang mana adalah istrinya Aaron menenangkan.

"Ini calon kakak iparmu. Apa kau setuju?" Tanya Aaron pada anaknya yang baru saja datang menghampiri.

"Aku tidak yakin dia akan betah hidup bersama dengan pria ini." Ujar pria yang mana adalah adik tiri Zack.

"Benar sekali!!" Terbahak.

Adik tiri Zack memperkenalkan diri pada Emily, lalu mereka berbincang akrab bersama anggota keluarga lainnya. Sedangkan Zack memilih untuk tidak ikut dan membiarkan Emily berbaur. Dia berlalu pergi menuju taman yang ada di belakang rumah.

"Bagaimana usaha restoranmu?"

"Kau punya restoran?" Tanya Emily ketika mendengar pertanyaan Aaron.

"Kak Emily harus coba menu yang tersaji di restoranku."

"Emily, anak ini sangat berbakat." Aaron mengalihkan tatapan dari Emily kepada anak kebanggannya itu. "Apa kau sudah mengunjungi restoranmu?"

"Belum. Aku akan berkunjung nanti setelah tahun-tahun berikutnya." Tertawa lebar.

"Akhir-akhir ini kau jadi anak yang pemalas." Ucap Aaron kemudian tertawa disusul tawa penghuni lain.

Sementara Zack memandangi taman yang dulu menjadi tempatnya mengenal wajah bahagia seseorang yang sangat dirindukan. Kenangan lama kembali teringat setiap kali melihat taman di rumah itu. Di sana dia pernah melihat Chester dan anak perempuan itu berkejaran.

"Tuan, apa tuan sedang sakit?" Tanya Chester bingung melihat Zack melamun begitu lama.

"Hah?! Tidak!" Melepaskan tatapannya dari wajah anak perempuan di samping Chester.

"Tuan tidak berhenti tersenyum sedaritadi. Apa saya perlu memanggil dokter untuk tuan?"

"Bagaimana bisa orang tersenyum dianggap sakit?!"

Itu adalah kenangan di saat mereka makan di satu meja yang sama. Dia tanpa sadar memperhatikan anak perempuan yang duduk di samping Chester begitu lama hingga mengundang pertanyaan yang menggelitik perut jika dia mengingatnya kembali.

Diam-diam Zack sering memperhatikan putrinya Chester. Meski tidak memiliki kemampuan menggambar namun dia sangat ingin menuangkan segala ekspresi wajah anak perempuan itu ke dalam helaian buku gambar miliknya. Walaupun hasilnya tidak memuaskan, dia tetap melakukan hal yang sama berulang kali.

Zack mengendap-endap mencari tempat bersembunyi agar tidak ketahuan, lalu duduk di balik pilar sembari menggambar anak perempuan tersebut. Tangannya sibuk mengayunkan pensil yang ada dalam genggaman. Kesenangan itu membuat dia tanpa sadar bersenandung.

Beberapa lama kemudian dia tersenyum sambil menatap hasil karya yang sudah siap. Ditambah dengan gambar yang sekarang, bukunya sudah terisi penuh. Satu buku gambar penuh akan objek yang sama. Segala bentuk eskpresi wajah anak itu sudah menjadi koleksi kesehariannya. Kemudian dia memutuskan untuk mengambil buku baru ke kamar.

Namun, dia harus berhenti ketika kepalanya terbentur cukup keras. "Aduh!"

Ternyata anak perempuan itu tadinya sedang berlari akan masuk ke dalam rumah. Mereka sama-sama memegangi bagian kepala yang terbentur. Sangat sakit namun hanya dia yang meringis, sedangkan anak perempuan itu tidak. Dia segera memungut buku yang terjatuh agar gambarnya tidak ketahuan.

Setelah itu mereka saling menatap sebentar sebelum anak perempuan itu menunduk sebagai bentuk permintaan maaf dan berlari pergi meninggalkannya. Sekali lagi Zack dibuat terpesona karena bisa menatap dari jarak dekat. Dia bisa melihat jelas bagaimana indahnya mata anak perempuan itu sekaligus rupa yang sangat cantik.

Esok harinya pun tetap sama, dia menanti kedatangan Chester. Kali ini dia berdandan rapi layaknya orang yang akan mendatangi sebuah acara resmi. Di dalam hati tekadnya sudah bulat untuk berbicara dengan anak perempuan itu hari ini. Dia mengambil buku gambar yang disimpan di dalam sebuah map yang mana di dalamnya terdapat pula kumpulan lembaran nilai. Dari buku gambar itu dia memilih gambar yang paling bagus, lalu memisahkan dari tempatnya dengan sangat hati-hati. Dia berencana untuk memberikannya pada anak perempuan itu.

Suara deruan mobil mengundangnya untuk segera turun dari kamar. Mobil berhenti di parkiran rumah. Dari jauh dia tersenyum menanti mereka yang ada di dalamnya turun dari mobil. Dia menunggu lama sampai akhirnya Chester berada di hadapannya. Senyuman mengendur dan berubah menjadi kebingungan.

"Kau datang sendirian? Mana putrimu?"

"Tuan! Tuan!" Seorang pelayan tiba-tiba berlari ke arah mereka.

Zack dan Chester saling melemparkan tatapan sebelum menatap bingung pelayan yang baru saja datang. Mereka bertanya-tanya kenapa pelayan itu datang tergesa-gesa.

"Tuan datang! Tuan besar sudah pulang!"

Mata terbuka lebar ketika mendengar kabar bahwa orang yang sangat dirindukan akhirnya pulang. Zack sudah menanti lama untuk pertemuan itu dan hari ini adalah saat yang dinantikan. Kabar gembira itu membawanya untuk berlari secepatnya agar bisa menemui sang ayah.

Berita tersebut bukan kebohongan ternyata. Aaron memang baru saja datang memasuki pekarangan rumah. Lantas Zack langsung berlari dan melompat ke dalam pelukan Aaron. Mereka mencurahkan segala rasa kerinduan melalui pelukan. Dua tahun dipisahkan oleh jarak dan waktu telah mereka lalui.

Beberapa saat setelah mencurahkan rasa kerinduan, Aaron mengalihkan pandangan ke arah lain. Di sampingnya ada seorang wanita dan seorang anak laki-laki yang usianya berada di bawah usia putranya. Zack diturunkan dari pelukan dan dikenalkan pada dua orang tersebut. "Zack, kenalkan. Dia akan menjadi adikmu dan kau juga harus terbiasa memanggil wanita di sampingnya dengan sebutan ibu."

Bukannya membalas jabatan tangan dari anak laki-laki itu, sebaliknya Zack menepisnya. Perbuatan tidak sopan itu membuatnya jadi dimarahi. Padahal dia tidak pernah dimarahi sebelumnya oleh sang ayah. Dia segera menjauhi mereka dan berlari ke kamar mengambil map yang selama ini disimpan rapi dalam lemari.

Kedatangan Aaron yang membawa orang asing membuat kertas nilai dalam tiga buah map itu tidak lagi berharga. Padahal dia selalu menanti kedatangan ayahnya dan berharap bisa memamerkan kertas nilai yang sengaja dikumpulkan. Dia juga belajar dengan giat untuk mendapatkan nilai sempurna. Sayangnya hari ini kemarahan membuatnya harus membakar semuanya bersama kepercayaan yang selama ini diberikan ketika tidak ada kabar yang dia terima selama ayahnya pergi.

"Sial!" Umpatnya teringat akan hal penting yang terlupakan.

Bergegas dia berlari mengambil air dan menyirami api yang melalap tumpukan kertas, lalu mencari buku gambar di tengah-tengah debu hitam yang melekat di tangan. Harapannya sirna mengetahui tidak ada gambar yang bisa diselamatkan. Dengan sangat kesal kertas yang sudah menghitam itu diinjak dan ditendang dengan sangat kasar.

Sebuah sentuhan lembut di tangan menyadarkan Zack dari lamunan. Di sampingnya kini sudah berdiri Emily yang memamerkan senyuman tipis. Tangannya yang mengepal kuat digenggam erat oleh Emily. Dia hampir lupa kalau sebentar lagi semua kenangan itu harus dilupakan. Kepalan tangan menjadi longgar dan jemarinya disisipkan di sela jemari Emily. Dia menggenggam tangan Emily dan membalas senyuman itu.

***

Pertemuan itu mendapat keputusan di mana pernikahan akan dilangsungkan bulan depan. Hari yang sibuk semakin dirasakan oleh mereka. Menggantikan kesibukan Zack yang mengurus dua bisnis seorang diri, Emily juga sibuk mempersiapkan pernikahan dengan tangannya sendiri dibantu orang-orang yang berpengalaman.

Di sela kesibukan dia teringat akan pertengkarannya dengan Ainsley. Sudah sangat lama mereka tidak saling menyapa, bahkan ketika pernikahannya semakin dekat. Rasa rindu pada adiknya itu semakin besar. Dia berpikir sebagai kakak harusnya dia bersikap tenang menghadapi adiknya. Penyesalan mulai muncul menghantui diri untuk segera memperbaiki pertengkaran mereka.

Di tempat yang berbeda Ainsley baru saja pulang bekerja. Baru sampai di rumah tubuhnya dibaringkan lemah. Dia mengingat kembali pertengkarannya dengan Emily. Ketakutannya yang terlalu tinggi telah menjauhkannya dari Emily. Padahal dia hanya tidak ingin jika Emily hidup bersama orang yang salah.

Jika diingat lagi sejak Emily bekerja di perusahaan besar itu permasalahan tentang biaya hidup tidak lagi mereka dapatkan. Emily juga selalu pulang dengan wajah ceria di mana menandakan bahwa Emily sangat senang bekerja di sana. Apa dia terlalu berpikir berlebihan dengan menyangkutpautkan rasa takutnya dengan kehidupan Emily?

***

Di dalam mimpi dia terbangun di sebuah padang rumput yang sangat luas. Di sana dia bertemu dengan kedua orangtua angkatnya. Tangisan haru langsung jatuh karena akhirnya dia bisa memeluk sosok yang dirindukan selama ini. Dia mengungkapkan kebahagiaannya bisa bertemu dengan orang baik seperti mereka. Meminta maaf karena telah berbuat nakal dan juga mengatakan kalau dia menyayangi orangtuanya.

Di tengah rindu yang belum habis, datang sosok lain dari belakang punggungnya. Dia ditarik keluar dari dekapan yang menghangatkan diri. Diseret menuju sebuah tempat yang sangat gelap. Entah itu ada di mana, dia tidak tau namun ketakutannya semakin besar dan napasnya terasa sangat sempit.

Dia menoleh ke belakang namun tidak ada siapa-siapa di sana. Kini dia berdiri seorang diri tanpa cahaya yang menyinari. Hanya ada kegelapan yang mengelilingi. Dia tidak tau harus membawa langkahnya kemana dan tidak tau bagaimana harus keluar menyelamatkan diri. Di saat kebingungan menyertai, tiba-tiba bunyi gesekan besi terdengar memenuhi tempat itu. Semakin lama bunyi itu semakin mendekat dan membuatnya berteriak sangat kencang.

Dia membelalakkan mata dan mengatur napasnya yang berantakan. Setelah itu dia duduk dan menenangkan diri. Ternyata apa yang dialaminya tadi hanya mimpi dan dia tau alasan kenapa mimpi itu ada.

Terpopuler

Comments

Tiny Adʝα💞ˡᵘᶜᵃⁱᵐ 🍆

Tiny Adʝα💞ˡᵘᶜᵃⁱᵐ 🍆

ntar lnjut lg baca RL dlu wkwkwk

2020-12-21

1

ANI dfa W⃠🍓ˢˢᶜ🌴

ANI dfa W⃠🍓ˢˢᶜ🌴

aq sampai sini kak renko 😁😁😁 bagus 👍

2020-11-29

1

maura shi

maura shi

sedih bgt zack berperang hati&pikirannya
tenang zack,emily juga baik dia akan membawa mu ke gadis masa lalu mu,itu pun kalo km masih ingat wajahnya ^,^

2020-11-22

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Selimut Kesedihan
2 Episode 2: Membenahi Kehidupan
3 Episode 3: Duplikat Hati
4 Episode 4: Kenangan Lama
5 Episode 5: Kebahagiaan Emily
6 Episode 6: Teman Baru
7 Rahasia Tersembunyi
8 Menolak Takdir
9 Pertemuan Duka
10 Kabar Buruk
11 Berteman Sepi
12 Gaun Pernikahan
13 Angin Lewat
14 Pria Bule
15 Episode 15: Salah Makan
16 Seorang Pencuri
17 Berita Penting
18 Terpaksa Berbohong
19 Situasi Rumit
20 Pria Tua
21 Bisnis Perjodohan
22 Terlambat Pulang
23 Khalayak Ramai
24 Melewati Bersama
25 Memastikan Hati
26 Melindungi Harapan
27 Pemandangan Langka
28 Cangkang Siput
29 Hadiah Penyesalan
30 Mencuri Start
31 Sebuah Kesalahan
32 Menahan Diri
33 Bintang Kecil
34 Menggoda Kekasih
35 Mengulur Waktu
36 Kartu Nama
37 Wanita Lain
38 Secarik Kertas
39 Tolong Aku!
40 Bunga Tulip
41 Efek Lampau
42 Rasa Bersalah
43 Obat Penawar
44 Salah Paham
45 Penderitaan Robin
46 Strategi Penjualan
47 Menanti Pertemuan
48 Mengingkari Janji
49 Takut Kecoak
50 Bersembunyi
51 Pesta Kecil
52 Ancaman Kepemilikan
53 Dansa
54 Kecemburuan
55 Jadwal Egois
56 Mogok Makan
57 Salmon Sushi
58 Cookies
59 Bertemu Juni
60 Dunia Baru
61 Menarik Perhatian
62 Kejutan
63 Episode 63: Pengacau
64 Episode 64: Keburaman
65 Buta
66 Episode 66: Karma
67 Kambuh
68 Syarat
69 Lepas
70 Kehilangan Arah
71 Pulang
72 Mi
73 Tamu Pertama
74 Posisi
75 Terancam
76 Diculik Ibu Tiri
77 Siapa Catrin?
78 Episode 78: Mengasuh Eilaria
79 Kesalahan Aaron
80 Kepergian Jeslyn
81 Terlambat Sadar
82 Menjadi Parasit
83 Perkara Ponsel
84 Menyelamatkan Catrin
85 Kesiaan Rindu
86 Mengasihani Diri
87 Rencana Lidya
88 Berpura-pura Bahagia
89 Jalan Keluar
90 Perseteruan Lama
91 Memulai Kembali
92 Penyamaran Ke-2
93 Tanpa Rencana
94 Benang Merah
95 Tamu Lain
96 Orang Kaya
97 Selamat Tidur
98 Episode 98: Wali Terhormat
99 Tuan & Nona
100 Lelucon Daun
101 Kepala Keluarga
102 Sandaran Bahu
103 Berbagi Hati
104 Seorang Kakak
105 Meminjam Nama
106 Tanpa Jejak
107 Gudang Kosong
108 Pakaian Sempit
109 Satu Atap
110 Dalang Kegelisahan
111 Ingin Pulang
112 Rumah Lama
113 Pasangan Favorit
114 Pil Pelukan
115 Menebak Kalimat
116 Detik Berharga
117 Provokator Asmara
118 Melenyapkan Egois
119 Bahu Sandaran
120 Jiwa Jomlo
121 Bulan Penumbra
122 Penjara Abadi
123 Pengalihan Tahta
124 Nenek
125 Terima Kasih
126 Penting!
127 Episode 1: Meminta Saran
128 Episode 2: Berdamai
129 Episode 3: Kencan Buta
130 Episode 4: Kacamata Hitam
131 Episode 5: Tempat Semula
132 Episode 6: Sekretaris Pribadi
133 Episode 7: Pertemuan Rahasia
134 Episode 8: Membangunkan Gavin
135 Episode 9: Menjalin Waktu
136 Episode 10: Pekerjaan Alea
137 Episode 11: Lembur
138 Episode 12: Larut Malam
139 Episode 13: Tanda Bahaya
140 Episode 14: Kehilangan Pegawai
141 Episode 15: Bertamu
142 Episode 16: Dilema
143 Episode 17: Sebuah Tamparan
144 Episode 18: Terikat Berita
145 Episode 19: Ingin Berkunjung
146 Episode 20: Kebohongan Besar
147 Episode 21: Menyatakan Perasaan
148 Episode 22: Merangkak pada Cahaya
149 Episode 23: Nyctophobia
150 Episode 24: Penolakan Keras
151 Episode 25: Genggaman Tangan
152 Episode 26: Liburan
153 Episode 27: Kemarahan Ainsley
154 Episode 28: Tempat Tidur
155 Episode 29: Mencari Nayra
156 Episode 30: Pengharapan
157 Episode 31: Menceburkan Diri
158 Episode 32: Wanita Aneh
159 Episode 33: Salah Kira
160 Episode 34: Hamil
161 Episode 35: Makan Siang Keluarga
162 Episode 36: Pertemuan Kembali
163 Episode 37: Mengembalikan Ponsel
164 Episode 38: Flashback
165 Episode 39: Kata Maaf untuk Henry
166 Episode 40: Berusaha Bangkit
167 Episode 41: Hubungan Khusus
168 Episode 42: Kemustahilan
169 Episode 43: Satu Persen
170 Episode 44: Kiriman Bunga
171 Episode 45: Kebetulan atau Takdir
172 Episode 46: Terperangkap Hujan
173 Episode 47: Hak Milik
174 Episode 48: Api Kecemburuan
175 Episode 49: Keputusan Willy
176 Episode 50: Keinginan Nayra
177 Episode 51: Obsesi
178 Episode 52: Rumah Nayra
179 Episode 53: Pengaruh Alkohol
180 Episode 54: Penggemar Fanatik
181 Episode 55: Melamar
182 Episode 56: Persiapan Pernikahan
183 Episode 57: Pernikahan
184 Episode 58: Dua Pilihan
185 Episode 59: Waktu Berdua
186 Episode Khusus: Happy Anniversary
187 Episode Khusus: Happy Anniversary 2
188 Episode Khusus: Happy Anniversary 3 (End)
189 Dear Pembaca
Episodes

Updated 189 Episodes

1
Episode 1: Selimut Kesedihan
2
Episode 2: Membenahi Kehidupan
3
Episode 3: Duplikat Hati
4
Episode 4: Kenangan Lama
5
Episode 5: Kebahagiaan Emily
6
Episode 6: Teman Baru
7
Rahasia Tersembunyi
8
Menolak Takdir
9
Pertemuan Duka
10
Kabar Buruk
11
Berteman Sepi
12
Gaun Pernikahan
13
Angin Lewat
14
Pria Bule
15
Episode 15: Salah Makan
16
Seorang Pencuri
17
Berita Penting
18
Terpaksa Berbohong
19
Situasi Rumit
20
Pria Tua
21
Bisnis Perjodohan
22
Terlambat Pulang
23
Khalayak Ramai
24
Melewati Bersama
25
Memastikan Hati
26
Melindungi Harapan
27
Pemandangan Langka
28
Cangkang Siput
29
Hadiah Penyesalan
30
Mencuri Start
31
Sebuah Kesalahan
32
Menahan Diri
33
Bintang Kecil
34
Menggoda Kekasih
35
Mengulur Waktu
36
Kartu Nama
37
Wanita Lain
38
Secarik Kertas
39
Tolong Aku!
40
Bunga Tulip
41
Efek Lampau
42
Rasa Bersalah
43
Obat Penawar
44
Salah Paham
45
Penderitaan Robin
46
Strategi Penjualan
47
Menanti Pertemuan
48
Mengingkari Janji
49
Takut Kecoak
50
Bersembunyi
51
Pesta Kecil
52
Ancaman Kepemilikan
53
Dansa
54
Kecemburuan
55
Jadwal Egois
56
Mogok Makan
57
Salmon Sushi
58
Cookies
59
Bertemu Juni
60
Dunia Baru
61
Menarik Perhatian
62
Kejutan
63
Episode 63: Pengacau
64
Episode 64: Keburaman
65
Buta
66
Episode 66: Karma
67
Kambuh
68
Syarat
69
Lepas
70
Kehilangan Arah
71
Pulang
72
Mi
73
Tamu Pertama
74
Posisi
75
Terancam
76
Diculik Ibu Tiri
77
Siapa Catrin?
78
Episode 78: Mengasuh Eilaria
79
Kesalahan Aaron
80
Kepergian Jeslyn
81
Terlambat Sadar
82
Menjadi Parasit
83
Perkara Ponsel
84
Menyelamatkan Catrin
85
Kesiaan Rindu
86
Mengasihani Diri
87
Rencana Lidya
88
Berpura-pura Bahagia
89
Jalan Keluar
90
Perseteruan Lama
91
Memulai Kembali
92
Penyamaran Ke-2
93
Tanpa Rencana
94
Benang Merah
95
Tamu Lain
96
Orang Kaya
97
Selamat Tidur
98
Episode 98: Wali Terhormat
99
Tuan & Nona
100
Lelucon Daun
101
Kepala Keluarga
102
Sandaran Bahu
103
Berbagi Hati
104
Seorang Kakak
105
Meminjam Nama
106
Tanpa Jejak
107
Gudang Kosong
108
Pakaian Sempit
109
Satu Atap
110
Dalang Kegelisahan
111
Ingin Pulang
112
Rumah Lama
113
Pasangan Favorit
114
Pil Pelukan
115
Menebak Kalimat
116
Detik Berharga
117
Provokator Asmara
118
Melenyapkan Egois
119
Bahu Sandaran
120
Jiwa Jomlo
121
Bulan Penumbra
122
Penjara Abadi
123
Pengalihan Tahta
124
Nenek
125
Terima Kasih
126
Penting!
127
Episode 1: Meminta Saran
128
Episode 2: Berdamai
129
Episode 3: Kencan Buta
130
Episode 4: Kacamata Hitam
131
Episode 5: Tempat Semula
132
Episode 6: Sekretaris Pribadi
133
Episode 7: Pertemuan Rahasia
134
Episode 8: Membangunkan Gavin
135
Episode 9: Menjalin Waktu
136
Episode 10: Pekerjaan Alea
137
Episode 11: Lembur
138
Episode 12: Larut Malam
139
Episode 13: Tanda Bahaya
140
Episode 14: Kehilangan Pegawai
141
Episode 15: Bertamu
142
Episode 16: Dilema
143
Episode 17: Sebuah Tamparan
144
Episode 18: Terikat Berita
145
Episode 19: Ingin Berkunjung
146
Episode 20: Kebohongan Besar
147
Episode 21: Menyatakan Perasaan
148
Episode 22: Merangkak pada Cahaya
149
Episode 23: Nyctophobia
150
Episode 24: Penolakan Keras
151
Episode 25: Genggaman Tangan
152
Episode 26: Liburan
153
Episode 27: Kemarahan Ainsley
154
Episode 28: Tempat Tidur
155
Episode 29: Mencari Nayra
156
Episode 30: Pengharapan
157
Episode 31: Menceburkan Diri
158
Episode 32: Wanita Aneh
159
Episode 33: Salah Kira
160
Episode 34: Hamil
161
Episode 35: Makan Siang Keluarga
162
Episode 36: Pertemuan Kembali
163
Episode 37: Mengembalikan Ponsel
164
Episode 38: Flashback
165
Episode 39: Kata Maaf untuk Henry
166
Episode 40: Berusaha Bangkit
167
Episode 41: Hubungan Khusus
168
Episode 42: Kemustahilan
169
Episode 43: Satu Persen
170
Episode 44: Kiriman Bunga
171
Episode 45: Kebetulan atau Takdir
172
Episode 46: Terperangkap Hujan
173
Episode 47: Hak Milik
174
Episode 48: Api Kecemburuan
175
Episode 49: Keputusan Willy
176
Episode 50: Keinginan Nayra
177
Episode 51: Obsesi
178
Episode 52: Rumah Nayra
179
Episode 53: Pengaruh Alkohol
180
Episode 54: Penggemar Fanatik
181
Episode 55: Melamar
182
Episode 56: Persiapan Pernikahan
183
Episode 57: Pernikahan
184
Episode 58: Dua Pilihan
185
Episode 59: Waktu Berdua
186
Episode Khusus: Happy Anniversary
187
Episode Khusus: Happy Anniversary 2
188
Episode Khusus: Happy Anniversary 3 (End)
189
Dear Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!