Berteman Sepi

Setelah Robin menyelesaikan urusan dengan pemilik kontrakan, mereka masuk ke dalam rumah yang disewa oleh Ainsley. Mereka bermaksud mengambil barang-barang Ainsley untuk dibawa ke rumah yang akan ditempati nantinya setelah menikah.

Selagi menunggu Robin mengemasi barang-barang tersebut, Zack duduk di kursi yang ada di dekat dapur dan menjungkat-jungkitkan kursi itu. Pernah mengalami hal serupa sebelumnya, Zack teringat momen di mana dirinya menjemput Emily.

"Adikku memang orang yang seperti itu! Nanti dia juga akan menyerah dengan sendirinya!" bersuara pelan menirukan gaya Emily berbicara.

Seperti mengulang kejadian sebelumnya, Zack beralih ke meja kecil yang terletak di sudut ruangan. Masih ada 2 vas bunga di sana. Bunga yang ditanam pun masih kelihatan sangat segar. Seperti dirawat dengan sangat baik oleh pemiliknya.

"Sepertinya kalian sangat akrab. Ngomong-ngomong siapa nama adikmu?" menyambung drama yang sempat berhenti.

"Namanya.. Ainsley." berubah sedih.

Jika waktu bisa diulang, apa yang akan terjadi jika Zack tau bahwa Ainsley adalah adik Emily pada saat itu. Bisakah Zack dan Ainsley menikah dan hidup bahagia atau paling tidak Emily tidak akan pergi dalam keadaan yang buruk.

"Semuanya sudah siap, tuan."

"Hanya itu?" melirik satu koper di samping Robin.

"Ya, tuan."

"Miris sekali hidupnya. Kau juga bisa membawa dua vas bunga itu." menoleh ke sebuah meja, lalu berlalu pergi.

Sebelum naik ke dalam mobil, Zack menyuruh Robin untuk tetap menunggu Ainsley di luar saja. Zack tidak ingin jika dirinya menemui wanita yang menyebutnya sebagai seorang pembunuh. Harga dirinya sangat lah mahal jika harus menunggu Ainsley secara langsung.

Lama menunggu akhirnya yang ditunggu pun datang. Di ujung sana tampak Ainsley berjalan sambil memikirkan sesuatu. Ainsley memikirkan jadwal pekerjaan yang harus dicocokkan dengan jadwal kuliah. Di samping itu Ainsley juga belum memberitahukan perihal kelulusannya pada manajer.

"Aku harus membicarakannya dengan manajer besok." gumamnya.

Tidak sengaja melihat Robin sedang berdiri di dekat rumahnya, Ainsley segera berjalan cepat menghindari. Ainsley tidak ingin berurusan dengan pemilik Hughes Property itu lagi. Namun Ainsley terlambat menyadari sebuah koper berdiri pula di sana.

"Ini milikku!" merebut koper.

"Maaf atas kelancangan saya karena telah masuk ke rumah nona tanpa izin terlebih dahulu. Saya hanya menjalankan perintah dari tuan."

"Perintah? Apa maksudmu?"

"Hari ini nona akan tinggal di apartemen yang akan dijadikan tempat tinggal nona dan tuan setelah menikah."

"Pernikahannya masih beberapa hari lagi. Mengapa aku harus tinggal bersamanya hari ini?!"

"Tuan tidak bisa meluangkan banyak waktu untuk datang ke tempat nona. Seperti yang sudah saya katakan, tuan adalah orang yang sibuk."

"Apa maksudmu meluangkan waktu? Aku tidak pernah melihatnya atau pun bertemu dengannya." di akhir kalimat melirik mobil hitam yang terparkir.

Ainsley mengayunkan kaki dengan cepat ke arah mobil tersebut. Sampai di sana gagang pintu yang terkunci itu diayunkan dan jendela mobil digedor-gedor. Meskipun sudah menerawang pun Ainsley tidak bisa melihat apa-apa dari luar, sehingga tidak dapat dipastikan dengan jelas suami kakaknya ada di dalam sana atau tidak.

Robin begitu terkejut melihat sikap Ainsley. Robin yang tidak ingin Zack menjadi marah segera mengalihkan pembicaraan agar Ainsley berhenti menganggu ketentraman Zack di dalam sana.

"Tuan tidak akan tinggal bersama nona hari ini."

"Kenapa tidak dia saja yang berbicara langsung padaku?"

"Saya sudah menjawab pertanyaan itu. Tuan sangatlah sibuk."

"Kita bisa bicarakan masalah ini bersama-sama. Bukannya membuat keputusan sepihak seperti ini. Lagi pula kita tidak saling menyukai. Lalu kenapa harus menikah?" seolah berbicara pada orang yang ada di dalam mobil, namun tetap tidak mendapatkan respon.

"Kita pergi sekarang nona?" tetap mengalihkan pembicaraan.

Setelah berpikir panjang, akhirnya Ainsley menyerah. Dengan raut putus asa Ainsley memalingkan wajah dan berjalan lemas ke rumahnya. Sebelum pergi Ainsley meminta waktu sebentar untuk mengambil sesuatu yang penting.

Di sisi lain Zack yang duduk di bangku penumpang berada dalam posisi setengah berdiri. Jemarinya menempel di sebuah tombol yang ada di bangku depan. Zack tidak bisa berkata-kata lantaran sikap Ainsley yang membuat dirinya sangat terkejut dan menjengkelkan, sehingga tanpa sadar dirinya menghindar dengan memencet tombol yang membuat semua pintu terkunci secara otomatis.

Zack turun dari mobil setelah tidak lagi melihat Ainsley di luar. Kemudian meminta Robin untuk membawa Ainsley ke Casa Felise, sedangkan dirinya akan tinggal di rumah kediaman.

Tidak beberapa lama setelah itu, James yang telah dihubungi oleh Zack sebelumnya datang. Zack menghubungi James dengan tujuan untuk mengantarkannya menuju rumah kediaman. Selain itu ada hal yang perlu dipastikan kembali bersama James.

"Kau sudah menyelidikinya?"

"Sudah, tuan. Nona Ainsley adalah orang yang sama dengan yang tuan cari."

"Bagaimana latar belakangnya?"

"Kehidupan nona di panti asuhan tidak berjalan lancar. Nona pernah diadopsi oleh enam orang yang berbeda. Banyak orang yang tidak menyukai keberadaan nona, termasuk orang yang mengadopsi nona."

"Kehidupannya sekarang?"

"Tidak sebahagia saat bersama keluarga Anderson. Selain itu beberapa kali nona dipecat karena selalu mengalami penindasan."

"Bukankah seharusnya dia menjadi korban di sini? Kenapa dia yang dipecat?"

"Komentar negatif mengenai nona telah menurunkan pendapatan mereka. Dibandingkan mempertahankan, mereka lebih memilih untuk memecat nona."

"Dan sekarang dia bekerja di restoran itu?"

"Tuan lebih tau bagaimana sikap pemilik restoran terhadap pegawainya." menerima tatapan tajam dari Zack.

James baru tersadar jika Zack tidak suka dianggap dekat dengan pemilik restoran, karena hubungan mereka berdua tidak lah baik. James pun meminta maaf atas kesalahannya.

"Apa ada informasi mengenai Sam?" melupakan kekesalannya pada James.

"Sangat sulit untuk menggali informasi mengenai Sam. Dia sangat lihai menyembunyikan identitasnya."

"Aku selalu merasa ada hal aneh dibalik sikap Sam yang tiba-tiba menanyakan kerinduanku pada ibu."

***

Ainsley menatap seluruh isi ruangan. Mengumpulkan momen di mana ketika dirinya bersama Emily. Menangis, tertawa, bertengkar, mengejek, dan mengusili. Semua itu disimpannya dalam satu wadah yaitu hati. Ainsley ingin membawa semua itu pergi bersamanya.

Ainsley yang tidak ingin larut dalam kesedihan, mengusap air matanya. Ainsley meyakinkan diri jika hari esok akan ada celah untuk dirinya bisa hidup bahagia. Lalu dengan menguatkan hati Ainsley pun menutup pintu, membalikkan badan, dan menjauh pergi.

Berbeda seperti sebelumnya, pintu mobil yang tadinya terkunci kini terbuka lebar. Tidak ada siapa pun di dalamnya. Hanya ada Robin yang sudah bersiap untuk mengendarai mobil. Tidak ingin memusingkan hal yang sudah berlalu, Ainsley menaiki mobil.

Sejenak Ainsley termenung membayangkan sesuatu yang menggelitik perutnya. Jika dipikirkan kembali hal itu adalah sesuatu yang memalukan sewaktu masih kecil. Itu adalah momen di mana Ainsley berkumpul dengan keluarga yang mengadopsinya.

"Mily!! Lihatlah!! Semua pohon bergerak!! Bahkan jalanan juga bergerak!!" menunjuk kaca mobil.

"Kita yang bergerak, Ley." Emily tertawa diikuti oleh tawa ayah dan ibunya.

"Aku hanya duduk diam, Mily!!" sengaja mematung agar mereka bisa melihat keajaiban itu.

Lagi-lagi mereka menertawakan tingkah lucu Ainsley yang menganggap bahwa semua yang ada di luar sana bergerak. Padahal mobil lah yang melaju membawa dirinya, sehingga membuat jalanan dan pepohonan seperti sedang bergerak.

"Aku percaya sekarang. Jalannya bergerak." mengacak rambut Ainsley sembari tertawa.

Kejadian lucu itu membuat Ainsley tertawa tanpa sadar, sehingga Robin yang mendengar merasa aneh. Robin pun menanyakan penyebab Ainsley tertawa dan Ainsley menjawabnya dengan kalimat yang semakin membuat Robin bingung.

"Jalannya bergerak."

Setibanya di Casa Felise, Ainsley tidak berhenti dibuat takjub oleh kemegahan gedung tersebut. Seluruh fasilitas dan pelayanan sangat berkelas. Tidak akan ada yang berani mendatangi tempat itu kalau tidak memiliki kantong yang tebal.

Hingga tiba di apartemen yang akan ditempatinya pun, Ainsley masih tercengang. Tidak habis pikir jika kakaknya menikah dengan pria yang sangat kaya, karena yang diketahuinya selama ini hanya sebatas Emily menikah dengan pemilik perusahaan terkenal.

"Robin, apa tuanmu serius dengan ini? Aku tidak apa-apa jika tinggal di tempat yang biasa saja. Dia tidak perlu sampai menyewa sebuah apartemen mewah ini untuk ditinggali."

"Kamar nona ada di sana." menunjuk sebuah kamar yang ada di dekat tangga.

"Uh-huh! Baiklah." melihat ke arah yang ditunjuk.

"Tuan akan memakai kamar yang ada di lantai atas. Di sebelah sini adalah ruangan kerja tuan. Saya tidak menyarankan nona untuk masuk ke dalam, karena tuan tidak suka orang lain masuk ke ruangan kerjanya." menunjuk sebuah ruangan di belakang mereka berdiri.

"Baiklah." hanya manggut-manggut mendengarkan penjelasan Robin.

"Nona juga bisa memakai dapur. Kulkas juga sudah diisi dengan bahan makanan yang mungkin saja nona butuhkan untuk memasak. Apa ada yang ingin nona tanyakan atau butuhkan, yang mungkin terlewatkan oleh saya?"

"Tidak ada."

"Kalau begitu saya akan kembali ke kantor sekarang. Silahkan nona beristirahat." berpamitan.

Baru beberapa langkah, Robin berbalik mengatakan satu hal penting lainnya yang terlupakan. Sambil tersenyum Robin berkata, "Oh, ya! Saya lupa memberitahunya pada nona. Tuan tidak menyewa apartemen ini karena tuan adalah pemilik Casa Felise."

Ainsley terduduk lantaran terkejut ketika mengetahui bahwa Casa Felise sebenarnya adalah milik suami Emily. Ainsley menggeleng tidak percaya dan menerka-nerka seberapa kaya sebenarnya pemilik Hughes Property sampai bisa membangun apartemen semewah itu.

"Kau benar-benar menikah dengan pria kaya, Mily."

Pemilik perusahaan terkenal Hughes Property, pemilik apartemen mewah Casa Felise, bahkan kenyataan mengenai pernikahan yang hanya dipersiapkan selama 1 minggu saja bukanlah sesuatu yang sulit bagi pria kaya tersebut. Hal itu seakan menjadi berita yang tidak sanggup untuk Ainsley dengar.

Masih dalam keadaan tidak percaya, Ainsley beranjak ke kamar yang ditunjuk Robin tadi. Ainsley menghampiri sebuah lemari ukir yang cantik, lalu memindahkan pakaian dari koper ke dalam sana. Tidak perlu waktu lama menyusunnya, karena barang-barang yang dimilikinya tidak begitu banyak.

Setelah selesai Ainsley kembali duduk di ruang tamu. Ainsley memperhatikan sekelilingnya dengan seksama. Tubuh yang tadinya duduk dengan tegak perlahan beringsut. Ainsley mulai kebingungan harus melakukan apa di apartemen sebesar itu.

Kruuk..

Bunyi yang berasal dari perut menggema di ruangan yang begitu sunyi. Ainsley segera beranjak ke sisi dapur untuk melihat apa ada sesuatu yang bisa dimakan. Ainsley membuka kulkas dan lemari mencari-cari, namun tidak ada yang bisa dimakannya. Hanya ada bahan makanan yang belum diolah.

Ainsley tidak bisa memasak. Selama ini Emily lah yang memasakkan makanan untuk dirinya. Emily yang selalu bangun pagi untuk menyiapkan sarapan sebelum berangkat bekerja. Emily yang terkadang menyempatkan diri pulang di sela kesibukan hanya untuk memasak lantaran tidak ingin Ainsley terus menyeduh mi instan. Di saat seperti ini membuat Ainsley rindu untuk mencicipi makanan yang dibuatkan oleh Emily.

"Maaf, Emily. Hari ini aku makan mi instan lagi." gumamnya.

Ainsley memutuskan untuk berkunjung ke minimarket terdekat. Di sana Ainsley mengitari jejeran yang menyediakan mi instan dan mengambilnya beberapa. Tidak lupa beberapa makanan ringan sebagai pengganjal perut jikalau lapar nanti.

Saat akan membayar tidak sengaja Ainsley bertemu dengan pegawai restoran yang satu tempat kerja dengannya yaitu Lexa. Di meja kasir Lexa sedang membayar barang belanjaan pula. Spontan Ainsley menundukkan kepala berharap Lexa tidak sadar bahwa dirinya juga ada di sana.

Setelah Lexa pergi, Ainsley menyelesaikan pembayaran. Kemudian keluar dari minimarket. Di luar Ainsley celingak-celinguk memastikan keberadaan Lexa. Pencariannya menemukan hasil. Lexa tengah berdiri menunggunya di samping minimarket. Lantas Ainsley segera memalingkan wajah seperti tidak melihat apa-apa, lalu secepat mungkin menghilang dari hadapan Lexa.

"Hey!" tidak digubris oleh Ainsley.

Ainsley mengunci pintu apartemen dan berdiri dibaliknya. Ainsley mengatur napas yang tersenggal karena berlari. Di sela itu Ainsley bertanya-tanya mengapa harus menghindari Lexa. Apalagi Lexa sudah berbaik hati mengembalikan benda miliknya yang terjatuh. Seharusnya dirinya berterimakasih untuk hal itu, bukannya lari kocar-kacir.

"Pertemuan selanjutnya aku akan mengucapkan terima kasih dengan cara yang baik." membulatkan tekad.

Namun Ainsley kembali terbayang tatapan Lexa yang membuatnya ngeri untuk melancarkan niatnya. Akhirnya sementara waktu Ainsley menyingkirkan bayangan itu dengan menyeduh mi instan.

**

Keesokan harinya ketika akan pergi bekerja, Ainsley menuruni tangga darurat secepat mungkin. Butuh waktu lama dirinya sampai ke lantai utama karena apartemennya berada di lantai 7. Bukan hanya waktu yang dihabiskan, tetapi juga tenaga.

"Seharusnya aku bangun pagi sekali agar tidak terlambat!" berteriak seorang diri di tangga yang sepi.

Tinggal 1 pijakan terakhir dan Ainsley bebas dari perjalanan yang menyiksa dirinya. Ainsley tampak begitu lelah bermandikan keringat. Sampai di lantai utama pun Ainsley harus mengatur napas agar bisa melanjutkan perjalanan.

"Saya baru akan menemui nona. Tapi apa nona baru saja berolahraga?" memperhatikan wajah Ainsley.

"Aku harus pergi bekerja." mengusap peluh yang mengalir di wajah.

"Bekerja? Oh! Baiklah. Sebelum itu saya harus memberitahukan beberapa hal penting pada nona."

"Tapi aku sudah hampir terlambat."

"Kalau begitu bagaimana jika kita membicarakannya sambil mengantar nona pergi bekerja?"

Ainsley berpikir jika saran Robin untuk saat ini adalah pilihan yang terbaik. Mengingat waktu yang dimilikinya semakin sedikit. Ainsley pun langsung menyetujui dan mengikuti Robin menuju mobil.

Terpopuler

Comments

al - one ' 17

al - one ' 17

karakter emily baik neh disini

2021-03-21

1

ANI dfa W⃠🍓ˢˢᶜ🌴

ANI dfa W⃠🍓ˢˢᶜ🌴

sam, stella, paman emily 🤔🤔🤔

2020-11-29

1

IKA 🌹SSC🌷💋plf

IKA 🌹SSC🌷💋plf

Emily sosok yg bertanggung jawab, tapi knp dia harus d singkirkan secepat iniiiiih

2020-11-29

3

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Selimut Kesedihan
2 Episode 2: Membenahi Kehidupan
3 Episode 3: Duplikat Hati
4 Episode 4: Kenangan Lama
5 Episode 5: Kebahagiaan Emily
6 Episode 6: Teman Baru
7 Rahasia Tersembunyi
8 Menolak Takdir
9 Pertemuan Duka
10 Kabar Buruk
11 Berteman Sepi
12 Gaun Pernikahan
13 Angin Lewat
14 Pria Bule
15 Episode 15: Salah Makan
16 Seorang Pencuri
17 Berita Penting
18 Terpaksa Berbohong
19 Situasi Rumit
20 Pria Tua
21 Bisnis Perjodohan
22 Terlambat Pulang
23 Khalayak Ramai
24 Melewati Bersama
25 Memastikan Hati
26 Melindungi Harapan
27 Pemandangan Langka
28 Cangkang Siput
29 Hadiah Penyesalan
30 Mencuri Start
31 Sebuah Kesalahan
32 Menahan Diri
33 Bintang Kecil
34 Menggoda Kekasih
35 Mengulur Waktu
36 Kartu Nama
37 Wanita Lain
38 Secarik Kertas
39 Tolong Aku!
40 Bunga Tulip
41 Efek Lampau
42 Rasa Bersalah
43 Obat Penawar
44 Salah Paham
45 Penderitaan Robin
46 Strategi Penjualan
47 Menanti Pertemuan
48 Mengingkari Janji
49 Takut Kecoak
50 Bersembunyi
51 Pesta Kecil
52 Ancaman Kepemilikan
53 Dansa
54 Kecemburuan
55 Jadwal Egois
56 Mogok Makan
57 Salmon Sushi
58 Cookies
59 Bertemu Juni
60 Dunia Baru
61 Menarik Perhatian
62 Kejutan
63 Episode 63: Pengacau
64 Episode 64: Keburaman
65 Buta
66 Episode 66: Karma
67 Kambuh
68 Syarat
69 Lepas
70 Kehilangan Arah
71 Pulang
72 Mi
73 Tamu Pertama
74 Posisi
75 Terancam
76 Diculik Ibu Tiri
77 Siapa Catrin?
78 Episode 78: Mengasuh Eilaria
79 Kesalahan Aaron
80 Kepergian Jeslyn
81 Terlambat Sadar
82 Menjadi Parasit
83 Perkara Ponsel
84 Menyelamatkan Catrin
85 Kesiaan Rindu
86 Mengasihani Diri
87 Rencana Lidya
88 Berpura-pura Bahagia
89 Jalan Keluar
90 Perseteruan Lama
91 Memulai Kembali
92 Penyamaran Ke-2
93 Tanpa Rencana
94 Benang Merah
95 Tamu Lain
96 Orang Kaya
97 Selamat Tidur
98 Episode 98: Wali Terhormat
99 Tuan & Nona
100 Lelucon Daun
101 Kepala Keluarga
102 Sandaran Bahu
103 Berbagi Hati
104 Seorang Kakak
105 Meminjam Nama
106 Tanpa Jejak
107 Gudang Kosong
108 Pakaian Sempit
109 Satu Atap
110 Dalang Kegelisahan
111 Ingin Pulang
112 Rumah Lama
113 Pasangan Favorit
114 Pil Pelukan
115 Menebak Kalimat
116 Detik Berharga
117 Provokator Asmara
118 Melenyapkan Egois
119 Bahu Sandaran
120 Jiwa Jomlo
121 Bulan Penumbra
122 Penjara Abadi
123 Pengalihan Tahta
124 Nenek
125 Terima Kasih
126 Penting!
127 Episode 1: Meminta Saran
128 Episode 2: Berdamai
129 Episode 3: Kencan Buta
130 Episode 4: Kacamata Hitam
131 Episode 5: Tempat Semula
132 Episode 6: Sekretaris Pribadi
133 Episode 7: Pertemuan Rahasia
134 Episode 8: Membangunkan Gavin
135 Episode 9: Menjalin Waktu
136 Episode 10: Pekerjaan Alea
137 Episode 11: Lembur
138 Episode 12: Larut Malam
139 Episode 13: Tanda Bahaya
140 Episode 14: Kehilangan Pegawai
141 Episode 15: Bertamu
142 Episode 16: Dilema
143 Episode 17: Sebuah Tamparan
144 Episode 18: Terikat Berita
145 Episode 19: Ingin Berkunjung
146 Episode 20: Kebohongan Besar
147 Episode 21: Menyatakan Perasaan
148 Episode 22: Merangkak pada Cahaya
149 Episode 23: Nyctophobia
150 Episode 24: Penolakan Keras
151 Episode 25: Genggaman Tangan
152 Episode 26: Liburan
153 Episode 27: Kemarahan Ainsley
154 Episode 28: Tempat Tidur
155 Episode 29: Mencari Nayra
156 Episode 30: Pengharapan
157 Episode 31: Menceburkan Diri
158 Episode 32: Wanita Aneh
159 Episode 33: Salah Kira
160 Episode 34: Hamil
161 Episode 35: Makan Siang Keluarga
162 Episode 36: Pertemuan Kembali
163 Episode 37: Mengembalikan Ponsel
164 Episode 38: Flashback
165 Episode 39: Kata Maaf untuk Henry
166 Episode 40: Berusaha Bangkit
167 Episode 41: Hubungan Khusus
168 Episode 42: Kemustahilan
169 Episode 43: Satu Persen
170 Episode 44: Kiriman Bunga
171 Episode 45: Kebetulan atau Takdir
172 Episode 46: Terperangkap Hujan
173 Episode 47: Hak Milik
174 Episode 48: Api Kecemburuan
175 Episode 49: Keputusan Willy
176 Episode 50: Keinginan Nayra
177 Episode 51: Obsesi
178 Episode 52: Rumah Nayra
179 Episode 53: Pengaruh Alkohol
180 Episode 54: Penggemar Fanatik
181 Episode 55: Melamar
182 Episode 56: Persiapan Pernikahan
183 Episode 57: Pernikahan
184 Episode 58: Dua Pilihan
185 Episode 59: Waktu Berdua
186 Episode Khusus: Happy Anniversary
187 Episode Khusus: Happy Anniversary 2
188 Episode Khusus: Happy Anniversary 3 (End)
189 Dear Pembaca
Episodes

Updated 189 Episodes

1
Episode 1: Selimut Kesedihan
2
Episode 2: Membenahi Kehidupan
3
Episode 3: Duplikat Hati
4
Episode 4: Kenangan Lama
5
Episode 5: Kebahagiaan Emily
6
Episode 6: Teman Baru
7
Rahasia Tersembunyi
8
Menolak Takdir
9
Pertemuan Duka
10
Kabar Buruk
11
Berteman Sepi
12
Gaun Pernikahan
13
Angin Lewat
14
Pria Bule
15
Episode 15: Salah Makan
16
Seorang Pencuri
17
Berita Penting
18
Terpaksa Berbohong
19
Situasi Rumit
20
Pria Tua
21
Bisnis Perjodohan
22
Terlambat Pulang
23
Khalayak Ramai
24
Melewati Bersama
25
Memastikan Hati
26
Melindungi Harapan
27
Pemandangan Langka
28
Cangkang Siput
29
Hadiah Penyesalan
30
Mencuri Start
31
Sebuah Kesalahan
32
Menahan Diri
33
Bintang Kecil
34
Menggoda Kekasih
35
Mengulur Waktu
36
Kartu Nama
37
Wanita Lain
38
Secarik Kertas
39
Tolong Aku!
40
Bunga Tulip
41
Efek Lampau
42
Rasa Bersalah
43
Obat Penawar
44
Salah Paham
45
Penderitaan Robin
46
Strategi Penjualan
47
Menanti Pertemuan
48
Mengingkari Janji
49
Takut Kecoak
50
Bersembunyi
51
Pesta Kecil
52
Ancaman Kepemilikan
53
Dansa
54
Kecemburuan
55
Jadwal Egois
56
Mogok Makan
57
Salmon Sushi
58
Cookies
59
Bertemu Juni
60
Dunia Baru
61
Menarik Perhatian
62
Kejutan
63
Episode 63: Pengacau
64
Episode 64: Keburaman
65
Buta
66
Episode 66: Karma
67
Kambuh
68
Syarat
69
Lepas
70
Kehilangan Arah
71
Pulang
72
Mi
73
Tamu Pertama
74
Posisi
75
Terancam
76
Diculik Ibu Tiri
77
Siapa Catrin?
78
Episode 78: Mengasuh Eilaria
79
Kesalahan Aaron
80
Kepergian Jeslyn
81
Terlambat Sadar
82
Menjadi Parasit
83
Perkara Ponsel
84
Menyelamatkan Catrin
85
Kesiaan Rindu
86
Mengasihani Diri
87
Rencana Lidya
88
Berpura-pura Bahagia
89
Jalan Keluar
90
Perseteruan Lama
91
Memulai Kembali
92
Penyamaran Ke-2
93
Tanpa Rencana
94
Benang Merah
95
Tamu Lain
96
Orang Kaya
97
Selamat Tidur
98
Episode 98: Wali Terhormat
99
Tuan & Nona
100
Lelucon Daun
101
Kepala Keluarga
102
Sandaran Bahu
103
Berbagi Hati
104
Seorang Kakak
105
Meminjam Nama
106
Tanpa Jejak
107
Gudang Kosong
108
Pakaian Sempit
109
Satu Atap
110
Dalang Kegelisahan
111
Ingin Pulang
112
Rumah Lama
113
Pasangan Favorit
114
Pil Pelukan
115
Menebak Kalimat
116
Detik Berharga
117
Provokator Asmara
118
Melenyapkan Egois
119
Bahu Sandaran
120
Jiwa Jomlo
121
Bulan Penumbra
122
Penjara Abadi
123
Pengalihan Tahta
124
Nenek
125
Terima Kasih
126
Penting!
127
Episode 1: Meminta Saran
128
Episode 2: Berdamai
129
Episode 3: Kencan Buta
130
Episode 4: Kacamata Hitam
131
Episode 5: Tempat Semula
132
Episode 6: Sekretaris Pribadi
133
Episode 7: Pertemuan Rahasia
134
Episode 8: Membangunkan Gavin
135
Episode 9: Menjalin Waktu
136
Episode 10: Pekerjaan Alea
137
Episode 11: Lembur
138
Episode 12: Larut Malam
139
Episode 13: Tanda Bahaya
140
Episode 14: Kehilangan Pegawai
141
Episode 15: Bertamu
142
Episode 16: Dilema
143
Episode 17: Sebuah Tamparan
144
Episode 18: Terikat Berita
145
Episode 19: Ingin Berkunjung
146
Episode 20: Kebohongan Besar
147
Episode 21: Menyatakan Perasaan
148
Episode 22: Merangkak pada Cahaya
149
Episode 23: Nyctophobia
150
Episode 24: Penolakan Keras
151
Episode 25: Genggaman Tangan
152
Episode 26: Liburan
153
Episode 27: Kemarahan Ainsley
154
Episode 28: Tempat Tidur
155
Episode 29: Mencari Nayra
156
Episode 30: Pengharapan
157
Episode 31: Menceburkan Diri
158
Episode 32: Wanita Aneh
159
Episode 33: Salah Kira
160
Episode 34: Hamil
161
Episode 35: Makan Siang Keluarga
162
Episode 36: Pertemuan Kembali
163
Episode 37: Mengembalikan Ponsel
164
Episode 38: Flashback
165
Episode 39: Kata Maaf untuk Henry
166
Episode 40: Berusaha Bangkit
167
Episode 41: Hubungan Khusus
168
Episode 42: Kemustahilan
169
Episode 43: Satu Persen
170
Episode 44: Kiriman Bunga
171
Episode 45: Kebetulan atau Takdir
172
Episode 46: Terperangkap Hujan
173
Episode 47: Hak Milik
174
Episode 48: Api Kecemburuan
175
Episode 49: Keputusan Willy
176
Episode 50: Keinginan Nayra
177
Episode 51: Obsesi
178
Episode 52: Rumah Nayra
179
Episode 53: Pengaruh Alkohol
180
Episode 54: Penggemar Fanatik
181
Episode 55: Melamar
182
Episode 56: Persiapan Pernikahan
183
Episode 57: Pernikahan
184
Episode 58: Dua Pilihan
185
Episode 59: Waktu Berdua
186
Episode Khusus: Happy Anniversary
187
Episode Khusus: Happy Anniversary 2
188
Episode Khusus: Happy Anniversary 3 (End)
189
Dear Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!