Angin Lewat

"Ley!! Aku tidak percaya kau begitu cantik!! Aku baru saja datang. Tadi aku dijemput.." kalimat Juni terhenti karena pelukan Ainsley.

"Aku tidak ingin menikah, Juni. Ini belum terlambat. Aku masih bisa membatalkan pernikahan ini. Kau harus membantuku untuk pergi dari sini."

"Ley! Tatap mataku! Jangan pikirkan bahwa orang yang kau nikahi adalah suami kakakmu. Hari ini adalah hari pernikahanmu. Kau akan menjadi istri dari seorang pria. Tersenyumlah di hari bahagiamu ini." memeluk pipi Ainsley dengan kedua belah tangan.

"Tapi pada kenyataannya aku tidak bahagia. Aku juga tidak mencintainya dan aku tidak pernah bertemu dengannya. Bagaimana rupanya saja aku tidak tau, apalagi sifatnya. Bagaimana jika dia bukan pria yang baik?"

"Kakakmu tidak akan mempercayakan adik kesayangannya ke sembarangan pria."

"Tetap saja.. Aku tidak ingin pernikahan yang seperti ini." air mata jatuh satu persatu.

"Hentikan, Ley! Kau akan mengotorinya. Air mata akan menghapus riasanmu dan wajahmu akan kembali jelek!" mengusap air mata di pipi Ainsley.

"Maksudmu tanpa riasan ini, aku terlihat jelek?! Kau teman yang jahat!"

Seruan yang mengundang tawa itu dihentikan oleh kedatangan Robin. Sudah saatnya mereka pergi ke tempat pernikahan. Robin menawarkan tangan untuk membantu Ainsley berjalan menuju mobil. Begitu pula dengan Juni, sehingga tubuhnya ditopang di sisi kiri dan kanan. Lantas Ainsley tertawa karena Juni dan Robin sudah seperti pengawal yang siap sedia mengantarkannya kemana saja.

Di dalam mobil Ainsley kelihatan sangat gugup dan tegang. Jemarinya tidak berhenti saling bertaut satu sama lain. Terkadang Ainsley membuka jendela sekedar menyegarkan diri, kemudian jendela ditutup kembali dan itu terjadi berulang kali.

"Sebenarnya tuan akan pergi bersama nona tadinya. Tapi karena nona terlalu lama, tuan memutuskan untuk pergi lebih dulu."

"Mengapa kau memberitahukan hal itu sekarang, Robin? Itu membuatku semakin gugup." raut wajahnya semakin khawatir.

"Menggoda nona sangat menyenangkan." tertawa lebar.

"Hey! Hey! Sebentar lagi temanku ini akan menjadi nyonya Zack. Cukup ini jadi yang terakhir kau menggodanya." canda Juni.

Suasana yang tegang mulai mencair berkat gurauan yang dilontarkan oleh Juni dan Robin. Ainsley tidak lagi begitu gugup memikirkan jalannya pernikahan.

Sesampainya di gedung pernikahan, hal pertama yang ditatap oleh Ainsley adalah seorang pria yang kini tengah berdiri memakai pakaian yang serasi dengan gaun pernikahan yang dikenakannya. Pria itu lah yang akan menjadi suaminya kelak, dengan kata lain awal mula dirinya berada dalam pernikahan yang tidak diinginkan.

Pernikahan dilangsungkan di depan keluarga kedua mempelai. Zack menyematkan cincin di jari manis Ainsley, begitu pula dengan Ainsley. Sambil menahan tangannya yang gemetar, Ainsley menyematkan cincin yang sama di jari manis pasangannya.

Ainsley tidak berani mengangkat kepala untuk melihat calon suaminya. Kenyataan bahwa dirinya menuduh Zack sebagai seorang pembunuh membuat dirinya sangat malu. Ainsley sudah berusaha membujuk Robin untuk mempertemukan dirinya dengan Zack agar bisa meminta maaf secara langsung, tetapi rencananya gagal. Sekarang setelah bertemu pun, hanya sekedar untuk menyapa saja Ainsley tidak berani.

Setelah acara utama pernikahan usai, tanpa sepatah kata Zack langsung pergi meninggalkan tempat itu. Kepergiannya dari sana membuat keluarganya yang lain juga ikut meninggalkan acara. Padahal acara masih belum sepenuhnya usai.

Kini ruangan pesta begitu sepi tidak seperti acara pesta pernikahan yang seharusnya. Juni bahkan mendengar suara kunyahannya sendiri menggema di ruangan itu. Sadar akan sesuatu yang menurutnya aneh, Juni menengok ke kiri dan ke kanan. Tidak ada siapa-siapa selain dirinya dan Ainsley di sana.

Kemana semua orang? Apa aku ketinggalan sesuatu karena sibuk mengunyah makanan?

Juni bergegas menghampiri Ainsley yang duduk termenung seorang diri. Ainsley kelihatan bersedih hati duduk di sana. Juni pun menghampiri dan menghibur temannya itu. Juni mengeluarkan candaan agar Ainsley tidak lagi bersedih.

"Ley! Apa kau lihat itu?"

"Apa?" tidak bersemangat.

"Suamimu."

"Aku tidak percaya jika dia menjadi suamiku." menghela napas dan berjalan ke arah pintu keluar.

"Aku juga tidak percaya! Dia sangat tampan untuk menjadi suamimu." mengikuti langkah Ainsley.

"Aku tidak melihatnya."

"Kau serius tidak melihatnya?!"

"Aku tidak berani melihatnya. Kejadian di rumah besar itu membuatku sangat malu untuk menatapnya."

"Tenang saja! Aku sudah mengambil fotonya untukmu!" meraih ponsel dan mencari foto tersebut.

"Aku lebih tidak percaya dengan apa yang aku lihat di ponselmu." memalingkan wajah setelah melihat beberapa foto di ponsel Juni, lalu melanjutkan perjalanan.

"Kau harus mengambil fotonya untukku lain kali."

"Serius, Juni?! Aku memberikan foto suamiku kepada orang lain?"

"Anggap saja aku penggemarnya!"

"Lihat saja foto yang kau ambil itu. Dia terlihat sangat tampan di sana." cekikan.

"Tapi fotonya buram, Ley! Aku tidak bisa melihat apa pun."

Rengekan Juni dan langkah mereka terhenti ketika mengetahui bahwa semua orang sudah pergi meninggalkan mereka berdua. Tidak ada lagi mobil yang terparkir di sana. Begitupun Robin yang mereka harapkan menjadi penyelamat.

Bagi Ainsley sekarang bukan saatnya berkecil hati atau menangis. Ainsley sudah tau kehidupannya baru akan dimulai. Ainsley memutar otak bagaimana agar dirinya bisa sampai ke Casa Felise. Menemukan solusi yang cemerlang, Ainsley pun menuju sebuah rumah kecil yang ada di sana.

Ainsley mengetuk pintu rumah tersebut. Tidak lama kemudian seorang wanita sepantar mereka keluar dalam keadaan bingung. Wanita itu menanyakan keperluan mereka dan transaksi pun terjadi. Ainsley menukar gaun pernikahannya dengan pakaian yang lebih nyaman untuk dipakai saat berjalan.

"Apa kau serius, Ley?! Gaun itu seratus kali lipat lebih mahal dari pakaian yang kau kenakan sekarang." menganga lebar.

"Tapi ini seratus kali lipat lebih nyaman untukku. Lihat! Bahkan dia memberiku sepatu baru miliknya!" memamerkan sepatunya pada Juni.

"Aku tidak tau lagi harus berkata apa padamu." melangkah lebih dulu.

Sesaat kemudian Juni kembali berbicara, "Apa suamimu harus melakukan pernikahan di tempat terpencil seperti ini? Tempat ini sangat jauh dari pusat kota. Dari tadi kita berjalan tidak ada satu pun toko yang bisa kita temukan. Sekarang bagaimana kita akan pulang?"

Tidak kehilangan akal Ainsley mencoba mencari tumpangan. Dibantu oleh Juni, mereka memberhentikan setiap mobil yang lewat dan berharap ada yang bersedia membawa mereka untuk sampai ke pusat kota.

Usaha yang cukup panjang itu menemukan harapan. Sebuah mobil angkutan umum bersedia memberikan tumpangan, akan tetapi mereka hanya bisa menempati bagian belakang mobil di mana terdapat sekumpulan ayam ternak.

"Aku tidak mau menghabiskan waktu dengan ayam-ayam itu, Ley. Mereka sangat bau." mata berkaca-kaca.

"Tahan sebentar saja, Juni. Sampai kita tiba di pusat kota."

Akhirnya Juni menyerah dan memilih ikut. Juni menahan tangis karena harus mencium bau kotoran ayam sepanjang perjalanan. Sesekali Juni menggunakan bahu Ainsley untuk menutupi hidungnya.

Hari semakin gelap. Mereka sampai di pusat kota. Perjalanan yang menyesakkan itu sudah berakhir. Juni segera melompat keluar dari sana. Tidak lupa sebelum pergi mereka berterimakasih pada orang baik hati yang mengantarkan mereka.

Setelah itu mereka berpisah menuju rumah masing-masing. Lambaian tangan adalah pertemuan terakhir mereka hari ini. Ainsley segera menuju Casa Felise karena waktu sudah hampir menunjukkan pukul 8 malam.

Setibanya di apartemen Ainsley tidak langsung ke kamarnya. Terlebih dahulu Ainsley nengendap-endap memastikan pria yang harusnya tinggal bersamanya kini ada di rumah. Tidak menemukan siapa-siapa Ainsley bisa bernapas lega karena dirinya hanya sendirian di apartemen.

1 tahun berlalu..

Ainsley terbiasa menjalani kesehariannya seorang diri di apartemen. Selama itu Ainsley hidup sebagai anak kuliahan biasa. Ainsley tidak perlu memikirkan persoalan biaya karena semuanya sudah ditanggung oleh suaminya. Di samping itu tidak ada yang tau jika dirinya sudah menikah. Bahkan hari pernikahan yang dilangsungkan tahun kemarin bagaikan angin lewat saja.

Bukan hanya suaminya yang tidak menampakkan diri. Robin yang selalu membantu dan mengerti akan kesulitannya juga menghilang begitu saja setelah pernikahan, akan tetapi sebelun pergi Robin memberikan hadiah kecil untuknya.

"Nona Ainsley akan kemana?" tanya seorang petugas yang berjalan ke arahnya.

"Saya akan pergi ke kampus." tersenyum.

Setiap dirinya akan pergi, seorang petugas keamanan akan menghampiri dan membantunya mengoperasikan lift. Sehingga Ainsley tidak perlu khawatir lagi untuk menaiki tangga setiap harinya.

***

"Tuan, hari ini adalah hari peringatan kematian." mengetuk pintu.

Berbeda dengan Ainsley yang tidak terlalu bersedih lagi, sebaliknya Zack membiarkan dirinya dibayangi oleh Emily. 1 minggu terakhir ini adalah puncak kesedihannya. Selama itu Zack lalai dalam tugas dan membiarkan Robin menggantikan dirinya.

Hari ini adalah peringatan kematian pertama. Sudah setahun semenjak kepergian Emily, namun Zack masih belum bisa melupakannya dan peringatan kematian Emily adalah satu-satunya alasan baginya untuk beranjak dari kamar.

"Kita akan pergi menjemput wanita itu."

Robin sangat terkejut melihat Zack keluar dengan tampang kusut. Kulit wajah itu begitu kering dan kusam. Mata itu juga kelihatan sangat lelah memperlihatkan lingkaran hitam di area mata. Bahkan Zack tidak mencukur jenggot dan kumis.

"Tidak bisa. Tuan tidak bisa keluar seperti ini. Saya akan membantu memperbaiki penampilan tuan." menarik Zack kembali masuk ke dalam kamar.

Robin menjalani ritualnya selama berjam-jam, mencukuri jenggot dan kumis tuannya. Robin juga memotong sedikit rambut yang mulai panjang itu dan mengoleskan pelembap pada wajah dan bibir tuannya agar tidak kering seperti sebelumnya.

"Sudah selesai." puas dengan hasil kerjanya.

Setelah itu mereka pun beranjak ke Casa Felise untuk menjemput wanita yang Zack maksud. Peringatan kematian Emily tidak akan lengkap jika tidak ada Ainsley di sana, orang yang sangat disayangi Emily.

Meninggalkan Zack menunggu di mobil, Robin pergi menjemput Ainsley. Setelah sekian lama akhirnya mereka kembali bertemu. Sebuah kebahagiaan tersendiri untuk Robin karena tuannya akan bertemu dengan sang istri.

Pintu dibuka dan hal pertama yang Robin katakan adalah bagaimana kondisi Ainsley selama dirinya tidak ada. Ainsley terpaku dan mengucek kedua mata lantaran tidak percaya dengan apa yang dilihat. Kedatangan Robin setelah setahun lamanya seperti sebuah mimpi.

"Saya datang bersama tuan menjemput nyonya untuk memperingati kematian mendiang nyonya Emily."

Hari itu adalah pertama kalinya Ainsley duduk di samping suaminya setelah sekian lama tidak bertemu. Ainsley tidak begitu jelas melihat bagaimana rupa pria itu, karena hanya bisa melihat wajah sisi samping saja ketika menaiki mobil.

Di pemakaman suasana duka masih sangat terasa setelah setahun kepergian Emily. Semua momen yang dilalui bersama Emily seakan hadir kembali pada saat itu. Memukul hebat hati yang sempat berdiri tegar menghadapi berita buruk yang dialami.

Setelah hari di mana mereka mengunjungi makam Emily, sesekali Zack datang menginap di apartemen. Hanya menggunakan kamarnya sebagai tempat beristirahat jika bekerja di Casa Felise, namun tetap tidak ada niat untuk berinteraksi dengan Ainsley.

Semua itu terjadi selama 3 tahun, yang mana pertemuan hanya akan terjadi saat mereka mengunjungi makam Emily. Seterusnya pula menikmati duka yang masih tersemat di hati. Bukan hanya Zack yang berada dalam kubangan duka, begitu pun halnya dengan keluarga besar Zack.

Tatapan mereka kepada Ainsley tetap sama. Tidak ada yang suka akan keberadaan Ainsley, termasuk saat peringatan kematian Emily. Mereka memandang sinis sehingga membuat Ainsley tidak nyaman dan memilih menjauh dari mereka.

Ainsley duduk di kursi panjang yang ada di sekitar pemakaman. Zack memilih tempat pemakaman yang sungguh indah untuk Emily. Jauh dari keramaian kota dan memiliki keindahan yang sangat betah untuk dipandang. Sambil memejamkan mata Ainsley menghirup udara segar.

Bruum..

Suara deruan mobil mengusik kenyamanan. Ainsley segera membuka mata dan alangkah terkejutnya Ainsley ketika melihat sebuah mobil hitam melaju diikuti oleh mobil lainnya. Bergegas Ainsley keluar dari area pemakaman dan mengejar mobil tersebut, namun Ainsley sudah tertinggal terlalu jauh.

Ainsley menendang batu yang ada di jalan. Ainsley sangat kesal karena lagi-lagi ditinggal pergi dan ini adalah yang ke 3 kalinya Ainsley menyusuri jalan yang begitu panjang itu sendirian. Ainsley begitu lelah untuk mencari tumpangan. Di samping dirinya juga ingin sendirian sekarang.

***

"Sudah empat kali tuan meninggalkan nyonya."

"Dia akan pulang dengan sendirinya."

"Kalau boleh saya tau, sebenarnya apa yang membuat tuan gelisah setelah menghadiri peringatan kematian?"

"Setiap menemui Emily, aku merasa bersalah saat bersama Ainsley."

Sebuah mobil tiba-tiba datang mencegat. Dari mobil itu seorang wanita muncul, lalu mengetuk jendela mobil Zack. Sesuai perintah, kaca jendela pun diturunkan.

"Hanya jendela? Kau seharusnya membuka pintu untukku."

"Apa maumu?"

"Aku merindukanmu, Zack."

"Aku tidak ada waktu untuk meladenimu."

"Tunggu! Zack! Aku belum selesai bicara denganmu. Berhenti atau aku akan datang ke Casa Felise."

Tidak ada orang yang tau jika Zack tinggal di Casa Felise selama ini. Hal itu mengingatkannya pada paparazi yang pernah disembunyikan oleh James. Hanya paparazi itu satu-satunya orang yang berani mengikutinya, bahkan sampai ke Casa Felise.

"Paparazi itu kau yang mengirimnya?"

Stella memalingkan mata merubah pandangan. Stella tidak berani menjawab pertanyaan Zack. Sikapnya yang demikian sudah bisa menandakan bahwa Stella memang mengirimkan paparazi untuk mengikuti Zack.

Zack sangat marah dan mengeluarkan ancaman jika Stella masih berbuat nekat seperti itu dan datang ke Casa Felise, dirinya tidak akan segan-segan membuat perhitungan pada Stella.

Terpopuler

Comments

Ijah Sopiah

Ijah Sopiah

Apakah tidak ada satupun cowok yang suka sama Anseley

2021-11-24

1

Ita Mariyati

Ita Mariyati

ainsley,,kasihan tidak dianggap..selalu ditinggal..lbh baik kabur,,,

2021-06-26

1

al - one ' 17

al - one ' 17

kasihan noh ainsley

2021-03-22

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Selimut Kesedihan
2 Episode 2: Membenahi Kehidupan
3 Episode 3: Duplikat Hati
4 Episode 4: Kenangan Lama
5 Episode 5: Kebahagiaan Emily
6 Episode 6: Teman Baru
7 Rahasia Tersembunyi
8 Menolak Takdir
9 Pertemuan Duka
10 Kabar Buruk
11 Berteman Sepi
12 Gaun Pernikahan
13 Angin Lewat
14 Pria Bule
15 Episode 15: Salah Makan
16 Seorang Pencuri
17 Berita Penting
18 Terpaksa Berbohong
19 Situasi Rumit
20 Pria Tua
21 Bisnis Perjodohan
22 Terlambat Pulang
23 Khalayak Ramai
24 Melewati Bersama
25 Memastikan Hati
26 Melindungi Harapan
27 Pemandangan Langka
28 Cangkang Siput
29 Hadiah Penyesalan
30 Mencuri Start
31 Sebuah Kesalahan
32 Menahan Diri
33 Bintang Kecil
34 Menggoda Kekasih
35 Mengulur Waktu
36 Kartu Nama
37 Wanita Lain
38 Secarik Kertas
39 Tolong Aku!
40 Bunga Tulip
41 Efek Lampau
42 Rasa Bersalah
43 Obat Penawar
44 Salah Paham
45 Penderitaan Robin
46 Strategi Penjualan
47 Menanti Pertemuan
48 Mengingkari Janji
49 Takut Kecoak
50 Bersembunyi
51 Pesta Kecil
52 Ancaman Kepemilikan
53 Dansa
54 Kecemburuan
55 Jadwal Egois
56 Mogok Makan
57 Salmon Sushi
58 Cookies
59 Bertemu Juni
60 Dunia Baru
61 Menarik Perhatian
62 Kejutan
63 Episode 63: Pengacau
64 Episode 64: Keburaman
65 Buta
66 Episode 66: Karma
67 Kambuh
68 Syarat
69 Lepas
70 Kehilangan Arah
71 Pulang
72 Mi
73 Tamu Pertama
74 Posisi
75 Terancam
76 Diculik Ibu Tiri
77 Siapa Catrin?
78 Episode 78: Mengasuh Eilaria
79 Kesalahan Aaron
80 Kepergian Jeslyn
81 Terlambat Sadar
82 Menjadi Parasit
83 Perkara Ponsel
84 Menyelamatkan Catrin
85 Kesiaan Rindu
86 Mengasihani Diri
87 Rencana Lidya
88 Berpura-pura Bahagia
89 Jalan Keluar
90 Perseteruan Lama
91 Memulai Kembali
92 Penyamaran Ke-2
93 Tanpa Rencana
94 Benang Merah
95 Tamu Lain
96 Orang Kaya
97 Selamat Tidur
98 Episode 98: Wali Terhormat
99 Tuan & Nona
100 Lelucon Daun
101 Kepala Keluarga
102 Sandaran Bahu
103 Berbagi Hati
104 Seorang Kakak
105 Meminjam Nama
106 Tanpa Jejak
107 Gudang Kosong
108 Pakaian Sempit
109 Satu Atap
110 Dalang Kegelisahan
111 Ingin Pulang
112 Rumah Lama
113 Pasangan Favorit
114 Pil Pelukan
115 Menebak Kalimat
116 Detik Berharga
117 Provokator Asmara
118 Melenyapkan Egois
119 Bahu Sandaran
120 Jiwa Jomlo
121 Bulan Penumbra
122 Penjara Abadi
123 Pengalihan Tahta
124 Nenek
125 Terima Kasih
126 Penting!
127 Episode 1: Meminta Saran
128 Episode 2: Berdamai
129 Episode 3: Kencan Buta
130 Episode 4: Kacamata Hitam
131 Episode 5: Tempat Semula
132 Episode 6: Sekretaris Pribadi
133 Episode 7: Pertemuan Rahasia
134 Episode 8: Membangunkan Gavin
135 Episode 9: Menjalin Waktu
136 Episode 10: Pekerjaan Alea
137 Episode 11: Lembur
138 Episode 12: Larut Malam
139 Episode 13: Tanda Bahaya
140 Episode 14: Kehilangan Pegawai
141 Episode 15: Bertamu
142 Episode 16: Dilema
143 Episode 17: Sebuah Tamparan
144 Episode 18: Terikat Berita
145 Episode 19: Ingin Berkunjung
146 Episode 20: Kebohongan Besar
147 Episode 21: Menyatakan Perasaan
148 Episode 22: Merangkak pada Cahaya
149 Episode 23: Nyctophobia
150 Episode 24: Penolakan Keras
151 Episode 25: Genggaman Tangan
152 Episode 26: Liburan
153 Episode 27: Kemarahan Ainsley
154 Episode 28: Tempat Tidur
155 Episode 29: Mencari Nayra
156 Episode 30: Pengharapan
157 Episode 31: Menceburkan Diri
158 Episode 32: Wanita Aneh
159 Episode 33: Salah Kira
160 Episode 34: Hamil
161 Episode 35: Makan Siang Keluarga
162 Episode 36: Pertemuan Kembali
163 Episode 37: Mengembalikan Ponsel
164 Episode 38: Flashback
165 Episode 39: Kata Maaf untuk Henry
166 Episode 40: Berusaha Bangkit
167 Episode 41: Hubungan Khusus
168 Episode 42: Kemustahilan
169 Episode 43: Satu Persen
170 Episode 44: Kiriman Bunga
171 Episode 45: Kebetulan atau Takdir
172 Episode 46: Terperangkap Hujan
173 Episode 47: Hak Milik
174 Episode 48: Api Kecemburuan
175 Episode 49: Keputusan Willy
176 Episode 50: Keinginan Nayra
177 Episode 51: Obsesi
178 Episode 52: Rumah Nayra
179 Episode 53: Pengaruh Alkohol
180 Episode 54: Penggemar Fanatik
181 Episode 55: Melamar
182 Episode 56: Persiapan Pernikahan
183 Episode 57: Pernikahan
184 Episode 58: Dua Pilihan
185 Episode 59: Waktu Berdua
186 Episode Khusus: Happy Anniversary
187 Episode Khusus: Happy Anniversary 2
188 Episode Khusus: Happy Anniversary 3 (End)
189 Dear Pembaca
Episodes

Updated 189 Episodes

1
Episode 1: Selimut Kesedihan
2
Episode 2: Membenahi Kehidupan
3
Episode 3: Duplikat Hati
4
Episode 4: Kenangan Lama
5
Episode 5: Kebahagiaan Emily
6
Episode 6: Teman Baru
7
Rahasia Tersembunyi
8
Menolak Takdir
9
Pertemuan Duka
10
Kabar Buruk
11
Berteman Sepi
12
Gaun Pernikahan
13
Angin Lewat
14
Pria Bule
15
Episode 15: Salah Makan
16
Seorang Pencuri
17
Berita Penting
18
Terpaksa Berbohong
19
Situasi Rumit
20
Pria Tua
21
Bisnis Perjodohan
22
Terlambat Pulang
23
Khalayak Ramai
24
Melewati Bersama
25
Memastikan Hati
26
Melindungi Harapan
27
Pemandangan Langka
28
Cangkang Siput
29
Hadiah Penyesalan
30
Mencuri Start
31
Sebuah Kesalahan
32
Menahan Diri
33
Bintang Kecil
34
Menggoda Kekasih
35
Mengulur Waktu
36
Kartu Nama
37
Wanita Lain
38
Secarik Kertas
39
Tolong Aku!
40
Bunga Tulip
41
Efek Lampau
42
Rasa Bersalah
43
Obat Penawar
44
Salah Paham
45
Penderitaan Robin
46
Strategi Penjualan
47
Menanti Pertemuan
48
Mengingkari Janji
49
Takut Kecoak
50
Bersembunyi
51
Pesta Kecil
52
Ancaman Kepemilikan
53
Dansa
54
Kecemburuan
55
Jadwal Egois
56
Mogok Makan
57
Salmon Sushi
58
Cookies
59
Bertemu Juni
60
Dunia Baru
61
Menarik Perhatian
62
Kejutan
63
Episode 63: Pengacau
64
Episode 64: Keburaman
65
Buta
66
Episode 66: Karma
67
Kambuh
68
Syarat
69
Lepas
70
Kehilangan Arah
71
Pulang
72
Mi
73
Tamu Pertama
74
Posisi
75
Terancam
76
Diculik Ibu Tiri
77
Siapa Catrin?
78
Episode 78: Mengasuh Eilaria
79
Kesalahan Aaron
80
Kepergian Jeslyn
81
Terlambat Sadar
82
Menjadi Parasit
83
Perkara Ponsel
84
Menyelamatkan Catrin
85
Kesiaan Rindu
86
Mengasihani Diri
87
Rencana Lidya
88
Berpura-pura Bahagia
89
Jalan Keluar
90
Perseteruan Lama
91
Memulai Kembali
92
Penyamaran Ke-2
93
Tanpa Rencana
94
Benang Merah
95
Tamu Lain
96
Orang Kaya
97
Selamat Tidur
98
Episode 98: Wali Terhormat
99
Tuan & Nona
100
Lelucon Daun
101
Kepala Keluarga
102
Sandaran Bahu
103
Berbagi Hati
104
Seorang Kakak
105
Meminjam Nama
106
Tanpa Jejak
107
Gudang Kosong
108
Pakaian Sempit
109
Satu Atap
110
Dalang Kegelisahan
111
Ingin Pulang
112
Rumah Lama
113
Pasangan Favorit
114
Pil Pelukan
115
Menebak Kalimat
116
Detik Berharga
117
Provokator Asmara
118
Melenyapkan Egois
119
Bahu Sandaran
120
Jiwa Jomlo
121
Bulan Penumbra
122
Penjara Abadi
123
Pengalihan Tahta
124
Nenek
125
Terima Kasih
126
Penting!
127
Episode 1: Meminta Saran
128
Episode 2: Berdamai
129
Episode 3: Kencan Buta
130
Episode 4: Kacamata Hitam
131
Episode 5: Tempat Semula
132
Episode 6: Sekretaris Pribadi
133
Episode 7: Pertemuan Rahasia
134
Episode 8: Membangunkan Gavin
135
Episode 9: Menjalin Waktu
136
Episode 10: Pekerjaan Alea
137
Episode 11: Lembur
138
Episode 12: Larut Malam
139
Episode 13: Tanda Bahaya
140
Episode 14: Kehilangan Pegawai
141
Episode 15: Bertamu
142
Episode 16: Dilema
143
Episode 17: Sebuah Tamparan
144
Episode 18: Terikat Berita
145
Episode 19: Ingin Berkunjung
146
Episode 20: Kebohongan Besar
147
Episode 21: Menyatakan Perasaan
148
Episode 22: Merangkak pada Cahaya
149
Episode 23: Nyctophobia
150
Episode 24: Penolakan Keras
151
Episode 25: Genggaman Tangan
152
Episode 26: Liburan
153
Episode 27: Kemarahan Ainsley
154
Episode 28: Tempat Tidur
155
Episode 29: Mencari Nayra
156
Episode 30: Pengharapan
157
Episode 31: Menceburkan Diri
158
Episode 32: Wanita Aneh
159
Episode 33: Salah Kira
160
Episode 34: Hamil
161
Episode 35: Makan Siang Keluarga
162
Episode 36: Pertemuan Kembali
163
Episode 37: Mengembalikan Ponsel
164
Episode 38: Flashback
165
Episode 39: Kata Maaf untuk Henry
166
Episode 40: Berusaha Bangkit
167
Episode 41: Hubungan Khusus
168
Episode 42: Kemustahilan
169
Episode 43: Satu Persen
170
Episode 44: Kiriman Bunga
171
Episode 45: Kebetulan atau Takdir
172
Episode 46: Terperangkap Hujan
173
Episode 47: Hak Milik
174
Episode 48: Api Kecemburuan
175
Episode 49: Keputusan Willy
176
Episode 50: Keinginan Nayra
177
Episode 51: Obsesi
178
Episode 52: Rumah Nayra
179
Episode 53: Pengaruh Alkohol
180
Episode 54: Penggemar Fanatik
181
Episode 55: Melamar
182
Episode 56: Persiapan Pernikahan
183
Episode 57: Pernikahan
184
Episode 58: Dua Pilihan
185
Episode 59: Waktu Berdua
186
Episode Khusus: Happy Anniversary
187
Episode Khusus: Happy Anniversary 2
188
Episode Khusus: Happy Anniversary 3 (End)
189
Dear Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!