Kabar Buruk

Baru saja bangun, Ainsley dan Juni sudah dibuat geli oleh kondisi mata yang sembap. Mereka saling mengejek satu sama lain. Bahkan mereka juga mengabadikan momen langka itu.

"Lihatlah hasilnya!" memamerkan hasil foto.

"Aku tidak tau jika kau sejelek ini, Juni." cekikikan.

Puas tertawa akhirnya mereka kembali ke kehidupan nyata. Mereka teringat akan kejadian kemarin, yang mana ketika mereka meninggalkan kampus. Pastilah akan ada dampak dari kejadian itu. Apalagi mereka baru saja lulus, seharusnya mereka memberikan kesan baik di hari pertama masuk.

"Bagaimana kita akan pergi ke kampus dengan mata sembap ini?"

"Apa kita masih diterima di kampus itu, Ley?"

Pertanyaan polos Juni mengulang tawa yang tadinya sudah berhenti. Meninggalkan pengarahan ketika masih berlangsung di depan semua penghuni kampus, menolak perintah dosen yang menghentikan mereka, tidak memberikan kabar sampai sekarang ke pihak kampus, dan sekarang mereka tidak berani untuk menghadapi dampak dari itu semua.

Oleh karena itu, hari ini mereka memilih untuk pergi bekerja. Ainsley bisa merasa lega karena jadwalnya kosong kemarin, berbeda dengan temannya itu. Juni diberi peringatan oleh manajer restoran, karena telah bolos bekerja.

"Juni, apa kau ingin bekerja seperti ini terus-menerus? Dibandingkan pegawai lainnya, hanya kau yang sering melanggar peraturan."

"Hehe.."

"Masih bisa tertawa?"

"Maafkan atas kelalaian saya kemarin!! Selanjutnya saya akan bekerja lebih giat lagi!!" bersemangat.

"Kalimat itu sudah tidak mempan lagi, Juni."

Juni memelas berharap agar tidak dipecat oleh manajer restoran. Meskipun telah lalai, Juni tidak bisa kehilangan pekerjaan itu. Hanya Le Wish lah satu-satunya tempat yang menurutnya memiliki gaji yang seimbang dengan pekerjaannya. Selain itu Juni sudah bekerja lama di sana dan gajinya sudah lumayan tinggi dari pegawai yang lain.

"Mengingat pemilik restoran ini sangat suka dengan cara kerjamu, terpaksa saya memaafkanmu. Tapi ini yang terakhir kalinya. Kalau kau masih tidak merubahnya, saya tidak akan segan-segan memecatmu."

"Yeay!! Baiklah!! Saya akan bekerja lebih giat lagi, lagi, lagi, dan lagi!!"

***

Alvin hadir di kediaman Zack dan membawa seorang pria bersamanya. Pria itu adalah sekretaris yang dicarikannya sesuai permintaan Zack kemarin. Baginya pria yang berdiri di sampingnya sekarang sangatlah cocok untuk pekerjaan itu.

"Saya Robin. Saya akan menjadi sekretaris setia tuan Zack Hughes!!" penuh semangat.

"Berapa nominal yang kau inginkan untuk gajimu?"

"Kau percaya begitu saja? Tidak mengkhawatirkan privasimu? Bagaimana jika Robin seorang mata-mata?" tanya Alvin heran dengan sikap yang langsung merekrut tanpa mempersoalkan latar belakang Robin.

"Aku mempercayai pekerjaanmu."

Baru kali ini pekerjaannya dipuji oleh Zack, membuat Alvin tersentuh. Alvin tidak berbicara lagi dan mempersilahkan mereka untuk melanjutkan perjalanan. Sedangkan Alvin dengan hati riang kembali ke persembunyian.

"Alvin sudah menjelaskan semua tentangku dengan sangat detail, bukan?"

"Sudah, tuan." menjawab tanpa melepaskan pandangan dari jalan yang akan dilewati.

"Satu hal lagi yang harus kau ingat. Berhati-hatilah pada Sam."

"Ya? Baik, tuan." menjawab tanpa menanyakan alasan lebih jauh.

Setibanya di perusahaan, sebuah dokumen tergeletak di atas meja. Itu adalah dokumen kerja sama yang diinginkan kemarin. Seharusnya besok adalah hari membahagiakan bagi Emily. Makan malam dengan Ainsley dan mendapatkan tanda tangan kerja sama pula.

"Robin, jika istrimu wafat dan kau diminta untuk menikahi adiknya, apa yang akan kau lakukan?"

Robin tidak menjawab. Robin hanya menunduk sambil mengusap-usap kedua matanya. Suara tangis terdengar dari wajahnya yang menunduk itu. Hal itu membuat Zack kebingungan dan bertanya mengapa Robin menangis tiba-tiba.

"Saya tidak bisa membayangkan istri yang saya cintai pergi meninggalkan kami, tuan." tersedu.

Zack kesal mendengar jawaban Robin. Padahal bukan itulah intinya, namun Robin langsung terhanyut dengan ucapannya. Zack berpikir tentu saja Robin tidak bisa merasakannya karena tidak ada hal yang tidak masuk akal seperti itu di dunia ini.

Braak..

Stella datang bersama Sam yang mengekori. Stella yang selalu antusias pada segala hal tentang Zack, mendengar kabar buruk menimpa pujaan hatinya itu membuat dirinya turut merasakan kesedihan.

"Aku sudah menghentikan Stella, tetapi tidak berhasil."

"Zack, aku akan menghibur kesedihanmu." melingkarkan tangan ke leher Zack.

"Apa aku memintamu untuk melakukannya?"

Seketika Stella menurunkan tangannya. Stella bergidik ngeri melihat tatapan tajam dari Zack. Di saat yang sama pula Sam menarik lengan Stella agar secepatnya menjauh dari suasana duka yang masih sangat baru itu.

"Aku tidak akan berhenti sampai di sini. Selamanya kau adalah milikku, Zack!" pintu tertutup.

Zack mengurut tulang hidung. Masalah datang bukan hanya satu saat ini. Kepergian Emily dan pernikahan yang tidak masuk akal tidak berhenti mengusik pikiran. Perlahan Zack terlelap dalam sandaran kursi yang memeluk dirinya.

Dalam keletihannya itu Zack bermimpi bertemu dengan Emily. Mereka saling bergandengan tangan dan berjalan di tengah kota. Meskipun jalanan sangat ramai, namun tidak ada yang sadar dengan kehadiran mereka.

"Sudah lama aku ingin berjalan-jalan seperti ini denganmu, pria yang sangat sibuk." tertawa.

Zack yang masih belum yakin dengan apa yang dilihatnya hanya bisa terbengong. Tidak tau apakah itu nyata atau tidak, tetapi Zack sangat senang karena bisa melihat Emily sekali lagi.

Tiba-tiba Emily berhenti berjalan dan beralih meraih tangan Zack satunya lagi. Sebelum menghilang Emily menatapnya sambil tersenyum dan berkata, "Tolong jaga adikku ya, Zack!"

"Tidak. Emm.. Emily!" terbangun di posisi yang sama.

"Tuan tidak apa-apa? Saya sudah memanggil tuan berulang kali."

"Aku hanya bermimpi."

"Maaf atas kelancangan saya. Melihat tuan tertidur pulas, saya tidak tega membangunkan tuan. Jadi saya memundurkan jadwal agar tuan bisa beristirahat sejenak."

Mimpi tadi kembali terbayang. Permintaan Emily agar Zack menjaga Ainsley membuat dirinya bimbang. Entah mimpi itu adalah pesan terakhir dari Emily atau karena dirinya selalu dibayangi oleh pernikahan yang tidak masuk akal sehingga terbawa mimpi.

"Pernikahan."

"Maksud tuan?"

"Siapkan mobil. Kita akan pergi menemui seseorang."

Melalui mata-matanya, Zack menemukan hal menarik lainnya. Tidak disangka jika wanita yang dicarinya selama ini bekerja di restoran Le Wish. Sungguh sebuah kebetulan yang mengejutkan. Susah payah mencari selama ini, ternyata berada dekat di depan mata.

Setibanya di restoran tersebut, dari jauh tampak Ainsley sedang melayani pelanggan. Zack menunjuknya dan bertanya apakah Robin mengetahui siapa wanita itu. Robin menjawab pertanyaan dengan benar. Lantas Zack melipat tangan lantaran bangga pada pekerjaan Alvin yang membuatnya tidak perlu bersusah payah menceritakannya kembali pada Robin.

"Pernikahan akan dilangsungkan minggu depan. Sampaikan kabar buruk ini padanya."

***

Usai bekerja Ainsley dan Juni pulang bersama. Juni yang berpikir kalau Ainsley akan kesepian jika sendirian di rumah, membujuk Ainsley untuk tinggal di rumahnya untuk sementara waktu. Tetapi Ainsley menolak tawaran tersebut dan berkata dirinya sudah baik-baik saja dan tidak perlu mengkhawatirkannya.

Baru saja keluar dari restoran, mereka dihadang oleh seorang pria. Pria itu memiliki postur tubuh yang tidak terlalu berisi. Memakai kacamata dan berpakaian formal. Penampilannya sangat rapi seperti orang kantoran pada umumnya.

"Apakah anda yang bernama Ainsley?"

Ainsley menoleh pada Juni sebentar, lalu menoleh kembali pada pria itu dan berkata, "Ya, benar. Anda siapa ya?"

"Saya.." menatap wanita di sebelah Ainsley dengan tatapan seakan menyuruh untuk pergi.

"Aku tidak ingin berbicara seorang diri dengan orang yang tidak aku kenal." tegas Ainsley menggenggam tangan Juni.

"Maaf. Seharusnya saya memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saya adalah Robin. Sekretaris baru tuan Zack."

Mereka terdiam untuk beberapa saat. Juni yang mengerti akan situasi serius itu memilih untuk mundur. Juni yakin kepentingan yang akan disampaikan menyangkut hidup temannya.

Setelah Juni pergi barulah Robin menyampaikan maksud kedatangannya. Robin mengatakan bahwa Minggu depan pernikahan akan dilangsungkan. Untuk pernikahan itu sendiri akan dipersiapkan oleh Zack. Ainsley hanya perlu datang dan tersenyum di hari pernikahan.

"M-menikah?!" terkejut.

"Bukankah nona sudah membaca isi surat dari mendiang nyonya Emily?"

Ainsley mengingat kembali isi surat tersebut, kemudian sekali lagi menentang keras pernikahan, "Bisa saja surat itu palsu!"

"Nona lebih tau itu dari siapa pun."

Sejenak Ainsley berpikir kembali. Tidak mungkin jika surat itu dipalsukan. Ainsley tau betul bagaimana tulisan Emily dan tulisan di surat itu sama persis dengan tulisan Emily.

"Kita tidak bisa langsung menyimpulkan. Bisa saja maksud isi surat itu bukan pernikahan, bukan?"

"Sebelumnya surat itu sudah diperiksa oleh ahli dokumen forensik."

Ainsley menelan ludah tidak mengira jika hal gila itu dilakukan oleh suami kakaknya. Ainsley mulai berasumsi jika suami kakaknya sangat ingin menikahinya sampai harus memeriksa tulisan Emily.

"Aku tidak mungkin menikahi suami kakakku sendiri."

"Tuan hanya menjalankan wasiat terakhir dari istrinya."

"Beri aku waktu untuk berpikir." menggigit bibir tidak tau lagi alasan apa yang harus diberikan.

"Nona harus tau jika pemilik Hughes Property adalah orang yang sibuk." undur diri.

Robin naik ke dalam mobil dan melajukan mobil meninggalkan Ainsley yang masih mematung di sana. Setelah di rasa jauh, Robin pun menceritakan bagaimana respon Ainsley setelah mendengar kabar pernikahan itu.

"Nona Ainsley akan memikirkannya."

"Heh, memikirkannya? Dia kira siapa dirinya?"

"Tenang saja, tuan. Saya sudah mengatakan bahwa tuan adalah orang yang sibuk." berhasil mencari muka dengan meninggikan Zack di depan Ainsley.

"Kau sangat pintar. Aku akan menaikkan gajimu."

"Terima kasih, tuan." cengengesan.

***

Juni mengerutkan dahi berulang kali. Juni berpikir keras mencari jawaban atas alasan apa sekretaris Zack mendatangi Ainsley. Mengingat tidak ada urusan lagi di antara mereka setelah kematian Emily. Juni berpikir tidak mungkin Zack ingin membiayai Ainsley, karena perlakuan Zack bukan mencerminkan seseorang yang menyukai Ainsley.

Tunggu. Menyukainya? Pria itu menyukainya?

"Benarkah?!" terlonjak karena asumsi sendiri.

Juni berbaring sambil memeluk gulingnya. Pikirannya mulai melayang pada surat yang dibacanya semalam. Juni terus mengingat sampai bertemu di kalimat yang mengejutkan. Sekali lagi Juni terlonjak karena asumsinya sendiri hingga tanpa sadar meninggikan nada suaranya.

"Waa!!"

Juni masih tidak percaya jika Ainsley akan menikah dengan Zack. Jika pernikahan itu terjadi, berarti temannya akan menikah dengan salah satu orang terkaya. Sudah menjadi adik ipar orang kaya dan sekarang menjadi istri orang kaya. Bagi Juni tidak ada hal yang lebih gila dari itu.

***

Ainsley baru saja tiba di rumah. Di depan pintu Ainsley berdiri sambil memandang seluruh isi rumah. Tasnya dijatuhkan ke lantai begitu saja. Matanya menatap ke tempat dirinya dan Emily makan bersama. Ainsley pun duduk di kursi yang biasanya Emily gunakan, menatap dapur yang juga digunakan Emily untuk memasakkan makanan untuknya.

Ainsley tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupannya setelah menikah dengan suami kakaknya sendiri. Orang yang tidak Ainsley tau bagaimana rupa dan sifatnya. Satu hal yang Ainsley tau, umur suami Emily 6 tahun lebih tua darinya.

Dia tidak ingin menikah dengan cara seperti ini. Apalagi menikah dengan pria yang tidak pernah dilihat bagaimana wujud dan sifatnya.

Semua kesedihan bergejolak di dada. Air mata mulai mengalir. Ainsley terus mengucapkan kata rindu yang tidak akan pernah terbalaskan kepada Emily.

***

Keesokan harinya Ainsley dan Juni memutuskan untuk pergi ke kampus. Mereka sudah siap untuk menerima konsekuensi atas kejadian tempo lalu. Tentu saja mereka harus berhadapan langsung dengan rektor.

Ainsley menjelaskan musibah yang menimpanya agar bisa dijadikan sebagai pertimbangan akan keputusan yang akan diterima nantinya. Beruntung ketua perguruan tinggi itu memahami duka cita yang dirasakan oleh Ainsley. Akan tetapi kejadian kemarin sudah mengganggu ketertiban acara. Untuk itu mereka tetap menerima hukuman kedisiplinan agar tidak ada yang mencontoh kelakuan mereka ke depannya.

Ainsley dan Juni berdiri di tengah taman kampus yang begitu luas. Di sanalah mereka mendapatkan hukuman, mencabut semua rumput liar. Bukan hanya menghadapi hukuman, mereka juga harus mendengar bisikan buruk dari mahasiswa lainnya.

"Bukankah itu anak yang digosipkan?" ujar wanita yang duduk di taman.

"Iya, benar dia. Hari pertama saja sudah membuat masalah. Apa dia tidak malu?" tambah wanita yang duduk di sampingnya.

"Jangan dekat-dekat dengannya. Juni saja sudah terkena sial." bangkit dari duduknya.

"Kenapa Juni mau berteman dengannya, sih?! Aku tidak habis pikir." menggelengkan kepala dan bangkit menjauh dari taman.

Ainsley menahan Juni yang akan menghampiri 2 orang tersebut. Sudah cukup hukuman karena mengejar dirinya saat meninggalkan kampus. Ainsley tidak ingin jika Juni berada dalam masalah lainnya. Apalagi hanya terpancing emosi karena gosip yang tidak benar.

"Kau tidak kesal dengan perkataan mereka?"

"Mana mungkin aku tidak kesal. Tentu saja aku sangat kesal dan sedih dengan hinaan mereka. Tapi hukuman kita masih belum selesai. Masih banyak rumput liar yang harus kita cabut. Lagi pula, apa kau ingin keluar dari kampus? Kita baru saja mulai merasakan jadi anak kuliahan."

"Aku akan menampar mereka jika menghinamu lagi di depanku!" melempar rumput liar ke tanah.

Ainsley tertawa geli memandang Juni. Seperti sedang meluapkan kekesalan saja. Ainsley pun melakukan hal yang sama. Ainsley mencabut rumput liar dengan sangat kuat sambil mengatakan, "Aku akan menjambak rambut mereka!"

"Aku akan mengurung mereka di toilet!"

"Aku akan menyembunyikan catatan mereka!"

Setelah puas dengan pembalasan dendam itu, mereka saling menatap dan akhirnya tertawa bersama. Di tengah taman yang hanya ada Ainsley dan Juni di sana, mereka berbaring menahan kelucuan.

Terpopuler

Comments

ANI dfa W⃠🍓ˢˢᶜ🌴

ANI dfa W⃠🍓ˢˢᶜ🌴

jangan2 kematian emily itu ada hubungannya dgn stella ya thor? 🤭🤭🤭 kepooo

2020-11-29

1

IKA 🌹SSC🌷💋plf

IKA 🌹SSC🌷💋plf

zack minta 2 minggu lagi menikah ma Ainsley ???? secepat dan segampang itukah pernikahan buat Zack????

2020-11-29

1

maura shi

maura shi

knp harus jauh2 dr sam,sam kn sahabatnya juga???
banyak misteri nih,q dah kyk conan aja putar otak dgn potongan kejadian2

2020-11-22

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Selimut Kesedihan
2 Episode 2: Membenahi Kehidupan
3 Episode 3: Duplikat Hati
4 Episode 4: Kenangan Lama
5 Episode 5: Kebahagiaan Emily
6 Episode 6: Teman Baru
7 Rahasia Tersembunyi
8 Menolak Takdir
9 Pertemuan Duka
10 Kabar Buruk
11 Berteman Sepi
12 Gaun Pernikahan
13 Angin Lewat
14 Pria Bule
15 Episode 15: Salah Makan
16 Seorang Pencuri
17 Berita Penting
18 Terpaksa Berbohong
19 Situasi Rumit
20 Pria Tua
21 Bisnis Perjodohan
22 Terlambat Pulang
23 Khalayak Ramai
24 Melewati Bersama
25 Memastikan Hati
26 Melindungi Harapan
27 Pemandangan Langka
28 Cangkang Siput
29 Hadiah Penyesalan
30 Mencuri Start
31 Sebuah Kesalahan
32 Menahan Diri
33 Bintang Kecil
34 Menggoda Kekasih
35 Mengulur Waktu
36 Kartu Nama
37 Wanita Lain
38 Secarik Kertas
39 Tolong Aku!
40 Bunga Tulip
41 Efek Lampau
42 Rasa Bersalah
43 Obat Penawar
44 Salah Paham
45 Penderitaan Robin
46 Strategi Penjualan
47 Menanti Pertemuan
48 Mengingkari Janji
49 Takut Kecoak
50 Bersembunyi
51 Pesta Kecil
52 Ancaman Kepemilikan
53 Dansa
54 Kecemburuan
55 Jadwal Egois
56 Mogok Makan
57 Salmon Sushi
58 Cookies
59 Bertemu Juni
60 Dunia Baru
61 Menarik Perhatian
62 Kejutan
63 Episode 63: Pengacau
64 Episode 64: Keburaman
65 Buta
66 Episode 66: Karma
67 Kambuh
68 Syarat
69 Lepas
70 Kehilangan Arah
71 Pulang
72 Mi
73 Tamu Pertama
74 Posisi
75 Terancam
76 Diculik Ibu Tiri
77 Siapa Catrin?
78 Episode 78: Mengasuh Eilaria
79 Kesalahan Aaron
80 Kepergian Jeslyn
81 Terlambat Sadar
82 Menjadi Parasit
83 Perkara Ponsel
84 Menyelamatkan Catrin
85 Kesiaan Rindu
86 Mengasihani Diri
87 Rencana Lidya
88 Berpura-pura Bahagia
89 Jalan Keluar
90 Perseteruan Lama
91 Memulai Kembali
92 Penyamaran Ke-2
93 Tanpa Rencana
94 Benang Merah
95 Tamu Lain
96 Orang Kaya
97 Selamat Tidur
98 Episode 98: Wali Terhormat
99 Tuan & Nona
100 Lelucon Daun
101 Kepala Keluarga
102 Sandaran Bahu
103 Berbagi Hati
104 Seorang Kakak
105 Meminjam Nama
106 Tanpa Jejak
107 Gudang Kosong
108 Pakaian Sempit
109 Satu Atap
110 Dalang Kegelisahan
111 Ingin Pulang
112 Rumah Lama
113 Pasangan Favorit
114 Pil Pelukan
115 Menebak Kalimat
116 Detik Berharga
117 Provokator Asmara
118 Melenyapkan Egois
119 Bahu Sandaran
120 Jiwa Jomlo
121 Bulan Penumbra
122 Penjara Abadi
123 Pengalihan Tahta
124 Nenek
125 Terima Kasih
126 Penting!
127 Episode 1: Meminta Saran
128 Episode 2: Berdamai
129 Episode 3: Kencan Buta
130 Episode 4: Kacamata Hitam
131 Episode 5: Tempat Semula
132 Episode 6: Sekretaris Pribadi
133 Episode 7: Pertemuan Rahasia
134 Episode 8: Membangunkan Gavin
135 Episode 9: Menjalin Waktu
136 Episode 10: Pekerjaan Alea
137 Episode 11: Lembur
138 Episode 12: Larut Malam
139 Episode 13: Tanda Bahaya
140 Episode 14: Kehilangan Pegawai
141 Episode 15: Bertamu
142 Episode 16: Dilema
143 Episode 17: Sebuah Tamparan
144 Episode 18: Terikat Berita
145 Episode 19: Ingin Berkunjung
146 Episode 20: Kebohongan Besar
147 Episode 21: Menyatakan Perasaan
148 Episode 22: Merangkak pada Cahaya
149 Episode 23: Nyctophobia
150 Episode 24: Penolakan Keras
151 Episode 25: Genggaman Tangan
152 Episode 26: Liburan
153 Episode 27: Kemarahan Ainsley
154 Episode 28: Tempat Tidur
155 Episode 29: Mencari Nayra
156 Episode 30: Pengharapan
157 Episode 31: Menceburkan Diri
158 Episode 32: Wanita Aneh
159 Episode 33: Salah Kira
160 Episode 34: Hamil
161 Episode 35: Makan Siang Keluarga
162 Episode 36: Pertemuan Kembali
163 Episode 37: Mengembalikan Ponsel
164 Episode 38: Flashback
165 Episode 39: Kata Maaf untuk Henry
166 Episode 40: Berusaha Bangkit
167 Episode 41: Hubungan Khusus
168 Episode 42: Kemustahilan
169 Episode 43: Satu Persen
170 Episode 44: Kiriman Bunga
171 Episode 45: Kebetulan atau Takdir
172 Episode 46: Terperangkap Hujan
173 Episode 47: Hak Milik
174 Episode 48: Api Kecemburuan
175 Episode 49: Keputusan Willy
176 Episode 50: Keinginan Nayra
177 Episode 51: Obsesi
178 Episode 52: Rumah Nayra
179 Episode 53: Pengaruh Alkohol
180 Episode 54: Penggemar Fanatik
181 Episode 55: Melamar
182 Episode 56: Persiapan Pernikahan
183 Episode 57: Pernikahan
184 Episode 58: Dua Pilihan
185 Episode 59: Waktu Berdua
186 Episode Khusus: Happy Anniversary
187 Episode Khusus: Happy Anniversary 2
188 Episode Khusus: Happy Anniversary 3 (End)
189 Dear Pembaca
Episodes

Updated 189 Episodes

1
Episode 1: Selimut Kesedihan
2
Episode 2: Membenahi Kehidupan
3
Episode 3: Duplikat Hati
4
Episode 4: Kenangan Lama
5
Episode 5: Kebahagiaan Emily
6
Episode 6: Teman Baru
7
Rahasia Tersembunyi
8
Menolak Takdir
9
Pertemuan Duka
10
Kabar Buruk
11
Berteman Sepi
12
Gaun Pernikahan
13
Angin Lewat
14
Pria Bule
15
Episode 15: Salah Makan
16
Seorang Pencuri
17
Berita Penting
18
Terpaksa Berbohong
19
Situasi Rumit
20
Pria Tua
21
Bisnis Perjodohan
22
Terlambat Pulang
23
Khalayak Ramai
24
Melewati Bersama
25
Memastikan Hati
26
Melindungi Harapan
27
Pemandangan Langka
28
Cangkang Siput
29
Hadiah Penyesalan
30
Mencuri Start
31
Sebuah Kesalahan
32
Menahan Diri
33
Bintang Kecil
34
Menggoda Kekasih
35
Mengulur Waktu
36
Kartu Nama
37
Wanita Lain
38
Secarik Kertas
39
Tolong Aku!
40
Bunga Tulip
41
Efek Lampau
42
Rasa Bersalah
43
Obat Penawar
44
Salah Paham
45
Penderitaan Robin
46
Strategi Penjualan
47
Menanti Pertemuan
48
Mengingkari Janji
49
Takut Kecoak
50
Bersembunyi
51
Pesta Kecil
52
Ancaman Kepemilikan
53
Dansa
54
Kecemburuan
55
Jadwal Egois
56
Mogok Makan
57
Salmon Sushi
58
Cookies
59
Bertemu Juni
60
Dunia Baru
61
Menarik Perhatian
62
Kejutan
63
Episode 63: Pengacau
64
Episode 64: Keburaman
65
Buta
66
Episode 66: Karma
67
Kambuh
68
Syarat
69
Lepas
70
Kehilangan Arah
71
Pulang
72
Mi
73
Tamu Pertama
74
Posisi
75
Terancam
76
Diculik Ibu Tiri
77
Siapa Catrin?
78
Episode 78: Mengasuh Eilaria
79
Kesalahan Aaron
80
Kepergian Jeslyn
81
Terlambat Sadar
82
Menjadi Parasit
83
Perkara Ponsel
84
Menyelamatkan Catrin
85
Kesiaan Rindu
86
Mengasihani Diri
87
Rencana Lidya
88
Berpura-pura Bahagia
89
Jalan Keluar
90
Perseteruan Lama
91
Memulai Kembali
92
Penyamaran Ke-2
93
Tanpa Rencana
94
Benang Merah
95
Tamu Lain
96
Orang Kaya
97
Selamat Tidur
98
Episode 98: Wali Terhormat
99
Tuan & Nona
100
Lelucon Daun
101
Kepala Keluarga
102
Sandaran Bahu
103
Berbagi Hati
104
Seorang Kakak
105
Meminjam Nama
106
Tanpa Jejak
107
Gudang Kosong
108
Pakaian Sempit
109
Satu Atap
110
Dalang Kegelisahan
111
Ingin Pulang
112
Rumah Lama
113
Pasangan Favorit
114
Pil Pelukan
115
Menebak Kalimat
116
Detik Berharga
117
Provokator Asmara
118
Melenyapkan Egois
119
Bahu Sandaran
120
Jiwa Jomlo
121
Bulan Penumbra
122
Penjara Abadi
123
Pengalihan Tahta
124
Nenek
125
Terima Kasih
126
Penting!
127
Episode 1: Meminta Saran
128
Episode 2: Berdamai
129
Episode 3: Kencan Buta
130
Episode 4: Kacamata Hitam
131
Episode 5: Tempat Semula
132
Episode 6: Sekretaris Pribadi
133
Episode 7: Pertemuan Rahasia
134
Episode 8: Membangunkan Gavin
135
Episode 9: Menjalin Waktu
136
Episode 10: Pekerjaan Alea
137
Episode 11: Lembur
138
Episode 12: Larut Malam
139
Episode 13: Tanda Bahaya
140
Episode 14: Kehilangan Pegawai
141
Episode 15: Bertamu
142
Episode 16: Dilema
143
Episode 17: Sebuah Tamparan
144
Episode 18: Terikat Berita
145
Episode 19: Ingin Berkunjung
146
Episode 20: Kebohongan Besar
147
Episode 21: Menyatakan Perasaan
148
Episode 22: Merangkak pada Cahaya
149
Episode 23: Nyctophobia
150
Episode 24: Penolakan Keras
151
Episode 25: Genggaman Tangan
152
Episode 26: Liburan
153
Episode 27: Kemarahan Ainsley
154
Episode 28: Tempat Tidur
155
Episode 29: Mencari Nayra
156
Episode 30: Pengharapan
157
Episode 31: Menceburkan Diri
158
Episode 32: Wanita Aneh
159
Episode 33: Salah Kira
160
Episode 34: Hamil
161
Episode 35: Makan Siang Keluarga
162
Episode 36: Pertemuan Kembali
163
Episode 37: Mengembalikan Ponsel
164
Episode 38: Flashback
165
Episode 39: Kata Maaf untuk Henry
166
Episode 40: Berusaha Bangkit
167
Episode 41: Hubungan Khusus
168
Episode 42: Kemustahilan
169
Episode 43: Satu Persen
170
Episode 44: Kiriman Bunga
171
Episode 45: Kebetulan atau Takdir
172
Episode 46: Terperangkap Hujan
173
Episode 47: Hak Milik
174
Episode 48: Api Kecemburuan
175
Episode 49: Keputusan Willy
176
Episode 50: Keinginan Nayra
177
Episode 51: Obsesi
178
Episode 52: Rumah Nayra
179
Episode 53: Pengaruh Alkohol
180
Episode 54: Penggemar Fanatik
181
Episode 55: Melamar
182
Episode 56: Persiapan Pernikahan
183
Episode 57: Pernikahan
184
Episode 58: Dua Pilihan
185
Episode 59: Waktu Berdua
186
Episode Khusus: Happy Anniversary
187
Episode Khusus: Happy Anniversary 2
188
Episode Khusus: Happy Anniversary 3 (End)
189
Dear Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!