Gaun Pernikahan

"Sebenarnya hari ini saya harus membawa nona pergi mencoba gaun pernikahan yang akan dipakai untuk pernikahan besok."

Robin tersenyum melihat respon Ainsley yang menghela napas saat disinggung soal pernikahan. Robin menebak jika calon istri tuannya itu sudah lelah mendengarkan hal yang berkaitan dengan pernikahan.

"Pernikahan akan diselenggarakan secara tertutup dan hanya dihadiri oleh kerabat terdekat saja sebagai saksi. Saya ingin tau siapa yang akan nona bawa ke pernikahan."

"Hanya Juni."

"Baiklah. Saya akan menjemput nona Juni untuk menemani nona."

"Satu hal lagi yang ingin saya sampaikan pada nona. Tuan tidak ingin nona bekerja lagi, karena jika publik tau bahwa nona adalah istri tuan akan berdampak pada tuan nantinya."

"Baiklah. Aku harap masih ada harapan untukku."

"Seperti harapan nona, tuan mengizinkan nona untuk tetap melanjutkan pendidikan."

"Itu terdengar bagus. Apa ada lagi peraturan yang harus aku patuhi?"

"Nona hanya diperbolehkan keluar sampai jam delapan malam."

"Baiklah. Tunggu! Apa?!"

"Akhir-akhir ini ada paparazi yang mengikuti tuan. Jika nona sering keluar masuk Casa Felise, akan terlihat jelas nantinya."

"Lalu apa hubungannya dengan jam delapan malam?"

"Saya yakin nona tidak ingin mengambil resiko pulang larut malam sebagai istri tuan Zack Hughes."

"Aku tidak memikirkannya sejauh itu. Robin, aku ingin menanyakan satu hal padamu. Mengapa tuanmu mengirimmu untuk melakukan ini semua? Mengapa tidak langsung saja membicarakannya padaku?"

"Walaupun itu bukan satu pertanyaan, tapi saya akan tetap menjawabnya. Tuan adalah orang yang sibuk."

"Tetap saja pernikahan bukan masalahku sendiri. Ini juga masalahnya dan seharusnya kami yang membicarakannya secara langsung."

"Nona akan bertemu dengan tuan saat pernikahan nanti. Saya harap nona bersabar."

"Be-bersabar apanya?! Aku tidak menanti tuanmu itu!" mendengus kesal.

"Saya akan memberikan satu bocoran pada nona."

"Apa?" tidak terlalu tertarik.

"Tuan adalah pria yang tampan." Robin mengacungkan jempolnya.

"Aku tidak peduli!" membuang muka lantaran kesal pada tawa yang seakan mengejek itu.

Setibanya di depan restoran, hari itu juga Ainsley memutuskan untuk berhenti bekerja. Baginya lebih baik mengakhiri secepat mungkin dibandingkan bekerja dalam keadaan bersedih. Pekerjaannya akan menjadi kacau jika itu terjadi dan hanya akan meninggalkan kesan buruk di hari terakhirnya bekerja.

Kabar mendadak itu mengejutkan seluruh pegawai restoran. Ainsley mengundurkan diri dengan alasan masalah pribadi. Ainsley tidak mengatakan bahwa dirinya akan menikah demi menjaga agar informasi mengenai pernikahannya tidak ketahuan oleh publik.

Air mata tidak bisa dibendung lagi, Ainsley berjalan cepat meninggalkan restoran. Ainsley naik kembali ke dalam mobil dan menumpahkan tangisnya di sana. Sedangkan Robin yang merasa kasihan dengan Ainsley, menyodorkan sekotak tisu dan menghidupkan mesin mobil agar tidak ada yang mengetahui tangisan itu.

Di samping itu Juni yang juga berada di dalam restoran kebingungan melihat Ainsley datang dan pergi dalam keadaan tergesa-gesa. Selain itu raut wajah Ainsley terlihat sedih. Juni tidak bisa menemui Ainsley tadinya karena sedang melayani pelanggan.

Untuk mencari informasi, Juni pun mendatangi tempat di mana para pegawai wanita sedang bergosip sekarang. Menanyakan apa yang terjadi dengan Ainsley pada mereka.

"Juni! Sudah lama sekali tidak melihatmu bergabung bersama kami!" ujar salah seorang pegawai.

Memang biasanya sebelum Juni mengenal Ainsley, waktunya banyak dihabiskan dengan para pegawai penggosip seperti mereka. Tidak heran jika mereka sangat bersemangat saat Juni kembali hadir di tengah-tengah mereka.

"Tadi aku tidak sengaja mendengar manajer kita dan Ainsley berbicara. Sepertinya Ainsley mengundurkan diri."

"Hah?! Mengundurkan diri?" Juni membelalak kaget.

"Kenapa kau begitu terkejut? Bukankah itu berita yang sangat bagus? Nama baik restoran ini tidak terancam akan tercemar lagi." tertawa puas diikuti oleh tawa pegawai lainnya.

Juni yang tidak diberitahu oleh Ainsley sebelumnya mengenai pengunduran itu segera berlari keluar. Juni ingin menanyakan kebenarannya secara langsung pada Ainsley. Akan tetapi langkahnya berhenti ketika matanya menemukan sebuah mobil di luar restoran. Juni masih ingat saat kemarin sekretaris yang bernama Robin itu membawa mobil yang sama seperti mobil yang dilihatnya sekarang.

Juni mulai menghubungkan tebakannya mengenai surat itu dengan pengunduran diri Ainsley yang sangat tiba-tiba. Ini terlalu nyata untuk disebut sebagai sebuah kebetulan. Apalagi sekarang melihat Ainsley masih tidak lepas dari lingkaran suami kakaknya.

Apakah mereka benar-benar akan menikah? Ini benar-benar sebuah berita besar!!

"Huaa!!" tanpa sadar berteriak senang.

Semua orang di restoran menatap Juni dengan pandangan heran. Tatapan mereka seakan mengatakan bahwa Juni adalah orang yang aneh. Bisa berteriak di tempat yang seharusnya tidak semeriah itu. Juni yang menyadari tatapan mereka langsung berlalu pergi menutupi wajahnya dengan nampan.

2 jam berlalu, onggokan tisu memenuhi sisi samping. Ainsley baru saja tenang dan tidak lagi menangis atau pun terisak. Robin membuat guyonan dengan mengatakan perjalanan mereka memakan waktu yang sangat lama, selama 2 jam.

"Maafkan aku." tertawa kecil.

Mereka pun melanjutkan tujuan yang sebenarnya. Mencoba gaun pernikahan di sebuah butik yang dari luar saja bisa terlihat bagaimana kualitasnya. Deretan gaun terpajang cantik di etalase kaca yang luas. Itu hanya beberapa dari gaun yang ada di sana. Di dalam butik dipenuhi berbagai macam jenis gaun pernikahan lainnya.

Ainsley mencoba banyak sekali gaun pengantin dan semuanya sangat mempesona, namun sayang tidak ada gaun yang sesuai dengan tubuh kurusnya. Semua gaun dirancang untuk ukuran tubuh orang dewasa.

***

Pernikahan akan dilangsungkan besok, akan tetapi Aaron masih teguh dengan pendiriannya. Aaron tidak ingin Zack menikah dengan adiknya Emily. Apalagi Ainsley hanya seorang wanita dari panti asuhan. Jika orang-orang tau kebenaran itu, perusahaan yang dibangunnya selama ini akan tercemar.

Zack yang sama keras kepalanya, tetap mencari cara agar dirinya bisa mengabulkan permintaan terakhir Emily. Zack menggunakan Vivienne yang menjadi kelemahan ayahnya, sehingga Aaron pun berhasil dibujuk untuk bersedia menjadi saksi di pernikahan.

Di tengah keberhasilan, ponselnya berdering. Robin yang menghubungi dirinya saat itu. Zack beranjak keluar rumah untuk mengangkat telepon dari Robin.

"Tuan, ada masalah. Tidak ada gaun yang cocok untuk nona Ainsley."

"Hal kecil seperti itu bisa kau akali sendiri. Tinggal cari yang cocok untuknya." merasa terganggu dengan hal sepele.

"Maksud saya semua gaun dirancang untuk ukuran tubuh orang dewasa, tuan." semakin panik.

"Dia bukan anak kecil lagi."

"Maksud saya ada bagian tubuh nona yang tidak dewasa." terpaksa menjelaskan lebih detail agar Zack mengerti.

Zack memejamkan mata sesaat sambil mendengus kesal. Tidak ada yang berjalan lancar selama persiapan pernikahan. Paparazi yang James sembunyikan, media yang harus dibungkam, Alvin yang menjaga informasi agar tidak menyebar luas, restu orang tuanya, bahkan kini gaun pernikahan.

"Desain gaun pernikahan secara khusus untuknya! Jika acara tidak berjalan sesuai rencana, katakan pada mereka aku akan memusnahkan mereka!"

"Akan segera saya laksanakan, tuan!"

***

Mereka mulai mengukur setiap jengkal tubuh Ainsley. Berkali-kali mereka mengulanginya agar tidak terjadi kesalahan. Mereka terlalu takut untuk membuat hati pelanggan terhormat mereka rusak. Berjam-jam mereka habiskan untuk mendapatkan ukuran yang benar-benar pasti.

"Anda bisa datang lagi besok pagi. Kami akan menyiapkan gaun pernikahannya tepat waktu dan kami akan memberikan riasan terbaik untuk nyonya. Saya harap anda bisa membantu kami agar tidak dimusnahkan oleh tuan Zack." penuh harap memandangi Robin.

"Baiklah. Saya akan menyampaikannya pada tuan dan saya akan berusaha semaksimal mungkin."

"Terima kasih banyak. Kami berhutang budi padamu."

Begitu sampai di dalam mobil, Ainsley terduduk lesu. Ainsley tidak tau jika mencoba gaun pernikahan dan mempersiapkan gaun pernikahan akan terasa sangat melelahkan. Bahkan langit sudah tidak lagi terang seperti saat dirinya baru masuk ke dalam butik.

"Nona telah berjuang keras hari ini. Sebelum saya mengantarkan nona pulang, bagaimana jika kita makan malam terlebih dahulu?" saran Robin menyenangkan hati Ainsley.

Semangat Ainsley kembali pulih setelah mendengar kata makan malam. Bukan restoran mewah yang ingin dikunjunginya, melainkan sebuah tempat yang menyajikan berbagai macam jajanan kaki lima.

Malam itu Ainsley menjadi wanita yang sangat bebas dengan dunianya. Mengisi kekosongan perut dan menikmati detik-detik di mana dirinya akan melepaskan masa kebebasan, karena dalam hitungan jam Ainsley harus mengisi penjara yang sudah dipersiapkan untuknya.

"Aku sangat kenyang!" serunya duduk di mobil dengan perut yang hampir meledak.

"Selanjutnya nona mau kemana?"

"Aku masih boleh pergi ke tempat yang aku mau? Kalau begitu.." belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Ainsley terlelap karena sudah terlalu lelah.

Pada akhirnya Robin mengantarkan Ainsley ke Casa Felise sebagai tempat pemberhentian akhir. Beruntung kunci apartemen milik Zack masih disimpan olehnya. Jadi Robin bisa menyelesaikan masalah kecil itu sendirian tanpa menyusahkan tuannya lagi. Robin pun membopong Ainsley sampai ke kamar.

"Apa yang kau lakukan di sini semalam ini?"

Robin terlonjak kaget ketika mendengar suara Zack. Lantas Robin segera menjauhkan lengannya dari leher Ainsley dan menghampiri Zack di depan pintu kamar. Robin berusaha menjelaskan situasi yang bisa membuat orang salah paham itu.

"Saya hanya. Nona.. Maksud saya, nona tertidur setelah seharian ini kelelahan mencoba gaun pernikahan. Saya tidak tega membangunkan nona. Jadi saya menggendong nona ke kamarnya. Maafkan saya, tuan. Saya sudah sangat lancang." menunduk dalam.

"Dia bukan siapa-siapa bagiku. Kau tidak perlu merasa takut."

Robin mengangkat kepalanya, namun tatapan yang seakan tidak menyukai tindakannya masih terlihat jelas di raut wajah itu. Robin menelan ludah bertatap mata dengan Zack.

"Tapi setelah dia menjadi istriku, kau tidak bisa seenaknya menyentuhnya. Bagaimana pun juga dia akan menjadi nyonya di rumah ini."

"Saya mengerti, tuan. Saya tidak akan berani melakukan hal seperti ini lagi."

Zack tadinya bekerja lembur di Casa Felise dan tidak sengaja melihat pintu apartemennya terbuka lebar. Hal itu mengundang dirinya untuk memeriksa keadaan apartemen.

***

Tok tok tok..

Nyawa Robin sudah berada diujung tanduk karena sedaritadi Ainsley tidak menyahut. Mereka sudah hampir terlambat menghadiri acara pernikahan. Robin sangat khawatir akan nasibnya jika Ainsley masih tidak bersedia untuk bangun.

Ainsley terbangun mendengar suara gaduh di luar. Ainsley tidak langsung menggubris ketukan itu dan lebih memilih untuk mengumpulkan ingatannya. Baru saja terkumpul, mukanya masam penuh dengan penyesalan. Ainsley sudah membuang waktu kebebasannya yang masih tersisa banyak tadi malam.

Ainsley membuka pintu dengan malas. Di depannya ada Robin yang berdiri dengan raut wajah khawatir. Bukannya mengikuti keinginan Robin agar segera bersiap-siap, Ainsley mengusulkan Robin untuk mencari penggantinya di pernikahan.

Permintaan yang tidak masuk akal itu ditolak tegas oleh Robin. Setelah melihat Ainsley bangun, Robin pun mengatakan akan menunggu di lobi. Tetapi Ainsley mencegahnya dan meminta untuk pergi bersama karena Ainsley tidak tau bagaimana caranya menggunakan lift.

"Jadi selama ini nona menuruni tangga?!" sangat terkejut.

"Ya.." mengangguk pelan.

"Saya mengerti. Saya akan mencari cara agar nona bisa menggunakan lift. Kalau begitu saya akan menunggu nona di luar apartemen. Waktu kita tidak banyak. Saya beri waktu sepuluh menit untuk nona bersiap-siap."

Seperti perintah seorang pelatih yang harus dilaksanakan, Ainsley segera melesat ke kamar mandi. Ainsley bersiap-siap selama waktu yang telah ditentukan.

10 menit kemudian, mereka pindah dari Casa Felise ke butik yang mereka datangi kemarin. Di sana Ainsley didandani bak putri kerajaan yang ada di negeri dongeng. Baju yang dirancang kemarin benar-benar telah siap untuk digunakan. Hal mustahil yang membuat semua orang berdecak kagum. Pastinya ada banyak tangan yang ikut dalam proses pembuatannya, sehingga bisa menghasilkan gaun yang sangat cantik dalam waktu singkat.

Ainsley berdiri di depan cermin memandangi dirinya yang dibaluti gaun pernikahan. Penampilannya sekarang mengingatkannya sewaktu Emily tersenyum bahagia di hari pernikahan. Berbeda dengannya yang hanya memaksa untuk tersenyum.

Anggapan pernikahan yang selama ini Ainsley bayangkan menjadi luntur. Seharusnya Ainsley tersenyum menyambut acara gembira itu. Menikah dengan orang kaya, tampan, dan juga terkenal. Siapa yang tidak senang mendapatkan itu semua.

Tetapi kenapa harus dengannya? Kenapa harus suami kakaknya?

Di sisi lain Zack sudah lebih dulu datang ke tempat acara pernikahan. Semua orang sudah hadir di sana. Tinggal pihak mempelai wanita yang belum menampakkan diri di depan mereka.

"Zack, selamat atas pernikahanmu." Vivienne memeluk sebagai ucapan selamat.

"Acaranya masih belum mulai, bu."

Aaron yang masih menunjukkan tatapan ketidaksukaannya akan keputusan Zack, membuat Vivienne protes dan menyuruhnya untuk tersenyum di hari bahagia itu. Butuh sebuah cubitan agar Aaron mau menampilkan senyuman di wajah.

"Ngomong-ngomong kenapa mempelai wanitanya lama sekali, Zack?" tanya bibinya Zack.

"Ah! Aku akan menghubunginya." pergi untuk menelepon Robin.

***

"Anda masih mengingat saya?"

"Ro-bin?"

"Mungkin berita ini sangat mendadak. Saya harap anda dapat mengerti keadaan yang sedang dihadapi oleh nona Ainsley. Saya kemari atas permintaan nona Ainsley yang menginginkan anda untuk menjadi saksi di pernikahan nona Ainsley dan tuan Zack."

"Jadi, tebakanku benar?!" tercengang.

"He?!" tidak mengerti.

"Tunggu disini! Aku akan segera kembali!"

Di saat menunggu Juni bersiap-siap, Robin menerima telepon dari Zack. Keterlambatan adalah hal yang paling ditekankan di panggilan itu. Mereka sudah sangat terlambat, sehingga membuat orang-orang menunggu lama.

"Cepatlah! Aku tidak ingin membuang-buang waktu untuk ini." telepon diputus sebelum Robin menjawab.

Terpopuler

Comments

ANI dfa W⃠🍓ˢˢᶜ🌴

ANI dfa W⃠🍓ˢˢᶜ🌴

kasiahan ainsley thor..... 😔😔😔

2020-11-29

2

Retno Marsudi

Retno Marsudi

buat si Zack bucin duluan thorrr 🙏🙏🙏

2020-06-19

7

🌷Tulip PYTD🌻

🌷Tulip PYTD🌻

bagian tubuh yg tidak dewasa itu apaa ya thor....?

2020-04-27

4

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Selimut Kesedihan
2 Episode 2: Membenahi Kehidupan
3 Episode 3: Duplikat Hati
4 Episode 4: Kenangan Lama
5 Episode 5: Kebahagiaan Emily
6 Episode 6: Teman Baru
7 Rahasia Tersembunyi
8 Menolak Takdir
9 Pertemuan Duka
10 Kabar Buruk
11 Berteman Sepi
12 Gaun Pernikahan
13 Angin Lewat
14 Pria Bule
15 Episode 15: Salah Makan
16 Seorang Pencuri
17 Berita Penting
18 Terpaksa Berbohong
19 Situasi Rumit
20 Pria Tua
21 Bisnis Perjodohan
22 Terlambat Pulang
23 Khalayak Ramai
24 Melewati Bersama
25 Memastikan Hati
26 Melindungi Harapan
27 Pemandangan Langka
28 Cangkang Siput
29 Hadiah Penyesalan
30 Mencuri Start
31 Sebuah Kesalahan
32 Menahan Diri
33 Bintang Kecil
34 Menggoda Kekasih
35 Mengulur Waktu
36 Kartu Nama
37 Wanita Lain
38 Secarik Kertas
39 Tolong Aku!
40 Bunga Tulip
41 Efek Lampau
42 Rasa Bersalah
43 Obat Penawar
44 Salah Paham
45 Penderitaan Robin
46 Strategi Penjualan
47 Menanti Pertemuan
48 Mengingkari Janji
49 Takut Kecoak
50 Bersembunyi
51 Pesta Kecil
52 Ancaman Kepemilikan
53 Dansa
54 Kecemburuan
55 Jadwal Egois
56 Mogok Makan
57 Salmon Sushi
58 Cookies
59 Bertemu Juni
60 Dunia Baru
61 Menarik Perhatian
62 Kejutan
63 Episode 63: Pengacau
64 Episode 64: Keburaman
65 Buta
66 Episode 66: Karma
67 Kambuh
68 Syarat
69 Lepas
70 Kehilangan Arah
71 Pulang
72 Mi
73 Tamu Pertama
74 Posisi
75 Terancam
76 Diculik Ibu Tiri
77 Siapa Catrin?
78 Episode 78: Mengasuh Eilaria
79 Kesalahan Aaron
80 Kepergian Jeslyn
81 Terlambat Sadar
82 Menjadi Parasit
83 Perkara Ponsel
84 Menyelamatkan Catrin
85 Kesiaan Rindu
86 Mengasihani Diri
87 Rencana Lidya
88 Berpura-pura Bahagia
89 Jalan Keluar
90 Perseteruan Lama
91 Memulai Kembali
92 Penyamaran Ke-2
93 Tanpa Rencana
94 Benang Merah
95 Tamu Lain
96 Orang Kaya
97 Selamat Tidur
98 Episode 98: Wali Terhormat
99 Tuan & Nona
100 Lelucon Daun
101 Kepala Keluarga
102 Sandaran Bahu
103 Berbagi Hati
104 Seorang Kakak
105 Meminjam Nama
106 Tanpa Jejak
107 Gudang Kosong
108 Pakaian Sempit
109 Satu Atap
110 Dalang Kegelisahan
111 Ingin Pulang
112 Rumah Lama
113 Pasangan Favorit
114 Pil Pelukan
115 Menebak Kalimat
116 Detik Berharga
117 Provokator Asmara
118 Melenyapkan Egois
119 Bahu Sandaran
120 Jiwa Jomlo
121 Bulan Penumbra
122 Penjara Abadi
123 Pengalihan Tahta
124 Nenek
125 Terima Kasih
126 Penting!
127 Episode 1: Meminta Saran
128 Episode 2: Berdamai
129 Episode 3: Kencan Buta
130 Episode 4: Kacamata Hitam
131 Episode 5: Tempat Semula
132 Episode 6: Sekretaris Pribadi
133 Episode 7: Pertemuan Rahasia
134 Episode 8: Membangunkan Gavin
135 Episode 9: Menjalin Waktu
136 Episode 10: Pekerjaan Alea
137 Episode 11: Lembur
138 Episode 12: Larut Malam
139 Episode 13: Tanda Bahaya
140 Episode 14: Kehilangan Pegawai
141 Episode 15: Bertamu
142 Episode 16: Dilema
143 Episode 17: Sebuah Tamparan
144 Episode 18: Terikat Berita
145 Episode 19: Ingin Berkunjung
146 Episode 20: Kebohongan Besar
147 Episode 21: Menyatakan Perasaan
148 Episode 22: Merangkak pada Cahaya
149 Episode 23: Nyctophobia
150 Episode 24: Penolakan Keras
151 Episode 25: Genggaman Tangan
152 Episode 26: Liburan
153 Episode 27: Kemarahan Ainsley
154 Episode 28: Tempat Tidur
155 Episode 29: Mencari Nayra
156 Episode 30: Pengharapan
157 Episode 31: Menceburkan Diri
158 Episode 32: Wanita Aneh
159 Episode 33: Salah Kira
160 Episode 34: Hamil
161 Episode 35: Makan Siang Keluarga
162 Episode 36: Pertemuan Kembali
163 Episode 37: Mengembalikan Ponsel
164 Episode 38: Flashback
165 Episode 39: Kata Maaf untuk Henry
166 Episode 40: Berusaha Bangkit
167 Episode 41: Hubungan Khusus
168 Episode 42: Kemustahilan
169 Episode 43: Satu Persen
170 Episode 44: Kiriman Bunga
171 Episode 45: Kebetulan atau Takdir
172 Episode 46: Terperangkap Hujan
173 Episode 47: Hak Milik
174 Episode 48: Api Kecemburuan
175 Episode 49: Keputusan Willy
176 Episode 50: Keinginan Nayra
177 Episode 51: Obsesi
178 Episode 52: Rumah Nayra
179 Episode 53: Pengaruh Alkohol
180 Episode 54: Penggemar Fanatik
181 Episode 55: Melamar
182 Episode 56: Persiapan Pernikahan
183 Episode 57: Pernikahan
184 Episode 58: Dua Pilihan
185 Episode 59: Waktu Berdua
186 Episode Khusus: Happy Anniversary
187 Episode Khusus: Happy Anniversary 2
188 Episode Khusus: Happy Anniversary 3 (End)
189 Dear Pembaca
Episodes

Updated 189 Episodes

1
Episode 1: Selimut Kesedihan
2
Episode 2: Membenahi Kehidupan
3
Episode 3: Duplikat Hati
4
Episode 4: Kenangan Lama
5
Episode 5: Kebahagiaan Emily
6
Episode 6: Teman Baru
7
Rahasia Tersembunyi
8
Menolak Takdir
9
Pertemuan Duka
10
Kabar Buruk
11
Berteman Sepi
12
Gaun Pernikahan
13
Angin Lewat
14
Pria Bule
15
Episode 15: Salah Makan
16
Seorang Pencuri
17
Berita Penting
18
Terpaksa Berbohong
19
Situasi Rumit
20
Pria Tua
21
Bisnis Perjodohan
22
Terlambat Pulang
23
Khalayak Ramai
24
Melewati Bersama
25
Memastikan Hati
26
Melindungi Harapan
27
Pemandangan Langka
28
Cangkang Siput
29
Hadiah Penyesalan
30
Mencuri Start
31
Sebuah Kesalahan
32
Menahan Diri
33
Bintang Kecil
34
Menggoda Kekasih
35
Mengulur Waktu
36
Kartu Nama
37
Wanita Lain
38
Secarik Kertas
39
Tolong Aku!
40
Bunga Tulip
41
Efek Lampau
42
Rasa Bersalah
43
Obat Penawar
44
Salah Paham
45
Penderitaan Robin
46
Strategi Penjualan
47
Menanti Pertemuan
48
Mengingkari Janji
49
Takut Kecoak
50
Bersembunyi
51
Pesta Kecil
52
Ancaman Kepemilikan
53
Dansa
54
Kecemburuan
55
Jadwal Egois
56
Mogok Makan
57
Salmon Sushi
58
Cookies
59
Bertemu Juni
60
Dunia Baru
61
Menarik Perhatian
62
Kejutan
63
Episode 63: Pengacau
64
Episode 64: Keburaman
65
Buta
66
Episode 66: Karma
67
Kambuh
68
Syarat
69
Lepas
70
Kehilangan Arah
71
Pulang
72
Mi
73
Tamu Pertama
74
Posisi
75
Terancam
76
Diculik Ibu Tiri
77
Siapa Catrin?
78
Episode 78: Mengasuh Eilaria
79
Kesalahan Aaron
80
Kepergian Jeslyn
81
Terlambat Sadar
82
Menjadi Parasit
83
Perkara Ponsel
84
Menyelamatkan Catrin
85
Kesiaan Rindu
86
Mengasihani Diri
87
Rencana Lidya
88
Berpura-pura Bahagia
89
Jalan Keluar
90
Perseteruan Lama
91
Memulai Kembali
92
Penyamaran Ke-2
93
Tanpa Rencana
94
Benang Merah
95
Tamu Lain
96
Orang Kaya
97
Selamat Tidur
98
Episode 98: Wali Terhormat
99
Tuan & Nona
100
Lelucon Daun
101
Kepala Keluarga
102
Sandaran Bahu
103
Berbagi Hati
104
Seorang Kakak
105
Meminjam Nama
106
Tanpa Jejak
107
Gudang Kosong
108
Pakaian Sempit
109
Satu Atap
110
Dalang Kegelisahan
111
Ingin Pulang
112
Rumah Lama
113
Pasangan Favorit
114
Pil Pelukan
115
Menebak Kalimat
116
Detik Berharga
117
Provokator Asmara
118
Melenyapkan Egois
119
Bahu Sandaran
120
Jiwa Jomlo
121
Bulan Penumbra
122
Penjara Abadi
123
Pengalihan Tahta
124
Nenek
125
Terima Kasih
126
Penting!
127
Episode 1: Meminta Saran
128
Episode 2: Berdamai
129
Episode 3: Kencan Buta
130
Episode 4: Kacamata Hitam
131
Episode 5: Tempat Semula
132
Episode 6: Sekretaris Pribadi
133
Episode 7: Pertemuan Rahasia
134
Episode 8: Membangunkan Gavin
135
Episode 9: Menjalin Waktu
136
Episode 10: Pekerjaan Alea
137
Episode 11: Lembur
138
Episode 12: Larut Malam
139
Episode 13: Tanda Bahaya
140
Episode 14: Kehilangan Pegawai
141
Episode 15: Bertamu
142
Episode 16: Dilema
143
Episode 17: Sebuah Tamparan
144
Episode 18: Terikat Berita
145
Episode 19: Ingin Berkunjung
146
Episode 20: Kebohongan Besar
147
Episode 21: Menyatakan Perasaan
148
Episode 22: Merangkak pada Cahaya
149
Episode 23: Nyctophobia
150
Episode 24: Penolakan Keras
151
Episode 25: Genggaman Tangan
152
Episode 26: Liburan
153
Episode 27: Kemarahan Ainsley
154
Episode 28: Tempat Tidur
155
Episode 29: Mencari Nayra
156
Episode 30: Pengharapan
157
Episode 31: Menceburkan Diri
158
Episode 32: Wanita Aneh
159
Episode 33: Salah Kira
160
Episode 34: Hamil
161
Episode 35: Makan Siang Keluarga
162
Episode 36: Pertemuan Kembali
163
Episode 37: Mengembalikan Ponsel
164
Episode 38: Flashback
165
Episode 39: Kata Maaf untuk Henry
166
Episode 40: Berusaha Bangkit
167
Episode 41: Hubungan Khusus
168
Episode 42: Kemustahilan
169
Episode 43: Satu Persen
170
Episode 44: Kiriman Bunga
171
Episode 45: Kebetulan atau Takdir
172
Episode 46: Terperangkap Hujan
173
Episode 47: Hak Milik
174
Episode 48: Api Kecemburuan
175
Episode 49: Keputusan Willy
176
Episode 50: Keinginan Nayra
177
Episode 51: Obsesi
178
Episode 52: Rumah Nayra
179
Episode 53: Pengaruh Alkohol
180
Episode 54: Penggemar Fanatik
181
Episode 55: Melamar
182
Episode 56: Persiapan Pernikahan
183
Episode 57: Pernikahan
184
Episode 58: Dua Pilihan
185
Episode 59: Waktu Berdua
186
Episode Khusus: Happy Anniversary
187
Episode Khusus: Happy Anniversary 2
188
Episode Khusus: Happy Anniversary 3 (End)
189
Dear Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!