"Sebenarnya hari ini saya harus membawa nona pergi mencoba gaun pernikahan yang akan dipakai untuk pernikahan besok."
Robin tersenyum melihat respon Ainsley yang menghela napas saat disinggung soal pernikahan. Robin menebak jika calon istri tuannya itu sudah lelah mendengarkan hal yang berkaitan dengan pernikahan.
"Pernikahan akan diselenggarakan secara tertutup dan hanya dihadiri oleh kerabat terdekat saja sebagai saksi. Saya ingin tau siapa yang akan nona bawa ke pernikahan."
"Hanya Juni."
"Baiklah. Saya akan menjemput nona Juni untuk menemani nona."
"Satu hal lagi yang ingin saya sampaikan pada nona. Tuan tidak ingin nona bekerja lagi, karena jika publik tau bahwa nona adalah istri tuan akan berdampak pada tuan nantinya."
"Baiklah. Aku harap masih ada harapan untukku."
"Seperti harapan nona, tuan mengizinkan nona untuk tetap melanjutkan pendidikan."
"Itu terdengar bagus. Apa ada lagi peraturan yang harus aku patuhi?"
"Nona hanya diperbolehkan keluar sampai jam delapan malam."
"Baiklah. Tunggu! Apa?!"
"Akhir-akhir ini ada paparazi yang mengikuti tuan. Jika nona sering keluar masuk Casa Felise, akan terlihat jelas nantinya."
"Lalu apa hubungannya dengan jam delapan malam?"
"Saya yakin nona tidak ingin mengambil resiko pulang larut malam sebagai istri tuan Zack Hughes."
"Aku tidak memikirkannya sejauh itu. Robin, aku ingin menanyakan satu hal padamu. Mengapa tuanmu mengirimmu untuk melakukan ini semua? Mengapa tidak langsung saja membicarakannya padaku?"
"Walaupun itu bukan satu pertanyaan, tapi saya akan tetap menjawabnya. Tuan adalah orang yang sibuk."
"Tetap saja pernikahan bukan masalahku sendiri. Ini juga masalahnya dan seharusnya kami yang membicarakannya secara langsung."
"Nona akan bertemu dengan tuan saat pernikahan nanti. Saya harap nona bersabar."
"Be-bersabar apanya?! Aku tidak menanti tuanmu itu!" mendengus kesal.
"Saya akan memberikan satu bocoran pada nona."
"Apa?" tidak terlalu tertarik.
"Tuan adalah pria yang tampan." Robin mengacungkan jempolnya.
"Aku tidak peduli!" membuang muka lantaran kesal pada tawa yang seakan mengejek itu.
Setibanya di depan restoran, hari itu juga Ainsley memutuskan untuk berhenti bekerja. Baginya lebih baik mengakhiri secepat mungkin dibandingkan bekerja dalam keadaan bersedih. Pekerjaannya akan menjadi kacau jika itu terjadi dan hanya akan meninggalkan kesan buruk di hari terakhirnya bekerja.
Kabar mendadak itu mengejutkan seluruh pegawai restoran. Ainsley mengundurkan diri dengan alasan masalah pribadi. Ainsley tidak mengatakan bahwa dirinya akan menikah demi menjaga agar informasi mengenai pernikahannya tidak ketahuan oleh publik.
Air mata tidak bisa dibendung lagi, Ainsley berjalan cepat meninggalkan restoran. Ainsley naik kembali ke dalam mobil dan menumpahkan tangisnya di sana. Sedangkan Robin yang merasa kasihan dengan Ainsley, menyodorkan sekotak tisu dan menghidupkan mesin mobil agar tidak ada yang mengetahui tangisan itu.
Di samping itu Juni yang juga berada di dalam restoran kebingungan melihat Ainsley datang dan pergi dalam keadaan tergesa-gesa. Selain itu raut wajah Ainsley terlihat sedih. Juni tidak bisa menemui Ainsley tadinya karena sedang melayani pelanggan.
Untuk mencari informasi, Juni pun mendatangi tempat di mana para pegawai wanita sedang bergosip sekarang. Menanyakan apa yang terjadi dengan Ainsley pada mereka.
"Juni! Sudah lama sekali tidak melihatmu bergabung bersama kami!" ujar salah seorang pegawai.
Memang biasanya sebelum Juni mengenal Ainsley, waktunya banyak dihabiskan dengan para pegawai penggosip seperti mereka. Tidak heran jika mereka sangat bersemangat saat Juni kembali hadir di tengah-tengah mereka.
"Tadi aku tidak sengaja mendengar manajer kita dan Ainsley berbicara. Sepertinya Ainsley mengundurkan diri."
"Hah?! Mengundurkan diri?" Juni membelalak kaget.
"Kenapa kau begitu terkejut? Bukankah itu berita yang sangat bagus? Nama baik restoran ini tidak terancam akan tercemar lagi." tertawa puas diikuti oleh tawa pegawai lainnya.
Juni yang tidak diberitahu oleh Ainsley sebelumnya mengenai pengunduran itu segera berlari keluar. Juni ingin menanyakan kebenarannya secara langsung pada Ainsley. Akan tetapi langkahnya berhenti ketika matanya menemukan sebuah mobil di luar restoran. Juni masih ingat saat kemarin sekretaris yang bernama Robin itu membawa mobil yang sama seperti mobil yang dilihatnya sekarang.
Juni mulai menghubungkan tebakannya mengenai surat itu dengan pengunduran diri Ainsley yang sangat tiba-tiba. Ini terlalu nyata untuk disebut sebagai sebuah kebetulan. Apalagi sekarang melihat Ainsley masih tidak lepas dari lingkaran suami kakaknya.
Apakah mereka benar-benar akan menikah? Ini benar-benar sebuah berita besar!!
"Huaa!!" tanpa sadar berteriak senang.
Semua orang di restoran menatap Juni dengan pandangan heran. Tatapan mereka seakan mengatakan bahwa Juni adalah orang yang aneh. Bisa berteriak di tempat yang seharusnya tidak semeriah itu. Juni yang menyadari tatapan mereka langsung berlalu pergi menutupi wajahnya dengan nampan.
2 jam berlalu, onggokan tisu memenuhi sisi samping. Ainsley baru saja tenang dan tidak lagi menangis atau pun terisak. Robin membuat guyonan dengan mengatakan perjalanan mereka memakan waktu yang sangat lama, selama 2 jam.
"Maafkan aku." tertawa kecil.
Mereka pun melanjutkan tujuan yang sebenarnya. Mencoba gaun pernikahan di sebuah butik yang dari luar saja bisa terlihat bagaimana kualitasnya. Deretan gaun terpajang cantik di etalase kaca yang luas. Itu hanya beberapa dari gaun yang ada di sana. Di dalam butik dipenuhi berbagai macam jenis gaun pernikahan lainnya.
Ainsley mencoba banyak sekali gaun pengantin dan semuanya sangat mempesona, namun sayang tidak ada gaun yang sesuai dengan tubuh kurusnya. Semua gaun dirancang untuk ukuran tubuh orang dewasa.
***
Pernikahan akan dilangsungkan besok, akan tetapi Aaron masih teguh dengan pendiriannya. Aaron tidak ingin Zack menikah dengan adiknya Emily. Apalagi Ainsley hanya seorang wanita dari panti asuhan. Jika orang-orang tau kebenaran itu, perusahaan yang dibangunnya selama ini akan tercemar.
Zack yang sama keras kepalanya, tetap mencari cara agar dirinya bisa mengabulkan permintaan terakhir Emily. Zack menggunakan Vivienne yang menjadi kelemahan ayahnya, sehingga Aaron pun berhasil dibujuk untuk bersedia menjadi saksi di pernikahan.
Di tengah keberhasilan, ponselnya berdering. Robin yang menghubungi dirinya saat itu. Zack beranjak keluar rumah untuk mengangkat telepon dari Robin.
"Tuan, ada masalah. Tidak ada gaun yang cocok untuk nona Ainsley."
"Hal kecil seperti itu bisa kau akali sendiri. Tinggal cari yang cocok untuknya." merasa terganggu dengan hal sepele.
"Maksud saya semua gaun dirancang untuk ukuran tubuh orang dewasa, tuan." semakin panik.
"Dia bukan anak kecil lagi."
"Maksud saya ada bagian tubuh nona yang tidak dewasa." terpaksa menjelaskan lebih detail agar Zack mengerti.
Zack memejamkan mata sesaat sambil mendengus kesal. Tidak ada yang berjalan lancar selama persiapan pernikahan. Paparazi yang James sembunyikan, media yang harus dibungkam, Alvin yang menjaga informasi agar tidak menyebar luas, restu orang tuanya, bahkan kini gaun pernikahan.
"Desain gaun pernikahan secara khusus untuknya! Jika acara tidak berjalan sesuai rencana, katakan pada mereka aku akan memusnahkan mereka!"
"Akan segera saya laksanakan, tuan!"
***
Mereka mulai mengukur setiap jengkal tubuh Ainsley. Berkali-kali mereka mengulanginya agar tidak terjadi kesalahan. Mereka terlalu takut untuk membuat hati pelanggan terhormat mereka rusak. Berjam-jam mereka habiskan untuk mendapatkan ukuran yang benar-benar pasti.
"Anda bisa datang lagi besok pagi. Kami akan menyiapkan gaun pernikahannya tepat waktu dan kami akan memberikan riasan terbaik untuk nyonya. Saya harap anda bisa membantu kami agar tidak dimusnahkan oleh tuan Zack." penuh harap memandangi Robin.
"Baiklah. Saya akan menyampaikannya pada tuan dan saya akan berusaha semaksimal mungkin."
"Terima kasih banyak. Kami berhutang budi padamu."
Begitu sampai di dalam mobil, Ainsley terduduk lesu. Ainsley tidak tau jika mencoba gaun pernikahan dan mempersiapkan gaun pernikahan akan terasa sangat melelahkan. Bahkan langit sudah tidak lagi terang seperti saat dirinya baru masuk ke dalam butik.
"Nona telah berjuang keras hari ini. Sebelum saya mengantarkan nona pulang, bagaimana jika kita makan malam terlebih dahulu?" saran Robin menyenangkan hati Ainsley.
Semangat Ainsley kembali pulih setelah mendengar kata makan malam. Bukan restoran mewah yang ingin dikunjunginya, melainkan sebuah tempat yang menyajikan berbagai macam jajanan kaki lima.
Malam itu Ainsley menjadi wanita yang sangat bebas dengan dunianya. Mengisi kekosongan perut dan menikmati detik-detik di mana dirinya akan melepaskan masa kebebasan, karena dalam hitungan jam Ainsley harus mengisi penjara yang sudah dipersiapkan untuknya.
"Aku sangat kenyang!" serunya duduk di mobil dengan perut yang hampir meledak.
"Selanjutnya nona mau kemana?"
"Aku masih boleh pergi ke tempat yang aku mau? Kalau begitu.." belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Ainsley terlelap karena sudah terlalu lelah.
Pada akhirnya Robin mengantarkan Ainsley ke Casa Felise sebagai tempat pemberhentian akhir. Beruntung kunci apartemen milik Zack masih disimpan olehnya. Jadi Robin bisa menyelesaikan masalah kecil itu sendirian tanpa menyusahkan tuannya lagi. Robin pun membopong Ainsley sampai ke kamar.
"Apa yang kau lakukan di sini semalam ini?"
Robin terlonjak kaget ketika mendengar suara Zack. Lantas Robin segera menjauhkan lengannya dari leher Ainsley dan menghampiri Zack di depan pintu kamar. Robin berusaha menjelaskan situasi yang bisa membuat orang salah paham itu.
"Saya hanya. Nona.. Maksud saya, nona tertidur setelah seharian ini kelelahan mencoba gaun pernikahan. Saya tidak tega membangunkan nona. Jadi saya menggendong nona ke kamarnya. Maafkan saya, tuan. Saya sudah sangat lancang." menunduk dalam.
"Dia bukan siapa-siapa bagiku. Kau tidak perlu merasa takut."
Robin mengangkat kepalanya, namun tatapan yang seakan tidak menyukai tindakannya masih terlihat jelas di raut wajah itu. Robin menelan ludah bertatap mata dengan Zack.
"Tapi setelah dia menjadi istriku, kau tidak bisa seenaknya menyentuhnya. Bagaimana pun juga dia akan menjadi nyonya di rumah ini."
"Saya mengerti, tuan. Saya tidak akan berani melakukan hal seperti ini lagi."
Zack tadinya bekerja lembur di Casa Felise dan tidak sengaja melihat pintu apartemennya terbuka lebar. Hal itu mengundang dirinya untuk memeriksa keadaan apartemen.
***
Tok tok tok..
Nyawa Robin sudah berada diujung tanduk karena sedaritadi Ainsley tidak menyahut. Mereka sudah hampir terlambat menghadiri acara pernikahan. Robin sangat khawatir akan nasibnya jika Ainsley masih tidak bersedia untuk bangun.
Ainsley terbangun mendengar suara gaduh di luar. Ainsley tidak langsung menggubris ketukan itu dan lebih memilih untuk mengumpulkan ingatannya. Baru saja terkumpul, mukanya masam penuh dengan penyesalan. Ainsley sudah membuang waktu kebebasannya yang masih tersisa banyak tadi malam.
Ainsley membuka pintu dengan malas. Di depannya ada Robin yang berdiri dengan raut wajah khawatir. Bukannya mengikuti keinginan Robin agar segera bersiap-siap, Ainsley mengusulkan Robin untuk mencari penggantinya di pernikahan.
Permintaan yang tidak masuk akal itu ditolak tegas oleh Robin. Setelah melihat Ainsley bangun, Robin pun mengatakan akan menunggu di lobi. Tetapi Ainsley mencegahnya dan meminta untuk pergi bersama karena Ainsley tidak tau bagaimana caranya menggunakan lift.
"Jadi selama ini nona menuruni tangga?!" sangat terkejut.
"Ya.." mengangguk pelan.
"Saya mengerti. Saya akan mencari cara agar nona bisa menggunakan lift. Kalau begitu saya akan menunggu nona di luar apartemen. Waktu kita tidak banyak. Saya beri waktu sepuluh menit untuk nona bersiap-siap."
Seperti perintah seorang pelatih yang harus dilaksanakan, Ainsley segera melesat ke kamar mandi. Ainsley bersiap-siap selama waktu yang telah ditentukan.
10 menit kemudian, mereka pindah dari Casa Felise ke butik yang mereka datangi kemarin. Di sana Ainsley didandani bak putri kerajaan yang ada di negeri dongeng. Baju yang dirancang kemarin benar-benar telah siap untuk digunakan. Hal mustahil yang membuat semua orang berdecak kagum. Pastinya ada banyak tangan yang ikut dalam proses pembuatannya, sehingga bisa menghasilkan gaun yang sangat cantik dalam waktu singkat.
Ainsley berdiri di depan cermin memandangi dirinya yang dibaluti gaun pernikahan. Penampilannya sekarang mengingatkannya sewaktu Emily tersenyum bahagia di hari pernikahan. Berbeda dengannya yang hanya memaksa untuk tersenyum.
Anggapan pernikahan yang selama ini Ainsley bayangkan menjadi luntur. Seharusnya Ainsley tersenyum menyambut acara gembira itu. Menikah dengan orang kaya, tampan, dan juga terkenal. Siapa yang tidak senang mendapatkan itu semua.
Tetapi kenapa harus dengannya? Kenapa harus suami kakaknya?
Di sisi lain Zack sudah lebih dulu datang ke tempat acara pernikahan. Semua orang sudah hadir di sana. Tinggal pihak mempelai wanita yang belum menampakkan diri di depan mereka.
"Zack, selamat atas pernikahanmu." Vivienne memeluk sebagai ucapan selamat.
"Acaranya masih belum mulai, bu."
Aaron yang masih menunjukkan tatapan ketidaksukaannya akan keputusan Zack, membuat Vivienne protes dan menyuruhnya untuk tersenyum di hari bahagia itu. Butuh sebuah cubitan agar Aaron mau menampilkan senyuman di wajah.
"Ngomong-ngomong kenapa mempelai wanitanya lama sekali, Zack?" tanya bibinya Zack.
"Ah! Aku akan menghubunginya." pergi untuk menelepon Robin.
***
"Anda masih mengingat saya?"
"Ro-bin?"
"Mungkin berita ini sangat mendadak. Saya harap anda dapat mengerti keadaan yang sedang dihadapi oleh nona Ainsley. Saya kemari atas permintaan nona Ainsley yang menginginkan anda untuk menjadi saksi di pernikahan nona Ainsley dan tuan Zack."
"Jadi, tebakanku benar?!" tercengang.
"He?!" tidak mengerti.
"Tunggu disini! Aku akan segera kembali!"
Di saat menunggu Juni bersiap-siap, Robin menerima telepon dari Zack. Keterlambatan adalah hal yang paling ditekankan di panggilan itu. Mereka sudah sangat terlambat, sehingga membuat orang-orang menunggu lama.
"Cepatlah! Aku tidak ingin membuang-buang waktu untuk ini." telepon diputus sebelum Robin menjawab.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
ANI dfa W⃠🍓ˢˢᶜ🌴
kasiahan ainsley thor..... 😔😔😔
2020-11-29
2
Retno Marsudi
buat si Zack bucin duluan thorrr 🙏🙏🙏
2020-06-19
7
🌷Tulip PYTD🌻
bagian tubuh yg tidak dewasa itu apaa ya thor....?
2020-04-27
4