17.

HAPPY READING MAN-TEMAN 🤗.

"Shin,. dengarkan Aku."

Shinta mengangguk dan tersenyum sumringah. Amier sedikit ragu dengan ekspresi Shinta yang seperti nya sangat mengharapkan sesuatu yang baik. Tapi, mau tidak mau Amier harus mengatakan nya.

Dia tidak mau lebih menyakiti hati nya dan juga hati yang lain nya.

"Shin, setelah pernyataan Kamu waktu itu," Amier menggantungkan kata-kata nya.

Dia melihat ekspresi Shinta yang mata nya berbinar. Dia jadi tidak tega, tapi dia harus mengatakan nya.

"Maaf, Aku nggak bisa terima perasaanmu padaku," kata Amier. Ada sedikit rasa menyesal di sana.

Shinta memudarkan senyum nya, genggaman tangan nya semakin kuat. Dia menunduk sebentar dan menatap pemuda di depan nya lagi.

"Kenapa?" tanya Shinta. Sekuat tenaga dia tahan tangis hingga mata nya memerah.

"Aku sudah punya hati yang harus Aku jaga. Dan Aku nggak mau melukai Kamu karena Aku nggak bisa membalas perasaan Kamu sama Aku." Jelas Amier.

"Siapa?" tanya nya lagi.

Amier yang mengerti, langsung menjawab. "Ameera. Dia adalah gadis yang Aku tunggu hingga kini, sekali lagi maaf."

Shinta tersenyum pahit. Dia menghela nafas yang terasa sesak.

"Tidak apa-apa, terimakasih atas jawaban nya." Kata Shinta dan beranjak berdiri. Dia mengulurkan tangannya.

"Kita masih berteman kan?" tanya Shinta. Amier sedikit ragu untuk menerima uluran tangan Shinta, tapi karena melihat mata gadis itu yang me-merah karena menahan tangis, akhirnya Amier menerima uluran tangan nya.

"Tentu!" jawab nya kemudian. Shinta sedikit tersenyum dan berpamitan pergi.

Amier memperhatikan Shinta yang berjalan agak buru-buru. Dia yakin jika gadis itu sedang menangis sekarang.

Amier mengambil nafas panjang. "Maafin Aku, tapi jika Aku harus berpura-pura menyukaimu, Aku takut akan lebih menyakitimu lebih dari ini. Lebih baik seperti ini. Ya, seperti ini." Lirih Amier masih menatap kepergian Shinta di balik jendela kaca kafe.

💢💢💢💢

Shinta berjalan dengan tatapan kosong, baru sekali jatuh cinta tapi harus kena tolak dan alasan pemuda itu menolak nya adalah karena sudah ada yang mengisi hati nya. Dan lebih menyakitkan lagi yang mengisi itu tak lain adalah sahabat nya.

Miris bukan, setelah sekian lama baru merasakan, dan bahkan hubungan itu belum terjalin malah sudah berakhir. Shinta tertawa renyah.

"Kenapa harus Ameera? Bukan yang lain. Jika orang lain, Aku mau berjuang juga tak mau kalah. Tapi ini, heh! Bahkan sebelum berperang sudah kalah telak. Aku nggak mau persahabatan Aku harus harus hancur." Shinta terus saja bergumam.

Gadis itu berjalan dengan langkah gontai menyusuri jalan setapak menuju taman.

Setelah menemukan bangku kosong di taman tersebut, dia duduk dan menekuk lutut dan Menenggelamkan wajahnya di kedua lutut nya.

Dia menangis dalam diam. Perasaan nya hancur. Untuk pertama kali nya dia jatuh cinta, tapi harus merasakan sakit seperti itu.

"Hiks! Malang banget sih nasib Aku!" gerutu nya di sela-sela tangis nya.

"Berisik woy!" seru seseorang dari atas pohon yang terasa terganggu dari tidur nya.

Shinta mendongak dan mencari asal suara tersebut. Tapi, sepanjang pandangan nya dia tak menemukan seseorang.

"Nyari siapa woy!" seru nya lagi ntah suara siapa itu. Shinta memegang leher nya yang sedikit merinding.

"Lo kira Gue setan pake megangin leher segala! Yang ada Lo tuh yang kaya kunti nangis di bawah pohon!" seru suara berat itu.

Setelah mendengar perkataan itu, Shinta mendongak ke atas dan mendapati seorang pemuda yang sedang duduk di tangkai pohon yang cukup besar.

Pemuda itu melompat turun dari pohon membuat Shinta terjengit kaget karena pemuda itu langsung duduk setelah turun.

Pemuda itu menoleh pada Shinta dan mendekatkan wajahnya membuat Shinta memundurkan wajah nya. "Berisik!" kata nya sedikit berbisik dan tersenyum miring.

Shinta mengerjap dan merasa aneh pada orang itu. Pemuda itu membenarkan posisi nya setelah mengatakan hal itu.

"Ganggu tidur Aku saja sih dasar orang aneh!?!" gerutu nya.

"Kamu tuh yang aneh! Tidur tuh di tempat tidur bukan nya di atas pohon!" sergah Shinta tak mau kalah.

"Dasar aneh!" Shinta berdiri dari duduknya dan meninggalkan pemuda itu sembari menggerutu.

Orang itu menatap Shinta dengan terbengong. "Baru kali ini Aku lihat Perempuan marah dan nggak tertarik sama penampilan Aku yang tampan ini!" pemuda itu terkekeh geli sendiri.

"Awas saja kalau ketemu lagi!" gumam nya lalu tersenyum. "Lanjut tidur lagi ah!" pemuda itu membaringkan tubuhnya di kursi yang dia duduki.

💢💢💢💢

Ameera terbengong mendengar penjelasan Amier yang menurut nya begitu membuat dia takut.

"Kamu tenang saja, Aku rasa dia akan baik-baik saja dan nggak akan terjadi apa-apa sama dia." Ucap Amier mencoba menenangkan Ameera yang terlihat begitu gusar.

"Tapi kan Mier...."

"Sstt! Kamu tenang saja, dan sekarang Kamu ikut Aku temuin bunda sekarang, oke?!"

"Tapi,...." Ucapan Ameera lagi-lagi terpotong.

"Nggak ada tapi-tapian Meera!" sergah Amier.

Ameera memanyunkan bibirnya dan menurut ketika Amier menuntun nya ikut ke mobil yang dia bawa khusus untuk menjemput Ameera.

Dua puluh menit lama nya mereka menempuh perjalanan menuju rumah Amier, mungkin bisa di bilang 'calon mertua nya'.

Hahaha! Ameera rasanya ingin tertawa jika mengatakan hal itu. rasa nya sangat tidak percaya jika dia akan bertemu dengan bunda dari pemuda yang ada di samping nya itu, dia jadi gugup.

Akan kah mereka akan suka dengan kedatangan nya, atau malah membenci nya.

Huft! Memikirkan hal itu rasa nya ingin selalu Ameera kabur sekarang juga.

"Kenapa?" tanya Amier yang menoleh sejenak kemudian kembali fokus ke jalan di depan nya.

Ameera menghela nafas lelah, Amier tersenyum. "Jangan takut, bunda Aku baik kok, beliau nggak gigit!" ujar Amier mencoba mencairkan suasana.

Ameera mencebikkan bibir nya. "Aku itu takut kalau mereka, terutama bunda Kamu itu nggak suka sama Aku!" akhir nya

Ameera memberi tahu keresahan yang di alami nya.

"Kamu tenang yah? Aku jamin bahkan Kami akan di manjakan sama bunda. Dan asal Kamu tau, bunda sendiri yang bilang sama Aku buat ngenalin Kamu sama bunda." Amier menjelaskan.

"Benarkah?" ucap Ameera, sedikit ada kelegaan dari mimik wajah nya.

Amier mengangguk. "Tentu!" jawab singkat nya.

"Tapi Amier ....."

"Sudahlah, Kamu tenang saja dan banyak berdo'a biar nggak gugup nanti nya. Aku tau Kamu akan gugup kalau ketemu sama orang baru." Amier menaik turunkan alisnya menggoda.

Lengan pemuda itu di pukuk gemas. "Jangan nakut-nakutin dong Amier!" sungut Ameera yang geram dengan Amier yang selalu saja menggoda nya.

"Bagaimana ekspresi dan respon yang akan bunda Amier berikan? Memang dia tau dari cerita yang Amier ceritakan, tapi tetap saja buat Akur gugup." Gumam Ameera di dalam hati.

SALAM HANGAT DARI AUTHOR KECE 😍.

Terpopuler

Comments

Haroh

Haroh

syuka banget kk ceritanya, mengalir kaya kehidupan nyata,,, dan ndagk ninggalin tokoh² yang ada di novel sebelumnya,,, dari single parent, masa itu akan datang dan lanjut nie aku bacanya 👍👍

2021-03-17

1

Derida ArifahDz

Derida ArifahDz

ayolah author kece cepet up nggak sabar nih

2020-08-17

1

Derida ArifahDz

Derida ArifahDz

ayolah author kece cepet up nggak sabar nih

2020-08-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!