HALLO SEMUA ASSALAMUALAIKUM, SEMUA SEHAT KAN. ALHAMDULILLAH 🤭.
MAKASIH BUAT KALIAN YANG UDAH DOAIN AUTHOR KECE, SEKARANG SUDAH SEMBUH ALHAMDULILLAH DAN SEMOGA YANG KALIAN DOAKAN JUGA BERBALIK PADA KALIAN AAMIIN 🤲.
OKE, KALIAN RINDU NGGAK SAMA AUTHOR?🤭
NGGAK YAH, OKE LAH NGGAK APA-APA YANG PENTING KALIAN RINDU SAMA AMIER DAN BIAN SUDAH CUKUP BUAT AUTHOR 😆.
OKE LAH, KUY LANJUT.
HAPPY READING MAN-TEMAN 🤗.
"Hai?" sapa Shinta membuat ketiga nya menoleh.
Senyuman manis Shinta tak luntur, tapi tidak dengan Ameera. Gadis itu terlihat sangat gugup. Sebelum nya Ameera sudah tahu bahkan melihat Shinta bersama Amier beberapa hari yang lalu.
Tapi tidak dengan Shinta, dia lupa jika saat dirinya makan bersama Amier ada Ameera. Bahkan bisa di bilang tidak tau.
"Hai, Meera, hai Amier?" sapa Shinta sumringah, "dan?" ucapan gadis itu menggantung saat melihat Bian.
"Saya Bian," jawab Bian sembari tersenyum ramah.
Air muka Amier dan juga Ameera berubah dengan kedatangan Shinta. Mereka saling menggerutu di dalam hati dengan berbeda keluhan. Bian yang melihat mereka dengan muka masam mencoba mencairkan suasana dengan menyuruh Shinta untuk duduk bergabung dengan mereka
Bian bagaikan yang punya rumah dan dengan telaten juga ramah nya menyambut tamu. Meskipun dia tak tahu apa masalah di ketiga nya, tapi dia yakin jika mereka ada masalah sendiri-sendiri yang tak dapat di ungkapkan.
"Kalian mau makan apa? Aku nanti yang traktir." Bian menawarkan.
Ameera menggoyangkan telapak tangan nya "Oh! Nggak usah Kak, Kita bayar sendiri-sendiri saja." Tolak nya.
"Sudah lah, jangan sungkan. Anggap saja ini adalah rejeki Kalian ketemu sama Kita. Iya kan Mier?" ucap Bian lagi dan menyenggol lengan Amier untuk mendapat persetujuan.
Amier berdehem dan mengangguk. "Oh, kalau begitu makasih Kak." Kata Ameera sopan.
Setelah perdebatan kecil mereka, pada akhirnya mereka memanggil pelayan dan memesan. Selama menunggu pesanan datang, mereka saling bertukar kabar dan sedikit bercerita.
Mulai dari pertemuan pertama antara Shinta dan Ameera di negeri orang, masa-masa mereka selama tinggal di negeri orang lebih tepatnya tempat tinggal Shinta.
Shinta begitu antusias menceritakan kebersamaan nya bersama Ameera. Ameera hanya sesekali mengulas senyum pada sahabat nya itu, dia begitu bingung harus berekspresi seperti apa.
Sedangkan Amier, dia seperti tidak peduli dengan apa yang Shinta katakan, dia hanya fokus pada Ameera yang berbeda fokus dengan nya. Amier tetap mendengarkan apa yang di ceritakan oleh Shinta. Dan dari cerita itu dia tahu sedikit demi sedikit kehidupan Ameera saat berada jauh darinya.
Perpisahan yang begitu menyesakkan diantara dua hati yang saling menyukai tapi tak bisa untuk saling memiliki satu sama lain. Jarak, waktu dan juga pertemuan yang bahkan tidak pernah mereka punya membuat sangat canggung saat pertemuan mereka kembali.
Tak lama, pesanan mereka datang dan pelayan meletakkan pesanan mereka di meja.
"Terima kasih Mbak!" ucap Bian kepada weathers yang mengantarkan pesanan mereka.
"Jadi pertemanan Kalian sangat dalam yah?" kata Bian setelah menyuapkan sesendok makanan nya.
"Ya bisa dibilang begitu, ya kan Ra?" ucap Shinta yang menoleh pada Ameera, Ameera yang di tanya seperti itu pun mendongak dan tersenyum pada sahabatnya itu.
"Iya!" jawab Ameera singkat.
"Kamu kenapa Ameera, nggak enak badan kah?" tanya Sinta khawatir.
Ameera terlihat sedikit gugup dan menggelengkan kepalanya lalu tersenyum canggung.
Ameera menatap lurus kedepan dan melihat Amiee yang ternyata menatapnya dengan begitu lekat membuatnya menjadi salah tingkah.
Bian yang melihat gelagat Ameera salah tingkah menjadi menoleh pada sang adik yang tatapan nya masih tertuju pada Ameera.
Bian menendang kaki Amier sehingga membuat pemuda jangkung itu tersadar dari lamunannya. Amier menatap kesal pada Bian, tapi Bian melirikkan matanya seakan memberi kode. Amier menghembuskan nafas lelah.
Kecanggungan itu berlangsung lama, setelah Amier memakan kembali makanannya dan hanya fokus dengan hal itu, Ameera bernafas lega. Shinta menatap curiga antara Amier dan juga Ameera.
"Ada apa dengan mereka?" gumam Shinta bertanya-tanya dalam hati nya.
Mereka pun melanjutkan hingga selesai. Saat sudah selesai, mereka pun saling berpamitan dan kembali pada aktivitas mereka masing-masing.
Shinta ber-pamitan lebih dulu pada Ameera sesaat setelah keluar dari restoran tersebut, Shinta lalu memasuki mobilnya. Awal nya yang ingin menemui orang tua dari Ameera, kini dia urungkan karena orang tua dari Shinta sudah ada di rumah nya. Cukup terkejut, tapi dia bersyukur pada akhirnya mama papa nya mau juga ikut pulang ke negara asal dirinya lahir.
Mobil Shinta kian tak terlihat, tapi Ameera masih menatap kepergian mobil Shinta yang menjauh dengan tangan yang melambai.
Lalu kemudian Amier dan Bian keluar dari restoran itu saat mereka akan berjalan ke mobil nya, sudut matanya menangkap sosok gadis yang tak lain adalah Ameera berdiri di samping mobil gadis itu.
Sesaat Ameera akan masuk kedalam, lengan tangan nya ada yang menarik dengan sedikit kasar. Sejurus dengan itu, Ameera mendongak dengan tatapan kesal. Niat nya mau mengomel, tapi setelah melihat siapa yang menarik nya membuat gadis itu bungkam seketika.
Melihat Amier yang mencekal lengannya, tiba-tiba tenggorokan nya serasa kering hingga dia menelan air ludah dengan begitu susah.
"Kita harus bicara sekarang!" seru Amier dan ikut masuk kedalam mobil Ameera mengambil alih kemudi setelah Ameera menggeser posisi nya dan duduk di samping kursi kemudi.
"Amier! Woy!" teriak Bian yang melihat mobil Ameera yang di kemudi kan Amier tentu nya, keluar dari tempat parkir restoran itu.
"Adik durhaka emang!" kesal nya yang tak ada tanggapan dari sang adik.
"Kata nya sebentar tapi malah bawa kabur anak orang!" gerutu nya kemudian.
Setelah mengatakan hal itu, Bian celingukan dan mendapati semua orang yang ada di dekat nya memperhatikan tingkah konyol nya itu. Pemuda dengan lesung pipi itu tersenyum canggung lalu langsung masuk ke dalam mobil nya.
Di tempat lain, di dalam mobil Shinta Masih memikirkan dengan apa yang dia lihat.
"Ada hubungan apa mereka, mengapa sepertinya mereka begitu canggung saat bertemu?" pertanyaan itu lolos begitu saja dari mulut nya.
"Ah sudah lah! Nanti tanya saja." Monolog Shinta.
💢💢💢💢
Mobil Ameera terparkir di tepi danau buatan di dekat kampus Amier. Kerena waktu yang sudah hampir Maghrib, tempat itu sudah sepi dan hanya beberapa orang lewat saja yang ada.
Lama mereka berdiam diri dengan fikiran nya masing-masing. Ada banyak kata yang ingin di ucapkan tapi lidah mereka begitu kelu setelah berbincang beberapa waktu yang lalu.
Amier duduk diam di balik kemudi nya dan menatap lurus ke depan menatap luas nya danau tersebut.
Ameera begitu gugup. Dia menunduk dalam dan memainkan jari nya. "Katakan lah!" seru Amier tanpa menoleh. Pertanyaan tersebut membuat Ameera mendongak dan menoleh melihat ekspresi wajah tampan tapi dingin dari pemuda di samping nya itu.
"Maaf!" kata itu yang lolos dari mulut Ameera kemudian menunduk.
Amier menoleh dengan ekspresi kesal. "Maaf?!" geram Amier "Hanya kata maaf yang Kamu katakan?" Amier mulai kesal dan mengeratkan pegangannya di stir mobil.
BONUS VISUAL AMIER DAN BIAN. YANG UDAH LIAT IG AUTHOR PASTI NYA SUDAH TAU, TAPI BAGI YANG BELUM, AUTHOR KECE KASIH LIHAT DEH. YANG MAU LENGKAP PARA PEMERAN, COBA BUKA IG AUTHOR KECE, meirisqia16. WKKWKWK.
NAH TUH 😆 GEMES NGGAK TUH WKWKWK.
OKELAH, DUKUNG AUTHOR DENGAN BIASA NYA YAH. LIKE KOMEN VOTE HEHEHE.
SALAM HANGAT DARI AUTHOR KECE 😍.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Tri Hartatik
Visualnya keren thor bikin baper😅😅
2021-04-05
1
Anis kurly
ameera gak mau kah..
akuh gak nolak kok klo di kasih amier 😅😅
2020-08-26
1
Azizah Hana
qo bian keliatan lebih muda daripada amier
2020-08-18
2