04.

HAPPY READING MAN-TEMAN 🤗.

Bian berteriak memanggil nama Amier sepanjang jalan. Dan tujuan utamanya adalah kamar. Ya kamar siapa lagi kalau bukan kamar Amier saudara nya itu.

"Anak Kamu itu Mas," ucap Annisa yang mendengar teriakkan Bian yang baru keluar dari kamar nya.

Aditya menoleh pada Annisa yang sebelumnya menatap kepergian putra nya juga.

"Biarin saja mereka, Kita urus urusan Kita saja, bagaimana?" ujar Aditya tersenyum penuh arti.

Annisa mendongak menatap Aditya yang lebih tinggi dari nya. "Jangan mulai." Annisa memperingati.

"Mandi sana!" lanjut nya memerintah. "Mandikan yah?" ucap nya tersenyum.

"Mandi sendiri!" kata Annisa dan membalikkan badannya menuju tempat tidur nya, namun sebelum dia sampai, tubuh nya melayang dan membuat dia begitu kaget.

"Ayolah, sebentar saja," ucap Aditya memohon dan Annisa hanya pasrah saja dengan tingkah suami nya itu.

Sedangkan di tempat lain pada waktu yang sama, Malik dan Asyifa yang hendak berbaring di ranjang mereka, begitu kaget.

"Hah! Mereka itu, selalu saja. Aku tau masalah nya ini." Asyifa mendengus.

"Biarkan saja mereka, Kita tidur saja Aku sudah ngantuk," Malik memeluk Asyifa dari belakang.

"Tidur sih tidur, tapi tangan di kondisikan yah Mas!" kesal Asyifa.

"Nyaman begini Yang," Malik memberi alasan.

Asyifa membuang nafas lelah, "terserah Anda saja Tuan!" kata Asyifa pasrah.

Karena saking mengantuk nya hingga dia tak ingin berdebat. Malik tersenyum menang dan membenamkan wajahnya di ceruk leher sang istri.

Mereka pun tidur dengan pulas nya. Sedangkan di kamar Amier, Amier tertawa terbahak-bahak mendengar kekesalan kakak nya.

"Amier, buka!" seru Bian begitu kesal nya.

"Baiklah, jika itu mau Kamu!" setelah mengucapkan seperti itu, tak ada lagi suara gedoran ataupun suara seruan dari Bian.

Amier bangkit dari rebahan nya dan mendekati pintu. Menempelkan telinganya di pintu guna memastikan.

"Seperti nya sudah aman," gumam Amier. "Jadi haus tertawa terus dari tadi." Amier memegang lehernya yang begitu kering.

Pemuda jangkung itu membuka pintu dan menengok ke kanan dan kirinya dengan melongok-kan kepalanya.

Dia menghembuskan nafas lega karena sang kakak yang tak lagi di depan kamar nya.

Dia keluar dari kamar dengan santai nya, tapi ke-santai-an nya hilang seketika saat ada yang menepuk pundak nya dari belakang. Dia menelan ludah.

Membalikkan badannya dan menyengir polos tanpa merasa bersalah. "Hay Kak?" sapa Amier pada Bian yang air muka nya berubah menjadi kesal.

"Kakak nggak tidur kah?" tanya Amier dengan wajah konyol nya.

"Nggak usah mengalihkan pembicaraan deh!" ucap Bian dengan kesal nya.

"Loh, Aku nggak mengalihkan kok, oh iya Maaf yah Kak, Aku mau ambil minum di dapur, haus nih." Amier memegang tenggorokan nya yang kering.

Amier mundur beberapa langkah dan berbalik, tapi langkah nya terhenti karena tarikan Bian di kerah baju Amier.

"Nggak ada alasan. Pokoknya Kamu harus tanggung jawab. Lusa Kamu yang antar si kembar sekolah!" saut tegas Bian.

"Tapi kan Kak! Aku ada jadwal kuliah pagi. Dan ini dosen nya killer loh Kak?" melas Amier.

"Nggak mau tau Aku tuh!" tegas Bian sekali lagi.

Bian meninggalkan Amier begitu saja tanpa mengindahkan panggilan adik nya itu.

💢💢💢💢

Bian merebahkan tubuhnya di atas kasur dan menghembuskan nafas panjang. "Sudahlah, memang guling saja yang sangat mengerti diriku," monolog Bian menatap guling yang ia ambil di samping nya.

Dia memeluk erat guling itu hingga dia terlelap masuk ke alam mimpi indah nya itu.

Amier meneguk habis air minum nya dan dia duduk di kursi dapur. "Dor!" seru Malik mengagetkan. Umpatan sempat keluar dari mulut pemuda tampan itu.

"Bisa nggak sih nggak pake ngagetin begitu!" kesal Amier.

Malik terkekeh. "Heleh begitu saja kaget," saut Malik masih dengan tawa nya.

"Siapa yang nggak kaget tengah malam begini ada dedemit datang dari belakang!" saut Amier tak terima.

"Mulut mu itu pengin di lakban beneran yah Dek! Orang tampan rupawan begini di bilang dedemit!" kata Malik tak kalah kesal.

Amier terkekeh. "Dari mana tampan nya, kak Asyifa itu khilaf pas jatuh cinta dengan Kak Malik, Aku yakin itu," ledek Amier dengan tawa menjengkelkan nya.

"Aku harap dia khilaf selama nya." Ucap Malik tak kalah menjengkelkan.

"Cih! Kepedean tingkat nasional Kamu mah Kak!" ucap Amier yang membuat Malik tertawa miring meledek.

"Sudah lah, nanti keburu si cantik tambah rewel kelamaan ngobrol sama Kamu Dek," Malik pergi meninggalkan Amier sendiri setelah membuat-kan susu untuk anak perempuan nya.

Amier menumpu tangan nya di atas meja dan dia letakkan kepala nya di atas tumpuan tangan nya.

"Sedang apa jagoan?" tanya seseorang yang tak lain adalah Aditya.

Amier sedikit terlonjak kaget. Dia membenarkan duduk nya dan menoleh.

"Eh, Om?" sapa nya.

Aditya melewati Amier dan membuka lemari es untuk mengambil air minum. Dia duduk di samping Amier dan menuangkan air itu pada gelasnya.

"Kenapa belum tidur?" tanya Aditya sebelum menenguk air nya.

Amier tersenyum. "Entahlah, nggak bisa tidur Aku Om," kata Amier kembali meletakkan kepalanya di atas meja.

"Jika ada masalah, cerita saja. Om bisa menjadi pendengar yang baik untuk Kamu Nak." Aditya menepuk pelan punggung anak putra tirinya tersebut.

"Hati Aku kosong Om," jawab Amier lesu.

Aditya tertawa. Dia seperti tau apa yang di alami salah satu putra nya itu.

Amier melirik sinis Aditya. " Nyesel Aku cerita!" ucap kesal Amier.

"Bu ,,, bukan seperti itu, hanya saja Om heran sama Kamu. Kamu kan begitu tampan. Kenapa merasa kosong hatinya. Ayolah, katakan siapa gadis itu?" tanya Aditya.

Lelaki paruh baya itu menepuk pundak Amier. "Katakan lah, siapa dia?" tanya nya lagi.

"Ada lah, malu juga Amier mau cerita. Lupakan saja lah!" kata Amier.

Amier beranjak dari duduknya dan berjalan meninggalkan Aditya. Mengabaikan panggilan nya.

"Anak itu," gumam Aditya dan terkekeh.

💢💢💢💢

"Kalian bisa cepat tidak?!" teriak Amier pada si kembar.

"Sabar kenapa Om! Kata Bunda, orang sabar di sayang Allah, iya nggak Bun?" omel Salim.

"Iya betul," jawab Asyifa dan terkekeh.

"Sudah cepat! Om sudah telat banget ini!" sewot Amier.

"Iya, iya!" sahut mereka bersamaan dan menyalami bunda nya.

"Salam buat Ameera yah kalau ketemu!" seru Bian dari ambang pintu dan tertawa.

"Berisik!" seru Amier sewot. Hal itu membuat Bian bertambah terpingkal.

Amier menjalankan motor nya keluar dari pekarangan rumah nya. "Hati-hati!" seru Asyifa.

Asyifa menoleh ke belakang, "Kalian itu, ada-ada saja. Kalau lagi akur soulmate banget, kalau lagi berantem mateng banget," kata Asyifa dan berjalan untuk duduk di kursi teras.

"Ngomong sama Aku Kak?" tanya Bian meledek.

"Sapu kemana yah?" gumam Asyifa celingukan tapi masih dapat di dengar oleh Bian.

"Ampun Kak!" seru Bian dan berlari kedalam rumah.

"Cih!" sungut Asyifa terkekeh. "Mamam lagi yah, yang banyak?" kata Asyifa sembari melanjutkan menyuapi putri cantik nya itu.

SALAM HANGAT DARI AUTHOR KECE 😍.

Terpopuler

Comments

Tri Hartatik

Tri Hartatik

Tetep semangat thor 💪💪👍👍

2021-03-27

1

RA💜<big><_

RA💜<big><_

semngat kak

2020-10-05

1

Fitriani

Fitriani

lanjut kak....

2020-07-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!