I Finally Found Love
HAPPY READING MAN-TEMAN 🤗.
📢📢TES!!!
BAGI KALIAN YANG MAU BACA CERITA INI, MOHON BACA SEASON 1 DAN SEASON 2 YAH
SEASON 1: SINGLE PARENT
SEASON 2: MASA ITU AKAN DATANG
INI ADALAH SEASON 3 CERITA TENTANG AMIER DAN BIAN. BIAR PAHAM ALUR NYA OCEH🤭😊😊.
Di sebuah arena balap, lebih tepat nya balapan liar. Berjejer beberapa motor besar dan kebisingan di tempat itu sangat membuat telinga pengang.
Tak kecuali dua pemuda yang ikut serta di dalam balapan tersebut. Mereka sudah sangat siap untuk melajukan motornya dalam kecepatan di atas rata-rata seperti pembalap pada umumnya.
Dor!!!
Suara pistol terdengar menandakan di mulai nya pertandingan. Mereka saling bersaing untuk mendapatkan juara.
Mereka berdua hanya untuk main-main saja, namun keahlian mereka dalam mengendarai mampu melawan siapapun yang jadi pesaing nya.
Mereka belum pernah sekalipun kalah dalam setiap pertandingan. Meski tak seperti hal nya pembalap profesional, tapi mereka bisa di sandingkan dengan para pembalap profesional itu.
Pertandingan berjalan begitu sengit membuat semua penonton begitu tegang. Dua kakak beradik itu saling mendahului dan menjadi urutan ke satu dan dua.
Mereka tidak menghiraukan teman mereka yang tertinggal cukup jauh di belakang mereka. Yang mereka fokus kan adalah sampai garis finish dengan cepat.
karena ada satu hadiah yang mereka rebut-kan.
Pertandingan sengit pada akhirnya di menangkan oleh mereka dengan selisih sedikit. Namun Bian lah yang pemenang nya.
Benar, Bian dan Amier. Dua pemuda yang saling merebut gelar juara hanya untuk satu taruhan di antara mereka.
Amier memukul bodi motor nya dengan kesal. Bian menaikkan alisnya meledek. Amier menatap tajam wajah yang menurut nya menyebalkan itu.
"Menang lagi!" seru Bian di depan yang tidak jauh dari Amier.
Amier melihat seseorang di belakang Bian dan meringis ngeri. "Bagus Kalian yah! Berapa kali Bunda bilang nggak boleh balapan?!" kesal Annisa.
"Aw ... Aw ...! Ampun Bun! Nggak ulangin lagi!" seru Bian yang kesakitan karena mendapatkan jeweran di telinga nya.
"Kak! Aku pulang dulu yah!" seru Amier dan membalikkan badannya hendak pergi. Namun dia urungkan karena melihat sang kakak yang berdiri di hadapan nya saat ini.
Asyifa ber-sedekap dan menatap tajam adik nya itu. Amier tersenyum canggung. "Eh! Kakak, sehat Kak?" tanya Amier.
Tawa Malik hampir meledak saat adik ipar nya itu mengatakan hal itu. "Pulang!" satu kata itu yang di katakan Syifa dan meninggalkan Amier.
Amier melemaskan bahu nya dan mendongak. Malik menghampiri sang adik dan menepuk pundak nya. "Lelaki nggak boleh lemah." Malik pergi meninggalkan nya dan berlari menuju sang istri setelah mengatakan itu.
Amier menghembuskan nafas lelah.
💢💢💢💢
Dua pemuda itu duduk menunduk karena merasa bersalah. Bersalah? benarkah bisa di bilang bersalah. Tapi mereka melakukan nya berulang-ulang dan itu tanpa sepengetahuan bunda mereka.
Oh iya, jika pun tau pasti nya tidak di perbolehkan.
"Kalian merasa hebat?" tanya Annisa.
Mereka menggelengkan kepalanya. Meski ada sedikit kebanggaan di hati karena memang, tapi jika bunda sudah menanyakan itu harus lah menjawab tidak.
"Kalian tau nggak sih itu arena begitu membahayakan. Kalian bahkan membahayakan pengguna jalan yang lain nya." Annisa memperingati.
"Kalian sudah umur berapa? Kalian harus nya tau jika itu sangat berbahaya!" tegas Annisa.
"Sudah berapa kali Kalian melakukan hal ini?" lanjut nya.
Amier dan Bian mengacungkan jari nya dengan berbeda angka. Bian mengacungkan empat dan Amier mengacungkan tiga. Hal itu tentu nya mengundang kekehan dari Malik.
"Jawab yang benar!" tanya tegas Asyifa.
Mereka gelagapan dan mengacungkan jari yang menunjukkan berapa kali mereka balapan liar.
"Delapan kali?" tanya Annisa tak percaya. Wanita paruh baya itu menggelengkan kepalanya.
Memijat pangkal hidung nya karena pusing.
"Jadi jika Kita tak datang tadi dan tidak ketahuan, Kalian akan melakukan nya lagi?!" Asyifa begitu kesal.
Bian menggeleng dan Amier mengangguk.
Malik terkekeh, tawa nya hampir meledak, entah apa yang lucu di sini. Apakah karena kelakuan dua pemuda yang status nya sebagai adik ipar itu?.
Asyifa menyikut perut suami nya memperingati. Malik langsung terdiam membungkam mulut nya dengan rapat.
"Sebenarnya, apa yang Kalian rebut kan?" tanya Asyifa memicingkan mata nya dan menyelidik.
Mereka berdua saling pandang dan menatap sang kakak bersamaan.
"Tidur sama Bunda!" jawab mereka berbarengan.
Tawa Malik meledak. "Hahaha! Kalian konyol banget tau nggak!" tawa Malik.
Mereka mendengus kesal. Asyifa lagi-lagi menyikut perut nya dan Annisa menggelengkan kepalanya.
"Sudah lah! Bunda tidur sama Aku saja, dan dua bayi besar Bunda itu biarkan tidur sama bayi yang satu ini." Asyifa menunjuk ke arah Malik.
Malik seketika menghentikan tawa nya dan menoleh ke Syifa. "Nggak bisa gitu dong Yang! Kan Aku nggak buat salah apapun!" seru Malik tak terima.
Asyifa berbalik badan dan meninggalkan mereka bertiga di ikuti Annisa tanpa mengindahkan panggilan suaminya itu.
Amier dan Bian tertawa. Setelah ketegangan yang baru saja terjadi, kini kedua pemuda itu tertawa lepas melihat Malik yang begitu melas.
Malik berbalik menatap tajam kepada mereka.
Mereka acuh tak acuh mendapatkan pelototan dari Malik.
"Laki-laki jangan lemah!" seru Amier kepada Malik. Membalikkan kata-kata yang ipar nya katakan di arena balap sejam yang lalu.
"Ini semua gara-gara Kalian!" seru Malik kepada kedua nya.
Dia menghampiri mereka dan saling melempar bantal sofa. Mereka selalu seperti itu. Dan mereka tak sadar jika ada dua anak kecil yang menatap mereka dengan heran.
"Berisik!" seru kedua nya kepada tiga orang dewasa yang sedang bertingkah seperti anak kecil itu.
Mereka seketika menghentikan pergulatan mereka dan menatap dua anak kecil itu. Sebenarnya siapa yang anak kecil di sini, mereka bertiga kah? atau mereka berdua.
Sungguh aneh. Anak kecil yang sesungguhnya berlagak dewasa dan yang dewasa sesungguhnya seperti anak kecil.
"Kekanakan tau tidak?!" seru Salim. Salman hanya mengangguk membenarkan.
Mereka saling melepaskan diri dan membetulkan posisi mereka.
"Kalian kenapa belum tidur?" tanya Malik kepada kedua putra nya.
"Kalau Kalian tidak berisik pastinya kita tidak akan terbangun malam-malam begini!" ketus Salman.
Amier dan Bian terkekeh. Memang anak nya Malik dan Asyifa saja yang bisa mengutarakan apa yang mereka rasakan secara gamblang begitu.
"Ya ampun, anak siapa ini?" gumam Malik.
Kedua anak itu membalikkan badannya dan naik kembali menuju kamar nya yang ada di lantai dua. Dua anak kecil yang sekarang sudah memasuki sekolah dasar itu sesekali menggerutu dalam jalan nya.
Siapa yang tidak marah jika waktu tidur nya di ganggu bahkan bukan hal yang berfaedah seperti itu. Tentulah akan marah.
Mereka menatap kepergian anak itu. "Sudah kah? Nggak mau lanjutin lagi?"tanya Amier tanpa mengalihkan perhatian pada keponakan nya.
Malik dan Bian menoleh secara bersamaan pada Amier yang kebetulan ada di tengah-tengah mereka.
"Ada apa?" tanya Amier begitu polosnya.
Malik dan Bian mengambil ancang-ancang untuk berlari dan detik kemudian, mereka langsung berlari menuju kamar yang hanya tinggal satu saja, tanpa memperdulikan Amier yang masih berfikir.
"Dasar aneh!" gumam Amier melihat kelakuan kedua kakak nya.
Tapi, detik selanjutnya dia sadar apa yang terjadi dan berlari menuju kamar nya.
"Kurang asem!" gerutu nya sambil berlari.
SALAM HANGAT DARI AUTHOR KECE 😍.
HAHAHA OKE INI ADALAH CERITA BUAT KALIAN YANG INGIN TAU KISAH KEDUA NYA.
HERAN DEH AUTHOR MAH! DI SURUH MILIH TAPI MALAH AMBIL DUA-DUANYA COBA🙄.
SUDAH LAH BUAT KALIAN APA YANG NGGAK 🤭.
OKE SEPERTI BIASA NYA, KLIK LIKE DAN COMMENT VOTE NYA JANGAN KETINGGALAN, PLUS ITU BINTANG NYA TOLONG KASIH 5 YAH😉.
BIAR AUTHOR NYA SEMANGAT GITU😆.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Tri Hartatik
Ngakak thor 🤣🤣
2021-03-26
1
Siti Kamilah
menghibur siangku
2020-10-29
1
Dheway
seru , lucu dan hangat sllu thor
2020-10-15
1