19.

HAPPY READING MAN-TEMAN 🤗.

Bian memasuki rumah bersama dengan Malik. Mereka langsung menuju ke ruang makan yang sudah ramai di sana.

"Assalamualaikum?" sapa kedua nya dan di jawab kompak oleh mereka.

"Wah! Lagi pada makan besar, kayak nya ada tamu spesial?!" seru Malik dan ikut bergabung dengan mereka.

"Ayah!" sapa Ciara.

"Assalamualaikum cantik! Sudah mandi kah? Wangi banget sih," goda Malik pada sang putri dan terus saja menciumi nya. Ciara terbahak karena kegelian.

Syifa mencium punggung tangan Malik dan Malik mencium kening sang istri. Itu adalah rutinitas dari keluarga kecil Malik. Setelah kejadian beberapa bulan yang lalu saat ada nya tamu yang tak di inginkan di rumah sang mama, Malik semakin mencintai dan semakin menyayangi Syifa dan keluarga kecil nya.

Menakutkan sekali jika Syifa marah, dan dampak dari kemarahan Syifa adalah terusir nya tamu tak di inginkan yang bernama Fira. Yang selalu di sebut tante ondel-ondel oleh si kembar Salim dan Salman.

Bagaimana tidak, dandanan yang selalu berlebihan membuat si kembar menyebut nya ondel-ondel.

"Wah, siapa ini?" tanya Malik yang melihat keberadaan Ameera.

"Bun, Aku ganti baju dulu yah," izin Bian dan di angguki oleh Annisa. Bian masuk ke dalam kamar nya.

"Seperti nya ada hal yang serius nih?" kata Malik menelisik.

"Oh, tidak ada kok cuma makan biasa saja, iya kan Meera?" sahut Annisa.

Ameera tersenyum dan mengangguk. "Tapi nanti nya mungkin ada yang punya status yang berbeda." Sambung Annisa.

"Ya mudah-mudahan sih Bian bisa nyusul, Aku rasa sih ada perempuan manis dan cantik yang bikin adik Kita tersangkut hati nya Yang!" seru Malik sengaja.

Dia tau jika Bian sedang menuruni tangga menghampiri mereka.

"Oh ya? Wah! Bisa juga itu anak suka sama perempuan?!" seru Syifa mengikuti.

"Kompor saja sih Kak!" sahut Bian tak terima.

"Benarkah?" tanya Annisa yang juga ikut dengan permainan kedua nya.

"Bunda?!" seru Bian kesal. Annisa terkekeh.

"Wah! Seperti nya putra Kita sudah ada yang menempati hati mereka masing-masing nih?" seru Aditya yang baru saja pulang ikut menimpali.

Annisa menghampiri Aditya dan menyalami nya lalu mengambil tas kerja Aditya namun di cegah oleh Aditya. Aditya menempatkan tas nya di sofa dan berlalu ke dapur untuk mencuci tangan nya.

Bian memutar bola mata nya jengah dengan kekompakan mereka yang memojokkan nya. Dia seakan tak ada sekutu yang bisa di ajak melawan mereka.

Hal itu tentu membuat Malik dan Amier semakin terbahak. Ya ampun, mereka serasa puas dengan kekesalan Bian.

"Nanti Aku aduin ke Komnas HAM yah Kalian. Dengan tuduhan pembulian terhadap cowok tampan tak terkalahkan!" seru Bian dengan mencebikkan bibir nya lucu.

"Mana ada Komnas HAM mengurus hal itu, jika iya pun, mereka nggak mau lah. Yang ada nanti Kamu minta mereka buat nyariin calon istri lagi, iya nggak Yang?" sahut Malik. Dan di angguki Asyifa.

"Puas banget yah Kalian!" sungut Bian.

"Sudah-sudah. Kita makan saja, nggak enak sama Meera tuh, Kalian ini." Lerai Annisa.

Aditya kembali menghampiri dan duduk di antara Annisa dan Bian. Aditya mengusap punggung Bian. Bian sudah sangat paham mereka hanya bercanda, tapi tetap saja hal itu membuat dia kesal.

Ameera mengagumi keluarga ini, dia tau hal itu hanya candaan. Meera menjadi nyaman rasa nya. Kata berandai sempat hinggap di hati dan fikiran nya. Apakah dia bisa jadi bagian di keluarga ini, pikir Ameera sembari melirik Amier yang duduk di samping nya dengan tersenyum.

💢💢💢💢

Dua hari setelah kejadian dimana Amier mengatakan bahwa sudah ada yang mengisi hati nya, Shinta agak sedikit bersifat dingin pada Ameera. Seperti hal nya sekarang, dia lebih berdiam diri di perpustakaan dengan kepala yang dia letakkan di atas meja dan buku yang menutupi wajah nya.

Entah apa yang di pikirkan gadis itu. Mengingat semuanya, dia sebenar nya tak mau bersifat dingin bahkan terkesan menjauh dari sahabat nya itu. Tapi, dia juga punya hati yang harus di sembuhkan dari keterkejutan nya pada kenyataan.

Entah sampai kapan dia tak tau. Apa mungkin setelah ada orang baru yang akan mengisi hati nya? Jika iya, lalu kapan?. Huft! Dia jadi frustasi memikirkan nya.

Setelah bosan dan juga jam kuliah akan di mulai, dia memutuskan untuk masuk ke dalam kelas nya. Dengan langkah malas dia berjalan. Bahkan saat seseorang menyenggol nya pun dia tak peduli. Orang itu meminta maaf, tapi pandangan nya tetap kosong dan tetap berjalan menyusuri koridor kampus.

Orang itu bahkan merasa heran dengan sikap Shinta yang seperti mayat hidup.

Shinta memasuki ruangan dan menuju ke tempat duduk yang biasa dia duduki. Amier yang satu kelas dengan nya melihat dengan kasiahan. Tapi mau bagaimana lagi, hal itu memang harus dia lakukan supaya tidak ada lagi yang lebih tersakiti dengan kepalsuan.

Semoga Shinta cepat melupakan dan merelakan nya untuk bersama dengan sahabat nya itu.

Suara bisik-bisik bahkan seruan seperti ekspresi kagum dari para mahasiswi tak mengalihkan perhatian Shinta dari jendela yang dia tatap terus-menerus.

Hingga suara bisikan dari teman yang memanggil nama nya itu baru bisa membuyarkan lamunan nya. "Ada apaan?!" seru Shinta kesal.

"Itu ada dosen baru, lagi manggil Kamu!" kata teman yang duduk di samping nya itu.

Shinta mengalihkan pandangan ke depan. Dan benar saja, seorang dosen baru yang masih terlihat muda itu melihat ke arah Shinta dengan tatapan yang serius.

Shinta menetralkan ekspresi nya dan menjawab absensi dari sang dosen. Tapi, ada yang aneh dari dosen tersebut. Apa pernah dia melihat si dosen ntah di mana itu, kenapa wajah nya begitu familiar, pikir Shinta sembari memandang lekat dosen itu mencari jawaban.

Tiba-tiba Shinta memelototkan mata nya karena teringat sesuatu. Dia memalingkan wajah nya dan menutupi dengan buku yang ada di meja nya. "Kenapa ada dia di sini?" rutuk Shinta. Diam-diam dosen itu tersenyum miring melihat tingkah Shinta.

Sesekali Shinta mencuri pandang kepada dosen itu. Dia masih penasaran kenapa itu orang bisa jadi dosen di sini padahal dia masih terlihat masih muda.

Hingga mata kuliah selesai, Shinta masih saja memikirkan nya lengkap dengan pikiran nya tentang kejadian dua hari yang lalu.

"Oke! Tugas ini di serahkan di pertemuan selanjutnya. Apa ada pertanyaan?" tanya dosen itu yang tidak lain bernama Vano dan di jawab tidak secara langsung oleh pada mahasiswa.

"Baik lah! Kita akhiri sampai di sini dan untuk Shinta, ikut Saya ke ruangan Saya sekarang karena Kamu melamun saat mata kuliah Saya!" perintah nya lalu pergi meninggalkan kelas tanpa memperdulikan protes dari gadis itu.

SALAM HANGAT DARI AUTHOR KECE 😍.

Terpopuler

Comments

Cinta

Cinta

lanjut,thor smanggat

2020-08-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!