06.

HAPPY READING MAN-TEMAN 🤗.

Di kamar mandi, Ameera membasuh wajah nya dari sisa-sisa air mata nya yang terjatuh tanpa dia inginkan. Gadis itu memegang dada nya yang terasa sesak.

"Kenapa ini ya Allah, kenapa sakit seperti ini?" gumam nya pada diri sendiri.

"Ada apa denganku? Kenapa Aku merasa cemburu dengan teman Ku sendiri?" tanya nya lagi. Ameera menghirup udara banyak-banyak untuk menenangkan hati nya dan juga detak jantung nya yang memburu.

Iya, Shinta adalah teman nya waktu di luar negeri, setelah mulai tenang, Ameera keluar dan menuju tempat nya kembali.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Asma, salah satu teman Ameera dengan pelan.

Dia tau apa hubungan mereka dan apa yang terjadi di masa lalu, dia adalah satu-satunya saksi hubungan Ameera dan Amier yang menurut nya begitu membingungkan.

Ameera mengangguk dan tersenyum tipis "Aku baik-baik saja," jawab nya kemudian.

"Kamu tidak bisa membohongi diri Kamu sendiri Meera. Aku tau apa yang ada di hati Kamu saat ini adalah rasa cemburu." kata Asma lagi.

Ameera menghembuskan nafas lelah. "Aku juga nggak tau. Aku bingung." Ameera kembali menunduk.

"Kalian lagi ngomongin apa sih, kok bisik-bisik segala?" tanya Mitha dan di angguki oleh Fia.

"Nggak apa-apa, hanya tanya kakak nya Meera saja yang ada di London." Asma menjawab dengan cepat dan menyengir canggung.

"Hal itu Kita sudah tau, apa yang harus di tutup-tutupi. Bahkan Kita tau kalau Kamu sebegitu bucin nya sama dia." Fia menyahuti ucapan Asma.

Lalu mereka tertawa. Ameera merasa beruntung bisa memiliki teman yang begitu menghibur nya. Meski ke-tidaknyambungan mereka dengan apa yang dia maksud kan, paling tidak dia merasa tak sendiri.

Tawa mereka menarik perhatian Amier yang tak jauh dari meja mereka. Sesaat pandangan Ameera dan Amier bertemu. Tapi beberapa detik kemudian, Ameera memutus pandangan itu lebih dulu.

Amier masih tak bergeming menatap Ameera. Dan itu juga tak lepas dari pandangan Shinta.

Shinta mengikuti arah pandang Amier dan dia menemukan nya. Tapi dia tidak tau dia antara ke-empat gadis yang di tahap Amier, siapa yang membuat Amier begitu betah menatap.

"Apa semua gadis itu? Aku rasa bukan." Shinta bergumam dalam hati merasa bingung.

Dia tak tahu di antara mereka ada teman nya, karena posisi Ameera yang membuang wajah ke samping.

Amier menghembuskan nafas lelah setelah puas menatap Ameera. Dia menoleh pada Shinta yang masih dalam dunia pikiran nya sendiri.

"Sudah selesai?" tanya dingin Amier.

Shinta mengangguk dan tersenyum, Amier bangkit dari duduknya seraya mengatakan. "Bisa balik sendiri kan, Aku mau balik. Ini di luar perintah dosen." Amier pergi setelah mengatasi itu, mengabaikan panggilan dari Shinta.

"Dingin banget sih, tapi Aku suka!" gumam nya yang di akhiri dengan kekehan.

Ameera melihat kepergian Amier yang meninggalkan gadis itu sendirian. Perhatian gadis itu teralihkan saat Shinta memanggil Amier dengan suara yang keras.

💢💢💢💢

Amier masuk ke dalam rumah dengan wajah yang muram. Dia jatuhkan diri nya di sofa yang sudah ada sang bunda. Dia menyenderkan kepalanya di bahu Annisa. "Sudah makan?" tanya Annisa.

"Sudah tadi sama temen Bun," ucap nya lesu.

"Perempuan atau laki-laki?" tanya nya lagi. "Perempuan." Amier menjawab dan memejamkan mata nya.

Annisa menoleh, "cantik nggak?" Annisa mulai serius.

"Lumayan," Amier menjawab dan seketika membetulkan posisi duduk nya. "Bunda nggak mikir macem-macem kan?" tanya Amier khawatir.

"Memang nya Bunda mikirin apa?" tanya balik Annisa tersenyum simpul.

"Ya kali saja Bunda mikir nya Amier nakal." Ujar Amier.

"Bunda percaya sama Amier kok, Amier tak akan mengecewakan Bunda. Dan Bunda yakin jika ada seseorang yang menarik hati Amier, pasti Amier cerita sama Bunda," yakin Annisa tersenyum teduh.

Amier membalas senyuman bunda nya. "Bunda memang yang terbaik!." kata Amier dan memeluk nya dari samping.

"Mandi sana!" perintah Annisa.

"Nanti saja lah Bun, Aku pengin nemenin Bunda. Yang lain kemana Bun?" tanya Amier dan mengedarkan pandangannya.

"Belum pada pulang, mungkin sebentar lagi." Ucap Annisa dengan mulut yang setengah penuh.

"Assalamualaikum!" seru Asyifa, Malik, dan ketiga anak nya hampir bersamaan.

"Nah itu mereka, wa'alaikumussalam?" jawab Annisa dan di ikuti oleh Amier.

"Nenek!" seru si kembar menghampiri Annisa.

"Cucu Nenek sudah pulang, gimana tadi main sama eyang uti?" tanya Annisa.

"Seru Nek! Kata eyang, Nenek di suruh main kesana!" celoteh Salman.

"Om, minggir!" seru Salim kepada Amier yang masih memeluk Annisa.

Amier melirik, "bocil ngapain? Bunda Kamu yang itu, bukan yang ini!" tunjuk Amier pada Asyifa.

"Tapi kan Nenek Aku juga!" seru nya nggak mau kalah.

"Eits! No, no, no! Khusus ini punya Aku dan kalian berdua, sana sama Bunda Kalian." Ujar Amier dan mendorong pelan Salman yang sudah duduk di sisi lain Annisa.

Annisa menggelengkan kepalanya saja. Dia sudah sangat kenal dengan urusan yang seperti ini.

"Om itu sudah tua! Aturan jangan manja sama Nenek!"

"Ayolah Boy, Kita baru pulang. Dan Kalian belum mandi." Asyifa ikut menengahi.

"Aku mau peluk Nenek dulu Bunda," rengek Salim.

"Amier?" panggil Annisa.

"Nggak mau Bun," ucap Amier tak mau kalah.

"Yo, yo, yo! Ada apaan nih?" seru Bian yang baru saja datang bersama Aditya.

"Biasa, kayak nggak tau melakukan mereka saja." Annisa yang menjawab.

"Kakek, Om Amier nggak mau gantian!" adu Salim.

"Ya ampun, Kalian ini. Awas minggir semua. Ini istriku, jadi Kakek tampan lah yang lebih berhak." Aditya menimpali.

"Kakek!" seru kedua cucu nya membuat Aditya tertawa.

Malik terkekeh geli melihat pemandangan itu. Dan Asyifa, dia hanya diam menonton. Dia sudah tau apa yang akan terjadi. Kejadian ini seperti hal nya sudah sangat biasa untuk nya.

Asyifa meninggalkan mereka dengan argumen mereka. Putri cantik nya sudah sangat mengantuk dan ini adalah jam tidur nya.

Saat Asyifa menidurkan putri nya, Malik masuk ke dalam kamar mereka. "Sudah tidur kah?" tanya nya dan membaringkan tubuhnya di belakang sang istri.

"Sudah, Dia seperti nya sangat kelelahan." Jawab Asyifa dengan tangan yang sibuk menepuk-nepuk punggung Ciara pelan.

"Yang?" panggil pelan Malik.

"Ehm?" saut Asyifa.

"Kita tinggal sementara di rumah mama yuk?" ujar Malik hati-hati.

Asyifa seketika menghentikan pergerakan nya. "Kenapa?" tanya nya.

"Cuma sementara kok Yang, dan Kita cuma seminggu di sana." Malik meyakinkan.

Asyifa menghembuskan nafas berat lalu mengubah posisi nya jadi menghadap sang suami. Dia memeluk nya dan Malik sigap mengelus sayang punggung nya.

"Maafin Aku yah, dan maafin mama juga." Kata Malik.

Asyifa mengangguk mengiyakan. "Kamu setuju?" tanya Malik memastikan.

Lagi-lagi Asyifa mengangguk. Malik tersenyum dan memeluk nya semakin erat.

"Maafin Aku sayang," gumam Malik dalam hati.

SALAM HANGAT DARI AUTHOR KECE 😍.

Terpopuler

Comments

Tri Hartatik

Tri Hartatik

Aku ngikut alur ya aja tbor
Dan pastinya keren

2021-03-27

1

Flower

Flower

ada sedikit perubahan di eps ini yh🤭

2020-08-02

1

Bening88

Bening88

mang kenapa dengan Malik??

2020-07-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!