Leyla tidak terlalu suka minum.Ia menyukai social drinker, dimana minum hanya untuk bertujuan bersosialisasi.Bukan orang yang sengaja datang ke club untuk minum.Leyla lebih suka menyicipi berbagai rasa minuman hingga ia memiliki beberapa yang ia sukai.Bukan untuk mabuk hanya menikmati cita rasa yang tersajikan.
Maka dari itu ia terbangun dengan hang over parah,ia menggeram kesal saat deyutan terasa di kepalanya.Salahnya yang terus minum demi mengalihkan pikirannya.
"Sial,ini dimana?"gumam Leyla saat sadar ruangan yang ia tempati ini jauh berbeda dari kamar apartementnya.
ia menatap penampilannya yang sudah terbalut bathrobe dengan tubuh naked di dalamnya."aahh...beneran udah gila aku kayak nya."makinya pada diri sendiri.Ia melihat kesekitar mencari pakaian beserta tasnya.Ia butuh menghubungi seseorang.
Setelah menemukan tasnya yang terdapat di atas meja tepat di samping tempat tidurnya,ia juga menemukan segelas jus jeruk dan sebuah pil dengan tulisan drink and eat me.
Ia meminum dan menenggak pil secara bergantian.Lalu meraih tasnya yang juga terdapat selembar notice di sana.
( Aku akan membantu membalaskan dendam mu,asal kamu datang padaku dan mau menjadi milikku ~Jericho )
P.s :mengingat kelakuanmu yang suka kabur dariku,aku jadikan handphone mu sebagai jaminan.By the way aku yang menggantikan bajumu.
"Argh...."Teriak Leyla sambil mengacak rambutnya kesal."kenapa aku harus kena sial terus sih !!".
Walaupun ia berada di tengah - tengah rapat yang cukup penting.Setengah pikiran Jericho berada di kamar hotel tempat ia meninggalkan Leyla yang masih tertidur.
Sebenarnya ia sangat ingin menetap lebih lama dan menyambut wanita cantik itu bangun tidur.Namun rapat yang harus ia hadiri pagi hari ini membuatnya mengurungkan niat tersebut dan beranjak pergi.
Ia tersenyum melihat Leyla menari - nari di bawah hujan sebelum ia ikut bergabung.Seperti gerakan lambat dan menghipnotisnya melihat senyuman bahagia wanita itu.Memang sekuat itu daya tarik macan betinanya.
Masih segar di ingatannya saat mereka berdansa di tengah hujan dan Leyla sempat mengatakan ia sangat menyukai hujan, bukan karena ia seorang pluviophile ( sebutan untuk orang - orang yang menyukai hujan) melainkan ia merasa seperti di peluk ibu.
Jericho tidak mengerti apa hubungan dari hujan dan pelukan ibu.Bukankah pelukan selalu identik dengan kehangatan?lalu kenapa Leyla merasa di peluk sementara tubuhnya menggigil kedinginan.
Setelah merasa kedinginan keduanya kembali melanjutkan perjalanan hingga Jericho memutuskan untuk menginap di sebuah hotel terdekat karena takut Leyla sakit.
Bukan hotel miliknya,hotel biasa namun fasilitasnya cukup memadai dan bersih.Kenapa Jericho tidak mengantar Leyla ke apartment nya? Ia tak ingin mengambil resiko wanita itu jatuh sakit karena jaraknya cukup jauh dari tempat mereka saat ini.
Setelah sampai di kamar hotel mereka sempat kembali berciuman panas, namun lagi - lagi Leyla membuatnya harus menahan diri karena wanita itu jatuh tertidur saat Jericho sibuk membuka pakaiannya.
Jadi pria itu hanya menghela nafas lalu mengganti baju Leyla dengan bathrobe lalu segera mandi untuk menenangkan sesuatu yang bergejolak pada dirinya.Siapa yang tidak membara,setelah dua kali Leyla menggantungnya dan harus melihat tubuh indah wanita itu tanpa bisa menerkam nya.
Tiba - tiba Ringgo,sekretarisnya menghampiri dan membisikan sesuatu " nona Leyla sedang di lobi saat ini."
Seringai muncul di wajah tampannya,tanpa bicara ia menuliskan sesuatu di iPad nya.(suruh naik dan tunggu di ruangan saya).
Ia kembali fokus pada rapat yang sedang berlangsung setelah Ringgo pamit undur diri.Namun sebuah ketukan pintu terdengar saat rapat kembali berjalan dua puluh menit kemudian dan mengalihkan perhatian semua audiens pada wanita yang tengah bersandar di pintu kaca ruang rapat tersebut.
"Selamat siang,Jerry."
Jemari Leyla memainkan catatan yang di tinggalkan Jericho sambil berpikir.sesekali ia menyesap jus jeruk,langkah apa yang harus ia ambil.
"Jericho.... Jericho.."ia bergumam menyebutkan nama pria yang telah berani mengganti pakaian dan meninggalkannya seorang diri.
"Kalau bukan karena kekuasaanmu,aku tidak Sudi mengikuti penawaran mu."
Jika di bandingkan dengan keluarganya,keluarga Darmawangsa jauh lebih berkuasa.Mereka termasuk pemegang puncak kekayaan di negeri ini.Pantas saja papanya berniat menjodohkan Shila dengan anak tunggal keluarga itu.Entah cara apa seorang Bramantyo Wijaya bisa meraih Keluarga Darmawangsa untuk melakukan perjodohan itu.
Lelah memikirkan lelaki kurang ajar itu.Ia menyudahi sarapan dan segera mandi.Beruntung Jericho telah mempersiapkan sebuah floral dress lengkap dengan dalaman dan sepatu kets untuknya.
Ia sempat mengumpat melihat dalaman yang terdapat di sebuah paper bag yang di antar oleh staff hotel saat ia memesan room Service tadi.Dalaman berwarna hitam yang hanya bisa menutupi bagian intimnya,selebihnya hanya tali tipis yang di bentuk sedemikian rupa.
Satu setengah jam kemudian ia telah berada di sebuah gedung hotel yang sangat megah di tengah kota Jakarta.Gedung pencakar langit dengan para hotelier yang tengah sibuk melakukan tugas masing - masing.
"Selamat siang,selamat datang di Darmawings Hotel" Sapa seorang hotelier dengan senyum ramah. "ada yang bisa saya bantu?"
"Saya ingin bertemu dengan Jericho."jawab Leyla tanpa basa basi.
"Jericho..?"beo sang hotelier.Ada banyak orang yang bernama Jericho di sini.Ada juga satu nama Jericho yang tidak bisa di ganggu sembarangan orang di lantai atas sana.
Gedung milik Jericho ini bukan hanya terdiri dari hotel.Ada juga perkantoran yang menjadi pusat bisnis pria itu berjalan.
"Jericho yang mana ya Bu?"
Jericho si brengsek itu, teriak Leyla dalam hatinya.Namun ia urungkan untuk mengatakan hal tersebut dengan senyum manis.
"Jericho Darmawangsa."
Hotelier itu terlihat membelalakkan mata sebelum kembali kesetelan awal.Tersenyum ramah dan sopan "apa ibu sudah memiliki janji temu?"
Leyla menggeleng pelan."tapi saya ingin menemuinya 'sekarang'."
"Baik ibu,saya akan mencoba menghubungi pihak kantor terlebih dahulu."
Leyla memperhatikan tingkah hotelier yang terlihat agak takut walau tetap tersenyum ramah.Kasian sekali dia harus menghadapi mood Leyla yang berantakan.
Dahayu pernah bilang jika setelan muka Leyla saat sedang badmood sangat bichy tanpa wanita itu sadari.Dan contohnya seperti saat ini.
"Selamat Siang, di sini ada ibu.....?"Gadis itu terlihat menoleh ke arah Leyla dan menutup bagian gagang telepon agar tidak terdengar lawan bicaranya.
"Maaf,ibu namanya siapa?"
Leyla menghela nafasnya agar bisa tetap mengontrol emosinya"Leyla Kanish."
"Dengan ibu Leyla Kanish." Ucapnya mengulangi lalu beralih ke gagang telepon."Ibu Leyla ada di lobi saat ini."
Leyla mengetukan ke lima jarinya secara konstan mencoba untuk sabar.Sementara gadis di hadapannya ini tengah mengangguk - angguk mendengar intruksi dari seberang telepon.
"Ini Bu,silahkan." Hotelier tersebut memberikan sebuah acsess card kepadanya."ibu bisa menggunakan lift ke lima dan akan bertemu dengan bapak Ringgo."gadis itu menjelaskan sambil menunjuk posisi lift lima itu berada.
Setelah mengucapkan terima kasih,Leyla segera menuju lift yang di maksud.Lift khusus dengan menempelkan acsess card tersebut membawa Leyla ke lantai tujuh puluh satu.
Leyla menatap penampilan dirinya yang terlihat sempurna untuk membalas semua perbuatan kurang ajar laki - laki itu hari ini juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments