"Di mana nyet?" Pertanyaan itu lansung menyapa Indra pendengaran Leyla saat ia mengangkat telepon yang sempat berdering.
"Selamat sore juga,Dahayu ."jawabnya yang merupakan sebuah sindiran."aku di forte.kenapa?"Ia mengelap keringatnya setelah puas melakukan beberapa gerakan pilates.
"Malam ini ada reunian kampus di club .wanna joint?"
"Aduh....malas banget.kenapa di club sih?" Leyla bukan tak ingin ke club malam.Ia termasuk orang yang cukup suka sama suasana dan minuman di sana.Tapi,ia sedang malas ketempat yang riuh ramai setelah semalam ia keluar dari kantor polisi.Rencananya setelah melakukan pilates di The Forte tempat pilates daerah Jakarta Selatan ( salah satu property nya) ia akan menjemput anak kesayangannya yang ia titipkan di suatu tempat.
"Kamu ingat Steffi? Dia baru saja bertunangan dengan Daniel ketua BEM yang naksir kamu itu loh."Leyla memutar bola matanya malas.Ia ingat pria yang terus saja mengejar dan mencari perhatiannya walau sudah mendapatkan penolakan.Tampan,populer,dan Ketua BEM,siapa yang berani menolaknya? Tentu saja Leyla.
Saat itu yang ada di pikirannya hanya bagaimana bertahan hidup dengan bisnis yang baru ia rintis.Ia tak ingin masalah percintaan membagi fokusnya,lagi pula saat itu Steffi yang juga sama populernya sangat menyukai pria gondrong itu.
Leyla termasuk manusia yang ogah dalam bersaing memperebutkan laki - laki.Apa lagi ia pernah mendapat luka yang dalam di sebabkan oleh kaum Adam itu.Jadi,dari pada ia terus di musuhi oleh artis kampus itu lebih baik ia menghindar dan fokus pada tujuannya saja.
"Terus hubungannya dengan reunian apaan?"Tanya Leyla yang merasa heran atas korelasi keduanya.
"Aku dapat undangan khusus dari dia.Jadi ya,ayo kita kesana."jawab Ayu sedikit memaksa.
"Kamu aja deh ya...aku males."ujar Leyla lemah.Dia yang semalam baru keluar dari kantor polisi ( yang untungnya tidak jadi menginap ) hanya ingin menikmati waktu santainya.
"Ayo lah Ley..aku gak mau pergi sendirian.Abian lagi sibuk sama kerjaannya."Jawab Ayu setengah merengek."lagi pula ini kan untuk berlangsungnya GWP juga."
Abian adalah kekasih Ayu yang sudah menjalin kasih tiga tahun lamanya.Ia bekerja di sebuah perusahaan start up.Leyla mengenal baik pria yang sangat bucin parah pada Ayu sejak mereka bersama.
"Elah...nih orang.gini - gini aja bawa GWP.Dress codenya apaan?"
"Black till die.i'll pick up at 8."seru Ayu setengah berteriak.
Dahayu dan Leyla memasuki The One yang ramai seperti biasanya.Club malam bintang lima tersebut terlihat penuh dengan manusia yang bosan dengan dunia di luaran sana.
"Baru juga keluar dari kantor polisi sekarang masuk club aja kamu,Ley."ujar Ayu yang hari ini terlihat begitu antusias memasuki club yang jarang ia kunjungi kalau tidak bersama Leyla.
"Sebuah prestasi gak tuh."komentar Leyla cuek.Ia mengenakan tube dress hitam dan mengenakan ankle boots sebagai pelengkap melangkah dengan percaya diri mengikuti Ayu menuju sebuah meja.
"Hallo Ley,long time no see." Sapaan dengan nada antusias itu menyambutnya.Di sana sudah berdiri Steffi dengan menggandeng tunangannya.Wanita itu lansung memeluk dan melakukan cipika - cipiki dengan akrab.
"Hay stef..aku dengar kabar baiknya.selamat ya."Ucap Leyla tulus.Ia saat ini dalam mode menjilat karena Ayu sudah mewanti - wantinya untuk bersikap 'ramah' karena Steffi adalah calon klien mereka.
"Thanks.kabar cepat sekali menyebar ya."Leyla hanya menanggapi dengan senyuman tipis."kenalin ini Kak Daniel,kamu masih ingat kan mengingat dia sangat populer dulu."Ucap Steffi memperkenalkan tunangannya dengan nada pongah.
Leyla menyambut singkat uluran tangan pria yang terus menatapnya dengan intens itu.Sebuah senyuman manis terpantri dibibirnya.
"kamu kapan nyusul Ley.Masa bekerja di WO besar tapi masih jomblo aja."Tanya Steffi sambil tersenyum mengejek.
Leyla lansung menaikan sebelah alisnya mendengar pertanyaan sefrontal itu yang Steffi lontarkan.Mereka bahkan tidak akrab sama sekali.
"Menurutku gak harus cepat namun harus tepat."jawab Leyla cuek.Apa wanita ini tidak tahu mata pria di sampingnya itu terus menatap Leyla dengan 'lapar'? lalu obrolan mereka terdistrak saat Ayu memberinya segelas minuman dan mengambil alih pembicaraan.
Sahabatnya itu mengerti sekali kalau Leyla tidak nyaman saat ada orang - orang yang mulai mempertanyakan kehidupannya.Bahkan hanya segelintir orang yang mengetahui kalau Leyla adalah owner GWP (Glame Wedding Planner).
Mungkin karena Leyla sering kali bekerja di belakang atau saat tim mereka membutuhkan kemampuannya dalam menyukseskan acara tersebut.
Seringkali Dahayu lah yang bertemu lansung dengan klien dan melakukan kesepakatan.Karena Leyla lebih suka lansung bekerja membantu tim mereka di lapangan.
"Aku ke toilet sebentar."bisik Leyla pada Ayu saat wanita itu sedang berbincang dengan Steffi.Mungkin ia terlalu banyak minum setelah sekian lama tidak mampir ke salah satu club favoritnya.
"Dimana sih toiletnya?" Gerutu Leyla agak terhuyung.Saat ia melihat sebuah pintu setelah melewati lautan manusia namun pintu tersebut bukanlah toilet membuatnya mendengus kesal.
"Mabuk?"
Pertanyaan tersebut di lontarkan dari seseorang yang tengah bersandar di dinding lorong menuju toilet.Terlihat pria tersebut menggerakan gelas minuman di genggamannya.
"Aahh sialan.."maki Leyla tidak menghiraukan pertanyaan laki -laki di hadapannya.ia hampir tersandung langkahnya sendiri."kalau bukan karena kerjaan mungkin sekarang aku tengah memeluk anakku."racaunya lagi.Ia sudah merindukan anak gendut kesayangannya yang masih di titipkan di suatu tempat.
Padahal rencananya ia akan menjemput anak yang sangat ia rindukan lalu mereka bermain bersama sebelum Leyla kembali sibuk dengan pekerjaannya.Tapi lihat lah sekarang,ia bahkan kesulitan menemukan toilet.
Lelaki itu menyesap minumannya sebelum kembali bertanya."kerjaan apa di tempat seperti ini?"
Pertanyaan tersebut membuat Leyla tertawa kecil ."Sebuah pekerjaan yang menghasilkan uang."Jawabnya sambil celingukan mencari kemana arah toilet berada."Uang, koneksi, kekuasaan.semua itu harus aku dapatkan."
Leyla menatap laki - laki di hadapannya ini dengan intens.Ia dapat mencium samar - samar parfum yang di gunakan pria itu yang mampu menghantarkan sebuah getaran mengaliri tubuhnya.Kenapa laki - laki ini begitu.....menggoda tapi juga terasa familiar?
Tanpa Leyla ketahui seorang pelayan melewati mereka dan menyenggol Leyla hingga membuatnya terhuyung ke arah lelaki itu.Dan tanpa sengaja membuat minuman pria itu tumpah membasahi kemeja yang ia kenakan akibat gerakan Leyla yang tak terduga.
"Oh astaga.sorry..sorry."
Dengan sedikit buru - buru Leyla berusaha membersihkan pakaian laki - laki itu.Namun saat ia tanpa sengaja bersentuhan dengan lelaki tersebut.Sentuhan itu hanya sepersekian detik ,namun entah mengapa mampu membuat Leyla mendamba.
Leyla mendekat ke arah leher lelaki itu "hei "bisiknya.Lelaki yang masih diam dan menaikan sebelah alisnya,membuat Leyla semakin berani.
"Aku ingin mencium mu.disini.sekarang juga."
Yakin dengan ucapannya,Leyla meraih tengkuk pria itu untuk menghapus jarak di antara mereka dan menciumnya dengan sedikit agresif.
Balasan yang sama ia terima dari laki - laki tersebut sepadan dengan kegilaan yang baru saja ia lakukan.
Entah dorongan apa yang membuatnya berbuat hal segila ini.Leyla tidak peduli,yang ia tahu saat ini ia ingin merasakan ciuman yang menuntut tetap lembut secara bersamaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Wirda Wati
mungkin jerico
2024-02-08
0