Bab 20 Kau Pantas Diperjuangkan

Setelah sangat dekat dan bersembunyi di tempat tak terlihat, aku mengeluarkan gawai untuk merekam apa yang mereka bicarakan, aku tidak ingin mengambil resiko suamiku berada dalam masalah lagi seperti kejadian di depan rumahnya dahulu.

Aku tak akan membiarkan siapa pun menyakiti Pandu.

"Apa yang ingin kamu bicarakan sehingga memintaku ke tempat ini " tanya Pandu.

"Ceraikan Ratih, aku akan bersedia memberikan sum sum tulang belakangku."

Pandu tampak mengepalkan tangannya sangar kuat.

"Atau kamu bisa tetap mempertahankan Ratih namun berikan aku kompensasi 1M. Uang sebesar itu tak berarti buat keluargamu."

Pandu tersenyum sinis.

"Orang tua tidak pantas jadi orang tua kamu Prabu, hatimu busuk dan isinya hanya uang. Aku tidak yakin kamu ini benar-benar manusia." ucap Pandu getir. Rasanya begitu pahit untuk dibayangkan bahwa lelaki seperti ini pernah menjadi lelaki yang dicintai istrinya

"Terserah kamu mau bilang apa, aku ngga perduli!" sahut Prabu tak berperasaan.

"Prabu, apa kamu pikir sel punca kamu pasti cocok dengan anakmu? Picik sekali, Ratih saja tidak cocok, maka belum tentu kamu cocok."

Pandu hendak berlalu dari hadapan Prabu ketika lelaki itu berseloroh.

"Kalau begitu pilihan kamu lebih mudah, ceraikan Ratih biarkan dia kembali sama aku, agar dia bisa memberikan adik kandung buat Vino, adik kandungnya pasti cocok, jangan egois kamu pandu!"

Pandu mengepalkan tangannya berusaha menahan diri sekuat tenaga.

Pandu berlalu dari hadapan Prabu. Aku mengikuti dengan hati yang perih dan pedih. Tak sanggup membayangkan pernah menikahi lelaki jahat itu. Yang bahkan untuk menolong anaknya sendiri perlu pamrih. Aku berharap bisa menemukan orang lain yang cocok untuk Vino. Karena seperti yang dikatakan dokter tidak mustahil menemukan pendonor dari orang lain.

Saat aku dan Pandu konsultasi dengan dokter ahli terbaik di Indonesia beberapa waktu lalu beliau mengatakan ada kemungkinan

matched unrelated donor, artinya  pasien bisa mendapatkan sel punca dari donor yang tidak memiliki hubungan darah. Sehingga bisa diperoleh dari orang lain yang tak mempunyai hubungan keluarga.

Belum tentu juga Prabu dan keluarganya cocok. Karena jauh sebelum aku hamil, sudah mencoba melakukan test bersama Pandu dan keluarganya, tapi tidak cocok.

Sebelum Pandu sampai ke rumah kami, aku sampai duluan. Aku menunggunya di depan pintu. Rasa bersalah menyergapku sedemikian besar. Suamiku berjuang setengah mati untuk kesembuhan putraku, yang tak ada hubungan darah dengannya, aku malah mencurigai.

Suamiku turun dari mobil dengan wajah suntuk dan terlihat lelah. Aku mengambil tangannya dan mencium punggung tangannya. Pandu menarikku sangat dekat.

"Ratih, aku ingin memeluk kamu lebih lama ya. Diam dan jangan bertanya." Pandu mendekapku erat, kurasakan debaran jantungnya lebih keras dari biasa. Aku tahu dia menahan kemarahan dan rasa sedih bersamaan atas prilaku Mas Prabu. Pandu mencium pucuk kepalaku dan air matanya menetes. Aku hanya diam dan tanpa saling mengatakan kami sama-sama menangis.

Ku rengkuh dia semakin erat.

Aku seperti bermimpi memiliki lelaki luar biasa ini di hidupku. Aku bersumpah tak akan pernah membagi dia dengan siapa pun, dengan alasan apa pun. Hanya dia yang akan menjadi satu-satunya lelaki terakhir di hidup ini.

Aku tak akan membiarkan wanita mana pun mencoba mengambilnya dariku. Pandu bukan Prabu. Pandu adalah lelaki yang teramat sangat pantas untuk diperjuangkan. Dipertahankan hingga hembusan nafas terakhirku.

Lama kami hanya saling memeluk dengan penuh cinta, ketika sebuah suara menyentuh pendengaran kami.

"Papa, pengen di peluk juga, Papa."

Aku dan Pandu melepaskan pelukan dan melihat berbarengan Vino yang berdiri di depan pintu. Pandu berjongkok dan memeluknya sembari tertawa.

"Sini sayang Papa, mau dipeluk juga?" Vino merangkul Papanya dan meletakkan kepalanya di bahu Pandu. Pandu berdiri dan membawa Vino masuk, sembari tangan kirinya meraihku untuk masuk ke dalam rumah. Terlihat putraku semakin lemah tak selincah dulu lagi. Pedih menghunjam relung hatiku.

Gawai Pandu berbunyi di sakunya.

"Sayang, tolong ambil dan angkat siapa yang telepon ya, takutnya penting."

Pandu memintaku mengambil gawai di saku celananya sementara dia menidurkan Vino di gendongannya

Aku tertegun menatap layar gawainya, tertulis Kania.

"Kania, sayang ..."

Pandu tak acuh dan mengatakan.

"Angkat saja bilang kamu istriku dan aku sedang menidurkan anakku."

Pandu berlalu meninggalkan aku yang masih speakless.

"Assalamualaikum.?"

Terdengar suara yang sangat lembut diseberang telepon. Aku tergugu namun harus tetap ramah.

"Waalaikum salam, ada apa ya menghubungi suami saya, dia sedang menidurkan putranya."

Tiba-tiba suara telepon berbunyi tut ... tut ...tut.

Wanita bernama Kania itu sepertinya kaget, mungkin dia tidak tahu bahwa orang yang di rindukannya sudah beristri.

Aku berharap setelah ini dia akan melupakan Pandu. Namun aku tidak yakin.

Dan setelah telepon ditutup aku melihat sebelum menelepon ada banyak norif dari dia yang belum dibaca Pandu. Setelah ku baca semuanya ku delete, karena isinya hanya tentang perasaannya saja. Sekalian nomer teleponnya kublokir. Rasanya salah kalau aku bersikap lunak. Pandu bukan Mas Prabu. Sekali ini aku tak akan membiarkan pelakor mencoba menyelip diantara aku dan suamiku.

Aku akan menjadi wanita yang lebih waspada dan hati-hati. Namun aku tidak akan menjadi paranoid seperti beberapa waktu lalu. Kalau aku terlalu paranoid yang menjadi korban adalah suamiku. Aku sungguh tak ingin menjadikan luka masa laluku menjadi rongrongan bagi kebahagiaan masa depanku.

Aku berjalan ke kamar Vino dan mendapati Pandu tertidur di sisi pembaringan Vino sembari tangannya menggenggam tangan Vino.

"Sayang, kamu kelelahan, pindah ke kamar ya." Ku sentuh rambutnya yang terjuntai di keningnya. Pandu menangkap jemariku dan meletakkan telapak tanganku di pipinya.

Pandu tersenyum dan beranjak sembari memelukku ketat.

Sesuatu di bisikkannya ditelingaku, membuat aku mencubit pinggangnya karena malu.

Dia menatapku sembari mengedipkan mata. Aku mengangguk dan kami sama-sama tertawa dan berlalu ke kamar kami sendiri.

Hari masih siang jam 13.00 wib. Biarlah hari libur ini kami habiskan hanya di rumah. Pandu mengunci kamar kami dan tersenyum nakal. Aku tertawa.

*****************************

Hari ini hari ulang tahun perusahaan keluarga Pandu. Papa mengundang aku dan Pandu untuk hadir di acara meriah yang akan dihadiri beberapa   perusahaan besar yang menjadi klien dan mitra bisnis ataupun hanya kenalan Papa.

Aku telah siap dan Pandu telah menungguku disamping mobilnya. Dia tersenyum sumringah dan mengecup pipiku.

"Cantik banget istrinya Pandu." Aku tersipu malu. Kami berpelukan hangat saat hendak memasuki mobil, sehingga Tante Neneng menegur kami. Takut pakaian jadi Kumal dan malah tidak jadi berangkat karena balik lagi ke kamar. Kami tertawa dan segera berpamitan pada Ibu dan Tante Neneng.

Aku gugup saat memasuki ruang acara. Begitu besar pesta ini. Tak pernah ku bayangkan akan semegah ini. Pandu menggenggam jemariku mesra. Beberapa orang yang mengenali Pandu menyapa kami dan Pandu memperkenalkan aku sebagai istrinya. Mama dan Papa mertuaku belum terlihat. Suamiku terpaksa menemani beberapa klien yang mengajaknya ngobrol tentang pekerjaan.

Aku sedang berbicara dengan istri seorang CEO perusahaan klien Papa ketika kulihat seseorang tersenyum dan berjalan ke arahku. Mood yang ku bangun dengan indah dan nyaman seketika terbang. Aku melihat Mas Prabu sedang menuju ke arahku. Dan yang membuat aku semakin terhenyak di sudut ruangan kulihat Kania menatap suamiku penuh rindu. Tanganku menegang. Saat semua terasa berat untukku sebuah tepukan halus di tanganku membuyarkan ketertegunanku.

Mama mertuaku menggenggam jemariku dan berbisik.

"Santai ya sayang, jangan pedulikan mantan suamimu, ikuti Mama."

Aku mengikuti langkah elegan Mama mertuaku yang terlihat sangat cantik di usianya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

orang tua Pandu memang yang terbaik..

2023-07-27

0

Danendra Faiz

Danendra Faiz

mau jg dong mertua 1 ky mamanya pandu,😁

2021-08-07

0

Permata Winsa

Permata Winsa

contoh mertua idaman 😊😊

2021-07-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!