bab 11 Dilema

Aku menarik nafas dalam, mencoba mengikis rasa malu atas hinaan Mas Prabu di depan Pandu, masih terselip di hati ini, terngiang meskipun telah berlalu, menyisakan perih yang tak hilang bahkan oleh ribuan tetes air mata. Sedikit lega mungkin, namun tidak menghilangkan luka yang terkoyak dan berdarah.

"Mereka akan terus mengganggumu Ratih, aku yakin itu. Kamu akan semakin rapuh. Beri aku kesempatan untuk melindungimu. Menikahlah denganku setelah iddahmu selesai."

Pandu menggenggam jemariku lembut.

Aku menggeleng pelan.

"Aku trauma Du, sangat trauma, memasuki lagi dunia pernikahan, memulai lagi bertemu keluarga baru. Aku tidak mempunyai cukup kekuatan untuk itu. Aku takut."

Pandu mengangguk pelan. Di berikannya tissu untukku membersihkan air mata.

"Sesedih apa pun jangan tunjukkan pada Vino sayang." ucapnya lembut. Sembari tangannya menangkup wajahku. Dia menatap lurus pada bening mataku, hingga wajahku terasa jengah

Aku tahu Pandu lelaki baik, bahkan sangat baik, hatiku pun terasa nyaman di dekatnya. Namun aku tak mampu membuka hati ini untuk siapa pun. Hatiku belum mampu menerima hubungan lebih dari sahabat.

"Ratih, aku akan menunggumu siap, ingat tidak semua lelaki seperti suamimu, dan aku jamin ibuku tidak seperti mantan mertuamu."

Aku mengangguk dan Pandu membalas dengan membusai rambutku hingga aku tertawa sambil mendorong tangannya menjauh dari rambutku yang di acaknya.

"Du jangan gini dong, ntar Ibu dan Tante mikirnya kita ..."

Pandu tertawa geli. Dia segera menarikku keluar dari mobil.

Saat masih di samping mobil, dia menekan tanganku dan merapat ke arahku ketat.

"I love you Ratih Prameswari." ucapnya lirih tepat di telingaku.  Aku bergidik dan mendorongnya perlahan. Pandu tersenyum dan meninggalkanku sambil kedua tangan yang dihiasi jari-jari panjang itu dimasukkannya ke dalam saku celananya. Aku menyusulnya. Sebersit tanya di sudut relung sanubari ini, mengapa lelaki sesempurna ini mencintai janda anak satu sepertiku.

Pandu sangat pandai mengambil hati Ibuku dan Tante Neneng.

Mereka terlihat akrab dan mengobrol tentang banyak hal.

************************"

Mas Prabu datang menemuiku di CNTV, wajahnya masih terlihat memar. Dia bersandar di kap mobilnya. Menungguku pulang dan aku tak bisa menghindar selain menghadapinya tanpa rasa terintimidasi.

Dia menghampiriku dengan langkah pelan.

"Lihat wajahku Ratih, aku sudah visum di RS. Pandu bisa masuk penjara atas laporanku, penganiayaan berat. Polisi tidak akan melihat ini sebagai tindakan balasan atas penghinaanku padamu, yang pasti dia sudah memukulku. Tapi aku punya penawaran untukmu."

Mas Prabu tersenyum licik. Dimajukannya wajahnya sangat dekat ke arahku. Sementara tangannya terulur hendak menyentuh bibirku. Seketika ku tepis dan dia tergelak sampai matanya berair.

"Rujuk denganku Ratih, aku janji ngga akan mengkhianatimu lagi. Kamu yang sekarang bukan kamu yang dulu, aku jatuh cinta lagi kepadamu. Ingat Tih, kalau kamu tidak mau, Pandu masuk penjara."

Mas Prabu menunjuk wajahnya yang memar dan bibirnya yang bengkak.

Aku terpaku bisu. Bibirku terkatup. Hatiku sedikit gentar. Namun  sebisa mungkin diri ini berdiri kokoh agar tak terlihat ketakutan yang pasti tercermin di sorot mata ini.

*Aku lelaki gentleman Tih, aku ngga akan membalas Pandu dengan pukulan, seperti preman. Ku beri kamu waktu 3hari buat mikir. Jangan telat jawabnya, kalau ngga mau si pandu kujeblosin ke penjara!"

Mas Prabu mencoba menjamah pipiku, namun kembali kutepis.

Aku menarik napas panjang. Sungguh gigih lelaki brengsek tukang selingkuh itu. Aku gemetar membayangkan kembali menjadi istri lelaki seperti dia. Tak terbayangkan.

Pandu datang setelah Mas Prabu sudah melajukan mobil meninggalkan parkiran.

"Kenapa Ratih?"

Pandu menatapku penuh selidik.

Terpaksa aku mengatakan apa yang dikatakan Mas Prabu, agar Pandu bersiap menghadapi segala kemungkinan. Aku juga tak akan menjadi wanita bodoh yang takluk kembali ke dalam pelukannya.

"Tenang Tih, seandainya pun aku di periksa, aku ngga akan sampai di penjara, tapi kamu janji, apa pun yang terjadi jangan menuruti kehendaknya untuk kembali."

Pandu menatap mataku sangat dalam. Seakan menuntut aku benar-benar menuruti kata-katanya. Aku mengangguk untuk meyakinkannya.

Ancaman Mas Prabu ternyata tidak main-main, dia melaporkan Pandu ke polisi. Pandu mendapatkan panggilan pemeriksaan. Walaupun tidak ditahan, namun hal itu cukup mengguncang CNTV.

Tiba-tiba semua mata dan telunjuk mengarah kepadaku.

Mitha yang mengenal baik orang tua Pandu mendapat telepon dari ibunya, tepat di depanku.

"Ratih, ibunya Pandu mau bicara."

Mitha mendelik kesal kepadaku.

Samar aku mendengar ucapan sinis temannya Mitha.

"Janda bertingkah, ngalah-ngalahin gadis, gara-gara dia Pandu kena masalah!"

Aku hanya diam, sembari mendengarkan suara ibunya Pandu.

"Namamu Ratih 'kan? Simpan nomer ini, saya ibunya Pandu, mungkin mungkin setelah ini kita akan sering ketemu."

Warna suara wanita itu terdengar sangat tegas. Aku tertegun sesaat. Sebelum akhirnya mengiyakan.

Kusimpan nomernya dan segera aku mengirim chat untuk memberi tahunya nomerku.

Saat mengembalikan gawai Mitha, wajahnya sangat tidak bersahabat. Aku mencoba mengabaikan..

Aku kembali ke ruangan  dan bergumul dengan beberapa Vidio yang harus segera di kerjakan bersama dengan beberapa teman editor.

Mitha menatap ku dengan ekspresi heran.

"Setenang itu kamu menghadapi Mamanya Pandu? Besar banget nyalimu!"

Aku hanya membalas ucapan Mitha dengan senyuman.

Bersamaan dengan tatapan tidak suka Mitha dan temannya sesama pembaca berita, datang Pandu yang menenteng americano dan roti kesukaanku.

Mitha tampak semakin dongkol melihat Pandu begitu dekat bahkan merangkul pundakku. Dia segera berlalu tanpa menoleh, bahkan tidak menyapa sedikitpun, pandu menatapku dengan sorot penuh tanya karena heran. Aku mengangkat bahuku.

"Ratih, aku mau coba kopi kesukaanmu, makanya aku cuma beli satu." dia tersenyum sembari menyeruput kopi yang telah kuminum. Aku tertawa melihat ekspresinya saat menyeruput kopi itu.

"Ah bilang aja pelit!" seloroh Pak Jaya yang duduk di belakangku.

Pandu tergelak mendengar ucapan Pak Jaya, editor berita.

"Kalo ngga suka jangan maksa."

ucapku menahan ketawa.

Berbeda dengan pembaca berita yang tidak suka melihat kebersamaan kami, team editor, kameramen bahkan reporter begitu mendukung. Mereka malah terharu melihat kesungguhan seorang Pandu mengejarku, bahkan rela berhadapan dengan hukum demi membela seorang single mother. Mereka bilang Pandu dan aku pasangan serasi.

Sore ketika Pandu harus kembali diperiksa, dia terdengar meminta  pengacara dari perusahaan milik Ibunya, untuk turun tangan, pengacara ternama yang hampir 99% kasus yang ditanganinya sukses.

Pandu sempat menarikku ke sudut terlindung sebelum keluar dari gedung. Tubuh tinggi tegapnya melindungi diriku hingga tak terlihat.

"Dengar Ratih, aku akan berjuang untuk bebas, andai pun aku  tidak bisa pulang hari ini, jangan termakan ancaman Prabu, oke? Akan sia-sia perjuanganku kalau kamu menuruti maunya dia."

Pandu menatap ke dalam bola mataku yang terasa panas karena menahan tangis. Seorang lelaki sehebat dia, rela berkorban demi wanita sepertiku.

Dan dengan ringan dia mengangkat daguku, sekilas dia mengecup bibirku tanpa aba-aba.

"I love you my sweet, jangan marah karena ciumanku ya, anggap saja untuk membuatku bersemangat saat meringkuk di penjara." ucapnya ringan. Aku memukul bahunya. Sembari menahan jatuhnya air mata.

Pandu berlalu bersama Pengacara yang sudah ditunggunya. Sebelum masuk mobil dia tersenyum sangat tulus dan melambai ke arahku.

Gawaiku berbunyi, dari Mamanya Pandu.

"Tante tunggu kamu di Cafe seberang CNTV, sekarang."

Aku bergegas melangkah menuju cafe. Perasaanku tidak karuan.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Danendra Faiz

Danendra Faiz

mau 1 dong yg kayak pandu
❤️❤️🤭

2021-08-07

0

Tri Widayanti

Tri Widayanti

Dag dig dug..semoga mamanya pandu org baik

2020-11-06

2

Juliana

Juliana

hidup pandu

2020-10-31

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!