Bab 16 Luka Itu belum kering

Papanya Pandu semula tidak menyetujui dan sangat menentang keinginan Pandu menikahi wanita yang dia belum mengenal sama sekali. Dia bahkan sudah menyiapkan semua ucapan paling menyakitkan untuk menyambutku.

Namun ketika tanpa sengaja bertemu dan melihat keramahanku bahkan dengan tukang kebun dan mau berkotor-kotor membantu di taman, Pak Waskito menyadari bahwa aku pantas untuk putra kesayangannya.

Berbeda dengan Mitha yang sering datang bersama orang tuanya, bahkan memperlakukan pembantu begitu rendah dan terkadang ucapannya semena-mena. Mitha juga bukan type wanita yang mau bersusah-susah memasak untuk keluarga, padahal Bu Lestari walaupun wanita karir yang sukses beliau tetap pandai memasak, apalagi masakan kesukaan keluarganya. Menurut Pak Waskito memegang piring kotor di dapur saja enggan bagaimana mungkin bisa memegang tanah hanya untuk membuat tanaman tumbuh lebih sehat dan indah.

Tadinya beliau sempat terpengaruh dengan ucapan Mitha tentang aku, namun setelah bertemu, beliau menemukan sesuatu yang membuat putranya menyukaiku.

Hal itu disampaikan beliau saat datang menemani Pandu melamarku.

Sungguh aku merasa sangat berarti dan dimanusiakan bahkan sebelum menginjakkan kaki di rumah mereka sebagai menantu.

Sesederhana itu beliau menilai dan memaknai hidup. Keluarga ini menjunjung tinggi rasa menghargai dan tidak memandang orang lain dari status sosial.

Mereka juga tidak keberatan apabila setelah menikah Pandu memilih pindah kerumahnya sendiri. Agar bisa mandiri dalam membina rumah tangga.

Beberapa kali Pak Waskito mengingatkan Pandu dan aku untuk melangkah ke depan dan jangan menoleh ke belakang. Karena aku dan Pandu memiliki masa lalu yang sama-sama pahit.

Dan justru dari kepahitan itu beliau meminta kami untuk lebih mampu menjaga satu sama lain dalam keharmonisan. Beliau juga mengatakan kalau tidak ada rumah tangga yang selalu mulus dan mesra, pasti akan ada pasang surut dan masalah. Dan andai terjadi masalah pelik sekalipun kami harus mampu mengingat kembali alasan utama kami menikah.

Pandu ternyata juga memiliki saudara perempuan yang sekolah di luar negeri. Aku belum sempat bertemu dengannya. Namun aku seperti pernah mengenalnya, entah dimana.

******************************

Hari bahagia itu tiba juga. Aku menikah untuk kedua kalinya, mencoba mengabaikan luka pernikahan yang pernah kualami sebelumnya. Mencoba meyakinkan diri bahwa ini adalah langkah terbaik untukku dan Vino. Bukan hanya aku yang butuh Pandu tapi Vino juga. Meskipun aku tidak begitu lama mengenal Pandu, entah mengapa langkahku begitu ringan kembali memasuki dunia pernikahan.

Sebelum aku menikah dengan Pandu Mas Prabu sempat mengancamku dan mengatakan tidak akan mengakui Vino lagi sebagai putranya kalau aku nekad menikah. Namun ucapannya tidak membuatku mundur kebelakang.

Mas Prabu seperti anak kecil yang membuang mainan yang membosankan dan ketika mainan itu diambil orang lain dia mengamuk dan hendak mengambil kembali.

Resepsi perkawinan ku dengan Pandu berlangsung mewah, lebih dari pernikahan pertamaku. Relasi bisnis keluarga Pandu, bahkan seluruh karyawan CNTV hadir. Namun Mitha tidak tampak batang hidungnya.

Selesai resepsi Pandu membawa aku dan Vino pulang ke rumah pribadinya. Baby sitter ku ikut untuk menjaga Vino.

Malam pertama yang unik, karena suamiku sibuk menidurkan anakku, dia tidak mengijinkan aku untuk memaksa Vino untuk istirahat. Dengan sabar dia menemani putraku bermain, hingga Vino terlelap dalam gendongannya. Diserahkannya Vino ke baby sitternya.

Aku hampir tertidur ketika dia datang menghampiriku. Aku tersenyum dan membuka mata. Lelaki yang kini menjadi suamiku ini merengkuhku ke dalam pelukannya. Tak Terperi rasa bahagiaku.

Keindahan dan manisnya rumah tangga baru ini baru saja hampir sempurna ketika aku dan Pandu terhenti dari aktifitas bahagia itu  karena kewanitaanku bagai terkunci, ototnya menegang sehingga suamiku tak bisa melakukan apa pun untuk menuntaskan gairahnya. Aku terpana, dan seketika pecah tangisku membahana di kamar luas nan indah itu. Pandu memelukku erat, menyelimuti tubuhku dan menenggelamkan kepalaku di dada bidangnya.

Hancurlah malam pertamaku. Pandu mencium lembut pucuk kepalaku. Menenangkan tangisku.

Rasa bersalahku serasa menggunung di dalam perih hati ini.

"Sayang kamu harus tenang oke, kita tunda dulu, jangan dipaksakan."

Aku tak mengerti kenapa bisa seperti itu. Aku bahkan menginginkan Pandu lebih dari apa pun. Aku sangat bahagia menjadi istrinya  lalu apa masalahnya.

Dan kejadian itu terus berulang, hingga hari ketiga. Pandu menatap mataku dengan lembut di atas tempat tidur kami.

"Ada luka psikologis didirimu sayang, mungkin hinaan dan kekerasan verbal yang sering dilakukan suamimu dulu membuatmu terluka sangat dalam. Aku tahu ini tidak mudah, tapi kita harus keluar dari masalah ini. Besok aku akan membawamu konsultasi dengan psikiater dan spesialis ginekologi, kamu mau?"

Aku mengangguk dan memeluknya erat.

"Maafkan aku sayang, aku ..."

Pandu menutup bibirku dengan jari telunjuknya.

"Ini bukan salahmu sayang. Kamu ngga perlu merasa terbebani, aku yang memaksamu terlalu cepat menikah."

Saat kami berdua  konseltasi ke dokter, dijelaskan bahwa aku mengalami Vaginismus,   kondisi medis yang ditandai dengan pengencangan otot-otot di sekitar **** * secara tidak sadar

Sehingga tidak bisa dilakukan penetrasi.

Pandu menanyakan penyebab terjadi keadaan itu, dan dijelaskan bahwa banyak faktor pemicu namun pada kasusku karena psicoseksual akibat trauma adanya hinaan dan kekerasan verbal terus menerus

dan pemaksaan dalam rumah tangga terdahulu, hari ini aku melakukan tes psikolog bersama suamiku. Aku semakin merasa dicintai olehnya. Kesabarannya akan ketidak mampuanku membuatku semakin jatuh hati padanya.

Aku bertanya pada Pandu, apakah kondisiku ini diketahui kedua orang tuanya. Pandu tertawa geli sembari mengacak rambutku dengan sayang.

"Sayang, itu rahasia rumah tangga kita, cukup aku, kamu, dokter dan tuhan yang tahu, kalau orang tuaku tahu apakah mereka bisa menyembuhkanmu? Yang ada akan semakin memperumit masalah kita. Ini bukan masalah yang bisa kita bagi dengan orang lain, cukup kita bicara pada yang ahli, yaitu dokter dan psikiater."

Aku menitikkan air mata, kuulurkan kedua tanganku untuk menangkup wajahny. Ku tatap bening matanya, mencoba menemukan kebohongan di sana, namun yang kutemukan hanya keteduhan dan ketulusan. Dia mencium bibirku lembut, kemudian mengajakku tidur sembari berpelukan. Hanya berpelukan tanpa melakukan apa pun. Dia begitu sabar.

Allah telah memberikan lelaki luar biasa ini di sisiku. Ketika kehilangan dan kita ikhlas melepaskan, Allah turunkan pengganti yang merupakan penawar dari luka dan perih.

Satu bulan berlalu dan kami telah melakukan konsultasi psicology berdua. Dokter menyarankan agar aku mulai kembali mencoba, dan andai gagal lagi, Konsultasi dilanjutkan pada tahap lebih intens.

Pandu tidak menunjukkan kekesalan sedikitpun terhadap kondisiku.

Pernikahan bahagiaku terkalang sedikit masalah namun Pandu berujar:

"Yang penting kita telah halal Ratihku sayang, jangan terlalu di pikirkan menjadi beban dan berpotensi menjadikanmu semakin stres. Anggap saja kita sedang pacaran. Tapi pacarannya dilindungi agama dan negara. Bagaimana sayang?"

Aku mengangguk. Dan kami berdua bergandengan tangan menuju mobil untuk berangkat kerja. Satu hal lagi yang membuatku kagum pada lelaki ini, dia tidak menjadikan koneksi dan kekuatan orang tua untuk bekerja. Dia lebih memilih bekerja sesuai hati nurani dan kesenangannya. Padahal kalau dia mau bisa menjadi CEO di perusahaan ayahnya. Tapi Pandu lebih bersikap sederhana. Dan orang tuanya begitu menghargai pilihan Pandu untuk bekerja di Televisi.

Sesampai di parkiran kantor, Pandu mengecup bibirku sekilas sebelum turun dari mobil.

"Pacarku, istriku sayang, selamat bekerja ya. I love you."

Aku tertawa haru.

"Ya suamiku, imamku, pacarku, kamu jangan melirik wanita lain ya, pasang kaca mata kudanya saat jauh dariku." ucapku. Pandu tertawa sembari membantuku melepaskan seatbelt.

Saat cinta tulus membalut pernikahan, tak ada masalah yang teramat sulit bagi pasangan.

Aku mencintai Pandu semakin dalam. Mungkin lebih dan lebih lagi.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Danendra Faiz

Danendra Faiz

novelmu indah thor😍🙏

2021-08-07

0

Nita Wati

Nita Wati

gila novelmu keren abis Thor katanya tidak berbelit Belit intinya ceritanya dapat ceritanya seperti real .

2020-10-28

2

Esti Tu Teti

Esti Tu Teti

next

2020-08-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!