Ditikung Adikku

Ditikung Adikku

Episode 1

Aku menghempaskan tubuhku ke atas ranjang melepas letih dan penat setelah seharian bekerja pada salon kecantikan milik Mey temanku.

Kejadian 2 minggu lalu masih mengganggu Ingatanku.

Malam ini di mana Mas Bagas sudah menuduh Aku Selingkuh tanpa bukti yang akurat.

Entah kenapa ia dengan yakinnya menuduh aku berselingkuh dengan pria lain.

Jelas-jelas siang itu banyak pekerjaan yang aku kerjakan di salon Mey.

Namun Mas Bagas tidak sedikitpun mempercayai kata-kataku.

Sudah hampir 2 minggu beliau tidak pulang ke rumah ini.

Aku kecewa karena Mas Bagas lebih mempercayai perkataan orang lain ketimbang perkataanku.

walaupun aku paham dengan pernikahanku yang baru seumur jagung. tahun kemarin kami melangsungkan pernikahan.

Tapi bayi di janinku masih usia 2 bulan .

"TOK TOK TOK"

Aku menoleh ke arah pintu.

Terdengar suara ketukan dari arah ruang tamu"siapa tamu malam-malam gini?" Gumamku perlahan.

"TOK TOK TOK"

"Sebentar" Aku langsung melangkah keluar kamar, menuju pintu ruang tamu.

"Kak!!!TOK TOK TOK"

rupanya suara Mirna, adikku yang nomor satu.Karena kami hanya 3 Saudara.

Aku paling besar, dan Adik bungsu Aku, Erin yang kini masih nonton televisi.

Pintu pun terbuka, disusul Mirna menyelundup masuk dengan aroma minuman yang kurang sedap.

Aku melihat jam dinding pukul 22.50.

"Dari mana kamu mir?"

" biasalah Kak, ngumpul teman", aromanya memang tidak aku sukai minuman beralkohol.

"Kok sampai jam segini?" tanya aku sambil duduk di kursi ruang tamu, yang mana Erin sedang duduk nonton di lantai.

"Ya, memang kenapa sama jam segini?masih bagus aku pulang" Jawab Mirna langsung masuk ke kamarnya.

Aku geleng-geleng kepala melihat Mirna jalannya terhuyung dan menutup pintunya.

Aku melihat Erin yang serius dengan acara televisinya.

"Kamu nggak tidur Rin?"

"Iya Kak sebentar lagi aku tidur"

Erin bangun dari duduknya mematikan televisi dan membisikan telingaku.

"Kak, besok kalau Kak Mirna enggak ada di rumah aku mau bicara"

Aku bingung,kenapa harus nunggu Mirna tidak di rumah.

"Kenapa nggak bicara sekarang saja sih?"

Erin langsung menempelkan telunjuknya ke bibirnya.

"Huuuuust...Besok saja kak, ya sudah, aku tidur dulu"

Erin pun memasuki kamarnya.

Begitu juga aku masuk ke kamarku.

Sambil ku buka lemari mencari uang makan aku Seminggu, yang aku letakkan di bawah pakaian.

Aku cari laci paling atas tidak ada.

Aku cari lagi di bawahnya tetap tidak ada.

Aku bongkar ke laci paling bawah tetap tidak ku temui.

Uang yang aku ingat aku letakkan di laci nomor 2.

kemana ya? aku lupa taruh? tapi di mana ya? Apa ada maling? tidak mungkin.

Pintu kamar selalu dalam keadaan terkunci.

Mungkin Aku yang sembrono. Sembarangan letak.

"Ya sudah, semoga besok dapat rezeki lagi di salon" gumamku berusaha untuk memejamkan mata.

Namun otakku berlari ke sana kemari.

ucapan Erin tadi mengganggu pikiranku.

Meninggalkan jejak pertanyaan di hati aku.

"Ada apa sebenarnya dengan Mirna? apa yang ingin disampaikan dengan Erin?Kenapa kok mau bicara saja harus menunggu Mirna tidak ada di rumah?

"Drrrrt Drrrrt Drrrrrt"

Tiba-tiba benda pipi di dalam Tasku bergetar.

Aku buka tas dan mengambilnya.

Aku lihat ada satu pesan wa.

Ternyata dari Mas Bagas.

"mau apa dia?mau menuduhku lagi ?"

Aku bukan wanita yang suka tempat hiburan.

Apalagi bersama laki-laki yang bukan suamiku.

"El..Mas akan cari tahu kebenarannya.Apakah kamu benar-benar bersama lelaki lain di tempat hiburan atau tidak.akan Mas selidiki, dan besok Mas pulang"

Aku menghela nafasku.

Untuk apa dia kembali ke sini lagi? kalau hanya percaya dengan yang bukan istrinya.

Kenapa Mas Bagas lebih percaya orang lain daripada aku?

padahal kita sudah satu dengan tumbuhnya buah di rahimku.

"Aaaaah aku tidak peduli dia mau pulang atau tidak"

Tanpa kubalas chat Mas Bagas,aku tertidur.

Sengaja Pagi ini aku bangun lebih awal.

Selesai mandi aku langsung ke meja makan.

Di sana sudah terlihat Erin sedang menikmati setakap rotinya.

Dan setakap lagi sudah terhidang untuk sarapanku.

Erin memang selalu mengutamakan aku daripada Mirna.

karena Mirna tidak pernah bangun pagi. "Erin, kamu mau bicara apa sih? Kakak penasaran loh"

kembali aku bertanya kepada Erin, yang masih asik dengan rotinya

"nanti saja Kak" jawab Erin agak cuek.

"Rin, kamu masih ada uang jajan?" tanya aku pelan, karena uang makan seminggu aku lupa letakkan di mana.

"santai saja kak, masih ada kok uang jajan Erin,kemarin Mama juga kasih Erin jajan kok"

"Mama datang kemari?" tanya aku bingung, kenapa Erin tidak memberitahu ke aku kalau mama datang.

Erin kelihatan menyembunyikan kegugupannya.

"Aaaaam ...To..tidak Kak,maksud Erin,Mama transfer uang jajan ke Erin"

"Oh gitu toh,Ya sudahlah, Kakak berangkat dulu ya, jangan nakal." Aku cubit pipinya.

Aku pun menuju teras, dan... starter kendaraan roda dua untuk menuju ke tempat kerja yang di miliki temanku sebuah salon kecantikan.

walau tidak ternama, namun cukup ramai pengunjungnya.

hanya memakan waktu 15 menit dari rumah ke salon ini.

" Hai, El?" seperti biasa, Mey menyapaku, yang kubalas dengan senyum.

" El, ditungguin, noh"

bibir Mey maju sesenti ke depan, sambil melirik seorang pria setengah baya, yang memang sudah menjadi langgananku seminggu sekali.

Entah itu untuk digunting rambutnya, creambath, atau hanya masker wajah.

" Oh, Om, Irfan? yuk, sini Om." dengan cepat aku siapkan kursi untuk customerku.

"mau diapain, Om?" tanyaku dengan senyum.

Karena aku memang berharap Om Irfan menjadi langganan tetapku.

Selain orangnya ramah, juga cukup besar tips yang ia berikan.

Walau dengan usia di kepala lima,tapi tidak menjadikan Om Irfan terlihat tua, ia masih tampak bugar.

Dengan senyum yang tidak membuat bosan orang melihatnya.

Om Irfan sudah menjadi langganan tetap Aku, sejak beberapa bulan lalu.

Dia pernah bercerita, kalau dirinya adalah duda anak satu.

Dengan pekerjaan yang cukup menjanjikan di suatu perusahaan.

Setiap uang kembalian yang dia berikan, setara dengan uang makan aku selama 2 minggu.

"Aaaaah... lumayan, ada Om Irfan, untuk menggantikan uang makan aku yang hilang, kemarin, kuman ku, sembari senyum" Gumam hatiku.

"Cie... cie." ada yang senyum-senyum sendiri"

Ledek Mei dengan tawanya yang konyol, membuat pipiku berubah warna menjadi merah.

"Om, mau di creambath ya?" Tanyaku lagi.

"Iya El, di creambath saja." Jawab Om Irfan dengan senyum.

Dan matanya menatapku tajam.

Namun terlihat sendu.

Entah apa yang tersimpan di sana.

Dengan semangat menggebu, aku siapkan peralatan dan streamer untuk memulai creambath.

Dengan pijatan pijatan di kepalanya, membuat Om Irfan terantuk-antuk seolah mengantuk.

hanya 30 menit aku memijatnya pertanda selesai.

Seperti biasa Ia melakukan pembayaran dan memberi tips yang cukup besar menurutku.

"Bisa untuk uang makan seminggu"gumamku dengan senyum tipis

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16 Masuknya perangkap Irvan
17 BAB 𝟏𝟕 Mirna Di Tahan
18 Episode 18 Mirna Melahirkan
19 BAB 𝟏𝟗
20 BAB 𝟐𝟎
21 Episode 𝟐𝟏
22 Episode 22
23 Episode 23 Temukan video Mirna dan Bagas.
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 EPISODE 28
29 EPISODE 29
30 EPISODE 30 kembalinya Sosok Bagas
31 EPISODE 31 Mirna Menikah
32 EPISODE 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 EPISODE 35
36 EPISODE 36
37 EPISODE 37
38 EPISODE 38
39 Episode 39
40 EPISODE 40 Alex Selingkuh
41 EPISODE 41
42 EPISODE 42
43 EPISODE 43
44 EPISODE 44. Mirna di jebak Edo
45 Episode 45
46 EPISODE 46 Cek DNA Amora Bagas
47 EPISODE 47 Mirna vs Teman-teman Edo
48 EPISODE 48 Mirna Menyaksikan Adegan Alex
49 EPISODE 49 Ingatan Bagas Mulai Membaik
50 EPISODE 50 Terungkap Amora Anak Siapa?
51 EPISODE 51
52 EPISODE 52
53 EPISODE 53 Erin dan Adam Menikah
54 EPISODE 54 Indra di rampok
55 EPISODE 55 Edo Party
56 EPISODE 56
57 EPISODE 57 Mirna dan Indra
58 EPISODE 58 Edo melakukan KDRT
59 EPISODE 59
60 EPISODE 60
61 EPISODE 61 Anak Mirna di culik
62 EPISODE 62 Detektif Haris
63 EPISODE 63 Mirna hamil anak Indra
64 EPISODE 64 Pengakuan Indra
65 EPISODE 65 Edo menjebak Eli
66 Episode 66
67 EPISODE 67 Edo di tangkap
68 EPISODE 68 17 tahun kemudiam
69 EPISODE 69
70 EPISODE 70
71 EPISODE 71
72 EPISODE 72
73 EPISODE 73
74 EPISODE 74
75 EPISODE 75
76 EPISODE 76
77 EPISODE 77
78 EPISODE 78
79 EPISODE 79
80 EPISODE 80
81 EPISODE 81
82 EPISODE 82
83 EPISODE 83
84 EPISODE 84 Dewi,Ibu Mirna meninggal
85 EPISODE 85
86 EPISODE 86
87 EPISODE 87
88 BAB 88
89 EPISODE 89
90 EPISODE 90
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16 Masuknya perangkap Irvan
17
BAB 𝟏𝟕 Mirna Di Tahan
18
Episode 18 Mirna Melahirkan
19
BAB 𝟏𝟗
20
BAB 𝟐𝟎
21
Episode 𝟐𝟏
22
Episode 22
23
Episode 23 Temukan video Mirna dan Bagas.
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
EPISODE 28
29
EPISODE 29
30
EPISODE 30 kembalinya Sosok Bagas
31
EPISODE 31 Mirna Menikah
32
EPISODE 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
EPISODE 35
36
EPISODE 36
37
EPISODE 37
38
EPISODE 38
39
Episode 39
40
EPISODE 40 Alex Selingkuh
41
EPISODE 41
42
EPISODE 42
43
EPISODE 43
44
EPISODE 44. Mirna di jebak Edo
45
Episode 45
46
EPISODE 46 Cek DNA Amora Bagas
47
EPISODE 47 Mirna vs Teman-teman Edo
48
EPISODE 48 Mirna Menyaksikan Adegan Alex
49
EPISODE 49 Ingatan Bagas Mulai Membaik
50
EPISODE 50 Terungkap Amora Anak Siapa?
51
EPISODE 51
52
EPISODE 52
53
EPISODE 53 Erin dan Adam Menikah
54
EPISODE 54 Indra di rampok
55
EPISODE 55 Edo Party
56
EPISODE 56
57
EPISODE 57 Mirna dan Indra
58
EPISODE 58 Edo melakukan KDRT
59
EPISODE 59
60
EPISODE 60
61
EPISODE 61 Anak Mirna di culik
62
EPISODE 62 Detektif Haris
63
EPISODE 63 Mirna hamil anak Indra
64
EPISODE 64 Pengakuan Indra
65
EPISODE 65 Edo menjebak Eli
66
Episode 66
67
EPISODE 67 Edo di tangkap
68
EPISODE 68 17 tahun kemudiam
69
EPISODE 69
70
EPISODE 70
71
EPISODE 71
72
EPISODE 72
73
EPISODE 73
74
EPISODE 74
75
EPISODE 75
76
EPISODE 76
77
EPISODE 77
78
EPISODE 78
79
EPISODE 79
80
EPISODE 80
81
EPISODE 81
82
EPISODE 82
83
EPISODE 83
84
EPISODE 84 Dewi,Ibu Mirna meninggal
85
EPISODE 85
86
EPISODE 86
87
EPISODE 87
88
BAB 88
89
EPISODE 89
90
EPISODE 90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!