Mama Eli, alias Bu Anom mengambil ponselnya yang berdering.
Sudah 3 hari Papa dan Mama Eli nginep di rumah putrinya.
"Ini nomor siapa ya? tidak ada namanya?" Bu Anom menggeser tombol hijau.
"Halo"
"Halo, selamat siang, benar ini dengan Ibu Anom, Ibu dari saudari Mirna?"
"Benar Pak" jawab Bu Anom.
"Kami dari kepolisian raga Marga, anak ibu kami tahan di sini, karena kasus pemerasan bersama kedua temannya. kami harap Ibu bisa datang ke kantor kami."
"Astaga, Baik, saya akan ke sana, sekarang"
Bu Anom menutup ponselnya dan setengah berlari ke kamar Erin.
"Erin! Rin!" teriak Bu Anom.
"Ada apa sih Mah?" Papa Eli keluar dari kamarnya.
"kakakmu Mirna di kantor polisi!"
jelas mamanya membuat mata Erin berkejap.
"Kenapa Ma?" Tanya Erin.
"Mama juga tidak tahu Rin, polisi bilang kasus pemerasan"
"Astaga... Ayo kita kesana!"
Secepat nya Erin masuk kamar meraih tasnya.
"Eh tunggu Ma... Telpon Eli dulu."
Pak Karsa menyuruh istrinya untuk menghubungi Eli ditelepon.
"Baik Pa, Mama telepon Eli dulu"
Bu Anom langsung meraih ponselnya menelpon Eli.
Terdengar suara Eli di sana.
"Halo Ma"
"Iya Eli.. Kamu segera datang ke kantor polisi Raga Marga.Mirna disana Eli!"
"Apa? kenapa Ma?"
"Mama juga tidak tahu sayang...kamu datang saja ya..."
"I...i..Iya Ma aku ke sana sekarang"
Bu Anom memasukan ponsel ke dalam tas.
Dan mereka pun memesan mobil online untuk menuju ke kantor polisi.
di dalam mobil Pak Karsa menghela nafas berkali-kali.
"Dari dulu hanya merepotkan saja, tidak ada bedanya dengan ibumu."
"Apa Pa? Maaf Mah, maksudnya si Dew..." Pak Karsa tidak meneruskan ucapannya.
"Hus, sudahlah Pa, Tidak perlu dibahas. belum waktunya."
Bu Anom melirik suaminya."
hanya 15 menit, mereka tiba di kantor polisi Raga Marga.
Memasuki ruang bagian pendaftaran tamu.
"Selamat siang Pak, saya ingin ketemu anak saya, bernama Mirna.
Pak Karsa duduk di depan Pak polisi.
"Tolong bapak isi pendaftaran tamu di sini" jawab polisi sambil telunjuknya mengarah ke buku tamu.
Setelah menulis nama di buku tamu, Pak Karsa dan Bu Anom, serta Erin masuk ke ruang tunggu.
5 menit kemudian, muncul Mirna, didampingi seorang Polwan.
Mirna langsung memeluk Mama dan Papanya.
Menangis sekencang-kencangnya.
"Mirna nggak salah Pa..."
"Memang Apa yang kamu lakukan Mir?" Tanya Mamanya melepas pelukan nya.
Mirna menceritakan semua kejadian yang dilakukan Alex dan Edo.
Juga apa yang dilakukannya dengan om Rico.
"Astaga, Mirna, Kenapa kamu sejauh ini?" Bu Anom meneteskan air matanya.
"Mama sudah salah mendidikmu."
Sedangkan Pak Karsa geleng-geleng kepala sambil menghela nafas dengan kasar.
**
Sebulan kemudian Mirna divonis 12 bulan penjara.
Alex dan Edo masing-masing 2 tahun.
Mirna menjalani hidupnya dengan perut semakin membesar.
"Mirna, ada besukan buat kamu" seorang Polwan membuka kunci pintu sel.
Mirna pun keluar menemui Siapa yang membesuknya.
Namun keningnya mengernyit, setelah tahu siapa yang membesuknya.
"Iya nak,ibu menjengukmu, Bolehkan?"
"Sebenarnya Ibu ini siapa?"
"bukan siapa-siapa Nak,ibu hanya seorang pengemis"
Jawab ibu yang pernah ditemui Mirna di depan rumah Eli.
"Lalu kenapa ibu menjenguk Aku?Hubungannya apa?"
Pertanyaan Mirna membuat pikirannya melayang ke masa lampau.
Setelah ia diusir Nyonya Anom,tidak tahu lagi harus melangkah ke mana.
Dengan kaki yang sangat lelah karena seharian berjalan belum juga menemukan pekerjaan.
Dengan sisa uang gajinya yang masih lumayan dia Sewa kos yang murah
""masih cukup kok, buat bayar kos, dan makan sebulan"
Dewi menempati kamar kos kecil, di situ, masih ada 6 kamar lagi.
Tiap hari Dewi masuk-keluar pintu, mencari kerja.
Namun belum ada yang menerimanya.
Malam itu Dewi keluar rumah ingin membeli nasi goreng.
di situ ada beberapa pria sedang menunggu.
""bang, nasinya dibungkus, ya"
"Berapa Neng?"
"Sebungkus aja Bang"
Tiba-tiba seseorang menghampirinya.
"Boleh kenalan?"
"Oh iya, boleh" jawab Dewi menunduk.
"Nama saya Bono, kamu siapa?"
"Aku Dewi Bang"
"Nama yang bagus, tinggal di mana?"
"Di kos itu bang"
"Oh... boleh dong Saya mampir, Kalau boleh tahu, dengan siapa Kamu, tinggal?"
"Aku tinggal sendiri Bang"
"Oh ya sudah, besok aku mampir, boleh?"
"i....iya, boleh" jawab Dewi.
Benar saja, keesokannya, di malam hari.
Lelaki bernama Bono berkunjung ke kost Dewi.
Dengan senyum genitnya, lelaki itu masuk ke kamar kos Dewi.
"Kenapa tinggal sendiri?dimana keluargamu?"
"Keluarga aku di kampung semua, jadi aku sendiri di sini"
Dewi mengambil minuman untuk tamunya.
Hari pertama kedatangan Bono biasa-biasa saja.
Sebatas tamu.
Hari kedua, Bono juga masih seperti sebatas teman.
Namun hari ketiga Bono mulai mengatakan yang membuat Dewi melayang tinggi.
Terhanyut dengan rayuan Bono.
"Kamu cantik Dew...mau kan jadi pacar abang?"
"Pikir-pikir dulu Bang, kita baru saja kenal" Jawab Dewi tersenyum seolah malu.
"Kalau kelamaan nanti disambar orang lain, karena kecantikan kamu. abang mohon terima ya Sayang..nanti abang yang jamin hidup kamu... jadi kamu tidak usah kerja lagi."
Ucapan Bono membuat Dewi ingin menerimanya.
"Baiklah Bang..kalau abang memaksa hehehe."
"Nah gitu dong sayang"
Bono mencubit pipi Dewi lalu memeluknya. menciumnya.Dewi membalasnya penuh hasrat.
Dan melakukan apa yang Bono minta. besoknya Bono tidak pernah datang lagi.
yang datang malah temannya.
yang mengatakan Bono pulang ke kampung istrinya.
"Astaga ternyata Bang Bono sudah berkeluarga" gumam Dewi pelan.
"Iya, dia titip pesan buat kamu, semoga kamu dapat yang lebih baik"
Dewi sangat kecewa,.
Teman Bono bernama Dika, besoknya datang lagi.
Dan di hari ketiga, Dika kembali datang.
Dan mengucapkan cintanya.
Juga melahapnya, layaknya Bono melahap dirinya beberapa hari lalu.
Seperti biasa, Dika tidak datang lagi. hanya Janji Manis palsu yang mereka berikan untuk Dewi.
Seminggu kemudian, Dewi mengenal pria bernama Santo.
Santo beda dengan yang lainnya.
Memberi Dewi uang, walaupun kecil.
Tapi lagi-lagi Santo pergi, tidak kembali.
3 bulan berlalu, Dewi merasakan mual, dan tahu kalau dirinya sedang hamil.
"Tapi anak siapa di dalam kandungannya?
Lagi-lagi Dewi berkenalan dengan lelaki bernama Jarwo.
Di saat kandungannya berusia 7 bulan.
Jarwo memang baik.
Memberinya kehidupan.
Menerima kondisi Dewi apa adanya.
Hanya satu keburukannya.
Dia pecandu minuman berat, minuman keras.
Walaupun dalam keadaan hamil tua, Jarwo tidak peduli,Dia menginginkan Dewi menemaninya minum bersama setiap hari.
Sampai bayinya lahir, dan memberi nama Mirna, di situ Jarwo Semakin jadi.
memaksa Dewi dengan minuman keras.
Sampai akhirnya menjadi pecandu berat seperti Jarwo.
yang pada akhirnya Jarwo pergi entah ke mana.
Dewi harus mencari nafkah sendiri.
Kendalanya adalah bayinya.
Semua majikan tidak ada yang mau menerimanya kerja.
apalagi bawa bayi.
Dewi memutuskan untuk memberikan Mirna ke mantan majikannya,Bu Anom.
""Bu? Ibu, Ibu tidak apa-apa?Hai..!!Ibu, kok malah diam saja?"Mirna mengibas-ngibaskan tangannya di wajah Dewi.membuat Dewi tersentak.
"Oh Mir, Mirna, Iya, Ibu, tidak apa-apa"
Ada butiran air bening di mata Dewi, ingin Ia memeluk putrinya.
Namun tak mungkin.
Dewi masih belum berani terus terang.
belum saatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments