Di dalam kos yang ditempati Alex, muncul Edo melemparkan amplop coklat ke arah Alex.
"Kita berhasil Lek"
" Wow... Duit... Aku nggak salah liat nih?"
"Iya sob.. Beruntung kita punya teman wanita. Selain bisa kita senang-senang di ranjang, juga kita bisa manfaatkan si Mirna.
"Kamu hebat Do, Wow.."
"Kita langsung bagi dua Lek"
"Iya Ayo!"
**
2 bulan sejak kepergian Bagas ke kota Bandar, ada rasa kangen yang Eli pendam.
Rasa sepi rumah ini tanpa Mas Bagas.
Eli mengambil ponselnya di atas nakas. Ternyata panggilan dari Mas Bagas. Memang sudah menjadi kebiasaan tiap malam hari selalu menghubungi istrinya. atau sesekali vc.
"Halo Mas" Eli mengangkat ponselnya.
"Iya Sayang, sedang apa malam-malam gini?"
"Lagi tiduran saja mas, dari tadi perutku merasa nggak enak."
"Kamu sakit sayang?"
"Aku nggak sakit Mas, tapi aku.."
Eli tidak meneruskan kata-katanya.
"Kenapa sayang?"
"Emang Mas Bagas mau tau?"
"Yah tentu saja dong sayang.."
"Kasih tau jangan yah..."
"Aduuuh... Bikin penasaran aja deh" Bagas semakin penasaran. Namun Eli diam sesaat.
"Sayang... Kok diam?Kenapa?
"Aku hamil Mas"
"Hei... Kamu hamil sayang? Beneran kamu hamil?"
"Iya mas,dari tadi aku hanya tiduran saja" ujar Eli.
"El, Aku... Aku... Bahagia sekali"
Bagas tertawa dengan bahagia yang tertahan.
"Kamu harus istirahat, jangan kerja keras ya sayang. Kamu harus jaga anak kita, kamu Sabar ya Sayang. Tunggu aku pulang nanti beberapa bulan lagi"
"Iya Mas, aku pasti tunggu Mas pulang kok"
"Kebahagiaan dalam rumah tangga adalah kehadiran anak Eli.
Dengan anak, dapat menyatukan rumah tangga yang hampir bahkan sudah retak.
Juga dengan Iman adalah kunci dari kebahagiaan rumah tangga kita. "Kamu jangan kerja keras yah El..kali ini kamu harus bisa jaga anak kita"
"Iya mas.. Iya... Sampei panjang gitu.hehehe..."
**
𝐌𝐢𝐫𝐧𝐚 𝐝𝐢 𝐠𝐢𝐥𝐢𝐫
Kamar hotel melati yang disewa Alex dan Edo terletak di jalan yang tidak begitu ramai.
Alex memasuki kamar yang sudah ada Edo sedang duduk bermainkan ponselnya.
"Hai Sob.. Gimana? Sudah ada korban baru?
tanya Alex sambil meletakkan tas ranselnya ke atas meja.
"Belum nih Sob.. Mirna masih dengan Om yang sama."
Jawab Edo masih terus memainkan game di ponselnya.
"Eh Iyah, sudah telpon si Mirna belum? Ajak dia kemari. Kita mainkan" Alex duduk di samping Edo.
"Ide bagus, hahaha Ayolah"
Langsung saja Edo menggeser kontaknya ke nama Mirna, menggeser tombol hijau.
"Halo Do, ada apa" jawab Mirna di seberang telepon.
"Mir, datang sini dong.. Kita sama Alex udah ngumpul nih"
"Kemana?" tanya Mirna.
"Hotel melati kamar 278 "
"Ngapain kalian di sana"
"Biasalah Mir, si Alex lagi kebanyakan duit .. Nanti juga dia bagi-bagi kita"
"Oh iya tumben ,Ya udah aku ke sana"
jawab Mirna sambil mencebik tertawa.
Edo menutup ponselnya dan kembali memainkan game di ponselnya.
Alex duduk di sisi ranjang, menelepon restoran untuk memesan makanan dan minuman.
Dengan waktu 20 menit, pelayan pun datang mengantar makanan dan minuman yang dipesan Alex Tadi.
Sepeninggal pelayanan, Alex menaburkan sesuatu di minuman yang akan diberikan pada Mirna.
Hanya hitungan detik, Mirna pun tiba langsung masuk ke kamar yang mana Alex dan Edo sedang menunggunya
"Halo, anak manis, gimana kabarnya?" sambut Edo diselingi tawa Alex.
"Dasar!! Ngapain kalian di sini?"
"Sudahlah, sini, gua pijitin Mir, pasti capek kan?" gelak Alex.
"Iiih amit-amit deh"
"Mungkin si Mirna haus, jangan digodain dulu, kasihan" Edo melirik ke Alex.
"Emang gua haus?" Mirna langsung mengambil minuman di atas meja.
karena minuman Alex dan Edo sudah diletakkan di atas meja yang ada di samping lemari pakaian.
Dengan begitu jauh dari minuman Mirna.
Mirna meminum jus hingga tersisa setengahnya.
Edo dan Alex saling pandang.
Mengerdipkan matanya.
Alex pura-pura konsentrasi dengan televisinya.
Sedangkan Edo pura-pura memainkan game di ponselnya.
"Lex, lagi kena togel ya?tumben.. Sini kasih Aku uangnya!" tangan Mirna menengadah.
"Tenang Mir, Entar aku kasih, sini, duduk sama aku.."
"Idiiih... Apaan sih" Mirna tersenyum.
"Mau dikasih uangnya, nggak?"
"Iya-iya" Mirna menghampiri Alex, yang langsung disambut dengan tangan Alex, dan menarik ke pangkuannya.
"Lex, apaan sih, malu tuh sama Edo" Mirna melirik ke Edo yang masih pura-pura konsen dengan gamenya.
"Tenang... Edo nggak lihat kok.." Bisik Alex.
Namun Mirna merasakan pening di kepalanya dan panas di sekujur tubuhnya. sedikit gemetar.
"Lex.." Desis Mirna.
"Kenapa sayang?" Alex memasukkan tangannya ke dalam kemeja Mirna.
Meremas nya dua bola yang tersembunyi disana.
Di iringi desahan Mirna. Edo melirik mereka.
Dimana Alex yang sedang sibuk meremas dan membuka kancing-kancing kemeja Mirna. Dan melucutinya hingga ke bagian dalamnya.
Semakin keras, remasan Alex.
Edo mematikan lampu dan menghampiri mereka.
Dan ikut melucuti pakaian Mirna bagian bawahnya.
Alex menggendong tubuh Mirna, dan menyuruh Mirna duduk di tepi ranjang.
Edo membuka kedua kaki Mirna, dan memainkan sesuatu yang tersembunyi di sana.
Melu-matinya.
Alex melu-mati dua gunung yang tersembul ke wajahnya.
Mirna menggelinjang berdes-ah dengan mata terpejam.
Alex yang sudah polos di tubuhnya naik, dan berdiri di atas ranjang.
Menyodorkan senjata bertuahnya ke wajah Mirna yang masih disambut dengan luma-tan halus hingga masuk ke kerongkongan Mirna.
Edo masih sibuk memainkan sesuatu yang tersembunyi di belahan kaki Mirna dengan ujung lidahnya.
Alex menjambak rambut Mirna yang terus melu-matnya, dan memainkannya di dalam mulutnya.
Yang semakin lama, semakin keras desa-han Alex.
Semakin keras pula tarik-ulur di mulut Mirna.
Alex mendorong tubuh Mirna ke belakang, hingga tubuh itu terjatuh, terlentang di atas sprei berwarna putih.
Alex melepaskan tongkatnya dari mulut Mirna.
Sedangkan Edo Berhenti memainkan sesuatu disitu disitu.
Dan berganti posisi menduduki wajah Mirna. Menyodorkan tongkat bertuahnya ke wajah wanita itu.
Mirna pun langsung memburunya menelan habis.
Sedangkan Alex mulai memasukkan tongkatnya yang sudah mengejang ke sarangnya.
Dengan irama yang mendayu dari perlahan hingga dengan kecepatan yang tinggi.
sampai pada akhirnya Alex melemas.
Dan berganti Edo memasuki Tongkatnya ke sarangnya sambil meremas bagian dada Mirna yang mengembang ke atas dengan nafas tersengal.
Alex bangkit kembali, menyodorkan kembali ke wajah Mirna.
Dan masih dengan sambutan panas.
Mirna mengulumnya tanpa henti.
yang membuat tongkat itu bangkit kembali,.
hingga Edo selesai pada permainannya dan melemas.
Berganti posisi, kembali Alex menombakkan anak panahnya ke lubang sasarannya.
Sedangkan Edo memilih beristirahat.
Hingga Alex menuntaskan hajatnya Yang Kedua.
Mereka bertiga beristirahat.
namun memulainya kembali
memainkan praktek seperti yang tadi mereka mainkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments