Flamingo 17

...•o•...

             MALAM pekat ini selalu berulang. Hingga membuat seseorang yang sedang duduk sendirian di sebuah kursi itu mendesah. Ia menyeruput kopi panasnya. Angin malam penat itu meniup wajahnya. Menikmati semilir angin itu menyejukannya. Dihadapannya ada hp yang menyala sempurna. Seolah ada yang ia tunggu dari hp tersebut.

Hp tersebut bergetar menampakan notifikasi telepon. Nama yang tertera adalah Mila. Perlahan tangannya merongoh hp tersebut dan memencet tombol hijau.

"Hi Jem!" Seru Mila di kejauhan, dengan semangat dan penuh minat.

"Hi!!!" Jawab Jamila dengan begitu antusias.

"Gue kangen banget sama loe Jem!!!!!" Teriak Mila. Terkesan berlebihan. Jamila menyadari karena Mila sosok yang centil.

"Sama!!" Ujar Jamila ketularan centil.

"Gue lagi siap-siap buat ke tempat loe sekarang." Curhat Mila. Ia mungkin sedang dandan atau sedang menyiapkan anaknya untuk tidur.

"Iya, gue akan nunggu loe kok."

"Jadi loe akan tinggalin gue?"

"Ya, enggaklah. Hahaha." Jamila tertawa riang.

"Ya elah. Ketawa."

"Loe siap-siap aja. Gue bukan suami loe kali, nggak masalah bagi gue ninggalin loe. Hahahaha." Jamila tak bisa menghentikan tawa renyahnya.

"Eh, anjing gue tonjok loe." Nampak Mila marah di sebrang.

"Tenang gue kan udah bilang." Ucap Jamila. Ia berusaha menahan tawanya yang tersisa.

"Udah mulai otw."

"Sip."

"Loe dimana tadi?" Tanya Mila.

"Di cafe Racerr."

"Sip."

Tut Tut Tut

Jamila menghembuskan nafasnya perlahan-lahan. Selagi menunggu kedatangannya Mila ia memainkan hpnya. Mencari hal menarik di Snapchat.

Terlihat banyak sekali artis yang menunjukan ekspresi masing-masing. Perlahan senyumnya terbit. Tak lama ia mengangkat hpnya. Lalu ia melakukan selfie diri dengan tanduk dan hidung kucing.

Kalau dijamannya SMA tidak ada Snapchat. Berbeda dengan jaman ini, semua orang mengaksesnya dengan perasaan bahagia. Rasa-rasanya ia ingin kembali ke masa SMA. Sangat membahagiakan.

Omong-omong Jamila sengaja datang ke cafe untuk bersulam dengan Mila. Sudah lama sekali.

"Jamila!!!" Kata seseorang, memekik dari kejauhan. Samar-samar di telinga Jamila. Kemudian Jamila melihat pintu utama yang terbentang dibuka. Di sana berdiri Mila yang sehabis diantar oleh suaminya. Ia kemudian berlari tergesa-gesa ke tempat Jamila berpijak. Setelah berpamitan dan bersalaman dengan suaminya.

Jamila berdiri untuk merengkuh Mila yang berlari. Lalu gapp mereka berpelukan.

"Milaa!" Kata Jamila parau. Perasaan tak enak menyergapnya kala melihat Mila datang.

Dalam pelukannya Mila merasa heran. Pelukan Jamila terasa aneh.

"Kenapa ya?" Tanya Mila.

"Tidak apa-apa." Jawab Jamila.

"Makasih ya, udah nungguin. Loe boleh duduk sekarang. Haha. Repot amat deh sama ibu-ibu. Gue kan emak-emak rempong."

"Haha. Jangan ngejek deh."

"Kapan ya, loe bisa kayak emak kayak gue."

" ... "

" ... "

Keduanya duduk saling berhadapan. Tak lama menikmati kopi yang sudah tersaji dengan sempurna di meja. Jamila memesan ulang pesenan yang tadi.

"Gimana kabar suami loe, Mil?" Tanya Jamila entah mengapa kepikiran ke, suami.

"Suami ? Bukan karena loe iri sama gue kan Jem?" Tanya balik Mila malah membuat pertanyaan menjebak.

"Hh, gue iri?" Heran Jamila.

"Bilang aja deh, haha."

"Tenang aja nggak kok."

"Pastinya suami itu penting banget ya dalam pembahasan kali ini." Ucap Mila menerawang dengan bijak.

"Iya. Ah, gue malu mengakuinya." Kata Jamila malu-malu,  sambil menutup wajahnya.

"Emm."

"Sekarang ... jawab pertanyaan gue. Belum banget mateng nih?" Tanya Mila jadi terlihat soktoy.

"Ah, mateng apanya, ngerti juga enggak." Kata Jamila polos entah keceplosan dari mana.

"Ihh, jadi mau digimanain dong kalau gitu?" Tanya Mila heran sendiri.

"Gimana ya? Mau dimakan nggak enak, hahaha." Kata Jamila.

"Kok, malah ngelawak." Mila ngambek gak jelas.

"Mila, apa yang harus gue lakuin kalau misalkan tante gue di Tangerang ngebrek gue buat nikah." Jamila mendesis tak enak hati.

"Apa salahnya sih nolak tawarannya aja." Jawab Mila singkat. Bermanfaat.

"Ide bagus tuh." Kata Jamila.

"Lalu kalau sahabat loe ngajak loe nikah?" Tanya Jamila tambah serius.

"Tolak aja." Jawab Mila. Singkat.

"Hahahaha." Jamila hanya tertawa menanggapi obrolan itu.

Mereka lalu menikmati momen-momen kehidupan ini. Dan menceritakan semua cerita yang terjadi beberapa hari terakhir. Dan kemudian belanja kebutuhan Mila yang sudah punya anak dan suami.

...•o•...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!