...•o•...
PAGI menjemput para petani di ladang. Pagi ini semua nampak tersenyum bahagia, sebab tidak menyemburkan tanda-tanda hujan akan datang. Pagi dengan terang menjelajah lautan dan daratan, hingga menjadi kepingan kristal menawan. Pagi ini sudah saatnya semua kembali pagi aktivitas semula, yang akan berulang-ulang setiap harinya. Setiap paginya. Tuhan Maha Esa sangat baik memberikan semua keindahan itu untuk kita semua, manusia. Maka sudah sepantasnya kita berbaik hati pada Tuhan, dan taat pada aturannya.
Perlahan mata Jamila terbuka dengan sendirinya. Ia kemudian bisa melihat lampu putih yang masih menyala dengan sempurna. Dan merasakan hilir angin menyentuh kulitnya yang kering. juga melihat hordeng yang berdebar-bedar pada porosnya. Lalu perlahan datanglah sirin penggaruk sampah di teras. Kemudian terdengar bunyi decitan motor yang melaju ke rumah tetangga, mungkin. Dan kemudian Jamila terduduk sempurna di kasur, sambil melipatkan tangan.
"Hari ini aku makan setelah itu aku kerja dan seterusnya." Kata Jamila bertekad untuk hari ini. Lalu ia kemudian berjalan ke pintu untuk keluar kamar. lalu memasak apa saja yang ada di dalam kulkas. Dilangkahkannya kaki itu ke dapur. Hingga sampai sana ia termenung, meresapi apa minuman enak untuk cuaca seperti ini. Namun ini bukan masalah besar, pikirnya cuek.
Lalu ia membuka kulkas. Di dalam hanya ada roti dan daging dan sagur-sayuran. Pas untuk membuat burger. Jadi dia tidak jadi masak, dong. Jamila mendesah kesal. kemudian membawa bahan seadanya itu. Dan langsung buru-buru bikin burger. Ketibang perutnya keroncongan karena lapar. Lalu ia membawa burger dan minuman jeruk yang diperut itu ke meja makan.
Lalu ia melahapnya habis makanan tersebut. Kemudian matanya lungak-lengok ke kanan dan ke kiri, untuk mencari jam dinding. Tak terasa sudah saatnya ia beres-beres rumah. Lalu ia minum minuman jeruk tersebut. Kemudian ia berlari ke teras untuk mencari sapu. Pastinya barang itu ada di sana. Setelah sampai Jamila mendesah, karena sapu yang dimaksud itu tidak ada.
Pastinya ada di atas! Pikir Jamila sambil berlari ke atas atap yang biasanya banyak yang bocor, karena hujan terlalu deras. Kemudian ia melihat sekeliling dan bersenang diri, karena ada sapu tersebut.
Lalu Jamila membawanya, tak lama kemudian ia bersih-bersih hingga berangkat kerja.
🐨 🐨
Jamila menatap sel yang berisi penuh map-map milik dokter Kastara. Tak lama ia lalu membuka satu sel yang berisi surat-surat pokok. Kemudian matanya tertuju pada sebuah surat, tentang nara pidana bagi Kastara. Hal tersebut sukses membuat Jamila mengigit bibir penasaran. Mengapa Kastara bisa berhubungan dengan polisi dan pidana. Banyak hal yang menghantui pikiran Jamila, tak kala mengingatnya. Tak lama ia mengangkat bahunya. Dan lalu keluar ruangan tersebut, sebab penat. Berjalan di sisi-sisi rumah sakit menikmati semilir angin.
Kemudian telinganya tak sengaja mendengar bunyi naungan pada sebuah ruangan yang sepi. Lalu Jamila melihat kiri dan kanan. kemudian ia menyadari bahwa ada orang di dalam, tapi rupanya dokter Kastara dan seseorang yang berjenis kelamin wanita. Rupanya istrinya sendiri. Jamila menatap ruangan tersebut yang terdapat kaca silau di dalamnya, jadi ia bebas mengintip apa saja yang ada di dalam.
"Dengar sayang, aku belum bisa ngelepasin kamu!" Bujuk Kastara sambil bersimpuh air mata. Lalu kemudian Kastara memeluk sang istri yang sudah berlinang air mata. Sepertinya dia sangat kecewa pada sesuatu, meskipun itu tidak dapat ditebak oleh Jamila sendiri.
"Aku ingin kita pisah, mas." Kata Niken lalu membalas pelukan dalam Kastara, yang seperti menyembunyikan sesuatu. Lalu Niken merintih dengan parau. Entah masalah apa yang menyangkut keduanya, nampaknya teramat besar hingga membuat Jamila terharu.
"Niken, bukannya kita sudah sempurna?" Tanya Kastara lalu menatap mata Niken dengan teramat dalam. Membuat Niken memukul keras kepala Kastara, sebab sakit akan perkataan Kastara itu.
"Tapi? Tapi kenapa? Kenapa kamu nggak peduli sama aku?" Tanya Niken dengan gagap, karena terlinang air mata.
"Aku udah usahakan. Kita kan suami istri tak ada pacaran lagi, sayang. Kita tidak sebaiknya saling peduli." Kata Kastara perlahan. membuat Niken menyusut air matanya dan menatap Kastara, dengan tatapan mata tak percaya pada ucapannya tadi. Perlahan Jamila meresapi semuanya dan memahami situasi.
"Dengar ya Kastara kamu itu suami aku. Jangan lakukan hal sama seperti dulu, cuekin aku, tapi kamu nggak berubah. Kenapa?" Tanya Niken sambil menunjuk-nunjuk kepala Kastara kesal, kemudian ia menangis kembali membuat Jamila tersentuh, dan merasakan susahnya jadi istri. Perlahan amarah Jamila meletup, nalurinya bangkit. Kemudian Jamila melihat Niken yang sedang bersitatap, menantang dengan Kastara itu.
"Kita dari dulu tidak pernah mencintai." Kata Niken parau.
Kastara menjawab dengan tenang, "Kita sudah menikah." Lalu Niken menampar Kastara. kemudian ia keluar ruangan tak sudi melanjutkan obrolan itu.
Jamila menatap dua-duanya, untungnya ia tidak ketahuan ngintip. Lalu ia kembali ke ruangannya, untuk tugas karena sepertinya istirahat sebentar lagi habis.
...•o•...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Aida Murni
ceritanya sih bagus, tapi bahasa nya kog ribet ya. dan tu kepala laki di tampol sih.
2023-11-24
1