Flamingo 12

...•o•...

JAMILA menatap sekeliling kantin lalu mendesah. Sedemikian rupa ia berusaha berkerja dengan baik, tapi tetap saja ia merasa bahwa yang bernama dokter besar Kastara itu tidak tahu terimakasih. Ia selalu saja memaksa dan memerintahkan dengan sangat keras. hingga membuat Jamila sendiri merasa tak nyaman dan benci padanya. Ia tidak berperikemanusiaan. Dalam hati Jamila mendesah kasihan mendengar ejekan darinya sendiri.

Jamila menatap gelas kosong itu dengan nanar, kemudian ia memanyunkan bibir ke depan. Ia sudah sangat lelah, bahkan baru setengah jam kerja lembur. Tak lama ia mendengar kursi di geser, ada seseorang yang menggesernya. Lalu Jamila menoleh ke sana, sadar bahwa dia adalah dokter bedah di bawah. Ia teman kuliahnya dulu, namanya adalah Kadek. Ia kemudian nyengir kuda, reflek membuat Jamila membalas senyum kuda itu dengan senyum sama.

"Kenapa sih nama kamu harus Kadek?" Tanya Jamila iseng dan juga menerka-nerka alasan dibalik nama itu. Lalu Jamila menyadari bahwa Kadek tengah melamun dalam. Lalu Jamila menyentuh pundaknya agar ia sadar. Kadek terhenyak lalu melihat Jamila lurus-lurus, meskipun tidak terkesan serius. Jamila menyadari bahwa itu keseriusan yang terpendam.

"..."

"Aku belum punya jodoh Jem." Kata Kadek. kemudian ia mengusap air mukanya, dengan lengah dan nampak kebingungan tinggi.

"Jangan dipikirkan, dong. Kamu juga nyindir aku ya." Tebak Jamila malah kegeeran. Perlahan ia menutup wajahnya malu, lagi pula ia tidak berpikir sekritis itu, membuat orang tuanya malu saja.

"Jem, aku udah punya tanggung jawab buat nikah, nggak ada nyindir-nyindiran." Kata Kadek membuat Jamila mengangguk santai. Dan ia lalu menatap Kadek yang melakukan hal sama, bedanya Kadek dengan tatapan tadi. Jamila sedikit heran dalam hati, tapi tak ia katakan, sebab mungkin itu hanya sikapnya yang geer.

"Kamu mau nikah sama aku Jem?" Tanya Kadek membuat Jamila tersedak air liurnya sendiri. Ia bahkan tak percaya dengan apa yang ia dengar dan lihat. Kadek melamar Jamila, itu mustahil jika dipikirkan terlalu dalam.

"Hah?" Tanya Jamila ngelantur, sebab detik itu juga ia masih trauma dan belum sadar sama sekali.

"Huh! Aku serius!" Kata Kadek dengan mata berbinar-binar penuh minat. Banyak sekali pria yang meminta hal tersebut, jika bukan kakek-kakek dan sebagainya. Tapi bagi Jamila, Kadek yang mengatakannya apa ia yang salah atau sebaliknya. Haruskah Jamila menjerit dengan keras agar semua orang tahu.

"Nggak mungkin, Kadek kamu ngayal ya?!" Tanya Jamila malah membuat Kadek terkikik sanski. Lalu Jamila melihat Kadek mendekat hendak menciumnya. Buru-buru Jamila berlari ke mana saja asal tidak dicium, ia tidak sudi. Membuat Kadek yang melihat tertawa sesegukan.

"Aku tunggu Jem!" Kata Kadek yang masih dapat didengar Jamila.

🐨 🐨

Jamila dan Kastara saling lempar senyum, tak kala mereka tugas untuk mengangkat obat-obatan di rumah bidang. Lagi pula sebaiknya mereka tak melakukan itu, tapi mereka salah sebab telat pada pagi ini. Lalu Jamila menatap Kastara yang tengah dilanda bingung kemarin, Jamila mengetahuinya meski tak dikasih tahu.

"Kamu baik-baik aja, dok?" Tanya Jamila sambil menunduk sopan, karena tak enak menanyakan kabar suami orang. Ia bukan tipe seperti itu.

"Aku? Nggak dong Jem. Tadi siapa kamu Jem?" Tanya Kastara menanyakan sosok Kadek yang membuat Jamila kebingungan, meskipun itu tidak terlihat. Perlahan ia tersenyum polos dan pura-pura tidak tahu.

"Siapa?" Tanya Jamila pura-pura mengingat-ingat.

"Kadek, kalau aku tak salah dengar." Kata Kastara lalu ia tersenyum salah tingkah. Ia baru saja sadar bahwa ia keterlaluan ngupingnya. Lalu ia mempercepat langkahnya. Membuat Jamila mengejarnya susah payah. Kemudian Jamila menatap Kastara heran. Ia merasa diperhatikan terlalu berlebihan.

"Dia temen aku, bisa dibilang gitu." Kata Jamila.

"Oh. Jamila apa pendapat kamu tentang rumah sakit ini?" Tanya Kastara sambil berandai, kepalanya ia kedepankan dengan lurus, lalu Jamila tersenyum melihatnya.

"Ini bagus kok." Kata Jamila teramat jujur. Kemudian ia mendengar bunyi dering ponsel pada ponsel seseorang dan itu bukan hpnya. lalu ia melihat Kastara yang diam membisu seolah tak mendengar sama sekali. Jamila mencubit pinggangnya, lalu pria itu tersadar dan buru-buru mengangkatnya, rupanya telepone.

"Halo!" Sapa Kastara galak pada entah siapa, namun begitulah sikap Kastara yang terkadang membuat Jamila menyesal. Tapi dia bukan wanita yang lemah seperti dalam novel-novel cengeng, gitu.

Kastara nampak sibuk mendengarkan, lalu tangannya merogoh saku dan dilihatnya sebuah kardus bekas obat bius. Perlahan ia menjawab panggilan tersebut dengan tergesa-gesa.

"Iya."

"Aku pergi ke sana!"

"On going! " Kata Kastara keras lalu ia merogoh tangan Jamila tanpa ijin, membuat Jamila berusaha melepaskannya tapi tak digubris sama sekali. Perlahan Kastara membawa Jamila lari ke UGD. Mereka dipanggil untuk operasi bedah jantung anak. Mereka disibukan sekarang.

"Kita kemana?" Tanya Jamila heran. Ia pun mulai merasakan cekalan tangan Kastara mengeras, hingga membuatnya keperihan dan serasa berdarah. Jamila berusaha mencegah pegangan itu, agar tak ada yang melihat namun naas.

"Kita operasi di UGD. Kamu sekretaris aku setelah ini kamu aku perintah, untuk bawa alat-alat operasi jantung di markas." Kata Kastara membuat Jamila menganga. Ia lalu menghentikan langkahnya sendiri dan ditatapnya Kastara tak mengerti. Dipikir-pikir markas itu bukan UGD. Mengapa ia harus ke UGD dibawa oleh Kastara, bukankah sebaiknya ia lari ke kanan bukan ke kiri seperti ini. Ini salah arti kan.

"Kenapa aku kamu bawa ke sana?" Tanya Jamila heran. Ia berusaha membuka cekalan tangannya yang mulai terasa sakit. Lalu Kastara tersenyum arogant, ia lalu menatap Jamila sinis.

"Kamu anterin aku ke sana. Abis itu ke markas. Kamu pikir uang itu murah!" Kata Kastara membuat Jamila mendesah tak menyangka, harus disemprot di ujung sore ini. Dengan tatapan galaknya, seolah kepatuhan Jamila adalah bukti bahwa ia bakti. Kemudian Jamila hanya manyun dua jari, ketika Kastara menariknya lagi ke UGD.

Jamila ingin menangis saja jika ingat bosnya, adalah raja kejahatan di dunia ini. Bos manja dan gila!! Pekik Jamila.

...•o•...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!