Badai pasti berlalu, kini pelangi telah muncul ternyata sangat indah jika kita mau bersabar melewati hujan badainya, ya seperti sekarang yang Yuna dan Han rasakan.
Sama sama masih saling berpelukan setelah melalukan olah raga panas keduanya masih di atas kasur, bukan malam pertama karena sudah ada 1 hasilnya Darren, ini siang pertama setelah acara kemarin kelelahan.
Bebas karena Darren dan Wiwi dibawa Don dan ketiga anak buah nya jalan jalan, Han sengaja mengatur rencana ini dari kemarin kemarin.
"Love you", bisik Han lembut.
"Geli kalau denger terlalu lembut, kangen banget di pelotot in mata tajam ini, kangen di teriak in Yuna dokter gila hehee", mengeratkan pelukannya.
"Hahaha sorry sayang, yuk lagi", yang ada di bawah sana tidak kenal lelah padahal sudah lebih dari dua jam pertempuran mereka.
"Nggak Capek besok lagi atau kapan masih banyak waktu aku mau mandi takut nanti Darren pulang kita masih kaya gini".
"Darren lagi main bola di taman ujung kota sayang mau lihat fotonya tuh Don kirim banyak dari tadi".
"Kamu ya bisa aja akalinnya".
"Kalau gak gini aku gak dapat jatah terus sayang kasian dia yang sudah gak sabar untuk pulang ke rumahnya".
"Udah ah aku mau mandi mau masak suruh mereka pulang".
"Jangan masak kamu lagi capek, sudah aku suruh Don untuk beli makan", Han berjalan tanpa malu memunguti semua baju yang berceceran di lantai akibat ulahnya melempar ke sembarang arah.
Yuna menatap bekas luka yang ada di punggung Han, bekas luka besar itu dulu tidak ada, badan laki laki itu mulus bersih.
"Luka kapan?", tanya Yuna menelisik dengan mata tajamnya.
"Ahhh ini sayang, habis ke celakaan 5 tahun yang lalu setelah dari sini".
"Bohong itu pasti luka sengaja bukan bekas luka kecelakaan", dari bekasnya lumayan panjang besar, mungkin dalam.
"Sudah yang penting sudah sembuh", memakai kaus hitamnya kembali, bisa bisanya lupa kalau punya bekas luka besar di punggung.
"Bohong dan gak jujur aku marah ya".
"Sayang ko gitu, ayo mandi", niat menggendong Yuna.
"Gak usah bisa jalan sendiri lagian bukan anak perawan yang pertama kali di bobol".
Ck marah dia, batin Han sambil menatap Yuna yang berjalan lumayan terlihat aneh, apa gue harus cerita bagaimana kehidupan gue yang sesungguhnya selama ini.
Berat bagi Han menceritakan semua semasa hidupnya, lagipula Han sudah benar benar meninggalkan dunia gelap nya sekarang, karena ingin fokus pada anak dan istri tidak mau lagi ada musuh yang akan membahayakan nyawa orang orang terkasih nya.
Hampir 1 minggu di desa bahkan rokok pun sekarang benar benar iya jauhi, ingat kata kata Yuna yang tidak suka laki laki pemabuk dan perokok, hal seperti itu saja Yuna tidak suka apalagi dengan menceritakan semuanya, Han hanya bisa duduk termenung.
Tidak lama Yuna kembali ke kamar setelah mandi, Han mendekat niat memeluk Yuna tapi dengan cepat wanita itu menghindar, "Mandi sana".
"Ya setelah mandi aku akan ceritakan semuanya tanpa ada yang di tutup tutupi", mencium pipi yang sudah wangi sabun.
Setelah memakai baju dengan rapih lagi, Yuna mengambil ponsel Han, "Yes tidak ada pin", tersenyum girang, gak sabar mau melihat foto Darren yang kata Han tadi.
Di luar dugaan nya ternyata ponsel Han penuh dengan foto Yuna dan Darren, di sana tidak ada foto Han satupun, "Ck bucin juga ternyata ni bapak bapak", tersenyum, satu persatu Yuna melihat isi ponsel laki laki itu, ada foto usg pertama yang di cetak besar, "Maaf egoku memisahkan kalian dulu", merebahkan badan kembali keatas kasur karena masih merasa lelah.
Han selesai mandi melihat Yuna yang meringkuk lagi ke atas kasur di ikutinya, cup mencium pipi Yuna lagi seolah tidak ada bosan nya, "Lihat apa sayang?", sama sekali tidak marah memang tidak ada oranglain di antara mereka tidak seperti ponsel Yuna yang banyak sekali mengatakan sedang patah hati.
"Gak lihat apa apa, kamu marah aku pegang ponsel tanpa ijin", bertanya tapi seperti dirinya yang marah.
"Nggak sayang silahkan bebas, cuma 1 yang bikin aku sedikit tidak suka dari kamu ubah cara panggilan".
"Mau di panggil apa emang?, udah bapak bapak jangan yang aneh aneh", mencubit gemas hidung Han yang sudah sejak dulu Yuna inginkan mencubitnya.
Hah sudahlah Han jangan terlalu banyak menuntut yang paling penting sekarang sudah bisa berkumpul dan bersama bahkan hati Yuna sudah sepenuhnya milik dirinya.
.
.
.
.
.
.
TBC..................
Jangan lupa like comment dan vote nya hehee, Terimakasih🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments