Setelah kejadian sial yang menimpanya hari demi hari Tiara jalani tanpa adanya derama, tapi sudah seminggu ini merasakan mual di pagi hari dan tidak ada napsu makan, entahlah lebih sering merasakan lelah jika bekerja dan berjalan terlalu jauh.
Melihat tanggal yang ada di layar ponsel matanya memicing, "Sudah tanggal segini tandanya sudah telat 2 minggu", masa iya hamil, gak mungkin hamil kan, terus kalau hamil bapak nya siapa, bertanya pada diri sendiri.
"Kenapa hidup semakin ribet", mengetuk keningnya yang lumayan pusing setelah muntah muntah gak jelas, gak ada makanan yang masuk dari tadi malam, kemarin makan hanya sedikit tidak ada yang iya muntahkan tapi mual nya luar biasa.
"Jangan hamil ya plis kasihani aku", mengelus perutnya yang rata, pikirannya sudah kemana mana baru saja mendapatkan pekerjaan baru lagi terus kalau hamil gimana nanti.
Mengambil tas nya hari ini ada jadwal bertemu dengan dosen pembimbing skripsi, sudah tidak sabar ingin cepat selesai apalagi sekarang sering merasa lelah capek pulang kerja harus belajar lagi.
Berjalan terus lumayan jauh dari kontrakan yang di tempati ke kampus, karena masih pagi Tiara memilih untuk berjalan kaki uang nya lumayan hemat jika jalan kaki sampai ujung sana, terbiasa menghemat uang agar hari esok tidak kelaperan.
"Ayo naik ikut gue", ucap salah satu teman kampusnya.
"Gak usah Pan bentar lagi ko sekalian gue olah raga mau diet hehe".
"Diet mulu cepetan Ra ini sudah mulai panas", paksa Pandu.
"Males gue kalau di jalan ketemu lo selalu maksa udah sana duluan, gila lo pake parfum se ember ya bau banget bikin gue eneg".
"Gue pakenya kaya biasa gak usah mengalihkan topik Ra".
"Sumpah lo bau banget gue mau muntah", menutup hidung berjalan meninggalkan Pandu yang bengong karena aneh melihat tingkah Tiara.
Tiara tidak kuat menahan mual mencium bau wangi parfum Pandu, baru saja mual nya reda tadi setelah di bawa jalan malah bertemu dengan Pandu yang membuat perutnya bergejolak kembali.
Pandu hanya bisa menatap pada wanita yang terus menolaknya sejak dulu, Tiara orangnya seperti orang biasa saja, hanya tertutup dengan masalah peribadinya.
Sampai kampus Tiara langsung mendatangi dosen pembimbingnya, perut mualnya iya kesampingkan dan tahan sekuat tenaga, setelah pulang dari sini harus periksa apakah asam lambungnya naik atau apa, akhir akhir ini terus menerus mual dan tidak suka bau yang menyengat.
"Ra gimana aman semua gak?", tanya Nata, lumayan dekat dengan Nata hanya saja Tiara tidak punya waktu luang untuk sekedar ngobrol dan nongkrong bersama teman teman nya.
"Aman Alhamdulillah Nat, lo gimana aman kan?".
"Ya Alhamdulillah gue juga aman btw thanks buat yang minggu lalu lo udah bantuin gue kalau gak gitu sumpah gue gak tau gimana sekarang".
"Ohh santai haha makasih juga Piza nya ya", Tiara mengacungkan jempolnya.
"Lagian lo tumben doyan Piza dulu aja gak mau karena kata lo bau".
"Ya gak tau juga tapi gue doyan sekarang hahaha, dah gue balik ya mau kerja soalnya", bohong sedikit tidak apa apa kan, menggeleng ada rasa bersalah kali ini dirinya bohong.
"Ok hati hati calon wanita sukses", Nata terkekeh, salut dengan Tiara yang tidak kenal lelah, kampus kerjaan belajar, kampus kerjaan belajar terus seperti itu, kadang merasa iri dengan otak Tiara yang pintar tidak seperti dirinya yang hanya kampus rumah dan belanja.
"Aamiin, gak akan gue lupa setelah sukses lo yang pertama gue teraktir sebagai ucapan terimakasih karena selalu do'ain gue".
"Asik gue sih yes dan Aamiin paling kencang hahaha", bahagia gue liat lo tertawa Ra, lo wanita yang tangguh yang pernah gue temuin di dunia ini.
"Dah gue balik duluan ya", melambaikan tangan langsung berlari, harus periksa dulu sebelum berangkat kerja.
Sambil terus berdo'a masuk kedalam rumah sakit umum, "Sakitnya jangan aneh aneh ya, gak tau dapat uang darimana nanti kalau sakitnya parah aku di dunia ini hanya sendiri", sambil menunggu antrian karena rumah sakit umum sudah pasti banyak yang antri.
Bagian dirinya di panggil Tiara semakin deg degan tidak karuan, rasa takut dan sedih bersatu, takut punya penyakit serius karena sadar tidak pernah makan dengan benar, jarang makan makannan bergizi tidur tidak teratur sering begadang mengerjakan tugas.
Deg,,, kata hamil yang dokter tadi ucapkan membuat Tiara hampir saja pingsan karena kaget, ya Allah kenapa harus hamil pada siapa dirinya minta pertanggung jawaban, laki laki itu jangankan minta untuk tanggung jawab melirik pun dirinya tidak sudi benci sangat sangat benci.
Membawa kertas usg janin 6 minggu, berjalan keluar dari rumah sakit dengan perasaan hancur, "Dosa apa yang aku perbuat ya Allah mengkapa engkau tega memberikan cobaan terus menerus, ibu aku ingin ikut bersama ibu kenapa dunia semakin kejam padaku", mengusap air mata dengan kasar.
Setelah 8 tahun ini kali kedua menangis dengan kejadian malam bulan lalu pas ada yang merenggut mahkotanya.
Memukul perutnya, "Hei lo anak siapa kenapa berkembang di rahimku, percuma kau lahir juga nanti sama sepertiku tidak punya ayah, aku ingatkan jangan membuat sakit hati sendiri berhenti berkembang dan matilah perlahan", sakit banget mengingat 8 tahun yang lalu di usir dari rumah gara gara ibu tiri.
.
.
.
.
.
.
TBC................
Jangan lupa like and comment vote nya ya😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments