04. Darren

Hidup di desa jauh dari keluarga bukan hal yang mudah untuk Yuna, untung saja kartu keluarga dan kartu nikah dulu sudah Han siapkan untuknya, demi menjauhkan dirinya dari cibiran tetangga, .

"Darren jangan kemana mana ya mama mau kerja sebentar, nanti mama kesini lagi".

"Iya".

"Jangan kaya kemarin Ren pergi gak bilang bilang".

"Iya", saut bocah umur 4 tahun itu cuek sekali padahal hidup di desa yang seharunya punyak banyak teman, jarang sekali bergaul padahal yang lain selalu mengajaknya, Darren lebih asik menyendiri.

Hari ini Yuna ada tugas di desa, karena desa itu tertinggal jauh dari kota minim pasilitas kesehatan, setelah bertahun tahun mengajukan untuk pembangunan puskesmas baru kali ini ada orang baik langsung berencana mendirikannya.

Yuna sudah siap dan pemerintah setempat sudah sangat senang karena akhirnya apa yang mereka harapkan selama ini terwujud berkat bantuan orang yang dengan suka rela mengulurkan bantuannya di desa mereka.

Bahkan masyarakat di desa itu berbondong bondong ingin melihat secara langsung siapa sosok manusia yang suka rela mengulurkan bantuan pada mereka.

Hari ini hari peletakan batu pertama untuk pembangunnan, alat bangunnan sudah menumpuk dan siap semua ada.

Mobil bagus pertamakali yang melintas di desa mereka, anak anak kecil pun tak kalah bahagia melihat mobil bagus secara langsung tidak hanya di layar kaca saja.

Riuh nya suara masyarakat desa dari yang tua hingga muda mengelilingi mobil yang baru saja parkir tidak jauh dari tempat pembangunnan puskesmas disana.

"Woy mobil bagus beh mobil uing". Artinya, (Hey mobil mewah itu mobilku).

"Heh mobil bapak uing etamah". Artinya, (Hey mobil bapaku itu).

"Aih sia te hapalen eta teh mobil kiriman ti bapak persiden jeng uing". Artinya, (Ehh kamu gak tau ya itu kiriman dari presiden buat aku).

Begitulah riuhnya suara anak anak desa, yang sibuk dengan khayalannya masing masing.

Dua orang peria berjas hitam turun dari mobil mewah itu, badan kekar tampang berwibawa.

Ya Allah mereka semua ingin sekali bersalaman dan mengucapkan terimakasih , namun dari awal sudah di berikan peringatan agar tidak ngantri untuk bersalaman bukan sombong, karena jika di laksanakan tidak akan selesai 1 jam hanya untuk bersalaman dengan masyarakat 1 desa yang lebih dari 700 penduduk.

Hanya di lambaikan tangan dan di beri bungkukan hormat saja sudah teriak saking bahagianya.

Pak lurah di belakangnya Yuna dan para pekerja desa lainnya, hanya mereka yang di berikan kesempatan untuk bersalaman karena tidak lebih dari 15 orang.

"Mohon maaf ada yang harus saya sampaikan, karena tadi sebelum kesini ada kejadian yang tidak terduga dan mengakibatkan atasan saya tidak jadi datang kesini, beliau mewakilkannya kepada saya agar peletakan batu pertama ini tetap dilaksanakan meskipun beliau nya tidak ada di sini sekarang".

Ya sedikit kecewa sudah dari 2 minggu yang lalu mereka tunggu ternyata yang di tunggu berhalangan untuk hadir, tapi tidak apa semoga di lain kesempatan bisa melihat langsung orang baik hati dan dermawan itu.

Peletakan batu pertama langsung di mulai setelah memberikan sambutan dan sepatah dua patah kata yang di ucapkan oleh orang berjas hitam itu.

Tidak lupa semua masyarakat juga berterimakasih pada Yuna karena berkatnya warga disana sering mendapatkan pengobatan murah dan tidak begitu jauh.

Saat pertamakali datang ke desa itu hampir di usir karena ketahuan hamil tapi tidak ada suami, namun setelah mengeluarkan kartu keluarga dan buku nikah dengan alasan suaminya pergi bekerja ke luar negri dan dirinya datang kesana membawa sedikit ilmu pengetahuan tentang kedokteran barulah warga disana menerimanya dengan terbuka.

"Kepada mbak Yuna saya mengucapkan beribu ribu terimakasih telah membantu saya dan yang lainnya", ucap Pak Lurah.

"Saya yang berterimakasih banyak pak, karena warga disini sangat baik dan mau menerima saya, sebisa saya akan membantu memajukan desa ini".

"Terimakasih banyak mbak".

Banyak yang baik namun banyak juga yang sirik dan selalu menanyakan kapan pulangnya suami Yuna dari luar negri, jangan jangan Yuna hanya memalsukan buku nikah dan kartu keluarga yang di bawanya.

.

.

.

.

.

.

.

TBC...........

Bantu dukung karya Utor, bismillah masih belajar membuat karya agar di sukai pembaca dan banyak peminatnya🙏🙏🙏

"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!