05, Ikan Hasil Pancing

Yuna pulang dari kantor desa seperti biasa jam 5 sore sampai rumah, rumah yang di tempatinya dengan Darren tidak jauh dari sana.

"Assalamualaikum", membuka pintu, meskipun Darren ada di rumah dengan Wiwi anak tetangga yang biasa mengasuh nya, rumah itu selalu tertutup jika tidak ada Yuna karena Darren tidak mau ada orang yang mengganggunya, kegiatannya sehari hari hanya main, menggambar mewarnai kadang nonton televisi.

"Walaikum salam teteh sudah pulang?", tanya Wiwi yang sedang menemani Darren mewarnai.

"Sudah Wi, kamu mandi dulu belum mandi kan, Darren gimana nyusahin ya".

"Nggak ma", saut Darren gak terima di bilang nyusahin pengasuhnya.

"Hahahaa nggak teh, Darren baik ko, cuma tadi nangis liat berita di tv ada kecelakaan".

"Ko tumben nak itukan di tv, tapi bagus kamu sudah punya rasa kemanusiaan sayang, tumben liat berita Wi?".

"Pororo nya belum mulai terus ganti nyari yang lain eh pas langsung ke berita kecelakaan".

"Yaudah gak apa apa, Wiwi mau makan di teteh atau pulang, kalau gak bawa pulang sayur aja ya teteh mau masak kamu mandi aja dulu, Ibu juga pasti baru pulang dari ladang".

"Iya teh nanti Wiwi bantu habis mandi", anak itu masih kelas 3 smp, Darren juga sudah sekolah paud, biasanya kalau pulang sekolah jam 10 Darren ke kantor desa pulangnya, nanti Wiwi pulang sekolah langsung menjemput Darren kesana.

Yuna melihat gambar anak nya, Darren menggambar tiga orang di kertasnya, "Gambar apa sayang?", penasaran sebab anak itu serius sekali mukanya jika mengerjakan sesuatu.

"Ini Ren, mama sama papa", ucapnya, meskipun tidak tau muka papa nya seperti apa, Darren juga tidak pernah menanyakan kemana papanya, selama ini anak itu seperti enjoy menikmati hidup tidak pernah bertanya apapun.

Deg,,,, papa, maaf sayang maaf mama yang terlalu egois tidak pernah memikirkan bagaimana kamu nantinya, Yuna mengusap air mata yang lolos melewati pipi tirusnya.

Seharusnya kalau benar kamu ingin bertanggung jawab dan mencintaiku datang cari kami, ini sudah 5 tahun tapi sepertinya tidak ada usaha sama sekali, apa mungkin sudah bersama wanita lain hidup bahagia dan sudah punya anak lagi.

Mengelus kepala anak nya, kita bahagia nak meskipun tanpanya, kita bisa hidup layak dan sehat meskipun tanpa uang darinya, maafkan mama sayang.

"Assalamualaikum", suara yang tidak asing lagi, hampir setiap hari laki laki itu datang membawakan makannan apa saja.

Karena sudah hampir 5 tahun Yuna disana pastinya semua masyarakat tau kalau suami Yuna tidak pernah pulang bahkan napkah juga tidak pernah dapat, semua anak pemuda yang merasa pantas bersanding dengannya terus mencari jalan agar lebih dekat.

"Walaikum salam", menghapus air mata langsung membuka pintu, "Iya kak Andri ada apa?".

"Ini saya tadi pulang ngajar di ajak mancing sama teman terus dapat ikan banyak, ini buat kamu separuhnya soalnya banyak banget pasti gak abis, separuh ini juga masih mau di bagi sama tetangga yang lain".

"Aduh kak jangan repot repot, tunggu sebentar", Yuna mengambil uang tidak enak kalau terus di kasih, tidak mau gosip tetangga semakin panas juga, "Ini kak buat ganti bensin aja bukan beli ini mah terima ya".

"Ehh jangan di bayar Yun, ini saya ngasih ikhlas ngasih buat kamu sama si Darren".

"Nggak kak ambil aja itu buat ganti bensin terimakasih ya ikan nya".

Lagi lagi wanita ini susah sekali di ambil hatinya, Adnri menghembuskan napas pelan padahal profesinya guru punya pekerjaan tetap, tapi tetap susah mendapatkan hati Yuna.

Yuna langsung masuk lagi ke rumah, "Ohh iya mama belum cerita ke kamu ya Ren, nenek kakek sama om Adit mau kesini besok Darren senang gak nak?".

"Iya senang ma", ucapnya, tapi tetap fokus dengan gambarnya.

"Darren kan mama sudah bilang sayang kalau di ajak bicara itu liat orangnya", anak ini susah di bilangin percis bapak nya, batin Yuna.

Ahh sudah daripada terus mengingatnya lebih baik aku masak tuh Wiwi sudah selesai aja mandinya.

"Teh dapat ikan dari mana?", tanya Wiwi yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Kak Andri tadi katanya habis mancing sama teman nya".

"Oh pantes tadi pas ngajar di kelas kami ada yang tlpon dengar nya iya sih mau mancing, cieer si teteh pak Andri kekeh banget ya berusaha dapetin hati teteh".

"Hustt anak kecil fokus sekolah aja, jangan tau urusan orang dewasa dulu", menggubis tangannya di muka Wiwi sambil tertawa.

"Teh Wiwi punya tugas sekolah nanti ajarin komputer ya".

"Siap nanti kesini abis ngaji ya teteh ajarin".

Begitulah nyaman nya Wiwi merasa punya kaka dan sudah menjadi saudara dengan Yuna, sebab pertama ke desa ini Yuna datang langsung akrab dengan Wiwi kemana mana bersama terus, apalagi sekarang di gaji di belajarin dan suka masak bareng makan bareng merasa persaudaraan mereka lebih kental lagi.

.

.

.

.

.

.

TBC.....................

Bantu like dan vote ya😇, tetimakasih🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!