Hari libur hari yang selalu Yuna manfaatkan untuk mencurahkan kasih sayang sepenuhnya untuk Darren, hari libur adalah harinya Darren.
Melakukan semua ini karena untuk menebus semua kesalahan dimasa lalunya, "Maaf sayang mama hampir saja membuangmu dulu", menatap Darren lekat, rasa salah itu tidak pernah hilang mungkin akan melekat seumur hidup.
Darren yang baru saja tidur lelap lepas main dan makan siang, "Bodoh ya sayang mama sangat bodoh, ya Allah bertapa dosa besarnya aku jika sampai membuang anak ku yang tidak berdosa ini", memeluk bantal erat, matanya pokus pada anak bocah umur 4 tahun yang jika di lihat sekilas mirip sekali dengan Han ayahnya.
Tangisan sesal dan pilu yang selalu Yuna keluarkan jika hanya berdua dengan Darren dan jika anak itu sedang tidur lelap, "Kita bahagia hidup berdua ya sayang, mama janji akan terus ada bersamamu, terimakasih selama ini sudah menjadi anak yang baik tidak pernah membuat mama repot, maafkan mama belum bisa memberikan kebahagiaan yang utuh sayang".
.
.
.
Rumah sakit ternama di jakarta seorang laki laki yang usianya sudah sangat matang bahkan hampir kepala 4, menatap langit langit yang putih bersih, cih berdecih 5 tahun yang lalu dirinya sama di rawat di rumah sakit ini juga keronologinya sama kecelakaan tapi kali ini berbeda kondisinya.
Hidup sendiri gila kerja entah untuk siapa harta kekayaan yang iya kumpulkan ini, andai bisa rasanya ingin menghancurkan kota ini, kota sejuta luka 5 tahun silam yang iya bawa, luka itu tidak kunjung sembuh.
Rindu yang tidak pernah tersampaikan, rindu pada rumah yang tidak mengijinkannya untuk masuk walau hanya sekedar bertamu.
"Kalian dimana, apa anakku hidup sampai lahir?", tidak terasa air matanya lolos, hukuman sangat berat di semasa hidupnya, tidak kah ada kebahagiaan yang tuhan siapkan untuknya, mengapa tuhan tidak adil dan tidak pernah berpihak padanya.
Hidup sendiri sudah sangat merasa kesepian walau pun bergelimang harta namun tidak ada kebahagiaan dalam jiwanya.
Jiwa hampa dan kosong, tidak ada tujuan untuk melangkah umur semakin berkurang namun jalan hidup masih disini sini saja.
"Assalamualaikum, kak ko bisa gini lagi sih?, kenapa gak bilang dari kemarin aku kira kakak nginap di desa".
Tersenyum menyambut wanita yang sedang mengandung anak keduanya, "Ibu hamil jangan jalan jauh jauh", mengecup kening adik kesayangannya.
"Aku kaget dapat kabar kakak di rumah sakit".
"Kakak gak kenapa napa hanya luka sedikit besok juga sembuh", bohong hatinya batinnya selalu terluka di saat mengingat istri yang meminta pergi darinya membawa janin bayi nya.
"Mau cari mereka?", adik perempuan yang tau isi kegelisahan kakak nya.
Han menggeleng, percuma di cari juga dirinya tidak di harapkan kembali, mungkinkah wanita itu sudah bahagia menemukan pasangannya, tapi dia masih istriku aku belum Menceraikannya.
"Coba saja kak, apa aku suruh bang Galang untuk membantu kakak".
"Jangan sayang bahagialah dengan keluargamu, urusan kakak biar kakak yang urus dan selesaikan".
"Jangan sakit lagi, aku sampai gemeteran mendengar kakak masuk kesini lagi", ada terauma dengan rumah sakit mungkin.
"Hahaha, Galang dan Daven kemana mereka?", laki laki bermuka dua bisa menyembunyikan luka dan kesedihannya.
"Ada di depan Daven mau membeli es sebentar", belum selesai Shanum bicara suara ketukan pintu dan salam dari luar sudah terdengar.
"Hallo Walaikum salam, .wihhh sudah besar ya, sini naik Daddy punya sesuatu", sambut Han, mungkin jika anak nya sampai lahir akan sebesar Daven seperti keponakannya sekarang.
Deg,,,,,, hatinya terasa sakit memeluk sang keponakan, apa anakku sampai lahir dan hidup di dunia ini, Daddy rindu sayang maaf Daddy tidak bisa berbuat banyak malah membiarkan kamu dan ibumu pergi.
"Kenapa bisa?", tanya Galang yang langsuk menepuk bahu Han sang kakak ipar.
"Kecelakaan tidak ada yang tau", senyum Han, bangga dengan pencapaian adik iparnya yang sekarang.
"Kalau Kevin tau bisa ngoceh dia apalagi Nadira yang tau".
"Jangan bilang ke mereka dulu", Han terkekeh, apakah sikap Nadira tidak berubah meskipun sudah 5 tahun dirinya tinggalkan, sejujurnya Han sangat merinduka kebersamaan mereka.
"Habis deh kalau Dira tau kakak pulang kesini gak bilang bilang padanya".
"Kakak mau selesaikan masalah dulu sebelum bertemu mereka, sebelum kena ocehan Nadira".
"Gue yakin lo bisa secepatnya menemukan dia, perlu gue bantu?", tawar Galang.
Han tidak pernah mau ada orang yang ikut campur dengan masalah peribadinya, menurutnya hanya dirinyalah yang tau jika menyangkut masalah peribadi.
Menggeleng tanda tidak, biarkan ini urusannya masalah sekecil ini sampai 5 tahun di biarkan hahahaa, Han merasa lucu pecundang banget hidupnya padahal semua musuh sudah takluk padanya, mengapa masalah hati tidak bisa segera iya selesaikan.
.
.
.
.
.
.
TO BE CONTINUED / TBC (Bersambung).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments