11.

Kedatangan Han dan Yuna di sambut dengan baik oleh kepala desa dan para pegawai lainnya, semuanya berbaris dan mengucapkan terimakasih.

Kesal kenapa tidak bilang kalau yang memberi dana untuk membangun puskesmas ini benar benar Han, Yuna mencubit tangan Han lumayan kencang, tadi pagi otak nya masih belum berjalan mencerna kedatangan Han Doni dan para antek antek nya karena masih syok berasa seperti mimpi.

"Aww sakit sayang", menarik pinggang Yuna dengan posesif mencium kepala wanitanya.

"Sudah ku bilang jangan aneh aneh ini di desa", pelototnya.

"Ya biarin kamu istriku".

Sudah lah malas sekali debat dengan Han yang sejak dulu memang tidak pernah kalah, Yuna melepaskan tangan Han yang ada di pinggang nya, "Awas saya mau kerja", dengan cepat masuk kedalam kantor desa.

Han berdecak melihat Yuna yang malah masuk meninggalkannya, "Awas saja kamu Yun ada kesempatan tidak akan gue lepaskan", mau tak mau Han berbincang dengan kepala desa dan yang lainnya.

Hampir 2 jam membicarakan bangunan yang akan Han percepat, semakin semangat untuk menyelesaikannya apalagi setelah mendengar kepala desa bilang tadi bahwa bangunnan ini sudah dari 4 tahun yang lalu Yuna ajukan ke pemerintah namun belum mendapatkan gilirannya.

Pantas saja setelah Han teliti ada beberapa data ajuan dari desa ini, maka dari itu Han memilihnya lebih awal di bangun.

Pertanyaan nya, kenapa Han tiba tiba membangun puskesmas sebelum mengetahui kalau Yuna berada di desa itu?, karena rasa bersalahnya dulu pada Yuna yang sudah menghancurkan karir wanita itu, niat Han ingin mendirikan beberapa tempat kesehatan ya salah satunya di desa Yuna, mungkin memang jodoh mereka harus bertemu kembali dengan cepat.

Han masuk ke dalam melihat Yuna yang serius menulis dan menjelaskan pada salah satu warga, memasukan duan tangan kedalam sakunya, berjalan tanpa ada suara.

2 menit sudah berdiri di belakang Yuna yang masih sibuk, setelah selesai menjelaskan pada orang tadi Yuna bersandar semenjak datang mulut dan tangan nya tidak berhenti.

Cup cup, Han mencium kepala Yuna, "Capek hem?", membalikan kursi wanita itu.

Menggeleng tersenyum kecil, plisssssss jantung gak aman manis banget ni orang sekarang dia kepentok apa sih selama 5 tahun ini, apa dia ganti otak hati dan pikiran ya.

Tanpa perduli dengan orang sekitar Han berjongkok mengenggam tangan Yuna beberapa kali mencium nya, perlakuan nya benar benar manis seperti bukan Han, tidak ada lagi wajah sangar di hadapan Yuna tidak ada lagi tatapan elang yang sangat sangat Yuna rindukan tidak ada suara tinggi.

Terdiam terpaku, melihat perlakuan manis manusia singa nya, membuat siapa saja yang melihat mereka merasa iri, melihat adegan film mesra gratis.

Hampir 5 menit Yuna baru sadar, melirik sekeliling banyak orang menatap nya, "Ngapain jongkok bangun", bisik Yuna.

Han tersenyum kemana saja dari tadi menjadi pusat perhatian, mengelus pipi Yuna yang merah, "Tolo jaga mata kalian ya kasian istri saya malu di lihatin terus".

Astagfirullah bukan gitu yang Yuna mau, kamu bangun Han jangan terlalu manis kasian bu dokter kalau jantungan.

Lupa sumpah lupa Yuna mencubit pipi Han gemas dan kesal bercampur, "Kamu bangun ngapain jongkok, maksud saya anda bangun jangan jongkok seperti itu", mengeratkan gigi, kenapa bisa salah ucap sih.

"Yes sudah mulai bilang kamu", cicit Han yang sangat senang.

"Jemput Darren sana", gak tau mau ngomong apa deh sudah salah tingkah banget.

Han melirik jam tangan nya sudah mau jam 11, pikirnya sebentar amat sekolah, bagaimana cara mengajarnya sekolah hanya 2 jam, "Berapa jam sekolahnya?", cih tidak tau menau tentang sekolah anak kaya gimana Han merasa gagal menjadi ayah.

"Cuma dua jam, bawa kesini siang nanti di jemput pengasuh nya".

Mengangguk, pengasuh darimana sejak pagi tadi dirinya tidak melihat pengasuh Darren bahkan sarapan dan persiapan sekolah Darren, Yuna yang siapkan.

"Siap laksanakan tuan putri", berdiri membenarkan jas dan celananya di pakai jongkok lama lumayan ada beberapa lipatan kecil.

Yuna refleks membantu membenarkan jas laki laki itu, tapi setelahnya mengumpat habis tangannya yang lancang tanpa permisi.

Han semakin melebarkan senyum nya, wanita ini ucapan dan prilakunya beda, "Terimakasih cantik", cup sebelum berjalan mengecup kening Yuna terlebih dahulu.

Ya Allah baru 5 jam setelah berpisah 5 tahun perlakuannya sudah bisa menghapus rasa kesal marah dan kecewanya malah di buat bucin berutal.

Muka Yuna sudah seperti kepiting rebut, tolong selamatkan aku, batinnya menjerit, lo juga tangan gak bisa diam amat sih, menepuk tangan yang tadi ikut membenarkan pakaian Han.

Para pekerja ibu ibu di sana terus menggoda Yuna, yang beruntung punya suami kaya bule bule ehh kaya orang korea cakep nya di luar nurul.

.

.

Dareen hari ini pull senyum melihat Daddy nya yang menjemput, "Daddy", teriak anak itu berlari langsung di sambut Han dengan merentangkan tangan nya.

"Jagoan Daddy pintar sekolahnya sayang?", mencium gemas pipi Darren, rasa rindu bahagia bercampur sekarang bisa memeluk dan mencium darah daging nya.

"Iya tadi bikin kotak pensil", menunjukan hasil karya nya dengan bangga.

"Wahh pintar sekali anak Daddy, ayo kita ke mama boy", sambil membawa Darren masuk ke dalam mobilnya.

Ibu ibu di sana dari semenjak datang Han membawa mobil yang bagus dan baru pertama kali mereka melihatnya secara langsung bahkan ada yang berteriak melihat ketampanan Han.

Masabodo Han tidak perduli dengan yang berteriak padanya, tetap menjalankan mobil sambil memangku Darren, sekarang tinggal mendapatkan hati Yuna lagi.

"Mamaaa", teriak Darren sambil bergandengan dengan Han.

"Iya sayang, salamnya mana?".

"Hehehe lupa, Assalamua'laikum ma, uwa Dadang mang asep bude", yang ada di ruangan sana Darren sebut.

"Walaikum salam kasep, duh papa nya udah pulang nempel sama papa terus ya".

Darren mengangguk tidak lepas dari tatapan Yuna, bahagia ya nak maaf ya mama terlalu egois selama ini, sekarang waktunya Darren bahagia sayang.

Semenjak ada Daddy nya gak mau lepas, terus nempel mama nya di liupakan bahkan gak mau ikut pengasuh nya tadi siang, apalagi Daddy nya bilang gak apa apa.

Darren pov: Aku sejak dulu merindukan ayah ku, dia datang dan sangat baik, aku tidak ingin di tinggalkan lagi, aku ingin terus bersamanya.

Yuna hanya bisa pasrah sudah jam 8 malam sepertinya Darren tidak merasakan ngantuk sedikitpun, biasanya sudah membawa guling mencari posisi nyaman.

"Darren bobo udah malam", bukan tidak bahagia melihat anak nya main dengan ayahnya tertawa lepas.

"Sebentar ma", pertama kali menawar waktu.

Hahhh menggaruk kepala yang tidak gatal.

Mungkin dia juga lelah ingin istirahat, "Ayo bobo dulu besok main lagi ok, mau di temani Daddy bobonya?".

Darren mengangguk semakin membuat Yuna menggelengkan kepala.

.

.

.

.

.

.

.

TBC...................

Huhuuuu jangan lupa like, comment dan vote ya🙏❤

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!