19. Ada rasa trauma.

Malam berganti pagi. Aku sudah mengantuk dan lelah tapi mataku tidak bisa di pejamkan. Setiap aku melihat wajah Syila, aku selalu ingin mendekatinya. Karena semakin tidak bisa tenang, aku pun melaksanakan sholat malam berharap batinku akan tenang.

:

Ku ucapkan salam sebagai penutup akhir sholat malamku. Benar saja, batin ku yang tak karuan perlahan mulai tenang.

"Astaghfirullah hal adzim..!!" Aku terus lafalkan istighfar agar benar-benar hilang rasa penasaran ku pada Syila.

Ku yang masih terfokus dengan do'aku tiba-tiba teralihkan, Syila menggeliat hingga dasternya tersingkap tinggi.

'Baru juga selesai sholat, kalau terus begini pertahanan diriku bisa jebol juga.'

Kubenahi letak daster Syila untuk menutupi paha putih mulus yang membuat mataku jelalatan.

Syila kembali bergerak, kali ini posisinya tidur menyamping dan tanpa di duga kedua pahanya menjepit tanganku. "Duuh.. pakai kejepit lagi." Gerutu ku sambil menarik tanganku. Tapi saat aku menarik tanganku, Syila semakin menjepitnya kuat. "Salah nggak sih punya pikiran kotor sama istri??"

"Mas jangan kawin lagi ya..!!"

Ucap Syila yang kudengar dalam tidurnya. Aku tak tau seberapa sakitnya hati istriku hingga seluruh permasalahan dunia di bawanya hingga bahkan sampai tidur pun istriku begitu ketakutan untuk kutinggalkan.

"Mas tidak akan pernah kawin lagi, bagaimana caranya agar kamu percaya kalau Mas sayang sama kamu dek..!!" Kataku, tangan ini membelai lembut keningnya. "Kasihannya kamu sayang, pasti tekanan dalam hatimu begitu berat."

Aku memilih menunduk mengalihkan pandangan, kubaca segala do'a yang kuingat di kepalaku hingga tak terasa aku pun tertidur di sisi ranjang. Mungkin untuk hari ini aku bisa mengalahkan keegoisan ku tapi belum tentu di lain hari.

POV Bang Anom off..

***

Bang Anom memakai seragam nya dan bersiap untuk pergi kerja. Dirinya memang bangun lebih dulu karena hari ini harus mengurus amelden kepindahan tugasnya.

Syila mogok bicara karena mengira Bangun Anom meninggalkannya saat dirinya tidur.

"Mas berangkat kerja dulu ya..!!" Pamit Bang Anom tapi Syila memalingkan wajah saat dirinya hendak mencium bibir sang istri untuk pertama kali saat akan berangkat kerja.

"Berikan saja untuk istri Mas yang lain..!!" Jawab Syila.

Bang Anom tidak menggubrisnya namun tetap meninggalkan satu kecup sayang di kening Syila.

"Nanti Mas usahakan cepat pulang..!! Kalau ada yang antar makanan nanti cepat makan ya..!!"

...

Di luar dugaannya, amelden Bang Anom berjalan cepat tanpa hambatan. Itu berarti sebenarnya lusa dirinya sudah bisa berangkat ke tempat tugas yang baru.

"Syila sudah siapkan pakaiannya apa belum ya? Kemarin aku hanya packing pakaianku saja." Gumam Bang Anom.

Ia mengingat pakaian Syila juga sudah mulai sedikit kesempitan. Bayinya pasti sudah membutuhkan ruang di perut Mamanya.

"Sepertinya aku harus pulang dulu. Bukannya aku tidak mampu beli disana tapi pakaian bumil harus segera di pakai khan?"

:

Benar dugaan Bang Anom. Sesampainya di rumah, Syila menatap tubuhnya lewat pantulan cermin di dinding. Pipinya menggembung cemberut.

"Harusnya tadi aku jangan makan. Kalau aku makan jadi gendut sekali. Bagaimana kalau Mas Anom melirik wanita lain?? Bukankah saat aku bilang berikan ciuman itu untuk istrinya yang lain tapi Mas Anom diam saja, berarti Mas Anom membenarkan ucapanku khan??" Ucapnya berceloteh sendiri.

Tak habis pikir Bang Anom yang mendengarnya dari luar. Memang sulit meyakinkan sang istri dengan kondisi mental yang rapuhal akibat masa kecilnya yang buruk. Sebenarnya mungkin dirinya dan Syila sama saja, hanya karena sang Ayah adalah pria yang memberinya kasih sayang maka ia tidak pernah merasakan kekurangan kasih sayang.

Bang Anom baru merasakan kekacauan hidupnya saat sang Ayah meninggal dunia dan keluarga Mama Syandrina merongrong menuntut bagian harta benda yang sebenarnya berisi namanya. Keluarga Mama Syandrina tau bahwa dirinya bukan anak kandung pak Prana tapi setelah Pak Prana meninggal, maka seluruh keluarga Mama Syandrina keluar untuk merebut harta tersebut. Salah satu hal yang menjadi keributan hingga saat ini adalah bahwa nanti seluruh harta yang ada akan menjadi hak cucunya yang berarti itu adalah anak darinya dan Syila.

"Kenapa harus memikirkan bentuk tubuh. Kalau lapar ya makan. Lagipula yang makan sekarang ada dua.. kamu dan anak kita." Kata Bang Anom.

"Kenapa Mas ada disini?? Mas mau ngejek Syila ya..!!" Tuduh Syila.

Syila keluar dari kamar dan mendorong Bang Anom agar tak mengintipnya lagi.

"Kamu ini kenapa sih dek?? Yang lihat suamimu sendiri."

"Nggak.. Mas mau bilang Syila gendut khan????" Pekik Syila kesal, agaknya sekarang istri Letnan Anom sedang marah.

Bang Anom yang melihatnya jelas merasa sangat sedih. Trauma yang di alami Syila begitu membekas dan membuat luka yang sangat dalam di hati hingga apapun itu akan selalu terbayang.

"Dek..!!"

"Apa???" Jawab Syila ketus.

"Jalan-jalan ke mall yuk..!! Mas lagi dapat rejeki." Alasan Bang Anom sambil mengalihkan perhatian Syila.

"Ke Mall??" Kening Syila berkerut, tapi memang sudah lama dirinya tidak pergi jalan-jalan.

"Tapi traktir Syila..!!"

"Memangnya pengen apa?"

"Nasi goreng Hongkong." Jawab Syila.

"Jangankan nasi goreng Hongkong. Nasi goreng Gombong juga Mas belikan. Ayo cepat ganti pakaianmu..!!"

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

💪💪💪💪🙏🙏🙏

2023-11-29

1

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

lanjuuut dong

2023-11-17

1

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

semangat mba Nara

2023-11-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!