6. Awal yang salah.

Hari masih sangat pagi saat Bang Anom menjemur spreinya. Bang Welirang memicingkan mata melihat sprei inventaris batalyon kembali terhampar pada jemuran di depan mess perwira.

"Bukannya dua hari yang lalu sprei itu baru kamu cuci????"

"Basah." Jawab Bang Anom singkat saja.

"Basah kenapa?? Makanya makan minum di meja." Celoteh Bang Welirang.

"Diamlah kau pot..!!!!!! Terserah aku lah mau ganti sprei satu jam sekali atau lima menit sekali." Gerutu Bang Anom.

Setelah selesai menjemur sprei, Bang Anom segera masuk ke dalam kamar mess lalu memakai kaos kaki baru yang sedang di tentengnya.

Bang Welirang masih terus melihat gerak gerik littingnya dengan ribuan pertanyaan di dalam benaknya namun kemudian matanya membulat besar.

"Eeehh.. anak raja itu tidak kau apa-apakan khan??" Tanya Bang Welirang curiga.

"Astagaaaa.. mulutmu Pooott..!!!!!!" Geregetan sekali rasanya setiap berhadapan dengan Bang Welirang.

"Aku hanya tanya. Itu anak raja masih aman atau tidak?? Jangan-jangan sudah kau cek fisik."

Semakin geram saja Bang Anom mendengarnya. Nyaris sepatu PDL melayang menghantam wajah Bang Welirang.

"Iyaaa.. iyaaaaa. Ampun dah sensi amat."

...

Siang hari, perwakilan dari Puri Agung mencari keberadaan sang putri ke seluruh pelosok daerah namun ada keributan di depan Batalyon.

Seorang wartawan senior menunjuk kantor batalyon. Beberapa orang sudah berjaga di depan palang kesatrian.

"Kami mohon ijin untuk bertemu dengan Danyon juga salah seorang anggota disana..!!" Kata wartawan senior tersebut.

"Maaf, ini bukan kewenangan kami untuk memberikan ijin masuk ke dalam lingkup Batalyon." Tolak Letnan Digo.

"Kami harus mencari bapak ini. Beliau berdinas disini khan?" Tanya wartawan senior. Sambil menunjukan foto Bang Anom bersama putri Dewantara.

'Ya Tuhan, apa Bang Anom yang menculiknya?'.

"Sebentar, saya harus koordinasi kan dengan pihak batalyon." Kata Bang Digo.

...

"Aaghh.. uhuukk.." Bang Anom terkapar di ruang Danyon saat komandannya itu menghajarnya habis-habisan. Benar saja setelah di telusuri ternyata Putri Dewantara berada di dalam kamarnya.

"Kamu tau akibatnya bersinggungan dengan perangkat adat??? Kamu menculik putri Dewantara. Itu melanggar norma."

"Siap salah Danyon..!!" Jawabnya sembari bergelung mengerang kesakitan.

"Kamu yang berbuat ulah, satu Batalyon kena getahnya." Bentak Danyon.

"Siap salah..!!"

...

"B*****k, kowe marai aku kena molo Rang..!!" Bang Anom benar-benar marah dengan sahabatnya itu.

"Maaf, aku mana tau akan jadi begini." Kata Bang Welirang.

"Alaah wedhus Kowe ki.."

Bang Welirang menahan tawanya melihat ekspresi wajah bingung Bang Anom.

Bang Anom mondar mandir memikirkan bagaimana caranya lepas dari masalah ini. Ingin rasanya lepas dari masalah ini tapi ia sadari, ada satu kesalahan yang membuatnya tidak bisa lari dari kenyataan.

"Aku tidak akan jadi pengecut. Aku akan menemui keluarga Raja Dewantara di puri."

"Kau gila." Kata Bang Welirang.

"Aku tidak punya pilihan."

"Saya akan menemanimu..!!" Ucap seseorang kemudian menghampiri mereka berdua.

"Saya bisa sendiri..!!" Bang Anom menolak tawaran Papa Alden.

"Saya tau, tapi ada hal yang harus di selesaikan bersama orang tua."

"Orang tua??? Sejak kapan kau menjadi orang tuaku?? Aku bahkan malu menyebut Syandrina itu ibuku..!!" Ucap keras Bang Anom.

"Anom.. bagaimana pun keadaannya, Syandrina tetap bundamu. Kamu tidak boleh menghinanya. Kamu bisa salahkan saya tentang apa yang sudah terjadi."

"Mau tanggung jawab dalam hal apa???? Aku sudah ada di dunia ini, karena benih kotormu itu." Ucapnya kemudian terpukul dengan kata-katanya sendiri karena tiba-tiba ia mengingat kejadian semalam. Sebenarnya dirinya tidak yang dengan apa yang di perbuatnya namun bekas noda dan rasanya seakan terasa di tubuhnya. "Astaghfirullah.." ucapnya mengusap wajahnya.

"Saya akan tetap menemanimu menghadap Raja Dewantara." Jawab Pak Alden.

"Urus saja istri pilihanmu..!!!" Bentak Bang Anom sekuatnya kemudian Bang Welirang memeluk sahabatnya dan menjauhkannya dari Pak Alden.

Memang setiap kali Bang Anom bertemu wajah dengan Pak Alden emosinya meluap dan terkadang tidak bisa mengendalikannya.

"Mama Nadilla tidak tau apa-apa le." Kata Pak Alden.

"Persetan.. pergilah dari sini..!!" Usir Bang Anom dengan kasar.

Tak ada yang bisa mengerti bagaimana sakitnya hati Bang Anom saat ini. Ia tau kenyataannya saat Papa yang ia kenal sebagai orang tuanya mengantarnya dalam masa pendidikan. Papa kebanggaan yang banyak memberikan pelajaran berharga padanya. Namun di tengah masa pendidikan.. beliau sakit karena mengalami usia yang sangat tua hingga beliau mengungkapkan jati dirinya yang sebenarnya.

Flashback Bang Anom on..

"Kamu adalah anak yang sangat Ayah harapkan di dunia ini. Papa mempunyai dua istri sebelum Bundamu dan meninggalkan mereka karena menuruti nenekmu." Ucapan awal tersebut membuat Bang Anom kebingungan.

"Kenapa Ayah menceraikan dua istri ayah?" Tanya Bang Anom.

"Karena Ayah juga menganggap mereka tidak bisa memberi anak untuk Ayah. Saat tau Bundamu hamil, ayah sangat bahagia melebihi apapun dan di beberapa bulan selanjutnya, ayah mengetahui kenyataan bahwa kamu bukan darah daging Ayah." Jawaban Pak Prana bagai sambaran petir bagi Bang Anom. Itu berarti dirinya jelas bukan putra dari Pak Prana.

"Lalu aku anak siapa??" Suara Bang Anom lirih menahan kesakitan batinnya.

"Dulu.. kamu anak seorang Letnan.. Ajudan Ayah, Letnan Alden." Jawab Pak Prana kemudian tidak menceritakan hal apapun lagi karena beliau sudah di panggil Yang Maha Kuasa.

Flashback Bang Anom off..

"Anoom.. jangan gitu lah..!!" Bang Welirang selalu setia mengingatkan sahabatnya.

"Kau membelanya???? Kawanmu itu dia atau aku????" Teriak Bang Anom. Kepalanya terasa terbakar.

( Memulai POV Bang Anom )

Nafasku terasa tersengal. Sekuat-kuatnya aku menahan tangis agar luapan amarahku bisa di kendalikan namun semua terasa percuma, rasa benciku pada orang yang melahirkanku begitu terasa menusuk relung hati.

"Keluarkan dia..!!!! Aku tidak mau melihatnya..!!!!!" Aku berteriak sekencang nya sebab melihat wajahnya, aku selalu bersedih melihat wajah bundaku yang begitu sabar, aku pernah memintanya agar mencari pria itu tapi Bundaku tidak pernah bersedia dan memilih hidup sendiri hingga saat ini.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

ooo. bang anom anak papa alden....daahh doooong aku saiki...😀😀😀🙏🙏🙏 mba nara the besth

2023-11-28

1

Rini Haryas Sulistyo

Rini Haryas Sulistyo

klo ga salah wellirang anaknya bang Gazall dgn Shinta

2023-11-14

1

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

Oalah .... baru ngerti sekarang ...

2023-11-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!