17. Istri belum istri.

Syila berjalan namun tiba-tiba langkahnya terhenti. Syila merasakan nyeri pada bagian perut bawahnya.

"Ada apa?" Tanya Bang Anom.

"Nggak ada apa-apa Mas." Jawab Syila berpura-pura karena takut Bang Anom akan marah. Melihat raut wajah suaminya saja nyalinya sudah menjadi ciut.

"Ada apa??" Bang Anom mengulang pertanyaannya lagi.

Syila kembali berjalan namun perutnya semakin merasa di remas. Karena sudah terlanjur tidak tahan dengan sakitnya Syila menarik lengan Bang Anom.

"Ngaku nggak, ada apa??? Sakit perut khan?" Tebak Bang Anom karena melihat ekspresi wajah Syila.

Mau tidak mau akhirnya Syila mengangguk.

"Apa Mas bilang??? Kenapa sih kamu ini nggak pernah bisa nurut apa kata Mas??? Kalau sudah sakit perut begini siapa yang susah???? Apa mantap rasanya??" Omel Bang Anom gemas sendiri sambil membantu Syila yang tengah kesakitan.

"Kalau nggak mau bantu ya sudah, nggak usah marah terus. Syila malas dengarnya." Pekik Syila kesal.

"Kalau di bilangin sama suami itu yang nurut dek, kualat kamu nanti." Tegur Bang Anom.

Syila tak peduli dan terus berjalan namun perutnya tidak mau bekerja sama.

"Maaass..!!"

"Aahh sudah.. rasakan itu..!!" Bentak Bang Anom, kakinya melangkah pergi meninggalkan Syila menuju mobilnya.

Para tetua tetap tenang saja menyantap pempek sambil melihat live drama perselisihan antara Syila dan Bang Anom.

"Anom pergi Mas." Hanya Opa Noven saja yang terlihat was-was.

Opa Enggano segera mencegahnya. "Biar saja, nanti pasti kembali." Kata Opa Enggano.

Benar saja, baru saja Bang Anom membuka pintu. Suami Syila itu sudah membantingnya dengan kencang dan berjalan kembali menghampiri Syila.

"Mas ini gemas sekali sama kelakuanmu. Apa sih susahnya nurut????? Apa nggak puas kalau belum liat suami kalang kabut???"

"Maaf."

"Nggak denger..!!" Kata Bang Anom.

"Maaf Mas??"

"Ngomong apa kumur sih?? Ulangi..!!" Pinta Bang Anom sambil menggendong Syila.

Syila takut menatap wajah suaminya, ia menyandarkan kepalanya di samping tengkuk Bang Anom. "Maaf ya Mas. Syila nggak nurut."

"Maafnya masih di verifikasi. Pasti di ulangi lagi..!!" Jawab Bang Anom dengan sengaja padahal di dalam dadanya sudah berdesir naik turun ingin menggigit ujung hidung mancung Syila.

Tau Bang Anom merasa gemas padanya, Syila pun memanfaatkan situasi. Jujur di dalam hatinya mengakui jika perlakuan Bang Anom selama ini membuatnya begitu nyaman.

"Maafin donk Mas, si dedek nggak mau di marahi Papanya." Rengek Syila.

"Si dedek atau Mamanya nih??" Mata itu menatap tajam ke arah Syila.

"Memangnya kalau Mamanya kenapa??" Tanya Syila.

"Papanya marahi di dalam kamar." Jawab Bang Anom dengan wajah datar saja namun sarat akan makna.

"Iihh.. jangan marahi Syila di kamar..!!" Protes Syila setengah berteriak.

"Huusshhh..!!!" Bang Anom menghentikan rengeken Syila karena pastinya akan di dengarkan para tetua juga orang tuanya.

Opa Daluman tersenyum licik sambil mengunyah bakpao dan sebiji cabe rawit.

"Punya rencana busuk apa Mas?" Tanya Opa Enggano.

"Dokter senior harus menyelamatkan pasiennya." Jawab Opa Daluman.

"Masalahnya saya nggak percaya dengan sistem penyelamatan mu Mas." Kata Opa Enggano.

"Apalagi aku Mas." Imbuh Opa Noven.

Semua sangat waspada dalam rasa penasaran. Hanya Opa Daluman sendiri yang paham apa maksud dan tujuannya.

...

Sesampainya di rumah Bang Anom langsung memantau ponselnya. Keberangkatan dirinya ke tempat tugas yang baru telah di tentukan.

Bang Anom menoleh melihat Syila yang sedang menyisir rambutnya. Ada desir tak biasa tapi ia tetap berusaha menahannya.

'Jangan ngawur Anom.. Syila memang istrimu tapi belum bisa kamu otak atik.'

Hati Bang Anom terus bergulat dengan perasaannya sendiri.

POV Bang Anom on..

Kulihat Syila begitu cantik dengan gayanya. Perutnya yang sedikit menyembul membuatnya terlihat begitu seksi namun aku harus sepenuhnya sadar bahwa istriku itu belum bisa sepenuhnya kusentuh, aku harus menunggunya setidaknya sampai anak kami benar-benar lahir.

Dulu aku sangat menginginkan Elma lebih dari apapun namun sekarang seujung kuku pun dia tidak bisa di bandingkan dengan Syila.

Paras wajah ayu itu terus membayangi ku. Tak kusangka aku malah bisa menikahi gadis random yang jauh dari kriteriaku.

Sungguh kecantikan sang putri Dewantara begitu membius pandangan mataku, rasanya berdesir turun ke hatiku hingga menjalar memanaskan seluruh tubuhku, kini ku katakan ada cinta untuk sang putri Dewantara.

"Mas..!!" Sapanya memanggilku. Jiwa lelakiku seketika bergejolak, tubuhku menegang tapi aku tau ini bukanlah saatnya bermain hati dengan istriku tercinta.

"Dalem, kenapa dek?" Tanyaku.

"Sini deh mas, anting Syila tersangkut kimono." Jawab Syila sudah tidak sabar.

"Sebentar Mas lepas dulu, jangan di tarik..!!" Kataku agar antingnya bisa segera kulepaskan. Tapi siapa sangka tingkah Syila yang tak karuan malah membuat tali kimononya tersangkut kancing celanaku hingga ikatan tali kimononya terlepas.

"Aaaaaaaaa.." teriak Syila semakin panik.

"Huuusstt.." kucoba menenangkan Syila agar bibir mungilnya berhenti berteriak sebab aku khawatir akan ada anggota patroli yang mendengar suaraku. "Nanti orang-orang salah paham. Bagaimana kalau mereka mengira Mas menyakitimu??"

"Syila malu Mas." Katanya sambil menarik dan mengikat kembali tali kimononya meskipun aku masih sibuk melepas antingnya.

Tak habis pikir dengan tingkah Syila, kenapa dia masih malu denganku padahal aku ini suaminya. Apa mungkin karena saat melakukannya kami tidak saling melihat hingga tidak tau rasanya bahkan tidak memahami sensasinya.

Naluri pemburuku sulit untuk di kendalikan. Aku mengecup keningnya.

"Kenapa tiba-tiba cium Syila??" Tanya istriku penuh selidik.

"Masa nggak boleh?" Aku pun balik bertanya.

"Yang sopan ya Mas, tidak boleh memandang perempuan seperti itu." Celetuk Syila menanggapi perhatianku barusan.

"Salahnya Mas dimana? Perempuan yang Mas lihat saat ini, istrinya Mas sendiri." Jawabku setengah Tah paham dengan tingkah Syila. Aku kembali menunduk dan menggigit anting Syila. Saat itu aku terbius aroma wangi tubuh Syila.

'Bagaimana ini?? Istri belum istri.'

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Xyezon

Xyezon

ternyata bukan cuma mendoan aja yg pasangannya cabe bakpao pun duet juga ma cabe gimana rasanya wkwkwkw

2023-12-08

1

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

hati..hati bang anom...jangan sampai terbius ....keindahan syila...😊😊😊😊

2023-11-29

1

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

sabar bang 😂😂lanjuuut mba Nara

2023-11-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!