5. Kesalahan.

"Kau benar-benar di culik atau kabur??" Tanya Bang Anom di dalam mobilnya.

"Kabur."

"What?" Seketika Bang Anom menginjak rem dengan kuat. "Berarti saya yang menculik mu????"

"Iya." Jawab Syila.

"Tunggu, ini tidak baik.. Saya akan mengantar kamu pulang..!!"

"Terlambat, orang puri akan menjatuhkan hukuman berat." Kata Syila.

"Ini khan tidak sengaja. Mana bisa di hukum." Bang Anom kembali menyalakan mesin mobilnya tapi Syila melarangnya.

"Tidak bisa, Syila sedang di jodohkan. Apa jadinya kalau sampai puri tau kalau Syila kabur dengan laki-laki."

"Astagaa Tuhan. Kenapa kamu buat saya jadi laki-laki serumit ini. Apa mau mu Syila??????" Bentak Bang Anom.

"Ya bagaimana? Semua sudah kejadian. Bli sudah culik Syila.. jadi Bli yang harus tanggung jawab."

"Kau ini benar-benar ya. Bicaramu sopan kalau kamu butuh bantuan dari saya. Coba kalau kamu tidak butuh saya, mana ada kamu bersikap sopan sama saya..!!!" Ejek Bang Anom kesal. "Sekarang bicara..!! Apa masalahmu???? Jangan tiba-tiba kamu minta saya tanggung jawab." Omel Bang Anom.

"Syila mau di nikahkan."

"Ya sudah nikah saja. Masih untung ada yang mau sisa daki macam kamu." Sambar Bang Anom.

"Umurnya enam puluh tujuh Bli. Dia kakek-kakek, masa iya Syila nikah sama laki-laki yang beda umurnya lima puluh tahun........" Jawaban Syila terhenti karena isakan tangisnya.

Bang Anom membuang nafas berat, ia menyandarkan kepalanya yang kini benar-benar terasa berat. "Iki opo to dek. Mumet tenan aku mikir kowe." Gumam Bang Anom. 'Lirang konco a*u tenan'.

"Bli.. jangan kembali ke puri ya..!!" Pinta Syila.

"Diam dulu dek. Saya ini mikir..!!!!!!!"

Syila tersentak mendengar suara kasar Bang Anom. Ia diam karena merasa memang laki-laki tidak akan berbuat baik pada perempuan.

"Apa cara untuk lepas dari hukuman????" Tanya Bang Anom.

"Hmm...." Syila malas untuk menjawab karena pikirannya terganggu dengan bentakan Bang Anom.

Lampu blitz kamera tiba-tiba menyorot mereka berdua.

"Wartawan." Kata Syila.

"Kenapa bisa sampai ada wartawan?? Kamu menjebak saya????" Bentak Bang Anom lagi.

tok.. tok.. tok..

"Buka dulu jendelanya putri..!!!" Pinta wartawan itu terus mendesak.

"Blii......."

Bang Anom menekan klakson lalu menjalankan mobilnya untuk menghindar dari kerumunan wartawan.

"Asem.. piye iki??"

Bang Anom segera menghubungi Bang Welirang. "Heeh c*k." Umpatnya kesal pada sahabatnya. "Keluarkan aku dari kepungan wartawan. Kau ikut andil dalam kekacauan ini..!!!"

"Sabaaarr.. aku sedang menuntaskan hasrat." Jawab Bang Welirang.

"B******n, aku di kepung wartawan.. kamu malah main gila sama perempuan mana???" Suara Bang Anom semakin meninggi.

"Matamu main gila. Aku di WC."

...

"Syila tidak mau kembali ke puri." Gumamnya dalam tidur.

Bang Anom sedikit melongok melihat Syila. Terlihat pipi gadis itu memerah. Ia hanya berani menyentuh pipinya. Terasa hangat kemudian ia memastikan lagi dengan punggung tangannya. "Laahh.. kok demam????"

tok.. tok.. tok..

"Poott.. sudah aman."

"Aman gundhulmu..!!!! Syila mau di kemanakan??" Tanya Bang Anom.

"Kamarmu saja..!! Di Batalyon siapa yang mau periksa kamar perwira."

"Ayo kesana.. ku tempeleng juga pipimu itu." Bang Anom keluar dari mobilnya dengan emosi.

braaakk..

Bang Anom menutup pintu mobil dengan kasar sampai membangunkan Syila tapi karena kepalanya terasa berat, ia memutuskan untuk kembali tidur.

"Kamu punya pikiran nggak, ini bukan masalah ecek-ecek Rang. Aku nyulik putri Dewantara gara-gara ulahmu. Itu khan inceranmu, kenapa nggak kamu sendiri yang selamatkan Syila????".

"Kapan aku bilang dia inceranku?? Aku sudah punya inceranku sendiri." Jawab Bang Welirang.

"Lalu buat apa kau memintaku membantunya?????" Tanya Bang Anom kesal.

"Kamu jelas naksir dia pot." Kata Bang Anom.

"Nggak usah ngarang bebas kamu ya, dari mananya aku naksir Syila????"

"Kamu bisa membohongi semua orang tapi tidak denganku. Kamu jelas jatuh cinta sama Syila.

"Kalaupun ku naksir, apa yang bisa kulakukan. Kehidupan kamu berbeda, keyakinan kami pun berbeda. Sudahlah.. jangan bahas hal ini lagi. Aku mau urus Syila dulu. Dia sakit..!!" Jawab Bang Anom.

***

Lewat tengah malam Batalyon di hebohkan dengan Romo agung yang meminta bantuan pada pihak yang berwajib dan juga tentara untuk membantu mencari putri Dewantara yang hilang. Bang Anom pun telah mendengarnya namun ia memilih menutup mata dan telinga dalam hal ini.

"Bagaimana?? Kau takut atau tidak?" Tanya Bang Welirang.

"Biasa aja. Ketahuan ya sudah. Kenapa pusing amat." Jawab Bang Anom santai.

"Oke lah kalau begitu."

Tak lama Bang Digo masuk ke kamar Bang Anom. "Kita stand by Bang." Katanya. "Lho.. bagaimana bisa putri Dewantara ada disini???" Pekiknya.

"Tutup mulut lebarmu Go. Anggap saja kamu tidak melihat apapun..!!" Perintah Bang Anom.

"Si_ap Bang." Jawabnya sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ini tanggung jawab Abang. Nggak ada sangkut pautnya dengan kalian."

"Siap."

...

Bang Welirang dan Bang Digo sudah kembali ke kamar masing-masing. Kini tinggalah Bang Anom berdua dengan Syila di dalam kamar. AC satu PK yang baru di service dalam ukuran kamar empat kali lima terasa begitu dingin.

Bang Anom duduk melantai menatap tas berukuran sedang yang di bawa Syila. Ia penasaran dengan isinya dan membukanya tanpa ijin.

Disana Bang Anom membuka buku kecil usang milik Syila dan membacanya.

:

Bang Anom menutup buku tersebut kemudian mengusap kening Syila. Ia mengembalikan buku tersebut dengan rapi. Kini pandangan matanya tertuju pada botol air mineral di dalam tas. "Syila bawa air putih??" Gumamnya kemudian mengambil, membuka dan langsung meneguknya tanpa perhitungan.

"Aaaaah.. minuman opo iki?? Astaga.. ini tuak tradisional." Bang Anom menepuk dahinya. Sebenarnya dirinya adalah pria yang kuat minum namun tidak sanggup jika harus meminum tuak tradisional. Perutnya seketika kembung, kepalnya pusing.

Bang Anom menyandarkan punggungnya pada sisi ranjang. Lama kelamaan ia menggigil dan merasakan tanda demam.

Untuk beberapa saat ia bertahan namun kemudian ia beralih ke atas tempat tidur dan masuk ke dalam satu selimut bersama Syila.

-_-_-_-_-

"Aaaaaaa.." pekik Syila.

Bang Anom berjingkat kaget mendengar suara Syila. Ia terbangun dan mendekap mulut Syila.

"Hhhsstt.. ada apa sih????"

"Baju Syila kemana????" Tanya Syila.

Bang Anom pun refleks melihat keadaan dirinya. "Astaghfirullah hal adzim. Apa yang kulakukan?????" Bang Anom mengacak rambutnya penuh sesal. Ia segera berdiri dan menjauhkan pandangan sambil menarik bantal untuk menutupi bagian tubuhnya dan segera masuk ke kamar mandi.

Syila pun mencari pakaiannya. Ia menangis sesenggukan. Setengah mati dirinya merasa sangat malu. "Bli nggak ngintip Syila khan??" Tanya Syila.

"Cckk.. nggak sempat dek." Jawab Bang Anom dari kamar mandi. "Noda apalagi ini???? Apa aku benar-benar... Aahh.." Bang Anom membenturkan keningnya karena jengkel pada dirinya sendiri. Ia tidak bisa mengingat apapun.

Syila berusaha bangkit tapi tubuhnya terasa ngilu juga pedih. "Blii.. spreinya kotor. Ini apa?"

"Nggak apa-apa. Nanti saya yang bersihkan."

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

waduuuhhh daaah gol gawangnya shila..😁😁😁

2023-11-28

3

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

wah .... cerita nya makin seruuu .....

2023-11-12

1

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

😅😅😅😅

2023-11-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!