Cincin telah kembali pada tempatnya. Syila menangis histeris. Para pejabat kepurian masih tidak bisa menerima kekacauan ini. Bang Anom pun segera menghubungi seseorang.
"Segera tangani masalah saya di kepurian..!!!!!" Pinta Bang Anom.
...
Romo Agung sangat segan dengan kehadiran Pak Alden. Beliau yang seorang pangeran sudah tentu paham dengan aturan trah lainnya.
"Gusti Dewa Ayu akan menyimpan gelar itu, biarkan putra saya Raden Anom yang mengangkat derajatnya Bli..!!" Bujuk Pak Alden.
"Tapi Kangmas.......!!!" Romo Agung terus bersitegang dengan Papa Alden.
"Sesuai aturan, Syila harus mengikuti gelar suaminya..!!" Ucap tegas Pak Alden.
Bang Anom sejak tadi sudah naik pitam dan ingin angkat bicara tapi Pak Alden selalu menolaknya. Memang Anom Alit adalah seorang pria yang begitu kaku dan emosional nya begitu tinggi.
"Baiklah.. Syila di larang menginjakan kaki di kepurian ini..........."
"Baik.. terima kasih..!!" Bang Anom berdiri dari duduknya sebelum para tetua menyelesaikan permasalahan.
Para pengawal dan pejabat ikut berdiri karena 'pangeran' tanah tengah di anggap tidak sopan dan tidak menghargai Sang Agung.
"Diam di tempat..!!!!" Bentak Bang Anom.
Romo Agung mengedipkan mata meminta mereka untuk diam.
Syila yang sejak tadi masih menangis ingin sekali meminta maaf dan berpamitan pada ayahanda nya namun Romo Agung menolaknya. Syila pun tidak melihat Bunda permaisuri disana. Hatinya ribuan kali menjadi sangat sedih.
Romo Agung mengangkat tangan dan beliau berdiri. "Saya menghormati anda Kangmas Alden.. silakan bawa Syilanaya pergi. Mulai detik ini terputus sudah hubungan kekeluargaan dan terputus darah trah Dewantara. Syilanaya putrimu dan bukan putriku lagi..!!"
"Baik.. Syilanaya putriku. Terima kasih..!!" Jawab Pak Alden.
Keadaan Syila yang sedang hamil muda membuatnya tidak sanggup berpikir, tubuhnya begitu lemah hingga dirinya terhuyung lemah dan tumbang di pelukan Bang Anom.
...
"Ada apa dengan Syila??" Tanya Pak Alden yang mengendarai mobil Bang Anom karena Syila tak kunjung sadar.
"Hamil." Jawab Bang Anom.
"Apaaaaaa?????" Pak Alden kaget setengah mati mendengarnya sampai menghentikan laju mobilnya secara mendadak. "Kamu..... Aahh Anooomm..!!!!!" Pak Alden syok karena masa lalu kelam kembali terulang.
"Ini urusanku, urus saja urusanmu..!!" Kata Bang Anom. "Aku berani melakukannya sudah pasti aku bertanggung jawab..!!"
"Bukan itu poin masalahnya Anom..!!"
"Apa?? Jangan bertindak seakan-akan kau bapak ku..!! Aku tidak pernah ingin punya bapak tidak bertanggung jawab seperti mu..!!" Ucap keras Bang Anom.
Pak Alden tau tidak ada gunanya melawan kerasnya hati putra pertamanya itu. Sifat kaku dan dinginnya sudah pasti mengikuti dirinya.
"Kau mau membawa Syila kemana?" Tanya Pak Alden.
"Rumah dinas. Siapkan aku satu rumah dinas." Pinta Bang Anom.
"Tidak bisa Anom. Kamu belum menikah dengan Syila. Ada masalah juga antara kamu dan Syila tentang masalah kepercayaan." Kata Pak Alden.
"Itu urusanmu..!!" Jawab Bang Anom masih jauh dari kata hormat pada pria yang telah membuatnya terlahir ke dunia.
Pak Alden hanya bisa sabar, tidak ada yang bisa menyalahkan apapun dan siapapun dalam keadaan ini sebab memang takdir yang sudah membuat mereka jadi seperti ini. Beliau hanya bisa menghela nafas panjang lalu mengangkat ponselnya.
"Tolong berikan dulu rumah dinas Letnan Anung untuk Letnan Anom.. urgent. Kalau Letnan Anung protes, suruh hubungi Letnan Anom sendiri, dia masih juniornya letnan Anom khan..!!"
"Siap..!!"
...
Bang Anom begitu gelisah melihat keadaan Syila, gadis itu demam tinggi dan menggigil. Setiap bangun dan mengingat permasalahannya, Syila kembali pingsan dan tidak sadarkan diri.
"Kamu benar-benar cari mati An, bisa-bisanya kamu buat masalah sebesar ini." Bang Welirang mengurut pelipisnya setelah mendengar berita kehamilan Syila.
"Bisa tidak, kau jangan membahas ini lagi. Sudah kejadian ya sudah, kita cari penyelesaiannya. Bukannya malah mengorek masa lalu." Kata Bang Anom.
"Jadi kapan kamu mau menikahi Syila?" Tanya Bang Anom.
"Masalahnya Syila nggak mau. Dia takut di duakan. Kami juga beda kepercayaan." Jawab Bang Anom.
"Waduuuhh.. kalau caranya begitu ya susah An."
"Itulah yang sedang aku pikirkan. Aku tidak bisa gegabah memutuskan. Kasihan bayiku juga Rang." Bang Anom membuang nafasnya sembari mengusap kening Syila di hadapan Bang Welirang tanpa rasa sungkan.
"Ayo coba bilang, kamu cinta atau tidak sama si putri Dewantara ini??" Tanya Bang Welirang sedikit menyelidik.
"Mau bagaimana lagi." Jawab Bang Anom.
"Oohh jadi kau terpaksa, apa aku saja yang menikahinya?? Aku bersedia kok jadi bapaknya si utun." Kata Bang Welirang.
"Jangan sembarang bicara kau ya..!!"
Nada bicara Bang Anom yang meninggi sudah pastinya sangat di pahami oleh Bang Welirang yang mengerti betul dengan sifat Bang Anom.
"Pulanglah kalau kamu hanya berniat menambah beban pikiranku..!!" Usir Bang Anom meskipun tidak ada niat sedikitpun untuk mengusir sahabatnya.
"Aku tidak mungkin membiarkan kalian di rumah ini hanya berdua saja. Banyak setannya." Tolak Bang Welirang.
"Please pot, jangan memancing rasa kesalku, aku sudah benar-benar pusing dengan masalahku. Lagipula aku dan Syila sudah terlanjur melakukannya.. mau hal apalagi yang kau ributkan?????" Urat leher Bang Anom selalu menegang kalau sudah bicara dengan Bang Welirang.
"Itu dia, kau paham aturan khan????"
"Aku paham, Aku tidak akan apa-apakan Syila sampai tiba waktunya." Kata Bang Anom.
"Masalahnya aku tidak percaya padamu pot. Kau ini tidak bisa di biarkan hanya berduaan dengan wanita. Diantara kita berempat dulu.. kau yang paling tidak amanah kalau bersama perempuan." Jawab Bang Welirang.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Nabil abshor
🤣🤣🤣 hoooh beneeerrrr
2023-11-13
2
Mika Saja
bang Anom puyeng Yo,,,,,sabar ya pasti ada jlnnya,,plng gampang tnya mba Nara Bang Anom pasti clear🤭🤭🤭mba Nara👍
2023-11-12
2
🍀 chichi illa 🍒
wah buka kartu bang lirang 🤭
2023-11-12
1