Suasana malam ini di rumah Papa Alden tidak seperti biasanya. Seisi rumah bisa tersenyum menyambut hadirnya menantu baru dalam keluarga, hanya Bang Anom yang tidak bisa menyunggingkan senyum.
Seluruh keluarga sudah memaklumi dan tidak kaget lagi bahwa seorang Anom bukanlah pria yang mudah tersenyum. Penampakan wajah tidak welcome memang selalu menghias paras tampannya. Kaku, dingin, garang adalah pembawaan harian seorang Anom.
"Enak nggak Bang masakan Mama??" Bang Digo membuka interaksi pertama kali dengan Abang tirinya yang kaku sekeras kayu.
"Enak.." Jawab Bang Anom singkat saja, lagi-lagi tanpa ekspresi berarti.
"Mau tambah lagi ikan wokunya An?" Tanya Mama Nadilla.
"Iya." Jawab Bang Anom.
"Ini namanya apa Ma?" Syila penasaran dengan makanan yang ada di hadapannya.
"Rica kijang. Dulu Opa Noven dan kawan-kawannya suka sekali makan rica ini. Kenal khan?" Kata Mama Nadilla.
"Nggak kenal Ma."
"Nanti kenalan ya. Para Opa sedang liburan disini. Sekarang mereka sedang berburu." Jawab Mama Nadilla.
"Waaaaahh.. berburu apa Ma??" Syila jadi penasaran dengan para Opa tersebut.
"Opa Daluman, ngajak menjaring udang di sungai."
Tanpa terasa Syila sudah menghabiskan beberapa potong rica kijang.
"Sudah Ma..!!" Kata Bang Anom mencegah Mama Nadilla menyendok lagi daging ricanya.
"Syila masih mau Maas." Pinta Syila.
"Daging kijang panas. Nanti perutmu begah, mulas. Kasihan dedek di perut."
"Satu lagi ya Mas, Syila masih mauu. Anaknya masih mau nih Maaas..!!!" Syila memasang wajah innocent membuat hati Bang Anom menjadi tidak tega.
"Ya sudah satu lagi saja. Nanti sakit perutmu."
Papa Alden menahan tawanya melihat anak dan menantunya itu. Rasa-rasanya hatinya begitu tenang dan damai tanpa pertikaian lagi di antara mereka.
"Ijin Dan..!!!" Teriak seorang anggota di luar sana.
Papa Alden menoleh dan melihat Opa Daluman tengah di papah Opa Enggano dan seorang anggota lagi.
"Lho.. ada apa nih Opa???"
"Keseleo Al." Jawab Opa Noven.
"Ko' bisa sih. Makanya lah opa-opa itu diam saja di rumah. Ngopi sambil main karambol khan enak, sudah sepuh ko' masih saja pengen kelayapan nyerok ikan." Omel Papa Alden tak habis pikir dengan kelakuan para Opa yang masih aktif di usia senjanya. "Tolong ambilkan minyak urut Ma..!! Biar Papa urut nih kaki Opa Mamen."
"Iya Pa." Mama Nadilla segera mengambil minyak urut di dalam kamarnya.
Opa Daluman melihat Syila sedang menatapnya dari meja makan. Opa Daluman segera memakai kacamata hitamnya lalu berdiri tegak menyapa Syila. "Waaahh, Bang Mamen ko' baru lihat ada bidadari cantik ya disini." Sapa Opa Daluman.
"Bang????" Opa Enggano sampai melotot mendengar ocehan sahabatnya itu. Opa Daluman memang type Opa nyentrik yang seakan tidak peduli akan umur.
Opa Daluman membenahi jambulnya yang hanya memutih di bagian ujungnya saja. Dengan langkah tegap Opa Daluman menghampiri Syila. "Istri siapa ini?"
"Istri Mas Anom." Jawab Syila senang melihat gaya Opa Daluman.
Mama Nadilla kembali membawa minyak urut tapi Opa Daluman sudah bisa menggoda Syila. Keduanya pun terlihat begitu akrab.
"Bagaimana kalau Syila nanti pergi sama Abang Daluman buat jalan-jalan." Ajak Opa Daluman.
Satu ruangan gelisah dan was-was. Ingin menolak tapi bingung sendiri bagaimana cara menolaknya sebab cemas jika para gadis di tangani Opa Daluman pasti akan berakhir kericuhan.
"Hari ini Syila ada jadwal kontrol kandungan Opa, lain kali ya Syila jalan-jalan sama Opa." Tolak Bang Anom secara halus.
"Oohh begitu, coba sini Opa periksa..!!" Opa Daluman yang sudah sesepuh dalam bidangnya seolah tidak akan pernah mengalami kesulitan untuk memeriksa pasien nya. "Sebentar Opa ambil peralatan ya..!!"
"Akhirnya kau sadar juga jadi Opa ya Mas." Kata Opa Enggano.
~
Kening Opa Daluman berkerut, beliau menarik nafas berkali-kali dan membuangnya perlahan.
"Syila harus banyak istirahat An. Orang awam bilang kandungannya, bisa juga di sebut lemah kandungan. Nggak bisa makan sembarangan, harus bedrest sampai benar-benar pulih, tidak kerja terlalu berat dan yang pasti jangan banyak pikiran." Nasihat Opa Daluman.
"Benarkah begitu Opa??" Bang Anom sudah tau kalau Opa Daluman merupakan dokter kandungan senior yang sudah sangat terkenal gaungnya, tapi tetap saja ada bersit rasa tidak percaya karena Bang Anom sangat menyayangi calon anaknya.
"Iya, seribu persen yakin. Kalau masih kurang yakin, silakan periksakan keadaan Syila di dokter kandungan." Kata Opa Daluman.
Bang Anom menunduk lesu. Semangat hidupnya seakan runtuh.
"Opa punya obat yang bagus. Minum ini dan banyak istirahat. Insya Allah istrimu baik-baik saja." Opa menyerahkan obat yang dimilikinya dan menyerahkannya pada Bang Anom.
"Ini berapa harganya Opa?" Tanya Bang Anom.
"Kau mau Opa suntik kejang?? Ambil saja, untuk cucu Opa." Jawab Opa Daluman yang sebenarnya memang sangat tulus menyayangi putra putri bahkan semua cucu dari sahabatnya. Mereka sudah bagai saudara kandung yang tak terpisahkan.
"Terima kasih Opa."
"Iyaa. Istirahat yang banyak ya Syila..!!" Pesan Opa Daluman.
"Iya Opa, terima kasih. Oya Opa, apa boleh Syila makan rica kijang?" Tanya Syila.
"Boleh, tapi jangan terlalu banyak ya..!!" Pesan Opa Daluman.
Bang Anom melirik Syila dengan tatapan tajam dan Syila menunduk lesu. Ia merasa Bang Anom mengintimidasi dirinya.
"Eehh boleh.. boleh ko', cepat sana makan lagi..!!" Kata Opa Daluman sedikit gelisah.
Syila berdiri karena masih ingin makan rica kijang.
"Nanti lagi dek..!! Tadi sudah banyak." Cegah Bang Anom.
Syila kembali duduk di kursi sofa. Wajahnya mendung sudah bersiap menjatuhkan hujan.
Seluruh mata jadi menatap wajah Bang Anom yang terlihat kejam memperlakukan Syila. Sadar semua pandangan tengah menghakiminya, Bang Anom pun kalah.
"Ya sudah sana. Tapi kalau sakit perut.. jangan sampai mengadu sama Mas. Rasakan sendiri..!!" Ancam Bang Anom.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Iis Cah Solo
kok gitu mas anom jahaattt...😁😁
2023-11-28
1
🍀 chichi illa 🍒
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-11-17
1
Sri Yuni
keren... tp belum seru krn blm ada konflik yg bikin emosi 😊
2023-11-15
1