"Tungguuuu..!!!" Teriak Syila.
Bang Suta menghentikan langkahnya mendengar suara Syila. Syila pun secepatnya berlari memeluk punggung Bang Suta.
"Syila minta maaf, Syila mengecewakan Abang." Kata Syila terisak. "Terima kasih sudah bersedia menikahkan Syila sama Mas Anom."
"Iya." Jawab Bang Suta namun suaranya terdengar parau. Bang Suta melepaskan pelukan Syila tapi Syila menolaknya.
"Syila minta uang dua puluh ribu Bang, buat jajan..!!" Pinta Syila dengan suara lirih.
"Kamu nggak malu?? Minta suamimu sana..!!" Kata Bang Suta menahan tangisnya.
"Syila masih adik kecilmu khan Bang?"
Rasa sesak memenuhi rongga dada Bang Suta. Ia berbalik badan kemudian memeluk erat adiknya. "B******n kau Anom. Sampai kau menyakiti adik ku dan menduakannya.. saat itu juga nafasmu putus..!!" Ancam Bang Suta. Ia mencium kening Syila. "Baik-baik sama Anom. Jangan bertengkar, saling ngalah kalau berselisih." Tangan itu terus mengusap rambut Syila kemudian Bang Suta mengeluarkan uang lima puluh ribu rupiah dari sakunya. "Jangan beli gula kapas dan jajan sembarangan, nanti tersedak..!!" Pesannya lalu menyelipkan di tangan Syila.
"Abaaaang.. Syila minta maaf Bang." Tangis Syila terdengar histeris.
Bang Suta segera mengangkat Syila dan menyerahkannya pada Bang Anom. "Bawa pulang.. cepat pergi dari sini Anom..!!!!!"
Bang Anom mengangguk sambil membawa Syila keluar dari area bandara. Istrinya itu sudah lemas tak bertenaga.
...
"Sudah donk sayang, ini ingusnya beleberan kemana-mana." Bang Anom kembali membersihkan hidung Syila.
"Syila masih kangen Abang."
"Abangmu kerja dek, bukannya lagi holiday. Kalau sudah ada cuti baru bisa ketemu lagi." Kata Bang Anom membujuk istrinya. "Jalan-jalan aja yuk..!! Jajan deh.. jajan apa ini??"
Mudi Bang Anom begitu kasihan melihat ibu Dantonnya tapi sekaligus tidak bisa menahan tawa karena sedari tadi Pak Danton pusing membujuk istrinya.
"Di.. itu ada alun-alun, berhenti di sana saja..!!" Perintah Bang Anom.
Bang Anom ketar ketir membawa Syila yang kesehariannya belum pulih benar tapi ia berharap membawa Syila pada suasana ceria akan membuat kesehatannya segera pulih juga.
"Kamu mau apa? Biar Mas yang belikan..!! Duduk disini saja ya..!!"
Syila menunjuk beberapa jajanan yang nyaris tidak pernah di belinya.
"Telur gulung??" Tanya Bang Anom.
Syila mengangguk kemudian menunjuk yang lain.
:
"Pelaan.. panaaaass..!! Baca Bismillah..!!!!" Kata Bang Anom mulai mengajari Syila dari hal yang paling ringan.
"Bismillahirrahmanirrahim.."
Bang Anom sedikit meniup telur gulung lalu menyuapi Syila. "Enak nggak??"
"Iya enak." Jawab Syila. "Punya Syila kenapa nggak merah Mas??" Protes Syila karena melihat telur gulungnya hanya seperti warna hitam pekat campur warna merah.
"Itu pakai sambal." Kata Bang Anom.
"Syila mau." Tanpa perintah, Syila berdiri namun Bang Anom memintanya untuk duduk kembali.
"Itu sudah cukup, kamu belum sehat. Kalau kamu tidak jaga kesehatan.. anak kita taruhannya dek." Bang Anom mengingatkan Syila tapi sepertinya Syila masih kurang bahagia. "Sabar dek.. semua demi anak kita."
"Kalau begitu Mas Anom saja yang hamil, hamil itu nggak enak. Rasanya pusing, pengen muntah, makan apapun harus diatur, Syila bosan Mas. Syila kurang sabar apa sih??" Pekik Syila akhirnya jadi malas menghabiskan makanannya.
"Ya sudah sana beli lagi..!!" Bang Anom memberikan selembar uang seratus ribu rupiah dan memilih mengalah daripada harus ribut meladeni istrinya.
:
Syila mencoba semua makanan yang baru saja di belinya dan semua berasa sangat pedas. Setiap Syila tidak sanggup menghabiskannya selalu saja ia menyerahkan nya pada Bang Anom.
"Sudah dek, Mas kenyang sekali nih." Tolak Bang Anom.
"Sayang Mas, kenapa Mas perbolehkan beli banyak kalau nggak habis begini..!!" Kata Syila langsung membuat mata Bang Anom melotot.
"Waahh.. kamu yang beli, kenapa Mas yang di salahkan??" Protes Bang Anom.
"Kalau gitu Syila yang salah??? Anak Mas Anom yang minta." Tunjuk Syila pada perutnya.
"Oke, mas yang salah."
"Kalau sudah mengerti kenapa tuduh Syila?? Itu jahat Mas."
Bang Anom mengangguk saja daripada masalah ini kembali berlanjut.
:
Sepanjang jalan Bang Anom merasakan mulas gara-gara jajanan yang di beli Syila.
"Kita mampir ke toilet sebentar ya..!! Sakit perut nih dek." Kata Bang Anom sambil mengarahkan laju mobilnya menuju SPBU terdekat dan memarkir kendaraannya di sebuah minimarket yang berada satu area dengan SPBU.
Syila mengangguk tapi pandangannya terfokus pada sisi jalan.
"Tunggu sebentar ya, jangan keluar dari mobil..!!"
~
Baru beberapa menit Bang Anom tinggalkan, banyak serbuan wartawan memberondong mobil Bang Anom untuk mendapatkan informasi terkait keluarga kepurian.
"Gusti Dewa Ayu, apakah benar anda akan mengubah keyakinan atau memang sudah mengubah keyakinan karena ikut dengan seorang abdi negara??" Tanya seorang wartawan pria.
"Apakah benar Gusti Dewa Ayu di keluarkan dari kepurian karena mengandung anak dari rakyat jelata?" Tanya seorang wartawan wanita.
"Tolong beri penjelasannya Gusti Dewa Ayu..!! Atau mungkin Gusti Dewa Ayu tengah mengandung janin dari pihak lain??"
Syila yang tidak menyukai hadirnya wartawan mendadak menjadi gelisah.
Putra dan putri permaisuri telah membelot dan tidak ada yang bisa meneruskan tahta dari Sang Agung. Ada rasa bersalah dalam hati Syila namun ketetapan manusia tidak bisa mengalahkan ketetapan Tuhan.
Wartawan semakin brutal mengetuk pintu jendela mobil. Bahkan di antara mereka ada yang sampai menggoyang mobil agar Syila keluar dari dalam mobil dan memberi keterangan terkait perpecahan dalam keluarga kepurian.
Tak lama Bang Anom kembali dari toilet dan melihat mobilnya sudah di keroyok banyak wartawan.
"Kurang ajar betul mereka, jadi selama ini mereka tetap membuntuti Syila??" Gerutu geram Bang Anom.
Bang Anom segera menghampiri mereka. "Ada apa kalian terus mengganggu Syila???" Tanya Bang Anom.
Baru kali ini wartawan bisa dengan jelas melihat wajah Bang Anom yang notabene adalah cikal bakal pembuat kerusuhan dalam kepurian dan membuat Syila gagal menikah dengan pangeran Nusa Barat.
"Bisa anda katakan.. kenapa ada kegaduhan setelah anda datang dari ke wilayah kepurian? Apakah benar Gusti Dewa Ayu berselingkuh dengan anda??"
Bang Anom menarik nafas dalam-dalam. Situasi untuk dirinya begitu membuatnya terjepit. Maju dan mundur akan tetap salah, tapi sebagai seorang pria dirinya harus bisa menyelesaikan masalah apapun keadaannya nanti.
"Besok pagi, silakan datang di hall Hotel Marry Gold. Saya akan beri klarifikasi." Jawab Bang Anom dengan tegas.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Iis Cah Solo
bang anom gentlemen...keren daahh pokonya😊😊😊👍👍👍
2023-11-28
2
🍀 chichi illa 🍒
😂😂😂😂 dah lah mas terima aja jadi tempat salah terus gak pernah bner
2023-11-17
1
🍀 chichi illa 🍒
Minta 20 jadi 50 ni 🤭
2023-11-17
1