10. Demi dia.

"Astaghfirullah.. kau ini. Sampai Syila dengar dan salah paham, tamat riwayatmu Rang..!!" Ancam Bang Anom.

***

Tengah malam Bang Anom terbangun karena Syila merasakan mual. Sebenarnya hatinya tidak tega tapi memang inilah kodrat dan proses seorang wanita.

Dengan telaten Bang Anom mengurus Syila tapi gadisnya itu selalu menolaknya. Tidak ada rasa kesal sedikit pun meskipun berkali-kali Syila menolak perhatiannya.

"Syila nggak mau tinggal disini..!!" Kata Syila.

"Mau tinggal dimana? Disini lebih aman untukmu dan jauh dari jangkauan wartawan." Bang Anom tau sebenarnya Syila tidak pernah hidup sesederhana ini. Syila lebih biasa di layani. Hidupnya juga bergelimang kemewahan. Apapun yang di butuhkan nya selalu tersedia, hanya tinggal memerintah dan segala keinginannya akan terwujud tapi kini Syila harus hidup dalam kesederhanaan karena akan menjadi istrinya.

Hidup menjadi istri seorang tentara tidaklah mudah, semua harus serba sederhana dan dalam pantauan.

"Dimana aja asalkan nggak sama Bli. Di hotel juga boleh." Kata Syila.

Bang Anom tersenyum, bukannya dirinya tidak sanggup membayar harga hotel apalagi Papanya pemilik bisnis properti tersebut namun mendidik sang istri adalah tanggung jawabnya sebagai laki-laki. "Saya tidak punya uang sebanyak itu dek. Gaji saya hanya kisaran total delapan jutaan. Itupun belum potongan kantor dan lain-lain. Ini tanggal tiga belas, tapi uang saya tersisa dua ratus lima puluh ribu rupiah."

Mendengarnya Syila sedikit down tapi ia berusaha menutupi ekspresinya meskipun tidak membantu sama sekali.

"Maaf, saya mengecewakan ya?" Bang Anom juga memasang ekspresi wajah penuh penyesalan. "Saya bisa saja kabur meninggalkan mu, di luar sana tidak ada yang bisa membuktikan apapun sekalipun saya berkelit, tapi kamu.. lihat perutmu..!! Semakin lama perutmu akan semakin besar, status sosial mu sudah turun dan mental mu pasti akan tertekan."

"Syila bisa hidup sendiri tanpa Bli." Jawab Syila masuk kolot dengan pikirannya.

"Saya tau, tapi tidak akan ada yang mau membantu wanita bermasalah kecuali saya yang turun tangan."

"Syila benar-benar membencimu. Om-om yang memanfaatkan situasi karena ketidak berdayaan wanita." Syila menghapus air matanya. Tiba-tiba terdengar perutnya berbunyi nyaring tanda ia mulai kelaparan karena tidak sempat makan.

"Saya buatkan nasi goreng, kamu mau?"

Syila memalingkan wajahnya dengan jengkel. "Nggak." Jawabnya ketus.

"Ya sudah, padahal masakan saya juga nggak buruk." Kata Bang Anom.

:

Aroma semerbak bumbu dari arah dapur begitu mengganggu indera penciuman. Perutnya semakin terasa keroncongan tapi Syila begitu gengsi mengatakannya.

"Waaahh.. wanginya. Ini dia mahakarya chef darurat bencana kelaparan dalam rumah tangga." Bang Anom memuji dirinya sendiri untuk menarik perhatian Syila.

Tak lama Bang Anom membawa sepiring nasi mondar mandir melewati kamar. Syila melirik tapi masih tetap diam tak bergeming.

"Mau atau tidak??" Tanya Bang Anom menawari. "Ya sudah kalau tidak mau. Ucapnya menarik ucapannya.

"Syila belum jawaaaabb..!!!!!" Pekik Syila.

"Oohh.. Belum jawab ya..!!"

Syila menendangkan kakinya dengan kesal. Jika saja keadaan Syila sedang tidak seburuk ini pasti akan menghajar Bang Anom seperti tempo hari.

"Jadi bagaimana??? Lapar atau tidak??" Bang Anom mengambil sesendok nasi goreng buatannya lalu mencobanya. "Uugghh.. perfect.. luar biasa."

Syila meneguk saliva nya tapi lama-lama dirinya tidak tahan juga apalagi keadaan nya kini tengah berbadan dua.

"Lapar." Jawabnya pada akhirnya.

"Nah.. bilang begitu saja kok susah." Bang Anom masuk ke dalam kamar kemudian menyuapi Syila, ia tau Syila sedang tidak leluasa bergerak karena kehamilannya kemarin sempat bermasalah, lebih nyeri lagi karena banyak luka menganga di punggung Syila. Tanpa sepengetahuan Syila, diam-diam Bang Anom selalu mengoles salep untuk mengobati luka Syila.

Dengan penuh perhatian Bang Anom menyuapi Syila, ternyata gadisnya itu benar-benar kelaparan tapi jelas hati Bang Anom sangat bahagia karena Syila masih bisa menelan makanan daripada tidak bisa menelan makanan sama sekali akibat hamil muda.

Tinggal satu sendok lagi Syila melirik piringnya. "Habis ya Bli?" Tanyanya.

"Masih ada. Mau lagi??"

Syila tak menjawab, hanya menganggukan kepala saja sebagai tanda.

:

Tak menyangka Syila sanggup menghabiskan tiga piring nasi. Senyum Bang Anom mengembang sempurna.

"Sehat-sehat ya nak, Papa lega kamu mau makan. Papa takut kamu kurang gizi karena Mama banyak pikiran."

Syila cukup terhenyak tapi jujur hatinya tidak percaya begitu saja pada laki-laki. Ia tidak ingin terseret pada bujuk rayu hingga akhirnya di khianati dan di duakan karena laki-laki tidak akan pernah puas pada satu wanita.

Namun harus di akuinya setiap melihat wajah Bang Anom hatinya terasa bergetar dan ia tidak memahami apapun yang ia rasakan.

"Nanti Bli tidur dimana?" Tanya Syila hati-hati.

"Di luar, kenapa? Mau di temani?" Bang Anom balik bertanya karena sebenarnya ada rasa yang tidak sanggup ia uraikan.

"Nggak."

"Ya sudah, saya keluar. Makan malam mu juga sudah habis. Kalau ada apa-apa, kamu panggil saya saja..!! Jangan ke kamar mandi sendirian..!!" Kata Bang Anom. Ia pun melangkah keluar.

"Bli..!!!!"

"Ada lagi??" Tanya Bang Anom.

"Jangan jauh ya Bli.. Syila takut."

"Iya." Jawab Bang Anom singkat saja.

:

Bang Anom menghabiskan sisa nasi goreng yang ada. Ia melihat porsi di piringnya. Satu porsi itu sudah sangat mengenyangkan dirinya.

"Alhamdulillah Syila makan banyak. Aku jauh lebih tenang daripada Syila sakit seperti kemarin. Hatiku nyeri sekali melihat Syila terbaring penuh luka." Bang Anom menghapus air mata yang meleleh di pipi.

"Blii.. aaaaaahh..!!"

"Syilaaaa.. kenapa dek????" Secepatnya Bang Anom minum dan berlari ke kamar."

"Bliiiiiii..!!!!!!!"

"Iya dek.. ada apa?? Apa yang sakit???" Tanya Bang Anom.

Syila menunjuk dinding dengan ketakutan. Tangannya sampai dingin, bibirnya pucat kebiruan, tubuhnya gemetar. "Itu..!!"

Bang Anom menoleh apa yang sedang di tunjuk Syila. "Astaghfirullah hal adzim, Syilaa.. saya benar-benar kaget dek." Bang Anom memeluk Syila dan menenangkannya. Ternyata putri Dewantara sangat ketakutan melihat cicak.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

antara sedih dan pengen senyum...kasian syila harus merasakan hidup seperti itu sederhana...😊😊😊

2023-11-28

2

Nabil abshor

Nabil abshor

boleh nangis g nih??? atau,,,, paling enggak ketawa lah,,,,.boleh tidak????

2023-11-13

1

Yayuk Bunda Idza

Yayuk Bunda Idza

kita sama Syla punya kenangan buruk sama hewan satu itu, bawaannya geli aja bayangin kalo nempel dikulit hiii.....

2023-11-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!