Bab 20 Lolos Dari Kecurigaan

Sementara di ruang rapat, Hartono dan orang-orangnya tengah memeriksa satu persatu ponsel milik siswa di kelas Sovia. Mereka memeriksa dengan teliti. Namun tidak ada sesuatu yang mencurigakan. Justru mereka malah menemukan beberapa ponsel yang menyimpan video vulgar dan juga aplikasi yang tidak pantas. Hal itu membuat si empunya masuk ke daftar list yang akan mendapatkan hukuman.

"Sepertinya semua ponsel ini tidak ada yang milik si pelaku." seru Ryan, orang ahli yang di sewa oleh Hartono

"Apa kau yakin? walaupun akunnya sudah di hapus, pasti jejaknya masih tertinggal, kan?" tanya Hartono

"Iya tuan. Tapi ponsel-ponsel ini bersih. Justru saya malah menemukan beberapa siswa yang berkirim pesan sesuatu yang tidak pantas di akun sosmed mereka."

"Atau jangan-jangan pelaku tahu ponselnya akan di periksa lagi, makanya dia membuang ponselnya dan membeli yang baru." seru Andrew yang merupakan seorang polisi yang di sewa diam-diam olah Hartono.

Dia menggunakan uang untuk mengajak keduanya bekerjasama menangkap si pelaku. Tentu saja yang yang ia berikan tidaklah sedikit. Dia bahkan meminta bantuan Andrew untuk meredam asumsi publik dan mengatakan jika video itu palsu saat Hartono melakukan konferensi pers nantinya.

"Tapi tuan, ponsel-ponsel ini terlihat sudah lama di pakai oleh si pemiliknya. Jika pelaku menggunakan ponsel lain, itu artinya kita bisa mempersempit pencarian dengan memisahkan murid yang mempunyai ekonomi bawah dan atas. Karena mereka yang perekonomiannya rendah, tidak mungkin bisa membeli ponsel lain, bukan." terang Ryan

Keduanya mengangguk membenarkan. Jika benar begitu, maka Meraka harus memisahkan siswa yang mempunyai perekonomian tinggi dan rendah. Dan beruntungnya Karina masuk kedalam daftar siswa dengan perekonomian rendah yang artinya dia tidak di curigai oleh Hartono.

"Panggil siswa yang masuk daftar list!! Mereka harus mendapatkan hukuman karena terbukti menyimpan video dan aplikasi yang tidak pantas." perintah Hartono

"Baik tuan." sahut kepala sekolah. Baru saja kepala sekolah keluar dari ruangan tersebut, tiba-tiba bodyguard nya masuk dengan tergesa-gesa.

"Tu-tuan, gawat tuan."

"Ada apa?" tanya Hartono

"I-itu, nona Sovia membuat ulah di kelas."

"Ck ... Dasar anak itu ... " Hartono terlihat geram dan segera ke kelas Sovia

...----------------...

Karina merasa kesal dengan ucapan Bima. Ingin marah pun percuma karena Bima pasti mempunyai alasan tertentu. Tapi tidak bisakah dia membantunya walau hanya sedikit saja?

"Huh ... Rasanya aku sudah muak dengan mereka semua. Andai aku kaya raya, aku akan menghancurkan mereka satu persatu biar tahu rasa." geram Karina dalam hati. Dia memilih kembali ke kelas daripada mengisi perutnya di kantin. Namun, dia justru di kejutkan dengan kedatangan makhluk kasat mata yang berdiri dengan angkuhnya, seolah sudah menunggu kedatangannya.

"Ck ... " Karina berdecak kesal. Belum reda emosinya karena ucapan pak Bima, sekarang dia harus bertemu dengan Sovia. Padahal gadis itu tidak masuk hari ini tapi kenapa sekarang dia ada di kelas? Apa Sovia merindukannya?

"Akhirnya kita bertemu juga Kirana. Aku datang untuk membuat perhitungan denganmu." seru Sovia

"Apa maksudmu?" tanya Karina

"Tidak usah pura-pura tidak tahu. Aku yakin, kau adalah orang yang sudah menyebarkan video itu. Iya kan?" tuduh Sovia.

Karina berdecih pelan. Dia mencoba untuk tenang dan menatap sinis Sovia. "Kenapa kau bisa menuduh ku seperti itu? Aku baru datang dan kau langsung menindas ku waktu itu. Lalu bagaimana aku bisa merekam apalagi menyebar video itu, hah?" Karina maju dan berdiri tepat di depan Sovia dan kembali berkata, "Lain kali berfikir pake otak. Atau jangan-jangan otakmu sudah tidak berfungsi karena sudah lama tidak kau gunakan, hah?"

"Kau ... " Sovia menatap tajam Karina. Dia yakin jika pelakunya adalah gadis itu. Memang benar saat itu Kirana baru saja datang dan dia langsung merundungnya. Tapi bisa saja dia berkomplot dengan orang lain untuk merekam perbuatannya.

Dia sangat yakin karena saat itu, Kirana tidak melakukan perlawanan apapun. Seolah dia sengaja agar dirinya terlihat kejam. Tapi menurut ayahnya, tidak ditemukan video apapun di ponsel Kirana. Padahal setelah video itu viral, pihak sekolah langsung melakukan razia ponsel. Dan pelaku pasti tidak menyangka hal itu akan terjadi. Tapi kenapa Kirana bisa lolos dari kecurigaan?

"Kenapa? Kau tidak terima? Aku hanya mengatakan kenyataannya. Lagipula, tidak hanya aku yang kau bully." Karina kembali mendekat dan berbisik, "bisa saja diam-diam ada yang menaruh dendam padamu. Dia sudah menyiapkan kejutan untukmu dan membalas semua perbuatan mu selama ini. Jadi, bersiaplah!!"

Sovia mengepalkan kedua tangannya erat dan mendorong keras Karina hingga mundur beberapa langkah. "DIAM KAU, SIALAN!!" bentaknya

"AKU TAHU JIKA KAU ADALAH PELAKUNYA. KAU PASTI BERKOMPLOT DENGAN ORANG LAIN UNTUK MENJEBAKKU, KAN?" teriaknya lagi

Karina hanya tertawa sinis. Ekor matanya melirik kearah Bagas yang terlihat gemetar diantara teman-temannya yang lain. Tapi dia seolah tidak perduli dan kembali menatap Sovia. "Apa kau mempunyai bukti?"

"AKU TIDAK MEMBUTUHKAN BUKTI KARENA AKU YAKIN KAULAH PELAKUNYA. DAN AKU AKAN MEMBALAS MU, SIALAN." Sovia menarik rambut Karina dan menghempaskan Karina di meja. Dia kembali menarik kerah Karina dan melayangkan beberapa tamparan di pipi gadis itu.

"MATI SAJA KAU, SIALAN!!" tangan Sovia kembali terangkat dan hendak menampar Karina. Namun suara seseorang berhasil menghentikannya.

"SOVIA!!!"

Deg

Sovia menoleh dan melihat ayahnya sudah berdiri di depan pintu dengan wajah merah padam.

"LEPASKAN DIA ATAU DADDY AKAN MENCABUT SEMUA FASILITAS MU!!" ancam Hartono

Sovia mendengus kesal dan melepaskan Karina dengan kasar. "Sekarang kau selamat, tapi tidak untuk lain kali. Lihat saja, aku akan kembali membuat perhitungan dengan mu dan mencabut beasiswa yang kau dapat." bisik Sovia

Karina hanya diam saja dengan kepala yang menunduk. Dia memegang pipinya yang terasa nyeri akibat tamparan Sovia.

"Brengsek!! Jika bukan karena akting, aku pasti sudah menghabisinya." batin Karina geram.

"Apa yang kau lakukan, hah? Bukankah Daddy sudah bilang. Jangan berulah lagi!! Apa kau tidak malu menjadi perbincangan banyak orang?" sentak Hartono.

"Tapi dad. Aku yakin jika dialah pelakunya." protes Sovia

"Pulang!!"

"Tapi dad ... "

"DADDY BILANG, PULANG!!"

Sovia menghentakkan kedua kakinya kesal dan pergi begitu saja. Hal itu membuat Hartono menghela nafas panjang. Dia menatap Karina yang menunduk dengan rambut yang menutupi wajahnya.

"Kau yang bernama Kirana?" tanya Hartono yang dijawab anggukan pelan oleh Karina.

"Maaf atas apa yang sudah dilakukan Sovia. Kau tenang saja, aku akan segera menangkap pelakunya agar kau tidak tertekan dengan opini masyarakat diluar sana." setelah mengatakan hal itu, Hartono pergi dari sana.

Sedangkan Karina jangan di tanya lagi. Dia tertawa dalam hati karena ucapan Hartono sama dengan Bima. Mereka berfikir jika dia tertekan dengan video tersebut. Padahal dia sangat ingin semua pelaku perundungan mendapat hukuman. Tapi sepertinya semua tidak semudah itu. Apalagi Sovia kembali mengancam akan mencabut beasiswa Kirana. Jika dia melawan, Kirana bisa kehilangan semua impian nya. Tapi apa Kirana masih bisa bertahan?

Terpopuler

Comments

Nasywa Humaira Zidny

Nasywa Humaira Zidny

emangnya yang memberi beasiswa itu di Sovia yah kok bisa seenaknya saja main ngancam cabut beasiswa sudah gila kali

2024-05-21

0

murniati cls

murniati cls

Napa tak dia blg BKN soal vidio tp soal bullying yg dia dpt biar dbyr

2024-03-24

0

🪷white lotes🪷

🪷white lotes🪷

lucu bgt kata katanya

2023-12-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Lelah
2 Bab 2 Mati Otak
3 Bab 3 Menyamar
4 Bab 4 Di Bully
5 Bab 5 Tidak Ada Harapan Untuk Hidup
6 Bab 6 Buku Diary
7 Bab 7 Sovia
8 Bab 8 Di Permalukan
9 Bab 9 Bagas
10 Bab 10 Surat Peringatan
11 Bab 11 Mencari Rumah Bagas
12 Bab 12 Rencana Karina
13 Bab 13 Video
14 Bab 14 Razia
15 Bab 15 Di Hapus
16 Bab 16 Gagal
17 Bab 17 Takut
18 Bab 18 Kedatangan Hartono
19 Bab 19 Curiga?
20 Bab 20 Lolos Dari Kecurigaan
21 Bab 21 Cantika Menemui Kirana (Karina)
22 Bab 22 Membuat Keributan
23 Bab 23 Membalas
24 Bab 24 Leo
25 Bab 25 Aku Akan Membantumu
26 Bab 26 Aku Akan Membalas Kalian
27 Bab 27 Konferensi Pers
28 Bab 28 Jangan Sedih
29 Bab 29 Pulang
30 Bab 30 Menolak
31 Bab 31 Melawan
32 Bab 32 Surat Peringatan 2
33 Bab 33 Ruang Keamanan?
34 Bab 34 Rencana
35 Bab 35 Leo Reynand Aditama
36 Bab 36 Siapa Kakak Sebenarnya?
37 Bab 37 Inilah Aku
38 Bab 38 Mengunjungi Kirana
39 Bab 39 Mengunjungi Kirana 2
40 Bab 40 Menemui Karina
41 Bab 41 Menyusun Rencana
42 Bab 42 Masuk Perangkap
43 Bab 43 Di Sekap
44 Bab 44 Aku Saudara Kembar Kirana
45 Bab 45 Luapan Emosi Karina
46 Bab 46 Keputusan
47 Bab 47 Video Pengakuan
48 Bab 48 Bantuan Rendra
49 Bab 49 Kehancuran Hartono
50 Bab 50 Penyesalan Sovia
51 Bab 51 Aku Akan Mencoba Untuk Ikhlas
52 Bab 52 Pulang 2
53 Bab 53 Berbaikan
54 Bab 54 Keluarga Adalah Segalanya
55 Bab 55 Pasrah
56 Bab 56 Kami Ingin Mengadopsi Si Kembar
57 Bab 57 Pergi Untuk Selama-lamanya
58 Bab 58 Kenangan
59 Bab 59 Ungkapan Rasa
60 Bab 60 Di Tolak?
61 Bab 61 Mabuk
62 Bab 62 Berbicara Pada Bintang
63 Bab 63 Apa Yang Terjadi Semalam?
64 Bab 64 Mencoba
65 Bab 65 Menemui Calon Istri
66 Bab 66 Perasaan Yang Terbalas
67 Bab 67 Pertunangan
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 Lelah
2
Bab 2 Mati Otak
3
Bab 3 Menyamar
4
Bab 4 Di Bully
5
Bab 5 Tidak Ada Harapan Untuk Hidup
6
Bab 6 Buku Diary
7
Bab 7 Sovia
8
Bab 8 Di Permalukan
9
Bab 9 Bagas
10
Bab 10 Surat Peringatan
11
Bab 11 Mencari Rumah Bagas
12
Bab 12 Rencana Karina
13
Bab 13 Video
14
Bab 14 Razia
15
Bab 15 Di Hapus
16
Bab 16 Gagal
17
Bab 17 Takut
18
Bab 18 Kedatangan Hartono
19
Bab 19 Curiga?
20
Bab 20 Lolos Dari Kecurigaan
21
Bab 21 Cantika Menemui Kirana (Karina)
22
Bab 22 Membuat Keributan
23
Bab 23 Membalas
24
Bab 24 Leo
25
Bab 25 Aku Akan Membantumu
26
Bab 26 Aku Akan Membalas Kalian
27
Bab 27 Konferensi Pers
28
Bab 28 Jangan Sedih
29
Bab 29 Pulang
30
Bab 30 Menolak
31
Bab 31 Melawan
32
Bab 32 Surat Peringatan 2
33
Bab 33 Ruang Keamanan?
34
Bab 34 Rencana
35
Bab 35 Leo Reynand Aditama
36
Bab 36 Siapa Kakak Sebenarnya?
37
Bab 37 Inilah Aku
38
Bab 38 Mengunjungi Kirana
39
Bab 39 Mengunjungi Kirana 2
40
Bab 40 Menemui Karina
41
Bab 41 Menyusun Rencana
42
Bab 42 Masuk Perangkap
43
Bab 43 Di Sekap
44
Bab 44 Aku Saudara Kembar Kirana
45
Bab 45 Luapan Emosi Karina
46
Bab 46 Keputusan
47
Bab 47 Video Pengakuan
48
Bab 48 Bantuan Rendra
49
Bab 49 Kehancuran Hartono
50
Bab 50 Penyesalan Sovia
51
Bab 51 Aku Akan Mencoba Untuk Ikhlas
52
Bab 52 Pulang 2
53
Bab 53 Berbaikan
54
Bab 54 Keluarga Adalah Segalanya
55
Bab 55 Pasrah
56
Bab 56 Kami Ingin Mengadopsi Si Kembar
57
Bab 57 Pergi Untuk Selama-lamanya
58
Bab 58 Kenangan
59
Bab 59 Ungkapan Rasa
60
Bab 60 Di Tolak?
61
Bab 61 Mabuk
62
Bab 62 Berbicara Pada Bintang
63
Bab 63 Apa Yang Terjadi Semalam?
64
Bab 64 Mencoba
65
Bab 65 Menemui Calon Istri
66
Bab 66 Perasaan Yang Terbalas
67
Bab 67 Pertunangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!