Beberapa hari berada di posisi Kirana, membuat Karina tahu semuanya. Mulai dari letak ruangan di sekolah tersebut, siapa saja guru yang mengajar di sana dan siapa saja murid yang terlibat dalam pembullyan yang di alami adiknya.
Dia bahkan sudah hafal, apa saja yang mereka lakukan untuk membully Kirana. Dan tentu saja dia bisa dengan mudah melawan mereka yang menindasnya.
Seperti hari ini, dia di tarik oleh beberapa siswa ke lapangan. Namun dia tidak menujukan wajah takut ataupun memberontak karena dia sudah tahu permainan mereka.
Karina di dorong di lapangan hingga tersungkur. Namun dia hanya diam saja. Dia berdiri dan membersihkan seragamnya yang kotor sambil menatap satu persatu siswa yang mengelilinginya.
"Kalian ingin bermain? Oke, aku akan ikut." seru Karina yang membuat semua yang ada di sana terlihat bingung. Namun aba-aba dari Sovia, membuat mereka segera melakukan perintahnya.
Dua siswa memegang kedua tangan Karina, sementara yang lain bersiap untuk menghajarnya. Namun apa yang terjadi?
Karina menendang siswa di depannya hingga tersungkur dan menarik kedua tangannya keras, sehingga siswa yang memegang kedua tangannya ikut tertarik.
Semua yang melihatnya mulai mundur. Tapi Karina tidak melepaskan mereka begitu saja. Dia menarik satu persatu siswa yang ada di sana dan menghadiahi mereka pukulan keras.
Mereka semua berteriak dan memohon ampun. Namun Karina seolah menggila. Dia tertawa senang melihat mereka yang kesakitan.
"Kenapa kalian berteriak, hah? Bukankah ini permainan yang ingin kalian mainkan? Ayo kita lakukan!!" teriak Karina
Sovia yang melihat hal itu, buru-buru kabur. Dia pergi ke ruang kepala sekolah dan menerobos masuk begitu saja. Namun bukannya marah, Kepala sekolah justru terlihat khawatir pada Sovia.
"Ada apa Sovia? Kenapa kau berlari ketakutan seperti itu?" tanya kepala sekolah
"Pak, i-itu Kirana. Dia menggila pak. Dia menganiaya siswa-siswa yang lain." seru Sovia dengan nafas yang terengah-engah
"Apa? Kirana? Tidak bisa di biarkan." Kepala sekolah keluar dari ruangannya untuk melihat langsung apa yang Kirana lakukan.
Dan betapa terkejutnya dia saat melihat adegan dimana Kirana menarik rambut seorang siswa yang berlutut di depannya.
"KIRANA!!" teriak Kepala sekolah
Karina melihat kearah sumber suara yang memanggil namanya. Dia tertegun karena kepala sekolah berdiri di sana dengan wajah merah padam.
"Ikut ke ruanganku!!" perintahnya
Karina mendorong kepala siswa dengan kasar dan mengikuti kepala sekolah. Dia ingin tahu, apa yang akan pria itu lakukan padanya.
"Apa kau tahu, apa kesalahan mu?" tanya kepala sekolah dengan ekspresi wajah yang dingin
"Maaf pak, apa bapak tahu apa yang saya alami selama ini?" bukanya menjawab pertanyaan kepala sekolah, Karina justru berbalik bertanya dengan wajah yang tenang.
Kepala sekolah terdiam. Dia tahu apa yang Kirana alami. Namun sama dengan yang lainnya, dia tidak bisa berbuat apa-apa karena posisinya di pertaruhkan.
Jika dia membela Kirana atau tidak menuruti perintah Sovia, maka dia bisa saja di pecat. Untuk itu, dia memilih untuk diam.
"Apa kau tidak mempunyai rasa sopan santun? Aku bertanya padamu, tapi kau tidak menjawabnya. Ini kah yang orang tuamu ajarkan?" sentak kepala sekolah
Karina mulai emosi karena secara tidak langsung, kepala sekolah sudah menghina kedua orang tuanya.
"Maaf membuatmu kecewa pak. Tapi orang tua saya sudah meninggal saat saya berusia 10 tahun. Mereka belum sempat mengajarkan bagaimana bersikap sopan santun pada orang yang lebih tua. Tapi setidaknya mereka mengajarkan ku untuk membela diri jika kita di sakiti dan melindungi orang yang lemah." ucap Karina dengan nafas yang memburu
Lagi-lagi kepala sekolah hanya bisa terdiam. Ucapan Karina seolah di tunjukkan padanya. Untuk itu, dia langsung mengeluarkan sebuah surat dan memberikan pada Karina.
"Ini surat peringatan pertama untukmu. Aku akan memberimu skors selama 2 hari. Itu hukuman paling ringan dari ku. Tapi, jika kau melakukan kesalahan yang sama, maka aku akan memberikan sanksi berat untuk mu. Apa kau mengerti?"
Karina mengepalkan tangannya erat. Dia merasa semua ini tidak adil. Selama ini mereka menindasnya dan memperlakukannya seperti sampah. Tapi mereka tidak mendapatkan teguran apapun. Dan sekarang, dia hanya membela diri dengan membalas apa yang mereka lakukan padanya, tapi dia sudah mendapatkan surat peringatan pertama.
Gila!! Ini benar-benar gila!!
Karina mengambil surat tersebut dan langsung keluar begitu saja dari ruangan kepala sekolah. Apa yang terjadi hari ini membuatnya harus memutar otak untuk mencari cara membalas para pelaku tanpa menggunakan kekuatan karena hal itu nyatanya membuat ia yang terkena imbasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Dynamite
good job twins, teruskan hantam mereka 😆😆
2024-05-24
1