Bab 12 Rencana Karina

Karina kembali menjadi dirinya sendiri. Dia mengikat rambutnya ekor kuda tanpa make up yang menempel di wajahnya. Tidak lupa ia memakai topi dan jaket kebanggaan nya.

"Malam ini juga, aku harus menemukan alamat Bagas." gumam Karina. Dia mencoba mencari di kamar Kirana. Siapa tahu Kirana mencatat alamat teman-temannya. Namun ia tidak menemukannya di manapun. Lalu dia mengambil ponsel Kirana dan menemukan kontak milik Bagas.

Karina tersenyum senang. Dia mengirim pesan pada pria itu dan menanyakan alamatnya. Dia beralasan ingin meminjam buku karena bagaimanapun Karina di skors selama dua hari oleh kepala sekolah.

Untungnya Bagas tidak curiga dan langsung mengirim alamatnya pada Karina.

Karina tersenyum senang. Ia meraih tasnya dan bergegas ke alamat yang Bagas kirimkan padanya.

Karina menyetop taksi dan memberikan alamat Bagas pada si sopir karena dia sendiri tidak tahu di mana alamat tersebut. Dan setelah menempuh perjalanan -+ 30 menit, taksi yang ia tumpangi berhenti tepat di depan pagar rumah yang mewah.

Karina memastikan kembali pada si sopir tentang alamat tersebut karena takut ia datang ke alamat yang salah. Namun sopir tersebut mengatakan jika itu memang benar alamat rumah yang Karina cari.

Karina membayar argo taksi sebelum turun. Dia melihat ke dalam melalui pagar, rumah mewah yang membuatnya tidak berkedip sedikitpun.

"Aku tidak menyangka jika Bagas anak orang kaya. Tapi kenapa kemarin dia bilang seolah dia orang susah? Apa maksud nya berkata takut usaha orang tuanya memasukkan nya di sekolah itu sia-sia?" gumam Karina. Dia memencet bel berulang kali hingga datang seorang satpam dan bertanya padanya.

"Non siapa? Dan ada perlu apa datang kemari?" tanya pak satpam

"Aku ingin bertemu dengan Bagas, pak. Tadi aku sudah menghubunginya." seru Karina

"Oh non Kirana ya. Den Bagas sudah menunggu non Kirana di dalam." pak satpam membuka pagar untuk Karina dan mengantarnya masuk.

Lagi-lagi Karina berdecak kagum melihat interior rumah Bagas. Sampai dia mendengar suara langkah kaki seseorang menuruni anak tangga. Dia menoleh dan melihat Bagas yang nampak mengerutkan keningnya.

"Siapa kau?" tanya Bagas

"Aku Karina, kakak Kirana. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan mu. Ini mengenai Kirana." seru Karina

Bagas menatap curiga Karina. Dia menatap penampilan Karina yang terlihat berbeda dengan Kirana. Di tambah lagi, gadis itu tidak pernah bercerita jika ia memiliki seorang kakak. Yang Bagas tahu mengenai Kirana adalah jika gadis itu yatim piatu.

"Kenapa? Kau tidak percaya jika aku adalah kakak Kirana?" tanya Karina. Dia menatap Bagas yang diam saja. Hingga Karina menunjukkan fotonya bersama Kirana yang membuat Bagas percaya.

"Maafkan aku kak, aku tidak tahu kalau Kirana mempunyai seorang kakak. Dia juga tidak pernah bercerita padaku. Ya, bisa di bilang Kirana sangat tertutup." seru Bagas

"Tidak masalah."

Bagas mempersilahkan Karina untuk duduk dan berkata, "Jadi, ada apa kakak datang kemari? Di mana Kirana?" tanya Bagas

"Sebenarnya, aku yang mengirim pesan padamu menggunakan ponsel Kirana. Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padamu. Ini mengenai Kirana."

Bagas terdiam. Entah mengapa perasaannya tidak enak. Apa jangan-jangan kakak Kirana ingin menanyakan apa yang terjadi pada Kirana selama ini? Pikir Bagas

Dan memang benar. Kirana mulai menanyakan pada Bagas tentang apa yang terjadi pada Kirana. Dia beralasan menemukan surat peringatan dari sekolah di tas Kirana dan melihat nilai Kirana yang menurun.

"Apa kau tahu sesuatu? Kirana anak yang baik. Bahkan dia sangat pintar sampai-sampai mendapatkan beasiswa. Jadi rasanya aneh sekali jika dia mendapatkan surat peringatan dan nilainya menurun." seru Karina

"Dia juga sering mengeluh lelah setelah pulang sekolah. Aku sudah berulang kali bertanya padanya. Tapi dia selalu menjawab jika dia baik-baik saja." lanjut Karina. Sebenarnya dia sudah tahu jika adiknya mengalami pembullyan di sekolah. Dia bertanya pada Bagas karena ingin tahu lebih detail dan hal itu bisa ia jadikan alasan untuk meminta membantu Bagas.

"Ma-maaf kak, aku tidak tahu apa-apa. Kami memang satu kelas. Tapi aku tidak terlalu dekat dengan Kirana." seru Bagas yang membuat Karina menggeram kesal. Kenapa pria itu berbohong? Jelas-jelas ia tahu apa yang terjadi pada Kirana. Apa dia takut Karina akan mendatangi pihak sekolah untuk membuat perhitungan?

Bagas tidak tahu saja jika sebenarnya Kirana yang sekarang dia temui setiap hari di sekolah adalah Karina.

"Apa kau yakin tidak tahu apapun?" tanya Kirana mengintimidasi

Bagas terlihat gugup. Kedua matanya bergerak kesana-kemari karena tidak berani menatap mata Karina.

"Apa Kirana mengalami pembullyan di sekolah?" tanya Karina

Bagas menelan ludahnya kasar. Jika dia mengatakan yang sebenarnya, dia takut kakak Karina akan menemui pelaku dan dirinya bisa dalam masalah karena bagaimanapun dia yang sudah memberikan informasi itu. Tapi jika dia diam saja, bisa saja kakak Kirana terus mengintimidasinya.

"Aku harap kau tidak membohongiku. Jika hal itu sampai terjadi, maka kau orang pertama yang harus bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada Kirana." ancam Karina

"Ba-baiklah. A-aku akan mengatakan yang sebenarnya. Tapi aku mohon jangan bawa-bawa diriku dalam masalah ini. Aku tidak mau di keluarkan dari sekolah." ucapnya takut

Karina mengangguk pelan dan Bagas mulai menceritakan dari awal mula Kirana mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan di sekolah hanya karena gadis itu miskin dan bisa masuk ke sekolah elit tersebut melalui jalur beasiswa.

Bagas menceritakan secara detail apa yang Kirana alami. Gadis itu tidak berani melawan karena di ancam oleh Sovia dengan mencabut beasiswanya. Itu sebabnya Kirana hanya bisa diam dan menangis saat di bully oleh orang-orang suruhan Sovia. Bahkan gadis itu pernah pingsan di lapangan namun tidak ada yang menolongnya.

Karina mengepalkan tangannya mendengarnya. Dia tidak menyangka jika mereka sekejam itu. Bahkan balasan yang ia lakukan kemarin belum ada apa-apanya di bandingkan dengan apa yang Kirana alami. Namun sayangnya dia langsung mendapatkan surat peringatan yang membuatnya kesal.

"Selain Sovia, siapa lagi yang melakukan hal keji itu pada adikku?" tanya Karina geram

"Semua ikut andil karena mereka di perintahkan oleh Sovia." jawab Bagas

Karina mengangguk paham. "Terimakasih atas informasinya. Tapi aku ingin kau melakukan sesuatu untuk ku." seru Karina

"A-apa itu?" tanya Bagas

"Aku ingin kau membantuku membongkar kejahatan mereka."

Deg

Bagas segera menggelengkan kepalanya menolak permintaan Karina. Dia tidak mau terlibat terlalu dalam. Bukan karena dia tidak setia kawan. Tapi masa depannya juga menjadi taruhannya jika ia melawan Sovia.

"Ma-maafkan aku, aku tidak bisa membantu mu." tolak Bagas

"Kau tenang saja. Aku sudah mengaturnya agar tidak ada yang tahu jika kau terlibat. Kau hanya perlu menurut saja dan lakukan tugasmu dengan baik. Aku berani jamin, kau akan aman." seru Karina

Bagas nampak terdiam. Dia ragu untuk melakukan namun mendengar ucapan Karina yang meyakinkan, akhirnya ia setuju untuk membantunya.

Terpopuler

Comments

Dev

Dev

harusnya direkam gk sih..bisa jd bukti..

2024-05-15

1

Acih Suarsih

Acih Suarsih

tambah seru ceritanya, lanjut kak

2023-11-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Lelah
2 Bab 2 Mati Otak
3 Bab 3 Menyamar
4 Bab 4 Di Bully
5 Bab 5 Tidak Ada Harapan Untuk Hidup
6 Bab 6 Buku Diary
7 Bab 7 Sovia
8 Bab 8 Di Permalukan
9 Bab 9 Bagas
10 Bab 10 Surat Peringatan
11 Bab 11 Mencari Rumah Bagas
12 Bab 12 Rencana Karina
13 Bab 13 Video
14 Bab 14 Razia
15 Bab 15 Di Hapus
16 Bab 16 Gagal
17 Bab 17 Takut
18 Bab 18 Kedatangan Hartono
19 Bab 19 Curiga?
20 Bab 20 Lolos Dari Kecurigaan
21 Bab 21 Cantika Menemui Kirana (Karina)
22 Bab 22 Membuat Keributan
23 Bab 23 Membalas
24 Bab 24 Leo
25 Bab 25 Aku Akan Membantumu
26 Bab 26 Aku Akan Membalas Kalian
27 Bab 27 Konferensi Pers
28 Bab 28 Jangan Sedih
29 Bab 29 Pulang
30 Bab 30 Menolak
31 Bab 31 Melawan
32 Bab 32 Surat Peringatan 2
33 Bab 33 Ruang Keamanan?
34 Bab 34 Rencana
35 Bab 35 Leo Reynand Aditama
36 Bab 36 Siapa Kakak Sebenarnya?
37 Bab 37 Inilah Aku
38 Bab 38 Mengunjungi Kirana
39 Bab 39 Mengunjungi Kirana 2
40 Bab 40 Menemui Karina
41 Bab 41 Menyusun Rencana
42 Bab 42 Masuk Perangkap
43 Bab 43 Di Sekap
44 Bab 44 Aku Saudara Kembar Kirana
45 Bab 45 Luapan Emosi Karina
46 Bab 46 Keputusan
47 Bab 47 Video Pengakuan
48 Bab 48 Bantuan Rendra
49 Bab 49 Kehancuran Hartono
50 Bab 50 Penyesalan Sovia
51 Bab 51 Aku Akan Mencoba Untuk Ikhlas
52 Bab 52 Pulang 2
53 Bab 53 Berbaikan
54 Bab 54 Keluarga Adalah Segalanya
55 Bab 55 Pasrah
56 Bab 56 Kami Ingin Mengadopsi Si Kembar
57 Bab 57 Pergi Untuk Selama-lamanya
58 Bab 58 Kenangan
59 Bab 59 Ungkapan Rasa
60 Bab 60 Di Tolak?
61 Bab 61 Mabuk
62 Bab 62 Berbicara Pada Bintang
63 Bab 63 Apa Yang Terjadi Semalam?
64 Bab 64 Mencoba
65 Bab 65 Menemui Calon Istri
66 Bab 66 Perasaan Yang Terbalas
67 Bab 67 Pertunangan
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 Lelah
2
Bab 2 Mati Otak
3
Bab 3 Menyamar
4
Bab 4 Di Bully
5
Bab 5 Tidak Ada Harapan Untuk Hidup
6
Bab 6 Buku Diary
7
Bab 7 Sovia
8
Bab 8 Di Permalukan
9
Bab 9 Bagas
10
Bab 10 Surat Peringatan
11
Bab 11 Mencari Rumah Bagas
12
Bab 12 Rencana Karina
13
Bab 13 Video
14
Bab 14 Razia
15
Bab 15 Di Hapus
16
Bab 16 Gagal
17
Bab 17 Takut
18
Bab 18 Kedatangan Hartono
19
Bab 19 Curiga?
20
Bab 20 Lolos Dari Kecurigaan
21
Bab 21 Cantika Menemui Kirana (Karina)
22
Bab 22 Membuat Keributan
23
Bab 23 Membalas
24
Bab 24 Leo
25
Bab 25 Aku Akan Membantumu
26
Bab 26 Aku Akan Membalas Kalian
27
Bab 27 Konferensi Pers
28
Bab 28 Jangan Sedih
29
Bab 29 Pulang
30
Bab 30 Menolak
31
Bab 31 Melawan
32
Bab 32 Surat Peringatan 2
33
Bab 33 Ruang Keamanan?
34
Bab 34 Rencana
35
Bab 35 Leo Reynand Aditama
36
Bab 36 Siapa Kakak Sebenarnya?
37
Bab 37 Inilah Aku
38
Bab 38 Mengunjungi Kirana
39
Bab 39 Mengunjungi Kirana 2
40
Bab 40 Menemui Karina
41
Bab 41 Menyusun Rencana
42
Bab 42 Masuk Perangkap
43
Bab 43 Di Sekap
44
Bab 44 Aku Saudara Kembar Kirana
45
Bab 45 Luapan Emosi Karina
46
Bab 46 Keputusan
47
Bab 47 Video Pengakuan
48
Bab 48 Bantuan Rendra
49
Bab 49 Kehancuran Hartono
50
Bab 50 Penyesalan Sovia
51
Bab 51 Aku Akan Mencoba Untuk Ikhlas
52
Bab 52 Pulang 2
53
Bab 53 Berbaikan
54
Bab 54 Keluarga Adalah Segalanya
55
Bab 55 Pasrah
56
Bab 56 Kami Ingin Mengadopsi Si Kembar
57
Bab 57 Pergi Untuk Selama-lamanya
58
Bab 58 Kenangan
59
Bab 59 Ungkapan Rasa
60
Bab 60 Di Tolak?
61
Bab 61 Mabuk
62
Bab 62 Berbicara Pada Bintang
63
Bab 63 Apa Yang Terjadi Semalam?
64
Bab 64 Mencoba
65
Bab 65 Menemui Calon Istri
66
Bab 66 Perasaan Yang Terbalas
67
Bab 67 Pertunangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!