Bab 7 Sovia

Keesokan harinya, Karina bersiap untuk pergi ke sekolah. Tapi sebelum itu dia mampir di rumah sakit untuk melunasi biaya administrasi rumah sakit.

"Perfect." ucapnya di depan cermin. Mulai sekarang dia harus bisa dan membiasakan diri berpenampilan seperti Kirana setiap paginya, agar bisa bersekolah dan membalas Sovia dan yang lainnya.

Setelah memastikan penampilannya hari ini, dia bergegas untuk pergi ke rumah sakit terlebih dahulu. Dia menaiki kendaraan umum agar cepat sampai di Rumah sakit. Baru setelahnya dia pergi ke bagian administrasi untuk membayar biaya pengobatan adiknya.

Karina merasa lega karena bisa membayar lunas pengobatan Kirana sampai satu bulan kedepan. Dia tidak tahu sampai kapan Kirana bisa bertahan. Tapi setidaknya dia sudah berusaha membuat Kirana tetap bernafas walaupun menggunakan alat bantu sekaligus.

"Aku berangkat sekolah dulu Kiran. Nanti sepulang sekolah, aku kesini lagi " ucap Karina. Dia berpesan pada suster untuk menjaga adiknya.selama dia tidak ada di sampingnya. Baru setelahnya dia bergegas untuk pergi ke sekolah.

Lagi-lagi Karina menggunakan kendaraan umum karena sebentar lagi bel tanda masuk akan berbunyi. Dia tidak ingin terlambat dan mendapatkan hukuman.

 Namun, baru beberapa langkah ia memasuki area sekolah, dia di sambut dengan seember air yang disiramkan padanya. Karina mematung. Dia mengepalkan tangannya dan menatap semua siswa yang menertawakannya.

"Ha ... Ha ... Ha ... Rasakan!!! Itu balasan karena kau berani dengan Sovia." teriak salah satu dari mereka

Karina mendengus kesal. Lagi-lagi Sovia. Memangnya siapa dia? Apa wanita itu mempunyai peranan penting, sehingga semua membelanya? Pikir Karina. Dia memikirkan cara untuk membalas mereka semua. Hingga dia melihat ada tukang kebun yang sedang menyiram tanaman. Dia tersenyum dan menghampiri tukang kebun tersebut.

Tanpa permisi, Karina merebut selang air dari tukang kebun dan menggunakannya untuk membalas siswa yang tadi menertawakannya.

"Kyaaa .... Hentikan!!" teriak mereka terkejut. Bahkan saat mereka berusaha menghindar, Karina terus mengejarnya. Namun sayangnya selang yang ia gunakan tidak terlalu panjang. Dia tersenyum puas dan membuang selang itu begitu saja.

"Sepertinya aku membutuhkan baju ganti." gumamnya melihat diri sendiri. Baru saja dia tiba, tapi bajunya sudah basah. Dan sialnya dia tidak membawa baju ganti. Sepertinya besok dia harus membawanya untuk berjaga-jaga.

Karina mencari loker milik Kirana, berharap ada baju ganti di sana. Dan untungnya ada seragam olahraga di loker adiknya. Dia mengambil seragam tersebut dan membawanya ke toilet untuk ganti baju.

"Lumayanlah dari pada menggunakan baju basah." gumamnya menatap dirinya di cermin wastafel. Dia menyimpan seragamnya yang basah di kantong plastik dan memasukannya kedalam tas.

Namun saat dia hendak keluar dari toilet , lagi-lagi ada yang menghalanginya. "Mau apa kalian ?" tanya Karina

Tiga siswi itu adalah teman Karina di kelas. Mereka mendorong Karina hingga menabrak dinding toilet dan berkata, "Kami ingin membuat perhitungan karena kau sudah berani pada Sovia."

Karina memutar kedua bola matanya jengah. Sovia lagi, Sovia lagi. "Lalu, kalian ingin apa? memukuliku?" tanya Karina. Dia menarik salah satu tangan siswi tersebut dan mengarahkannya ke mukanya. "Lakukan yang keras!!" perintahnya

Ketiga siswi itu saling pandang. Salah satu dari mereka melayang sebuah pukulan, tapi berhasil di tahan oleh Karina.

Mereka terkejut dan dua di antaranya melakukankan hal yang sama. Tapi Karina bisa menghindar. Justru gadis itu berhasil menendang kaki mereka hingga meringis kesakitan.

Karina menarik rambut ketiganya yang membuat mereka memekik kesakitan dan meminta untuk dilepaskan.

"Akh ... Sakit!! Lepaskan kami!!"

"Aku akan melepaskan kalian, asalkan kalian mau menjawab pertanyaanku." Karina menarik rambut mereka dengan keras yang membuat ketiganya memekik dan mengiyakan ucapan Karina

"Bagus. Aku ingin bertanya, kenapa kalian harus repot-repot mematuhi perintah Sovia, hm?" tanya Karina

"A-apa kau lupa siapa dia, hah? Dia, anak dari pemilik sekolah ini. Tidak ada yang berani padanya karena takut di keluarkan dari sekolah."

"I-iya, bukannya kau juga mendapatkan ancaman dari Sovia?"

Karina mengerutkan keningnya. "Ancaman?" tanyanya refleks

Ketiganya saling pandang. Tidak mungkin gadis itu lupa dengan ancaman Sovia karena yang mereka tahu, selama ini Kirana menuruti semua keinginan Sovia karena takut dengan ancamannya.

"Kau benar-benar lupa? Apa kau juga melupakan perlakuan Sovia selama ini?"

"Apa maksudmu?" tanya Karina

"Kau di jadikan mainan oleh Sovia karena kau miskin dan bisa masuk ke sekolah ini melalui jalur beasiswa. Untuk itu, Kau selalu menjadikan bulan-bulanan oleh Sovia dan gengnya." terang salah satu siswi tersebut

"Aku curiga, jangan-jangan kau mengalami kecelakaan yang membuatmu seperti sekarang."

Karina terdiam mendengarnya. Tapi bukan karena mereka yang mencurigai dirinya, tapi karena ucapan mereka yang membuat dia tahu alasan kenapa mereka patuh pada Sovia dan kenapa Kirana selalu di bully.

Karina merasa geram. Dia melepas kasar rambut ketiga siswi tersebut dan bergegas mencari Sovia di kelas.

Terpopuler

Comments

adella🍃

adella🍃

semoga sopiiiiii-a mati ketabar truk, kejang" dan is dead

2023-11-12

4

☠ᵏᵋᶜᶟ❤️⃟Wᵃf 𝐊𝐢𝐤𝐲𝐀⃝🥀

☠ᵏᵋᶜᶟ❤️⃟Wᵃf 𝐊𝐢𝐤𝐲𝐀⃝🥀

Ya gini nih, lu kaya lu punya kuasa😌

2023-11-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Lelah
2 Bab 2 Mati Otak
3 Bab 3 Menyamar
4 Bab 4 Di Bully
5 Bab 5 Tidak Ada Harapan Untuk Hidup
6 Bab 6 Buku Diary
7 Bab 7 Sovia
8 Bab 8 Di Permalukan
9 Bab 9 Bagas
10 Bab 10 Surat Peringatan
11 Bab 11 Mencari Rumah Bagas
12 Bab 12 Rencana Karina
13 Bab 13 Video
14 Bab 14 Razia
15 Bab 15 Di Hapus
16 Bab 16 Gagal
17 Bab 17 Takut
18 Bab 18 Kedatangan Hartono
19 Bab 19 Curiga?
20 Bab 20 Lolos Dari Kecurigaan
21 Bab 21 Cantika Menemui Kirana (Karina)
22 Bab 22 Membuat Keributan
23 Bab 23 Membalas
24 Bab 24 Leo
25 Bab 25 Aku Akan Membantumu
26 Bab 26 Aku Akan Membalas Kalian
27 Bab 27 Konferensi Pers
28 Bab 28 Jangan Sedih
29 Bab 29 Pulang
30 Bab 30 Menolak
31 Bab 31 Melawan
32 Bab 32 Surat Peringatan 2
33 Bab 33 Ruang Keamanan?
34 Bab 34 Rencana
35 Bab 35 Leo Reynand Aditama
36 Bab 36 Siapa Kakak Sebenarnya?
37 Bab 37 Inilah Aku
38 Bab 38 Mengunjungi Kirana
39 Bab 39 Mengunjungi Kirana 2
40 Bab 40 Menemui Karina
41 Bab 41 Menyusun Rencana
42 Bab 42 Masuk Perangkap
43 Bab 43 Di Sekap
44 Bab 44 Aku Saudara Kembar Kirana
45 Bab 45 Luapan Emosi Karina
46 Bab 46 Keputusan
47 Bab 47 Video Pengakuan
48 Bab 48 Bantuan Rendra
49 Bab 49 Kehancuran Hartono
50 Bab 50 Penyesalan Sovia
51 Bab 51 Aku Akan Mencoba Untuk Ikhlas
52 Bab 52 Pulang 2
53 Bab 53 Berbaikan
54 Bab 54 Keluarga Adalah Segalanya
55 Bab 55 Pasrah
56 Bab 56 Kami Ingin Mengadopsi Si Kembar
57 Bab 57 Pergi Untuk Selama-lamanya
58 Bab 58 Kenangan
59 Bab 59 Ungkapan Rasa
60 Bab 60 Di Tolak?
61 Bab 61 Mabuk
62 Bab 62 Berbicara Pada Bintang
63 Bab 63 Apa Yang Terjadi Semalam?
64 Bab 64 Mencoba
65 Bab 65 Menemui Calon Istri
66 Bab 66 Perasaan Yang Terbalas
67 Bab 67 Pertunangan
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 Lelah
2
Bab 2 Mati Otak
3
Bab 3 Menyamar
4
Bab 4 Di Bully
5
Bab 5 Tidak Ada Harapan Untuk Hidup
6
Bab 6 Buku Diary
7
Bab 7 Sovia
8
Bab 8 Di Permalukan
9
Bab 9 Bagas
10
Bab 10 Surat Peringatan
11
Bab 11 Mencari Rumah Bagas
12
Bab 12 Rencana Karina
13
Bab 13 Video
14
Bab 14 Razia
15
Bab 15 Di Hapus
16
Bab 16 Gagal
17
Bab 17 Takut
18
Bab 18 Kedatangan Hartono
19
Bab 19 Curiga?
20
Bab 20 Lolos Dari Kecurigaan
21
Bab 21 Cantika Menemui Kirana (Karina)
22
Bab 22 Membuat Keributan
23
Bab 23 Membalas
24
Bab 24 Leo
25
Bab 25 Aku Akan Membantumu
26
Bab 26 Aku Akan Membalas Kalian
27
Bab 27 Konferensi Pers
28
Bab 28 Jangan Sedih
29
Bab 29 Pulang
30
Bab 30 Menolak
31
Bab 31 Melawan
32
Bab 32 Surat Peringatan 2
33
Bab 33 Ruang Keamanan?
34
Bab 34 Rencana
35
Bab 35 Leo Reynand Aditama
36
Bab 36 Siapa Kakak Sebenarnya?
37
Bab 37 Inilah Aku
38
Bab 38 Mengunjungi Kirana
39
Bab 39 Mengunjungi Kirana 2
40
Bab 40 Menemui Karina
41
Bab 41 Menyusun Rencana
42
Bab 42 Masuk Perangkap
43
Bab 43 Di Sekap
44
Bab 44 Aku Saudara Kembar Kirana
45
Bab 45 Luapan Emosi Karina
46
Bab 46 Keputusan
47
Bab 47 Video Pengakuan
48
Bab 48 Bantuan Rendra
49
Bab 49 Kehancuran Hartono
50
Bab 50 Penyesalan Sovia
51
Bab 51 Aku Akan Mencoba Untuk Ikhlas
52
Bab 52 Pulang 2
53
Bab 53 Berbaikan
54
Bab 54 Keluarga Adalah Segalanya
55
Bab 55 Pasrah
56
Bab 56 Kami Ingin Mengadopsi Si Kembar
57
Bab 57 Pergi Untuk Selama-lamanya
58
Bab 58 Kenangan
59
Bab 59 Ungkapan Rasa
60
Bab 60 Di Tolak?
61
Bab 61 Mabuk
62
Bab 62 Berbicara Pada Bintang
63
Bab 63 Apa Yang Terjadi Semalam?
64
Bab 64 Mencoba
65
Bab 65 Menemui Calon Istri
66
Bab 66 Perasaan Yang Terbalas
67
Bab 67 Pertunangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!