Akibat dari tersebarnya video amatir tentang pembullyan yang terjadi di sekolah IHS, banyak orang yang melakukan aksi demo di depan sekolah tersebut. Mereka menuntut pihak sekolah untuk menghukum pelaku dan mengeluarkannya dari sekolah.
Menurut mereka, pelaku tidak hanya mencoreng nama baik sekolah, tapi juga membuat dunia pendidikan terlihat buruk.
"Sekarang kita harus bagaimana pak? Di luar banyak warga yang demo atas video pembullyan yang terjadi di sini." seru pak Bima khawatir
"Aku juga tidak tahu. Tapi sepertinya kita harus meminta bantuan polisi untuk mengamankan warga. Jangan sampai mereka menerobos masuk dan membuat kekacauan." kepala sekolah menghubungi polisi dan mengatakan maksud tersebut. Dan tentu saja polisi segera bertindak. Namun sayangnya, mereka datang bukan untuk menangani kasus pembullyan yang terjadi, melainkan hanya untuk mengamankan warga.
Pihak sekolah seolah bungkam dengan apa yang terjadi. Mereka tidak melakukan klarifikasi apapun mengenai kasus tersebut. Dan hal itu membuat pihak luar semakin geram.
Kabar tersebut sampai di telinga Hartono, ayah Sovia. Dia tidak kalah geram melihat video tersebut. Namun bukan menyayangkan tindakan putri nya, justru dia geram karena ada oknum yang tidak bertanggungjawab yang telah mencoreng nama baik sekolahan miliknya.
"BRENGSEK!!! SIAPA YANG BERANI MENYEBAR VIDEO TIDAK BERMUTU ITU?" bentak Hartono
Asisten Hartono menunduk takut. Siapapun orang yang berani menyebar video tersebut, sepertinya mempunyai banyak nyawa karena berani menyinggung Hartono, pria yang mempunyai pengaruh besar di dunia bisnis sekaligus pemilik sekolah IHS.
"Maaf tuan. Tapi melihat isi dari video tersebut, sepertinya pelaku adalah orang dalam. Mungkin saja dia teman sekelas nona, atau mungkin dari kelas lain. Pelaku meletakan kamera di kelas nona sehingga bisa merekam adegan tersebut." seru Rendy, asisten Hartono
"Ya, kau benar." Hartono mengambil ponselnya dan menghubungi kepala sekolah. Dia ingin pihak sekolah mengatasi kekacauan yang terjadi dan mengusutnya sampai tuntas. Dalam arti, dia ingin kepala sekolah menangkap pelaku penyebar video tersebut.
Lalu bagaimana dengan Sovia? Tentu saja Hartono juga memberi peringatan pada putrinya itu untuk tidak bertindak ceroboh yang bisa mencoreng nama baiknya.
Sementara di sekolah, Karina tersenyum penuh kemenangan karena rencananya berhasil dengan lancar. Setelah dia di aniaya oleh kedua teman Sovia, diam-diam dia memberi kode pada Bagas untuk memberikan ponselnya.
Bagas yang paham kode tersebut, langsung meletakkan ponsel tersebut di dalam buku dan memberikannya pada Karina.
Ya, selain merekam aksi pembullyan tersebut, Bagas juga bertugas untuk mengembalikan ponsel tersebut pada Karina yang dia sangka adalah Kirana karena pria itu mengira jika rencana ini dilakukan oleh mereka bertiga.
Saat jam pelajaran usai, Karina pergi ke toilet. Tapi bukan untuk menangis atau menenangkan diri karena telah di tindas oleh Sovia dan kedua gengnya. Melainkan dia membuka hasil dari rekaman yang diambil oleh Bagas.
Rekaman video itu diputar secara live di akun palsu milik Karina. Dia tersenyum puas melihat komentar-komentar dari netizen yang mengutuk aksi pembullyan di sekolah. Bahkan dengan kejelian netizen, semua jadi tahu dimana pembullyan itu terjadi.
"Rencana ku berhasil. Jika membalas kalian dengan kekerasan tidak membuat kalian jera, semoga dengan terbongkarnya kebusukan kalian, akan membuat kalian mendapatkan akibatnya." seringai Karina. Dia menyimpan kembali ponselnya dan keluar dengan ekspresi wajah yang berbeda. Dia menunduk ketakutan yang membuat orang yang menindasnya merasa puas.
Namun sayangnya, Karina tidak tahu jika Kepala sekolah tengah mengadakan rapat untuk mencari solusi.
Ya, kepala sekolah mendapatkan telepon dari Tuan Hartono untuk mengusut video itu sampai tuntas. Dia mengumpulkan semua guru untuk membahas hal tersebut.
"Aku rasa kalian semua sudah tahu apa yang saat ini terjadi di sekolah ini." seru kepala sekolah
Semua guru yang hadir hanya bisa diam, menunduk. Mereka takut hal itu akan membawa dampak buruk pada karier mereka.
"Pak Bima!!" panggil Kepala sekolah
"Sa-saya pak." sahut pak Bima
"Bukankah kasus itu terjadi di kelas anda? Apa anda tahu sesuatu?" tanya kepala sekolah
Pak Bima selaku wali kelas Sovia dan yang lain hanya bisa diam. Dia tidak tahu apapun karena aksi pembullyan itu terjadi sebelum kelas di mulai. Dan saat ia masuk kelas, semua terlihat biasa saja, seolah tidak pernah terjadi apapun di sana.
"Kenapa kau diam pak Bima?" tanya kepala sekolah lagi
"Ma-maaf pak. Tapi saat saya masuk untuk mengajar, tidak ada apapun yang terjadi. Semua seolah normal. Mungkin mereka menyembunyikan hal itu dariku. Jadi saya hanya mengajar seperti biasa tanpa menaruh curiga apapun. Tapi, setelah saya selesai mengajar, semua mulai heboh dengan video tersebut yang viral di sosial media." terang pak Bima
Kepala sekolah menganggukkan kepalanya paham. Kirana adalah gadis yang menjadi bulan-bulanan Sovia. Dia gadis yang sangat lemah. Tapi dua hari yang lalu, dia dikejutkan dengan perlawanan dari Kirana. Itu sebabnya dia memberikan surat peringatan untuknya. Walau terkesan tidak adil, tapi itu juga demi sekolah.
Dan sekarang tiba-tiba tersebar video yang membuat si pemilik sekolah murka dan memintanya untuk mencari pelaku.
Untuk itu dilihat dari kesaksian pak Bima, sudah pasti semua siswa menyembunyikan pembullyan yang baru saja terjadi dan itu artinya mereka tidak tahu jika apa yang mereka lakukan direkam secara live di sosial media.
Tunggu dulu!!! Secara live?
"Lakukan razia di setiap kelas terutama di kelas Kirana. Periksa satu persatu ponsel mereka!!" perintah kepala sekolah
"Baik!!" jawab mereka serempak.
Semua guru bergegas membagi tugas. Mereka menyuruh semua siswa untuk masuk kelas masing-masing.
Karina yang baru saja kembali dari toilet, merasa heran karena belum bel masuk, tapi mereka di minta untuk masuk kelas.
"Psst ... Ada apa?" tanya Karina pelan
"Pak Bima akan melakukan razia ponsel. Mungkin ini berhubungan dengan apa yang terjadi padamu."
Deg
Karina melebarkan kedua matanya sempurna. Ini gawat. Dia tidak menyangka jika pihak sekolah akan melakukan razia. Namun, Karina mencoba untuk tenang. Dia sudah memperkirakan hal ini akan terjadi . Untuk itu, dia mematikan ponselnya dan menyembunyikannya . Sementara saat pak Bima meminta ponselnya untuk di periksa, ia memberikan ponsel milik Kirana. Sehingga dia aman untuk sementara waktu.
"Cih ... Seperti ini saja kalian bergerak cepat. Tapi saat ada yang melakukan pembullyan, kalian diam saja. Kalian benar-benar tidak pantas di sebut guru. Lihat saja!! Aku akan membuat kalian menyesal karena mengabaikan Kirana." batin Karina geram
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Trisna Trisna
Bumi hanguskan sekolah Saiton nirojim itu maka akan tercipta alam sekolah yang baru
2024-01-22
2
☠ᵏᵋᶜᶟ❤️⃟Wᵃf 𝐊𝐢𝐤𝐲𝐀⃝🥀
hah! pilih kasih banget.. klo aku disitu udah ku bunuh tuh guru"nya
2023-11-23
0