Keesokan harinya, Karina tidak pergi bekerja, melainkan Dia menyamar sebagai Kirana. Dia memakai seragam Kirana dan berdandan seperti adiknya.
Awalnya dia merasa kurang nyaman memakai seragam dengan rok yang pendek. Selama ini dia lebih nyaman menggunakan celana dan rambut yang diikat ekor kuda. Namun kali ini, dia harus memakai rok dan mengurai rambutnya yang dihiasi dengan penjepit rambut berbentuk bunga.
"Astaga Kirana!! Kenapa kau bisa memakai baju seperti ini dan penampilan macam apa ini? Aku bahkan terlihat seperti badut." gerutu Karina
Ya, untuk berpenampilan seperti Kirana, Karina harus mengoleskan make up tipis di wajahnya. Padahal dia sama sekali tidak pernah memakai benda tersebut.
"Huh ... Tidak masalah Karin. Semua ini demi mencari tahu apa yang terjadi pada Adikmu." ucapnya bermonolog. Dia melihat arlojinya yang menujukan pukul 6 pagi. Dia segera meraih tas milik Kirana dan bergegas berangkat sekolah.
Dia sengaja berangkat lebih awal, untuk melihat situasi di sekolahan tersebut. Ya, dia belum pernah sekalipun menginjakkan kaki di IHS tapi dia tahu di mana letak setiap ruangan di sekolah tersebut, karena Kirana selalu menceritakan padanya betapa besarnya IHS
Tidak membutuhkan waktu yang lama, Karina sampai di depan IHS karena jarak dari rumah untuk sampai di sekolah itu tidak terlalu jauh.
Karina berdecak kagum menatap bangunan mewah di depannya itu. Benar-benar sekolah elite. Pantas banyak orang yang ingin melanjutkan sekolah di sana. Tapi sayangnya tidak dengan Karina. Dia sama sekali tidak tertarik.
Dia mulai masuk ke sekolah tersebut sambil melihat sekelilingnya. Semua seperti yang Kirana ceritakan padana. Namun saat ia berjalan di lorong kelas sambil mencari letak kelas Kirana berada, dia merasa heran dengan tatapan aneh dari siswa yang berpapasan dengannya.
"Kenapa mereka menatapku seperti itu?" batin Karina. Dia mencium tubuhnya karena takut mereka terganggu dengan bau tubuhnya. Namun dia merasa jika tubuhnya harum, karena dia menyemprotkan parfum milik Kirana di seluruh tubuhnya.
Namun langkahnya terhenti saat tiba-tiba dia merasa sesuatu mengenai punggungnya cukup keras. Dia menoleh dan menatap tajam siswa yang menertawakannya. Tapi perlahan, siswa tersebut berhenti tertawa karena merasa takut dengan tatapan Karina dan memilih untuk pergi.
Karina tersenyum sinis. Dia menatap penghapus yang di lempar kearahnya, tergeletak di lantai. Dia menendang penghapus tersebut dan kembali mencari kelas Kirana.
"Ck ... Sepertinya dari tadi aku melewati lorong yang sama. Jangan-jangan aku tersesat!!" batin Karina. Dia berdecak kesal karena belum juga menemukan kelas milik adiknya. "Dimana kelas Kirana?" gerutu Karina. Dia melihat ada salah satu siswa yang menggunakan identitas kelas yang sama dengan Kirana. Lalu dia memutuskan mengikuti siswa tersebut hingga sampai di depan kelas Kirana.
"Akhirnya ketemu juga." batin Karina senang. dia masuk ke kelas tersebut dan langsung duduk begitu saja. Namun hal itu justru mengundang perhatian teman-temannya yang berada di sana. Lagi-lagi Karina merasa ada yang aneh dengan tatapan mereka.
"Ada apa sebenarnya?" batin Karina. Dia hendak bertanya pada salah satu siswa di sana, namun Bagas duduk di depan Karina dan memarahinya, "Apa kau sudah gila? Kenapa kau duduk sini, hah? Cepat kau pindah sebelum Sovia melihat mu."
Karina terlihat bingung. Kenapa dia harus pindah? Dan siapa Sovia? Kenapa pria di depannya ini seolah takut pada Sovia?
Bagas berdecak karena Karina tidak kunjung pindah. Dia menarik tangan Karina dan menuntunnya ke meja milik Kirana. "Jangan kau ulangi lagi hal itu!! Jika tidak, Sovia bisa melakukan hal yang lebih gila. Dan aku tidak akan sanggup melihat." seru Bagas memperingatkan. Tapi Karina tidak mendengar peringatan dari Bagas. Dia justru terpaku melihat meja milik Kirana.
Banyak coretan penghinaan tertulis di sana. Kedua matanya Karina mulai berembun, tangannya mengepal erat. Apakah selama ini Kirana menjadi korban bully di sekolah ini?
Karina merasa gagal menjaga adiknya. Dia merasa menjadi kakak yang tidak berguna untuk Kirana karena tidak mengetahui penderitaan yang adiknya alami. Dia tidak tahu apa yang Kirana alami selama ini karena Kirana benar-benar pandai menyembunyikannya.
Sementara itu, Sovia, Jessica dan Ericka baru saja masuk ke kelas. Sovia merasa senang karena mainannya sudah datang. Dia menghampiri Karina dan mulai mengganggunya.
"Wah ... Tumben sekali kau datang lebih awal. Biasanya kau bersembunyi sambil menunggu bel berbunyi baru masuk ke kelas." seru Sovia yang membuat Karina tertegun. Lagi-lagi dia mendapatkan fakta baru tentang Kirana.
"Kenapa kau diam saja, hm? O iya ... " Sovia mengeluarkan buku pr nya dan membantingnya di depan Karina. "Kerjakan PR ku!!" perintahnya
Karina tersenyum sinis. Dia mendongak menatap tajam Sovia yang berdiri di sampingnya. "Aku tidak mau." seru Karina
Semua orang tercengang mendengar penolakan dari Kirana, terutama Bagas. Mereka bisa menebak jika kali ini Kirana akan tamat.
Namun sayangnya mereka tidak tahu jika sekarang yang ada di depan mereka bukanlah Kirana. Melainkan Karina.
"Wah ... Wah ... Wah ... Sekarang kau berani melawanku, ya?" Sovia menarik rambut Karina hingga gadis itu mendongak. Dia menarik Karina hingga berdiri dan mendorongnya ke dinding.
Semua orang merasa ngilu melihatnya. Namun anehnya, Kirana tidak menjerit kesakitan seperti biasanya. Justru gadis itu menatap tajam Sovia.
"Beraninya kau menatapku seperti itu!!" sentak Sovia. Dia memberi kode pada kedua temannya untuk memegang tangan Karina.
Karina hanya diam. Dia menatap satu persatu siswa yang ada di sana karena tidak ada satupun yang menolongnya. Ini kah yang dialami oleh Kirana?
"Kenapa? Kau berharap mereka akan menolongmu, hah? Sepertinya kau lupa siapa aku. Baiklah, aku akan mencoba mengingatkan mu." Sovia bersiap memukul Karina. Namun Karina lebih dulu menendang perut Sovia hingga tersungkur kesakitan.
"Akh ... " pekik Sovia
Semua orang tercengang. Begitu juga dengan Jessica dan Ericka. Mereka ingin membalas perbuatan Karina, namun Karina menarik kedua tangannya sehingga tubuh Jessica dan Ericka saling beradu cukup keras.
Karina membenarkan seragamnya. Dia jongkok di depan Sovia dan mencengkeram dagu gadis itu dengan erat tanpa melakukan apapun. Dalam hati dia bersumpah akan membalas siapapun yang membuat adiknya seperti ini. Tapi dia akan mencari bukti terlebih dahulu, karena dia tidak ingin salah sasaran. Walau dia yakin jika ketiga gadis yang menindasnya hari ini merupakan salah satu pelakunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Yus Nita
jumpa imbang kau sovia 😃😃😃
2024-05-27
1
Lie naa
good karina
2024-03-08
1
metha_bts
fighting
2023-11-08
1