Bab 6 Buku Diary

Karina meminta tolong pada suster untuk menjaga adiknya, sementara dia pergi ke tempat ia bekerja. Dia akan menemui Bu Sarah untuk meminjam uang karena dia tidak mempunyai siapapun yang bisa ia mintai tolong. Dan semoga Bu Sarah mau memberinya pinjaman untuk membayar biaya administrasi rumah sakit.

"Selamat malam Bu." sapa Karina

Sarah yang saat itu sedang menghitung uang, nampak mengerutkan keningnya. Tidak biasanya Kirana datang kemari. Apalagi Karina sudah meminta ijin 2 hari ini.

"Kirana, tumben sekali kau datang? Ayo sini, duduklah!!" seru Bu Sarah mempersilahkan

Karina menahan tawa karena bos nya salah mengenali dirinya. Dia duduk di depan Bu Sarah dan berkata, "Aku ada perlu denganmu, Bu." seru Karina

Lagi-lagi Sarah mengerutkan keningnya. Tidak, ini bukan Kirana. Gadis itu sangat lembut saat berbicara tapi Gadis di depannya ini ...

"Karina?" tanya Bu Sarah

"Iya Bu, ini aku. Sudah dua tahun aku bekerja dengan anda, tapi anda masih tidak bisa mengenali ku." gerutu Karina

Bu Sarah memukul pelan tangan Karina dan berkata, "mana aku tahu kalau itu kau. Kalian kembar dan kau berpenampilan seperti Kirana. Jika kau mengubah gaya bicara seperti Kirana, aku pasti tidak bisa mengenalimu." seru Bu Sarah

Karina terkekeh. Namun tidak lama setelah itu, ekspresi wajahnya berubah. Dia menunduk sedih yang membuat Bu Sarah bertanya, "kau kenapa? Apa terjadi sesuatu?"

"Kirana Bu."

"Ada apa dengan Kirana?" tanya Bu Sarah khawatir

Karina menghela nafas dan menceritakan apa yang terjadi pada Kirana dan bagaimana keadaannya saat ini. Bahkan Karina juga mengatakan alasannya berpenampilan seperti Kirana adalah untuk masuk ke lingkungan sekolah tempat Kirana menimba ilmu hanya untuk mengetahui apa yang terjadi pada Kirana.

Dia sudah menemukan salah satu orang yang mempunyai peranan penting dalam pembullyan yang Kirana alami. Namun dia masih ingin mencari secara pasti, siapa saja yang terlibat. Dia juga masih penasaran kenapa tidak ada yang mau menolong Kirana dan kenapa pihak sekolah juga diam saja.

"Oh my God!! Aku tidak menyangka hal itu bisa terjadi pada Kirana." seru Bu Sarah prihatin

"Iya Bu, aku sendiripun juga tidak menyangka nya. Entah, Kirana yang sangat pandai menyembunyikan hal ini dariku atau diriku yang terlalu bodoh untuk memahami saudara kembar ku sendiri." isak Karina

Bu Sarah berpindah disamping Karina dan memeluk gadis itu. "Jangan menyalahkan dirimu sendiri!! Kau sudah berusaha keras untuk nya. Mungkin Kirana menyembunyikan semua ini darimu, karena dia tidak ingin kau sedih dan khawatir." seru Bu Sarah menenangkan

"Tapi Bu, dia mengambil keputusan yang salah. Lihat!! Sekarang bahkan dia tidak mempunyai harapan untuk hidup." Kirana kembali terisak. Ini benar-benar menyakitkan. Satu-satunya keluarga yang dia punya, harus mengalami hal tragis seperti itu. Tapi dia mencoba untuk menahannya. Dia menghapus air matanya dan mengatakan maksud dari kedatangannya.

"Tapi walaupun begitu, aku ingin mencari keadilan untuk Kirana. Untuk itu aku datang kemari." Kirana menghela nafas panjang, mengumpulkan keberaniannya.

"Aku ingin meminjam uang untuk biaya pengobatan Kirana, Bu. Agar Kirana bisa melihat aku menghukum para pelaku." seru Karina

Bu Sarah menghela nafas. Dia memang merasa prihatin dengan apa yang terjadi pada Kirana, namun untuk memberikan pinjaman uang, dia tidak bisa langsung setuju begitu saja.

"Karina, bukan aku tidak mau menolongmu. Tapi uang yang kau butuhkan tidak sedikit. Jadi ... "

Brukh

"Karin, apa yang kau lakukan?" pekik Bu Sarah melihat Karina yang tiba-tiba berlutut di depannya dan terus memohon.

"Aku mohon Bu, aku tidak punya orang yang bisa aku mintai tolong selain anda. Aku berjanji akan bekerja lebih giat lagi. Anda bisa memotong gajiku untuk mencicil hutangku. Aku mohon bantu aku, Bu." Kirana memegang kedua kaki Bu Sarah dan memohon. Dia tidak mempunyai siapapun yang bisa dia mintai tolong. Dan hanya Bu Sarah satu-satunya harapan yang dia punya.

"Jangan seperti ini Karin!! Bangunlah!!" pinta Bu Sarah. Namun Karina hanya menggelengkan kepalanya. Dia masih berlutut sampai Bu Sarah tidak tega melihatnya. "Baiklah, aku akan membantumu. Tapi berdirilah terlebih dahulu." pinta Bu Sarah

Karina mendongak menatap Bu Sarah. "Benarkah? Anda mau membantu ku?" tanya Karina yang di jawab anggukan oleh oleh Bu Sarah

Karina menghapus air matanya. Dia tersenyum dan terus mengucapkan terimakasih pada Bu Sarah

"Terimakasih banyak Bu. Aku berjanji akan lebih giat bekerja. Dan anda bisa memotong gajiku untuk mencicil hutangku." seru Karina

"Baiklah, aku harap kau menepati janjimu."

...----------------...

Karina merasa senang karena berhasil mendapatkan pinjaman. Dia akan membayarkannya besok sebelum berangkat sekolah. Dia juga sudah meminta ijin pada Bu Sarah untuk mengganti jam kerjanya di malam hari karena pagi dia harus sekolah dan setelahnya dia harus menemani Kirana.

Bu Sarah setuju. Lagipula, dia merasa lebih aman jika Karina yang menjaga tokonya di malam hari. Karena selain pemberani, semua preman di sana mengenal baik Karina. Jadi tidak ada yang perlu ia takutkan.

Sesampainya.di rumah, Karina merasa hampa. Biasanya terdengar teriakan adiknya yang cerewet yang menyambutnya pulang. Tapi sekarang, rumah itu sepi.

Tanpa terasa air mata Karina menetes. Dia buru-buru menghapusnya memilih pergi ke kamar untuk beristirahat. Namun saat melewati kamar Kirana, tiba-tiba langkahnya terhenti.

Dia terdiam sejenak, menatap pintu kamar Kirana yang tertutup. Perlahan ia membuka kamar tersebut dan menatap seisi kamar yang tertata rapi.

Perlahan Karina masuk dan duduk di kursi meja belajar Kirana. Dia mengusap pelan foto Kirana yang terpajang di sana. Lagi-lagi air matanya menetes. Dia memeluk foto tersebut dengan terus memanggil nama adiknya.

"Kirana!! Maafkan aku, Kirana." isak Karina. Dia meletakkan kembali foto tersebut dan tiba-tiba terlintas di pikirannya untuk mencari petunjuk di kamar Kirana.

Dia segera menghapus air matanya dan mulai memeriksa setiap sudut kamar Kirana. Bahkan dia membuka satu persatu buku Kirana dengan harapan, adiknya akan meninggalkan catatan yang bisa menjadi petunjuk. Hingga dia menemukan buku kecil diantara buku lainnya. Dia mengambil buku itu dan tertulis My Diary di depan sampul buku tersebut

Karina penasaran. Dia membuka buku itu dan membaca tiap lembar yang tertulis di sana.

Awalnya tidak ada yang aneh. Semua seolah semua baik-baik saja dan tidak pernah terjadi apapun. Sampai dia melihat catatan yang Kirana tulis satu minggu sebelum dia sakit. Dia mengeluh lelah dengan semua ini. Dia tidak sanggup bertahan dan ingin beristirahat.

Kirana menangis membacanya. Bahkan Kirana menulis satu lembar penuh tentang apa yang gadis itu alami. Namun sayangnya dia tidak menyebutkan siapa dan kenapa dia diperlakukan seperti itu.

"Jadi benar, selama ini kau mendapat perlakuan tidak baik dari mereka? Ini yang setiap hari terjadi padamu?" gumam Karina dengan bibir yang bergetar

"Doamu terkabul, Kiran. Kau bisa beristirahat dengan tenang tanpa siapapun yang bisa mengganggumu. Tapi aku tidak akan bisa tenang sebelum membalas mereka semua." Karina mengepalkan kedua tangannya dan matanya berubah tajam. Dia bersumpah, akan membuat mereka hancur satu persatu.

Episodes
1 Bab 1 Lelah
2 Bab 2 Mati Otak
3 Bab 3 Menyamar
4 Bab 4 Di Bully
5 Bab 5 Tidak Ada Harapan Untuk Hidup
6 Bab 6 Buku Diary
7 Bab 7 Sovia
8 Bab 8 Di Permalukan
9 Bab 9 Bagas
10 Bab 10 Surat Peringatan
11 Bab 11 Mencari Rumah Bagas
12 Bab 12 Rencana Karina
13 Bab 13 Video
14 Bab 14 Razia
15 Bab 15 Di Hapus
16 Bab 16 Gagal
17 Bab 17 Takut
18 Bab 18 Kedatangan Hartono
19 Bab 19 Curiga?
20 Bab 20 Lolos Dari Kecurigaan
21 Bab 21 Cantika Menemui Kirana (Karina)
22 Bab 22 Membuat Keributan
23 Bab 23 Membalas
24 Bab 24 Leo
25 Bab 25 Aku Akan Membantumu
26 Bab 26 Aku Akan Membalas Kalian
27 Bab 27 Konferensi Pers
28 Bab 28 Jangan Sedih
29 Bab 29 Pulang
30 Bab 30 Menolak
31 Bab 31 Melawan
32 Bab 32 Surat Peringatan 2
33 Bab 33 Ruang Keamanan?
34 Bab 34 Rencana
35 Bab 35 Leo Reynand Aditama
36 Bab 36 Siapa Kakak Sebenarnya?
37 Bab 37 Inilah Aku
38 Bab 38 Mengunjungi Kirana
39 Bab 39 Mengunjungi Kirana 2
40 Bab 40 Menemui Karina
41 Bab 41 Menyusun Rencana
42 Bab 42 Masuk Perangkap
43 Bab 43 Di Sekap
44 Bab 44 Aku Saudara Kembar Kirana
45 Bab 45 Luapan Emosi Karina
46 Bab 46 Keputusan
47 Bab 47 Video Pengakuan
48 Bab 48 Bantuan Rendra
49 Bab 49 Kehancuran Hartono
50 Bab 50 Penyesalan Sovia
51 Bab 51 Aku Akan Mencoba Untuk Ikhlas
52 Bab 52 Pulang 2
53 Bab 53 Berbaikan
54 Bab 54 Keluarga Adalah Segalanya
55 Bab 55 Pasrah
56 Bab 56 Kami Ingin Mengadopsi Si Kembar
57 Bab 57 Pergi Untuk Selama-lamanya
58 Bab 58 Kenangan
59 Bab 59 Ungkapan Rasa
60 Bab 60 Di Tolak?
61 Bab 61 Mabuk
62 Bab 62 Berbicara Pada Bintang
63 Bab 63 Apa Yang Terjadi Semalam?
64 Bab 64 Mencoba
65 Bab 65 Menemui Calon Istri
66 Bab 66 Perasaan Yang Terbalas
67 Bab 67 Pertunangan
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 Lelah
2
Bab 2 Mati Otak
3
Bab 3 Menyamar
4
Bab 4 Di Bully
5
Bab 5 Tidak Ada Harapan Untuk Hidup
6
Bab 6 Buku Diary
7
Bab 7 Sovia
8
Bab 8 Di Permalukan
9
Bab 9 Bagas
10
Bab 10 Surat Peringatan
11
Bab 11 Mencari Rumah Bagas
12
Bab 12 Rencana Karina
13
Bab 13 Video
14
Bab 14 Razia
15
Bab 15 Di Hapus
16
Bab 16 Gagal
17
Bab 17 Takut
18
Bab 18 Kedatangan Hartono
19
Bab 19 Curiga?
20
Bab 20 Lolos Dari Kecurigaan
21
Bab 21 Cantika Menemui Kirana (Karina)
22
Bab 22 Membuat Keributan
23
Bab 23 Membalas
24
Bab 24 Leo
25
Bab 25 Aku Akan Membantumu
26
Bab 26 Aku Akan Membalas Kalian
27
Bab 27 Konferensi Pers
28
Bab 28 Jangan Sedih
29
Bab 29 Pulang
30
Bab 30 Menolak
31
Bab 31 Melawan
32
Bab 32 Surat Peringatan 2
33
Bab 33 Ruang Keamanan?
34
Bab 34 Rencana
35
Bab 35 Leo Reynand Aditama
36
Bab 36 Siapa Kakak Sebenarnya?
37
Bab 37 Inilah Aku
38
Bab 38 Mengunjungi Kirana
39
Bab 39 Mengunjungi Kirana 2
40
Bab 40 Menemui Karina
41
Bab 41 Menyusun Rencana
42
Bab 42 Masuk Perangkap
43
Bab 43 Di Sekap
44
Bab 44 Aku Saudara Kembar Kirana
45
Bab 45 Luapan Emosi Karina
46
Bab 46 Keputusan
47
Bab 47 Video Pengakuan
48
Bab 48 Bantuan Rendra
49
Bab 49 Kehancuran Hartono
50
Bab 50 Penyesalan Sovia
51
Bab 51 Aku Akan Mencoba Untuk Ikhlas
52
Bab 52 Pulang 2
53
Bab 53 Berbaikan
54
Bab 54 Keluarga Adalah Segalanya
55
Bab 55 Pasrah
56
Bab 56 Kami Ingin Mengadopsi Si Kembar
57
Bab 57 Pergi Untuk Selama-lamanya
58
Bab 58 Kenangan
59
Bab 59 Ungkapan Rasa
60
Bab 60 Di Tolak?
61
Bab 61 Mabuk
62
Bab 62 Berbicara Pada Bintang
63
Bab 63 Apa Yang Terjadi Semalam?
64
Bab 64 Mencoba
65
Bab 65 Menemui Calon Istri
66
Bab 66 Perasaan Yang Terbalas
67
Bab 67 Pertunangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!