Karina bergegas pulang setelah bel berbunyi. Dia terlihat terburu-buru seolah-olah dikejar waktu. Dan sesampainya di rumah, dia langsung melempar tas nya asal dan mengambil ponselnya yang sengaja ia tinggal di rumah.
Razia dadakan kemarin membuatnya takut ketahuan. Untuk itu dia meninggalkan ponselnya di rumah dan membawa ponsel milik Kirana.
Memang dia bisa lolos dari razia itu, tapi sekarang Karina justru malah mendapatkan kabar mengejutkan yang dapat mengancam dirinya.
Ya, dia mendengar pembicaraan dua guru di perpustakaan yang mengatakan jika Hartono meminta bantuan orang yang ahli di bidang teknologi untuk mencari akun yang sudah menyebar video pembullyan di sekolah IHS.
Untuk itu Karina segera menghapus akun palsu miliknya dan membuang SIM card nya. Dia merosotkan tubuhnya dilantai sambil memeluk kedua lututnya takut.
"Aku tidak ingin di penjara. Tidak, sebelum aku bisa membalas perbuatan mereka." gumam Karina
Walaupun dia berhasil menghapus akun palsu nya dan membuang SIM card nya, tapi dia tidak yakin jika dia lolos begitu saja.
Hartono menyewa orang yang ahli dalam bidang IT yang bekerjasama dengan polisi untuk mengusut video tersebut. Sudah pasti cepat atau lambat dia akan tertangkap.
Tapi tunggu dulu!! Bukankah saat ini dia berperan sebagai Kirana? Mungkin saja mereka tidak akan bisa menangkapnya. Lagipula, pihak sekolah tidak ada yang tahu jika Kirana mempunyai kembaran.
"Ya, sekarang aku adalah Kirana. Kalaupun mereka menemukan siapa pemilik akun palsu itu, mereka tidak akan menemukanku karena aku sekarang adalah Kirana." seru Karina bermonolog. Dia menghela nafas panjang hingga dirinya mulai tenang.
"Untuk sementara, aku akan berpenampilan seperti Kirana sampai semuanya aman." lanjut Karina. Dia kembali menghela nafas panjang dan berdiri. Dia harus bersiap untuk menjenguk Kirana baru setelahnya dia akan pergi bekerja sekaligus dia ingin meminta pendapat dari Bu Sarah.
Dia selalu menceritakan apa yang ia alami dan ia lakukan selama di sekolah Kirana. Dan mengenai rencana nya ini pun, dia mendapat dukungan dari Bu Sarah dan teman-temannya. Namun mereka juga berpesan untuk berhati-hati karena lawan Karina adalah Hartono.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, dia sudah sampai di rumah sakit. Namun dia hanya bisa menatap adiknya yang terbaring dengan bantuan alat-alat yang menempel di tubuhnya.
Karina menghapus air matanya dan mendekati brankar adiknya terbaring.
"Aku datang lagi. Tapi kali ini aku tidak bisa lama. Ada sesuatu yang harus aku urus. Kau tenang saja, aku akan berhati-hati. Dan tugasmu adalah bertahan. Kau harus bertahan untuk ku, Kirana." ucap Karina
...----------------...
Sementara itu, di sebuah bangunan mewah di kawasan elite tepatnya di rumah Hartono. Sovia terlihat menuruni anak tangga.
"Kau mau kemana?" tanya Hartono
"Aku mau pergi dad. Aku bosan di rumah terus." jawab Sovia
"Apa kau bilang? Pergi? Apa kau tidak tahu jika saat ini kau tengah menjadi sorotan publik akibat ulah yang kau lakukan di sekolah. Dan sekarang kau dengan gampangnya bilang ingin pergi? Apa kau sudah gila Sovia?" bentak Hartono. Dia sangat marah melihat putri semata wayangnya menjadi trending di sosial media. Dengan kasus pembullyan yang membuat nama baiknya tercoreng. Untuk itu, Hartono melarang Sovia dan kedua temannya untuk pergi sekolah. Setidaknya sampai kasus ini mereda
Walaupun dia berhasil menghapus video tersebut. Namun sudah banyak masyarakat yang melihatnya. Bahkan dia mendapatkan laporan jika masih banyak pendemo di depan sekolahan untuk meminta klarifikasinya.
Sepertinya dia tidak bisa menundanya lagi. Dia harus segera menemui pihak sekolah untuk membahas hal ini. Dan meminta orang-orang yang sudah dia sewa untuk menyelidiki video tersebut agar secepat menangkap si pelaku.
"Tapi dad, aku bosan. Aku butuh hiburan." seru Sovia
"Apa kau tidak takut jika ada yang mengenali mu dan meminta kau untuk bertanggungjawab? Bagaimana jika mereka langsung menyeret mu ke penjara?"
"Itu tidak akan terjadi dad. Karena aku yakin Daddy akan membebaskan ku jika aku di penjara." Sovia berjalan melewati Hartono begitu saja. Hari ini dia sudah membuat janji dengan kedua temannya untuk hangout. Dan untuk hal yang di takutkan oleh ayahnya, tentu saja dia sudah mempersiapkannya. Dia bukan gadis bodoh yang pergi tanpa persiapan. Lagipula, dia yakin ayahnya tidak akan tinggal diam.
"Dasar anak itu!!!" Hartono membuang nafas dengan kasar. Dia meminta Bodyguard untuk mengikuti Sovia. Dia tidak mau Sovia melakukan hal yang membuat semuanya semakin memburuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments