Bab 16 Gagal

Karina memutuskan untuk menjenguk Kirana. Dia mengadu pada adiknya tentang apa yang terjadi hari ini. Dia meluapkan kekesalannya karena dia gagal membalas semua orang yang sudah membuat Kirana seperti sekarang. Kini harapan satu-satunya yang dia punya adalah orang-orang yang melakukan demo ke sekolah elite tersebut. Semoga hal itu membuahkan hasil.

Dengan tuntunan semua orang, dia yakin sekolah tersebut akan menjadi sorotan di dunia pendidikan dan bisa menarik perhatian semua orang untuk mengusut kasus tersebut.

"Sampai kapan kau akan seperti ini, Kiran? Apa kau tidak mau melihatku lagi?" lirih Karina

"Aku gagal tapi aku akan mencobanya lagi. Jadi kau tenang saja. Aku akan mencari keadilan untuk dirimu." seru Karina

Dia menghapus air matanya dan mengecup kening Kirana. "Aku pergi dulu. Aku masih harus bekerja setelah ini. Besok sepulang sekolah, aku akan datang lagi kemari." ucapnya lagi. Karina kembali berpesan pada suster untuk menjaga adiknya sementara dia pergi bekerja.

...----------------...

Keesokan harinya, Karina berangkat sekolah seperti biasa. Dia melihat masih ada orang yang melakukan demo di depan sekolahan nya. Mereka melakukan itu karena ingin menghadang kepala sekolah maupun guru untuk meminta klarifikasi dari video tersebut dan meminta agar pelaku di hukum.

Tidak hanya itu, Karina juga melihat beberapa polisi dan pria berbaju hitam layaknya seorang bodyguard, berdiri menjaga pintu gerbang.

Hal itu membuat Karina menghela nafas panjang. Dia bisa menebak jika semua itu pasti ulah ayah Sovia.

"Pasti setelah ini mereka akan di usir." batin Karina. Dia masuk melalui pagar yang hanya di buka sedikit dan kemudian di tutup kembali. Setelah beberapa langkah, Karina menoleh dan kembali menghela nafas panjang.

Karina berjalan menuju kelasnya. Di sana, ia melihat semua teman-temannya mulai bergosip mengenai video yang mendadak hilang. Mereka juga menduga jika yang melakukan hal itu adalah ayah Sovia karena hanya beliau yang mempunyai kekuasaan tersebut.

Karina mulai jengah mendengarnya. Dia duduk dengan kasar di kursinya dan menatap satu persatu teman-temannya. Namun saat ia melihat kearah meja Sovia, dia tampak mengerutkan keningnya.

"Kemana Mak lampir? Tumben jam segini belum datang?" batin Karina. Dia hanya berdiam diri memainkan ponselnya karena tidak ada yang mau mengajaknya bicara. Bahkan Bagas juga hanya diam di mejanya.

Sampai bel tanda masuk berbunyi, Sovia dan kedua temannya belum juga menampakkan batang hidung mereka.

"Apa mereka semua di skors? Tapi rasanya itu tidak mungkin." batin Karina

Jam pertama pelajaran berjalan dengan lancar. Tidak ada drama pembullyan di pagi hari dan suasana kelas juga terasa sedikit tenang. Mungkin semua itu karena si biang rusuh tidak masuk sekolah.

Hal itu membuat Karina merasa sedikit lega karena berkat Video itu, Sovia dan kedua temannya tidak masuk sekolah. Yang artinya tidak ada yang mengganggu dirinya. Bahkan orang-orang suruhan Sovia juga tidak melakukan apapun padanya.

Entah kenapa mereka tidak masuk sekolah. Tapi dia yakin, mereka bertiga tidak mendapatkan hukuman atas apa yang mereka lakukan.

Saat bel istirahat berbunyi, Semua siswa berbondong-bondong menuju kantin untuk mengisi perut mereka. Tapi tidak untuk Karina. Dia lebih memilih pergi ke perpustakaan. Namun bukan untuk membaca atau meminjam buku, melainkan untuk menenangkan pikirannya

Perpustakaan adalah tempat paling tenang walaupun banyak siswa di sana. Sebenarnya dia ingin pergi ke roof top, tapi di sana di gunakan siswa lain untuk nongkrong. Sementara di taman ataupun halaman, banyak siswa siswi yang bercanda di sana. Untuk itu dia memilih ke perpustakaan.

Karina masuk ke ruang tersebut. Namun tidak ada siapapun di sana. "Aneh, tumben sekali tidak ada orang di perpustakaan." gumam Karina. Dia memilih meja paling belakang yang terhalang rak buku. Dia menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya dan memejamkan matanya sejenak.

Dia tidak tahu harus bagaimana lagi. Cara yang menurutnya akan berhasil saja bisa di gagalkan dengan mudah. Dan semua itu karena kekuasaan ayah Sovia.

Hal itu membuat dirinya geram karena aksi balas dendamnya gagal dan dia harus mencari cara lain yang bisa membuat semua pihak yang berkaitan dengan kasus itu tidak bisa berkutik.

"Aku harus bagaimana? Apa yang harus aku lakukan?" batin Karina frustasi. Dia menegakkan tubuhnya dan menghela nafas panjang. Dia merasa semua ini mustahil dilakukan. Tapi melihat kondisi Kirana membuatnya ingin mencari keadilan.

Karina memutuskan untuk kembali ke kelas. Namun langkahnya terhenti saat mendengar pembicaraan dua guru di sana. Awalnya dia tidak perduli, namun saat salah satu dari mereka mengatakan tentang video pembullyan itu, Karina menghentikan langkahnya. Dia memasang telinganya baik-baik dan mendengarkan pembicaraan keduanya yang membuat dirinya tercengang.

"Apa kau tahu jika Video itu sudah hilang?"

"Iya, aku tahu. Dan aku yakin semua ini perbuatan pak Hartono. Dia yang haus akan kekuasaan tidak mungkin membiarkan begitu saja sesuatu yang bisa mengancam dirinya."

"Maksudmu?"

"Yang aku dengar saat ini pak Hartono tengah mencari pelakunya. Pak hartono meminta bantuan orang-orang yang ahli untuk memeriksa video tersebut."

Deg

Terpopuler

Comments

murni l.toruan

murni l.toruan

Author buat netizen yang up load lagi video pembully di sekolahnya, Sovia dilaporkan ke polisi. Apa semua polisi bisa disogok.... gurunya juga harus dipermalukan

2024-01-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Lelah
2 Bab 2 Mati Otak
3 Bab 3 Menyamar
4 Bab 4 Di Bully
5 Bab 5 Tidak Ada Harapan Untuk Hidup
6 Bab 6 Buku Diary
7 Bab 7 Sovia
8 Bab 8 Di Permalukan
9 Bab 9 Bagas
10 Bab 10 Surat Peringatan
11 Bab 11 Mencari Rumah Bagas
12 Bab 12 Rencana Karina
13 Bab 13 Video
14 Bab 14 Razia
15 Bab 15 Di Hapus
16 Bab 16 Gagal
17 Bab 17 Takut
18 Bab 18 Kedatangan Hartono
19 Bab 19 Curiga?
20 Bab 20 Lolos Dari Kecurigaan
21 Bab 21 Cantika Menemui Kirana (Karina)
22 Bab 22 Membuat Keributan
23 Bab 23 Membalas
24 Bab 24 Leo
25 Bab 25 Aku Akan Membantumu
26 Bab 26 Aku Akan Membalas Kalian
27 Bab 27 Konferensi Pers
28 Bab 28 Jangan Sedih
29 Bab 29 Pulang
30 Bab 30 Menolak
31 Bab 31 Melawan
32 Bab 32 Surat Peringatan 2
33 Bab 33 Ruang Keamanan?
34 Bab 34 Rencana
35 Bab 35 Leo Reynand Aditama
36 Bab 36 Siapa Kakak Sebenarnya?
37 Bab 37 Inilah Aku
38 Bab 38 Mengunjungi Kirana
39 Bab 39 Mengunjungi Kirana 2
40 Bab 40 Menemui Karina
41 Bab 41 Menyusun Rencana
42 Bab 42 Masuk Perangkap
43 Bab 43 Di Sekap
44 Bab 44 Aku Saudara Kembar Kirana
45 Bab 45 Luapan Emosi Karina
46 Bab 46 Keputusan
47 Bab 47 Video Pengakuan
48 Bab 48 Bantuan Rendra
49 Bab 49 Kehancuran Hartono
50 Bab 50 Penyesalan Sovia
51 Bab 51 Aku Akan Mencoba Untuk Ikhlas
52 Bab 52 Pulang 2
53 Bab 53 Berbaikan
54 Bab 54 Keluarga Adalah Segalanya
55 Bab 55 Pasrah
56 Bab 56 Kami Ingin Mengadopsi Si Kembar
57 Bab 57 Pergi Untuk Selama-lamanya
58 Bab 58 Kenangan
59 Bab 59 Ungkapan Rasa
60 Bab 60 Di Tolak?
61 Bab 61 Mabuk
62 Bab 62 Berbicara Pada Bintang
63 Bab 63 Apa Yang Terjadi Semalam?
64 Bab 64 Mencoba
65 Bab 65 Menemui Calon Istri
66 Bab 66 Perasaan Yang Terbalas
67 Bab 67 Pertunangan
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 Lelah
2
Bab 2 Mati Otak
3
Bab 3 Menyamar
4
Bab 4 Di Bully
5
Bab 5 Tidak Ada Harapan Untuk Hidup
6
Bab 6 Buku Diary
7
Bab 7 Sovia
8
Bab 8 Di Permalukan
9
Bab 9 Bagas
10
Bab 10 Surat Peringatan
11
Bab 11 Mencari Rumah Bagas
12
Bab 12 Rencana Karina
13
Bab 13 Video
14
Bab 14 Razia
15
Bab 15 Di Hapus
16
Bab 16 Gagal
17
Bab 17 Takut
18
Bab 18 Kedatangan Hartono
19
Bab 19 Curiga?
20
Bab 20 Lolos Dari Kecurigaan
21
Bab 21 Cantika Menemui Kirana (Karina)
22
Bab 22 Membuat Keributan
23
Bab 23 Membalas
24
Bab 24 Leo
25
Bab 25 Aku Akan Membantumu
26
Bab 26 Aku Akan Membalas Kalian
27
Bab 27 Konferensi Pers
28
Bab 28 Jangan Sedih
29
Bab 29 Pulang
30
Bab 30 Menolak
31
Bab 31 Melawan
32
Bab 32 Surat Peringatan 2
33
Bab 33 Ruang Keamanan?
34
Bab 34 Rencana
35
Bab 35 Leo Reynand Aditama
36
Bab 36 Siapa Kakak Sebenarnya?
37
Bab 37 Inilah Aku
38
Bab 38 Mengunjungi Kirana
39
Bab 39 Mengunjungi Kirana 2
40
Bab 40 Menemui Karina
41
Bab 41 Menyusun Rencana
42
Bab 42 Masuk Perangkap
43
Bab 43 Di Sekap
44
Bab 44 Aku Saudara Kembar Kirana
45
Bab 45 Luapan Emosi Karina
46
Bab 46 Keputusan
47
Bab 47 Video Pengakuan
48
Bab 48 Bantuan Rendra
49
Bab 49 Kehancuran Hartono
50
Bab 50 Penyesalan Sovia
51
Bab 51 Aku Akan Mencoba Untuk Ikhlas
52
Bab 52 Pulang 2
53
Bab 53 Berbaikan
54
Bab 54 Keluarga Adalah Segalanya
55
Bab 55 Pasrah
56
Bab 56 Kami Ingin Mengadopsi Si Kembar
57
Bab 57 Pergi Untuk Selama-lamanya
58
Bab 58 Kenangan
59
Bab 59 Ungkapan Rasa
60
Bab 60 Di Tolak?
61
Bab 61 Mabuk
62
Bab 62 Berbicara Pada Bintang
63
Bab 63 Apa Yang Terjadi Semalam?
64
Bab 64 Mencoba
65
Bab 65 Menemui Calon Istri
66
Bab 66 Perasaan Yang Terbalas
67
Bab 67 Pertunangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!