Menikmati menjadi istri

Anas tampak duduk-duduk di beranda rumah sambil mengamati pohon kelor yang ada di sampingnya.

"Nas, tolong anter ini ke ruangan bapak,"

Anas segera menoleh kearah wanita yang memanggilnya. Ia kemudian menghampiri Yu Darmi dan menerima sepiring kembang telon darinya.

"Berikan kepada Mbah Paing," imbuh Darmi

"Baik Yu," Anas segera bergegas menuju kamar Gunawan

*Tok, tok, tok!

Mbah Paing keluar dan mengambil bunga telon yang Anas berikan. Wanita itu bahkan memintanya untuk tetap berada di ruangan itu untuk membantu memegangi Gunawan.

Anas melihat sosok Ratih yang berbeda hari itu. Ia begitu beringas saat menghadapi Gunawan yang sudah kerasukan. Wajah cantiknya seketika berubah bengis saat menghadapi kekuatan santet yang mematikan. Dengan kekuatannya ia berhasil membunuh si pengirim santet dan menyembuhkan Gunawan.

Setelah ritual selesai, Ratih tampak menikmati secangkir kopi hitam sambil menghisap rokok. Gunawan yang sudah sadar segera dibawa Mbah Paing menuju ke ruang tamu.

Perempuan tua itu tampak memberikan petuah kepadanya. Sedangkan Ratih masih menikmati kopi di tangannya.

*Grep!

Anas langsung menoleh ke samping saat gadis itu menarik lengannya.

"Ada yang bis dibantu Mbak?" tanya Anas

"Temani aku di sini," ucap Ratih kemudian mengepulkan asap rokoknya

Anas pun duduk di sebelah perempuan itu. Ia mengambil sebatang rokok yang disodorkan Ratih dan menghisapnya.

"Apa kau tahu yang membuat pria tertarik kepada seorang wanita?" tanyanya menatap wajah pemuda di sampingnya

"Mmm, relatif sih Mba, tapi kebanyakan pria menyukai lawan jenisnya karena wajahnya," jawab Anas

"Oh begitu. Menurut kamu apa aku ini cantik?" tanya Ratih lagi

Anas menatap wajah Ratih.

"Hanya orang gila yang bilang mbak ini gak cantik," jawab Anas

"Tapi aku juga gila," jawab Ratih kemudian tertawa terbahak-bahak membuat Anas Langsung terdiam.

"Memangnya orang gila gak boleh cantik?" ucap Anas balik bertanya

"Hehehe," Ratih kembali tertawa

Kali ini ia berdiri di depan cermin dan memandangi wajahnya.

"Aku memang cantik, dan aku yakin Mas Teguh pasti bangga punya istri kaya aku," ucapnya lirih

"Sudah pasti Mbak, sampeyan itu bukan hanya cantik tapi juga sakti jadi klop tuh sama Mas Teguh," jawab Anas

"Emang iya?"

"Hooh, kan Mas Teguh juga dukun sakti Mbak,"

"Iya juga, ya sudah lain kali kita ngobrol lagi. Sekarang aku harus buru-buru ketemu sama Mas Teguh supaya bisa bikin anak," celetuk Ratih kemudian berlari meninggalkan ruangan itu.

Anas hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan polos Ratih.

"Wah main pergi aja Mbak Ratih, gak dihabisi dulu kopinya. Sayang masih banyak," ucap Anas kemudian menghabiskan kopi sisa Ratih

Malam semakin larut, Ratih tampak tak sabar menunggu kedatangan suaminya. Wanita itu sudah membayangkan menghabiskan malam pertamanya dengan sang suami.

Ia bahkan menciumi bantal gulingnya dan membayangkan jika itu adalah Teguh. Namun sayangnya Teguh tak kunjung pulang membuat Ratih keluar kamar dan menanyakan kemana suaminya kepada Mbah Paing.

"Aku lupa ngasih tahu kamu nduk, kalau Teguh lagi ngobatin orang di kampung sebelah. Sebaiknya kamu tidur duluan saja, takutnya dia pulang pagi," ucap Mbah Paing

"Memangnya Mas Teguh ngobatin orang dimana Bu, biar aku susul saja. Aku yakin bisa menyembuhkannya lebih cepat daripada Mas Teguh," jawab Ratih

"Gak usah Nduk, Teguh bisa kok meng-handle nya sendiri. Sebaiknya kamu istirahat saja, jangan sampai kamu sakit. Itu pesan suamimu loh, dia gak mau kamu ke begadang nungguin dia, Karena itu bisa membuat mu sakit,"

Ratih seketika tersipu-sipu saat mendengar ucapan Mbah Paing. "Ya sudah kalau itu perintah Mas Teguh, aku pasti nurut," jawab Ratih

Perempuan itu segera kembali ke kamarnya dan tidur.

Keesokan paginya saat ia membuka matanya, wajahnya seketika bersemu merah saat melihat Teguh tidur sambil memeluknya erat.

" Wah pasti semalam Mas gak berani bangunin aku, padahal dia kepengen banget," ucap Ratih saat tak sengaja menyentuh milik suaminya yang tampak mengeras

Karena penasaran ia bahkan memegangnya hingga membuat Teguh membelalak kaget.

"Ratih, apa yang kamu lakukan!"

"Mas lagi pengen ya, kenapa gak bangunin aku kalau mau itu...." ucap Ratih malu-malu

"Hadeh, bukan begitu Ratih. Kamu salah paham. Semua lelaki memang seperti ini kalau bangun tidur, itu normal!" jawabnya mencoba menjelaskan

Tapi Ratih tak mengerti apa yang diucapkan suaminya itu. Menurutnya jika milik lelaki tegang maka berarti ia sedang ingin bercinta.

Ia terus memaksa Teguh untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang suami, namun Teguh berusaha menolaknya dengan berbagai cara.

"Maaf ya dek, Mas kebelet pipis!" ujar Teguh kemudian bergegas pergi meninggalkan Ratih

Teguh segera menemui Mbah Paing dan meminta bantuannya untuk mengalihkan perhatian Ratih yang terus memaksanya melakukan hubungan badan.

Mbah Paing hanya menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar cerita putranya itu. Ia kemudian menghampiri Ratih yang masih bermalas-malasan di ranjangnya.

Wanita tua itu kemudian mengajaknya untuk menyiapkan sarapan pagi untuk suaminya.

"Yang namanya istri itu harus pinter masak loh Nduk, karena bagaimanapun suami itu pasti lebih suka masakan istrinya daripada beli di luar. Jadi ayo belajar masak sama ibu biar kamu bisa memikat suamimu dengan masakan mu," bujuk Mbah Paing

"Emang iya ya Bu,"

"Ya iyalah, dulu almarhum bapaknya Teguh itu paling suka sama krecek bikinan Ibu, sampai-sampai dia gak mau makan kalau gak sama krecek buatanku," kenang Mbah Paing

"Ya sudah kalau begitu aku juga mau belajar masak kesukaan Mas Teguh sama Ibu," jawab Ratih kemudian bergegas mengikuti Mbah Paing ke dapur

Wanita tua itu kemudian memberitahu makanan kesukaan Teguh dan mengajaknya untuk memasakkan makanan tersebut untuk Teguh. Ratih tampak bersemangat hingga ia meluapkan misinya untuk melakukan hubungan intim dengan suaminya itu.

Setelah sarapan pagi Teguh berpamitan kepada Ratih untuk bekerja. Wanita itupun mengantarnya hingga kedepan rumah. Ia bahkan mencium punggung tangan suaminya saat pria itu. Tak lupa Teguh pun mengecup pucuk kepala istrinya membuat Ratih benar-benar merasakan jadi istri sesungguhnya.

Kebahagiaan Ratih membuat aura wajah perempuan itu semakin terlihat cantik dan mempesona.

Mbah Paing yang terus memperhatikan keduanya, kemudian menghitung sesuatu dengan menggunakan jarinya.

Sementara itu Teguh segera menuju ke rumah keduanya yang dijadikan sebagai padepokan atau tempat pengobatan alternatifnya.

Saat tiba di sana seorang wanita cantik menyambutnya dengan secangkir kopi hangat. Suara dering ponsel membuatnya harus menjauh dari semua orang.

"Besok adalah hari kelahiran Ratih, aku akan berusaha mengeluarkan keris itu dari tubuhnya. Aku harap kau bisa membantu ibu kali ini,"

"Apa yang harus aku lakukan Bu?" tanya Teguh

"Lakukanlah kewajiban mu sebagai seorang suami!"

Terpopuler

Comments

Ass Yfa

Ass Yfa

kayaknya Teguh bakalan dibunuh Ratih deh, kalo tahu mau ambikkerisnya

2024-02-22

0

🦈υℓιє..✰͜͡w⃠

🦈υℓιє..✰͜͡w⃠

wah Ratih...... bar bar jga..... kasian hasratnya g kesampean.. jahat suaminya.... melalaikan kewajibannya......

2023-12-20

0

🦈υℓιє..✰͜͡w⃠

🦈υℓιє..✰͜͡w⃠

kirain teguh pelakunya.....

2023-12-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!