Bab. 14. Horor

Pernikahan Teguh dan Ratih di gelar dengan meriah. Mbah Paing bahkan sampai mengadakan pesta hingga tujuh hari tujuh malam.

Sebagai seorang paranormal yang sudah menangani orang-orang kaya dan orang penting di seluruh Malang tentu saja tamu-tamu yang datang ke acara nikahan tersebut bukanlah orang-orang sembarangan.

Ratih terlihat begitu cantik saat duduk di pelaminan, begitupun dengan Teguh yang terlihat begitu tampan membuat para wanita begitu iri dengan Ratih yang berhasil menjadi satu-satunya wanita yang akan memilikinya.

Anas tampak sibuk saat hajatan berlangsung. Mbah Paing memang sengaja menjadikannya sebagai Pager bagus yang bertugas menjamu para tamu VIP.

Anas yang kelelahan pun mencuri-curi waktu untuk bisa beristirahat sambil menikmati makanan kecil untuk mengganjal perutnya.

Ia duduk di belakang pelaminan sambil menikmati jajanan pasar yang memang disediakan di belakang pelaminan untuk para tamu.

Karena hari itu sedang rame-ramenya tamu yang datang maka seseorang memanggil Anas untuk segera kembali ke posisinya. Bahkan Teguh sampai turun dari pelaminan dan meninggalkan Ratih seorang diri untuk menemui tamu-tamunya.

Begitupun dengan Mbah Paing wanita tua itu tampak bahagia saat menyambut tamu-tamu VIP yang rata-rata adalah pejabat dan para petinggi di kota Malang. Tidak main-main bahkan para legislatif dan bupati datang ke acara itu.

Dari semua orang yang terlihat begitu sibuk hanya Ratih yang diam termangu menatap keriuhan orang-orang yang begitu bahagia dalam pesta pernikahannya. Sedangkan ia sendiri hanya duduk diam di pelaminan bak sebuah patung yang hanya di pertontonkan tanpa ikut andil dalam acara tersebut.

Bahkan suaminya sendiri tak memperkenalkan ia kepada teman-teman ataupun relasi bisnisnya.

Meskipun begitu Ratih tetap bahagia karena ia akhirnya bisa menikah juga. Padahal dulu ayahnya selalu menolak siapapun yang datang untuk melamarnya. Intinya Rajiman tidak menginginkan anaknya menikah, meskipun Ratih sebenarnya sudah cukup umur untuk menikah. Alasannya klise ia tidak mau suami dan keluarganya akan menelantarkan Ratih saat tahu jika wanita itu memiliki kekurangan yaitu gangguan mental yang akan kumat suatu saat nanti.

Dalam kebisuan tiba-tiba Ratih teringat pesan sang ayah.

"Meskipun bapak tahu kamu itu pengin menikah seperti gadis-gadis lain seumuran kamu yang sudah menikah dan punya anak, tapi kamu tidak bisa menikah dengan sembarangan orang Nduk. Kamu itu berbeda jadi tidak boleh sembarangan menerima calon suami. Bukan bapak tidak mau kamu menikah, hanya saja bapak sedang menunggu orang yang tepat untuk menjadi suami kamu,"

Seketika bola mata Ratih mulai berair saat mendengar ucapan sang ayah. Ia sekarang tahu apa makna kata-katanya itu.

Saat orang-orang tengah bersuka cita menikmati hidangan pesta, ataupun menari bersama para sinden yang memang bertugas menghibur mereka. Ratih justru meremas semua buah-buahan yang ada di sampingnya hingga semuanya hancur.

Entah kenapa tiba-tiba Ratih merasa kesal saat melihat suaminya terbahak-bahak saat sedang menari-nari bersama teman-temannya dan meninggalkannya sendirian.

Mbah Paing yang merasa ada aura hitam dalam acara tersebut segera bangun dari duduknya. Wanita itu berpamitan dengan tamunya dan mulai menatap ke sekelilingnya. Ia menggunakan kekuatan supranaturalnya untuk mencari sumber aura hitam yang mulai mengganggunya.

Tiba-tiba Netranya tertuju kepada Ratih yang tengah berjalan menghampiri suaminya Teguh.

Ia begitu terkejut saat melihat kumpulan aura hitam diatas kepala gadis itu. Memang tidak ada yang bisa melihat pemandangan itu kecuali orang-orang yang memiliki kemampuan supranatural tinggi.

"Bagaimana bisa ia memiliki kekuatan seperti itu, apa itu dari keris sakti yang ada di dalam tubuhnya?". Mbah Paing buru-buru berjalan mendekati menantunya itu.

*Grep!

Ratih langsung reflek menggerakan tangannya menepis telapak tangan Mbah Paing. Wanita tua itu merasakan ada kekuatan besar yang menghantam tubuhnya hingga ia nyaris jatuh ke lantai.

Teguh yang berada tak jauh dari Ratih langsung mendorong tubuh wanita itu dan meraih lengan Mbah Paing.

*Grep!!

Ratih tampak termangu saat melihat sosok pemuda tampan menangkap tubuhnya.

"Maaf Mbak," ucap Anas kemudian melepaskan pelukannya.

"Terimakasih," ucapnya meski datar.

Ratih berdiri sesaat melihat Teguh yang begitu peduli dengan sang Ibu daripada dirinya.

Ada rasa kecewa saat melihat pemandangan itu hingga membuat air matanya lolos membasahi pipinya.

Anas buru-buru mengambil sebuah tisu dan memberikannya kepada Ratih.

"Mbak pasti lapar ya makanya sampai nangis kaya gini," ucap Anak kemudian memberikan tisu kepadanya

"Mbak tinggal bilang saja mau makan apa nanti aku ambilkan," ucap Anas

"Aku mau melati," jawab Ratih

Anas langsung terdiam mendengar jawaban Ratih. Dari sekian banyak makanan di tempat itu kenapa Ia malah memilih melati yang notabene bukan makanan.

"Melati??" kali ini Anas memberanikan diri menatap wajah Ratih.

"Kenapa?" tanya ratih menyeringai

Tentu saja, Anas menjadi serem saat melihat tempat itu.

Terpopuler

Comments

niex

niex

gak sekalian makan kaca mbak?!😁😄

2024-03-17

0

🦈υℓιє..✰͜͡w⃠

🦈υℓιє..✰͜͡w⃠

waduh pen makan melati.... kesurupan nih ratihnyaaaa

2023-12-18

0

🦈υℓιє..✰͜͡w⃠

🦈υℓιє..✰͜͡w⃠

untung ada anas yg nahan supaya g jatuh law gak..... aissh suami kyk gtu tinggalin aja tih

2023-12-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!