Bab 10. Misteri Teguh

Seekor burung gagak hinggap di atas atap rumah Gunawan. Seolah memberi pertanda kematian. Burung itu hanya bertengger sambil mengeluarkan suara khasnya.

Namun tak seorangpun menyadari kedatangannya karena terlalu asyik menikmati musik dangdut yang disuguhkan oleh Gunawan.

Beberapa orang terlihat berjoget sambil memberikan saweran kepada seorang biduan. Sedangkan yang lainnya sibuk menyantap hidangan makan malam yang disediakan oleh tuan rumah. Gunawan sendiri asyik berjoget bersama dengan para pekerjanya. Sedangkan Rusmini terlihat mendampingi sang suami.

Hanya Anas yang tampak duduk di bawah pohon rindang sambil menikmati cahaya rembulan.

Sesekali pemuda itu menyesap kopi hitam sambil mengepulkan asap rokoknya ke Udara. Entah kenapa hatinya begitu gundah dan tak ingin bergabung dengan warga lainnya yang terlihat asyik menikmati hiburan musik dangdut dengan makan makanan yang enak-enak.

Pikirannya tiba-tiba tertuju kepada Ustadz Ali. Entah kenapa tiba-tiba ia teringat pria itu.

Saat ia hendak pergi menemuinya tiba-tiba ia terkejut mendengar teriakan warga yang kaget saat melihat Rusmini tiba-tiba jatuh lunglai ke tanah.

Semua orang langsung tiba-tiba panik saat melihat sang empunya hajat jatuh pingsan saat sedang berjoget dangdut.

Purnomo langsung menggotong tubuh Rusmini menuju ke kamarnya. Sementara itu Gunawan yang panik langsung memerintahkan Anas untuk mencari Teguh.

Anas yang tahu jika Teguh sedang melakukan ritual di sungai buru-buru berlari menuju ke sungai.

Sementara itu perut Rusmini yang sudah mengempis tiba-tiba kembali membusung, membuat wanita itu langsung menjerit-jerit kesakitan. Gunawan Semakin panik saat mengetahui pohon kelor di rumahnya hilang. Ia bahkan memerintahkan Purnomo untuk mencarinya di kamar Anas, namun sayangnya ia tak menemukan apapun di sana.

Seperti pesan Mbah Paing jika pohon kelor itu tidak ada di rumah itu maka serangan santet tumpas kelor akan mengambil korbannya lagi.

Dan kali ini yang jadi korban selanjutnya adalah Rusmini. Wanita itu meninggal setelah perutnya membusung hingga keluar cacing dari dalamnya. Semua warga yang melihatnya menjerit ketakutan dan meninggalkan kediaman Gunawan.

Gunawan tampak terjatuh lemas di lantai saat mengetahui istrinya sudah meninggal.

"Sekarang tinggal giliran mu Gun," ucap Rusmini sebelum menghembuskan nafas terakhirnya

Tentu saja hal itu membuat Gunawan begitu ketakutan. Bagaimana pun ia masih belum mau mati.

Sementara itu Anas seketika menghentikan langkahnya saat melihat anak buah Teguh menggotong seseorang. Mereka kemudian menjatuhkan jasad Ali di depan Teguh.

Lelaki itu tersenyum bahagia saat melihat mayat Ustadz Ali.

"Kita apakah mayat ini?"

"Buang saja ke sungai, dan kalian beritahu warga jika Ali meninggal kerena tak percaya dengan keberadaan Eyang Bromo Sengot penguasa sungai ini, makanya ia seperti ini," terangnya

Anas mengangga mendengar ucapan Teguh, ia tak mengira jika pria itu sudah membunuh Ustadz Ali. Ia pun kemudian mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Daisah istri Ali. Namun wanita itu tak ada di sana.

Ia yakin jika Daisah tidak mengikuti ritual itu.

Melihat ada yang mengetahui Anas ada di sana Teguh pun menyuruh anak buahnya untuk menangkapnya.

Anas yang tak mau mati di tangan anak buah Teguh pun mencari alasan agar bisa lepas dari pria itu.

"Saya tidak mendengar apapun yang sampean bicarakan, intinya saya datang ke sini karena di suruh pak Gunawan untuk memanggil Mas Teguh, Ibu kumat lagi Mas,"

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***