Dugaan

"Aku mau ke pasar untuk membeli keperluan dapur, apa kamu bisa mengantarkan aku ke pasar?"

Meskipun bukan tugas Anas untuk mengantar majikannya ke pasar, namun pria itu tak bisa menolak permintaan Rusmini

"Baik Bu," jawabnya singkat

Ia buru-buru mandi dan segera mengantar sang majikan ke pasar tradisional.

Setibanya di pasar Rusmini meminta Anas untuk membawakan belanjaannya. Ia berkeliling bersama Rusmini mengisi keranjang bawaannya. Di pasar Anas bertemu dengan istri Ustadz Ali yang juga berbelanja keperluan ritual.

"Jeng Rus sudah sehat toh?" tanya Istri Ustadz Ali

"Alhamdulillah jeng saya sudah baikan," jawab Rusmini sumringah

Ia bahkan memamerkan perutnya yang sudah rata kepadanya.

"Syukur Alhamdulillah ya Bu, akhirnya sembuh juga," tukas Daisah

"Mas Teguh itu lebih sakti dari Mbah Paing loh Jeng, buktinya sekali aku dapat sentuh langsung sembuh,"

"Iya Jeng , makanya aku juga lagi minta tolong sama dia buat nyari Aji,"

"Memangnya Aji kenapa?" tanya Rusmini

"Ilang di sungai," jawab Daisah

"Jadi tumbal Bromo Sengot?" tanya Rusmini

"Entahlah, padahal kan kita habis ngadain sedekah lepen, moso dia minta tumbal lagi?"

"Bisa saja Jeng, masih ingat kan kasus setahun lalu dimana hampir tiga anak hilang dalam waktu bersamaan di kali itu?"

Daisah mengangguk pelan. Ingatannya kembali menuntunnya kepada peristiwa tiga tahun lalu.

"Semoga saja anakku bisa selamat," ucapnya menerawang

"Aamiin, percayakan saja sama Mas Teguh. Insya Allah ketemu anak kamu," Rusmini kemudian mengajak Anas pergi meninggalkan Daisah

Selesai berbelanja Rusmini pulang ke rumah dengan gembira.

Siang itu ia sengaja membuat acara syukuran karena sudah sembuh dari penyakitnya.

Gunawan yang begitu sibuk hari itu hanya memperhatikan istrinya dari kejauhan.

Di saat Keluarga Gunawan disibukkan dengan persiapan pesta syukuran kesembuhan istrinya. Justru Ustad Ali dan istri sedang mempersiapkan semua keperluan Ritual untuk menemukan anaknya yang hilang.

"Gak nyangka kalau mau ritual itu harus keluar duit banyak, tapi kok orang-orang kampung itu pada berani melakukan ritual, kaya gini sebulan sekali," ucap Daisah

"Ya begitulah kalau sudah butuh," jawab Ustadz Aji tampak acuh

Lelaki itu tampak memperhatikan sandal yang putranya yang ditemukan di sungai.

"Perasaan Aji gak pernah pakai sandal ini?" lelaki itu kembali memperhatikan sandal itu secara seksama

"Benar, ini bukan sandal Aji. Aku Tak pernah membelikan sandal mahal seperti ini untuknya," imbuhnya

Ali buru-buru bangun dari duduknya dan berjalan pergi.

"Kamu mau kemana Mas?" tanya Daisah

"Ke sungai,"

"Ngopo?"

"Nyari wangsit," jawab Daisah

Setibanya di Sungai ia melihat Teguh dan anak buahnya sedang berbincang-bincang di bantaran Sungai.

Kini rasa penasaran ustadz Ali semakin besar apalagi saat melihat Teguh dan rewangnya menceburkan diri ke sungai.

Mereka kini tampak melakukan mandi di sungai.

"Tidak mungkin mereka mandi setiap hari di sungai. Karena setahuku hanya anak kecil yang suka mandi di sungai,"

Ali tampak mengernyit saat melihat Teguh mulai menebar kembang telon di sungai.

"Memang ada yang tidak beres,"

Ali perlahan menghampiri mereka. Melihat Ali berdiri di bantaran sungai membuat Teguh kaget. Lelaki itu segera membuang sesuatu yang dipegangnya.

"Pak ustadz ngapain di sungai siang-siang gini, apa mau mandi juga?" tanya anak buah Teguh

"Gak Mas, aku lagi nyari angin aja," jawab Ali

Ali kembali menanyakan tentang sandal yang diberikan oleh Teguh.

Teguh tampak kesal saat mengetahui Ali masih tak percaya jika sandal yang ia berikan padanya adalah milik putranya.

"Harusnya Pak Ustadz itu kalau beli sesuatu di Foto terus pajang di rumah biar gak linglung kaya gini. Masa sendal anak sendiri kok gak tahu, lucu!" cibir Teguh

"Ini bukan punya Aji Mas, soalnya mana mampu saya beli sandal mahal kaya gini," jawab Ali

Teguh begitu terkejut saat mengetahui sang Ustadz mengetahui jika sandal yang ditemukannya bukan milik Aji.

"Masa sih ini sendal mahal, emang benar Pak Ustadz gak tahu kalau sendal ini milik puteranya sendiri?" tanya Teguh

"Bener ini bukan punya Aji,"

"Hmm, terus punya siapa kalau bukan punya Aji. Lagian mana mungkin demit salah kasih sendal!" celetuk Teguh

Meskipun Ali masih belum percaya dengan ucapan Teguh, namun tetap saja ia tak bisa menyangkal ucapan dukun muda itu.

Ia pun pulang setelah tak mendapatkan apapun yang diinginkannya.

Setibanya di rumah Ali duduk di beranda rumah sambil memperhatikan Daisah yang t tengah sibuk mempersiapkan semua keperluan ritual. Rasa penasaran membuat Ali kembali memandangi sandal pemberian Teguh.

Berkali-kali ia membolak-balikan sandal itu hingga membuat Dasiah kesal.

"Kamu tuh ngapain sih mas dari tadi mbolak-balik sendal itu terus. Sampai kapanpun tuh sandal gak akan berubah meskipun Mas bolak-balik ampe kiamat. Daripada liatin sandal mendingan bantu istri mu ini biar semuanya cepat selesai!" pekiknya sinis

Ali menghela nafas kasar kemudian menghampirinya.

"Kamu bisa kan nanti melakukan ritual sendirian tanpa aku?" tanya Ali

"Memangnya kamu mau kemana Mas?"

"Ada sesuatu yang mengganjal dan harus aku buktikan sendiri," jawab Ali

"Hmm, jangan sampai membuat Mas Teguh marah lagi Mas. Inget sekarang kita membutuhkan dia untuk menemukan Aji. Meskipun sebenarnya aku juga tidak percaya dengannya,"

"Bukankah ada Allah yang bisa membantu kita menemukan Aji, lalu kenapa kita harus meminta bantuannya?"

Daisah tersenyum sinis menanggapi ucapan sang suami.

"Memang benar jika hanya Allah yang bisa membantu kita menemukan Aji. Tapi untuk saat ini hanya Teguh yang bisa membantu kita menemukan Aji Dengan dengan cepat," dengus Daisah

Wanita empat puluh tahun itu kemudian beranjak dari duduknya menata satu persatu besek yang sudah ia persiapkan.

Meski keduanya tampak beradu argument namun Ustadz Ali tak pernah sedikitpun memarahi istrinya itu.

Saat keduanya selesai merapikan semua sesaji, seorang anak buah Teguh datang menghampiri mereka untuk mengambil sesaji.

Saat sang Istri sudah bersiap meninggalkan kediamannya tiba-tiba Ali justru mengikutinya.

Entah apa yang ia cari, namun Ustadz Ali malah mengikuti salah seorang anak buah Teguh .

Dari kedua anak buah Teguh kenapa satu orang tak mengikuti Teguh ke sungai.

Ali yang memang mencurigai mereka memutuskan untuk mengikuti anak buah Teguh.

Sepertinya yang di khawatir kan sesuatu yang aneh terjadi.

Bukannya membawa sesaji ke sungai, anak buah Teguh justru meletakkan sesaji itu di kediaman majikannya itu.

Ustadz Ali melihat bukan beberapa Sesaji yang dibuat oleh istrinya tergeletak tdi kediaman Teguh.

"Sebenarnya apa yang mereka inginkan, katanya ritual di sungai, tapi kenapa sesajinya ada di sini?"

Tidak lama seorang suruhan Teguh datang dan menyeret Ustadz Aji keluar dari persembunyian.

Terpopuler

Comments

AGhanteng

AGhanteng

Teguh ini asas manfaat dgn pura2 adakan sedekah lepen. Semoga aja Anas bs membantu

2024-01-24

1

me??

me??

heleh ni anak😒 org tuanya emg tau kali sendal anaknya yg mana ogeb!! kan dia yg beli and di liat tiap hari jga, aishh

2024-01-13

0

🦈υℓιє..✰͜͡w⃠

🦈υℓιє..✰͜͡w⃠

kyknya si teguh itu pen makn enak teruss.... dengan alasan inilah itulah yar warga percaya... anak mereka di culik pasti

2023-12-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!